Materi Meneladani Kehidupan Dalam Cerita Pendek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Pengertian cerpen

Pengertian Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan sepenggal
kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta
mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan.

Sedangkan Pengertian Cerpen Menurut Ahli, Jakob Sumardjo (2004: 10) : Cerita pendek
adalah cerita atau narasi (bukan analisa argumentatif) yang fiktif (tidak benar- benar terjadi tapi
bisa terjadi kapan saja dan di mana saja) serta relatif pendek. Dan cerita fiktif yang pendek
berdasarkan realitas tersebut hanya mengandung satu kejadian untuk satu efek bagi pembaca.

Dan menurut wikipedia Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel.
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti
tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih
panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat
tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel
yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam
cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Ciri-ciri cerpen

Untuk membedakan Cerita Pendek (cerpen) dengan novel atau teks lainnya maka kita perlu
mengetahui ciri-cirinya, sehingga berdasarkan ciri-ciri tersebut maka kita akan lebih mudah
menganalisa sebuah teks untuk membedaakan apakah teks itu cerpen atau bukan, bahkan kita
juga akan lebih mudah memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat 

Adapun ciri-ciri dari cerpen secara umum adalah sebagai berikut:

1. Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata ) 


2. Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel. 
3. Ceritanya fiktif dan rekaan 
4. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis 
5. Habis dibaca sekali duduk 
6. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
7. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari 
8. Mengangkat masalah tunggal kehidupan pelaku 
9. Tokoh-tokohnya mengalami konflik sampai pada penyelesaian 
10. Penggunaan kata-katanya (khas) dan mudah dikenal masyarakat 
11. Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan pembaca 
12. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis 
13. Beralur tunggal dan lurus 

Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen

Cerpen juga karakteristiknya dapat dikenal dari bahasa yang digunakan di dalamnya, ciri bahasa

Dari cerpen adalah sebagai berikut:

1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga
kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau
perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai
contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan
dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam
percakapan di dalam cerpen
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit,
memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
5. Bahasa yang digunakan  tidak baku dan tidak formal.
6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan maupun
perulangan.

Struktur isi dari Cerpen


Untuk lebih memahami isi sebuah cerpen maka kita perlu mengetahui struktur isi yang biasa
dilibatkan dalam sebuah cerpen, sebagai berikut:
1. Abstrak: ringkasan/inti cerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional boleh di libatkan
atau tidak, tidak jadi masalah
2. Orientasi: pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik
pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan
suasana dalam cerita.
3. Komplikasi: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita,  masalah mulai timbul
karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks
4. Evaluasi: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada
klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
5. Resolusi: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh atau pelaku.
6. Koda: pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini sifatnya opsional
boleh dilibatkan atau pun tidak

Unsur Intrinsik dan ektrinsik cerpen

Unsur Intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam yang
mewujudkan struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada
diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. 

Jadi secara singkat unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam teks cerpen sedangkan
unsur ektrinsik adalah unsur yang terdapat diluar teks cerpen.
Unsur intrinsik cerpen
Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita atau plot, latar,
penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tema cerita

Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema merupakan suatu
gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan,
Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan
hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. 

2. Alur Cerita atau plot


Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan
bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-
unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi
urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Alur dibedakan menjadi tiga yaitu
alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

Alur merupakan urutan peristiwa yang membangun keseluruhan cerita. Tahapan alur adalah
sebagai berikut.
a. Tahapan pengenalan situasi cerita, berupa pengenalan tokoh, latar, dan sebagainya.
b. Tahapan pemunculan masalah (konflik).
c. Tahapan peningkatan/perkembangan konflik.
d. Tahapan puncak konflik (klimaks)
e. Tahapan penyelesaian konflik.
3. Penokohan

Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak
dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian
yang hampir sama. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita

Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan
bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan
dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

4. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa
didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya
sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya
sastra seperti misalnya:

a. Latar Tempat, Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-
tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b. Latar Waktu, Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut
biasanya dihubungkan dengan waktu
c. Latar Sosial, Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara
kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup
kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana
pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan
pengarang dalam bercerita: 

a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku
atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak
sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang
ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah
mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu).
Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba
tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
Unsur Ektrinsik Cerpen

Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ektrinsik atau unsur -unsur
yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya
selalu menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang
terkandung di dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat. 

Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang  masyarakat


Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di
dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu
sendiri.

Diantara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen adalah;

a. Ideologi suatu negara, konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui hasil karya
sastra, diantaranya cerpen. Setiap negara yang mempunyai ideologi yang berbeda akan
melahirkan hasil karya sastra yang berbeda pula.
b. Kondisi politik suatu negara, konsisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat
mempengaruhi hasil sebuah karya sastra, semisal cerpen. Misalnya, pergolakan konsisi
polikit dalam suatu waktu akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra. 
c. Kondisi ekonomi suatu negara, kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara juga
akan ikut berpengaruh terhadap hasil dari sebuah karya sastra termasuk karya sastra
cerpen.
d. Konsisi sosial suatu negara, Selain kondisi ideologi, politik dan perekonomian suatu
negara, kondisi sosial juga akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.

2. Biaografi pengarang atau latar belakang penulis

Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri
yang memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang
penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

a. Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap
penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap
gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-
karyanya.
b. Riwayat hidup sang penulis,  Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang
penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut
pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman
hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus
seorang penulis cerpen.
c. Kondisi psikologis, Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis
ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang
ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan
membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.

3. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

Unsur ektrinsik yang ke 3 yang terdapat di dalam sebuah cerpen adalah nilai-nilai yang
terkandung di dalam cerpen itu sendiri yang meliputi:

a. Nilai moral, Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan
dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai
moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.
b. Nilai budaya, Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai
kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang berlaku.
c.  Nilai agama, Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung
di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama.
d. Nilai sosial, Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh
yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

Langkah-langkah menulis cerpen

Agar anda mampu memproduksi sebuah cerpen maka anda harus menggunakan pendekatan
khusus berupa langkah-langkah dalam menulis cerpen, sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan) dan menentukan tema 

Melakukan observasi (pengamatan, penelitian, mengungkap pengalaman) dapat memunculkan


tema tertentu. Rumusan tema kadang-kadang membutuhkan penjabaran melalui observasi. Jadi
observasi dan tema bisa saling melengkapi. Observasi dapat dilakukan dengan melihat suatu
peristiwa, mendengar cerita orang lain, atau pengalaman pribadi. 

2. Menentukan latar , tokoh ,sudut pandang, dan konflik 

Menentukan latar,tokoh,konflik dan sudut pandang dalam cerpen yang akan ditulis berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan.

3. Menyusun peristiwa-peristiwa 
Menyusun peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan dalam rangkaian alur yang dimainkan
dalam latar tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut memuat konflik yang dialami oleh tokoh dalam
cerpen. 

4. Memilih kata-kata 

Mengembangkan peristiwa menjadi cerpen dengan pilihan kata yang menarik. Pilihan kata yang
digunakan dapat menggunakan kata-kata dari bahasa daerah, bahasa asing , dan bahasa gaya
remaja.
Fungsi Sastra dalam Cerpen

Adapun di dalam cerita pendek terdapat fungsi sastra yang tergolong dalam 5 jenis, yaitu:

1. Fungsi rekreatif: memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembaca nya.
2. Fungsi didaktif: mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan yang ada didalamnya.
3. Fungsi estetis: memberikan keindahan bagi para pembaca nya.
4. Fungsi moralitas: mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya dapat
mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi diri nya.
5. Fungsi relegiusitas: mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para
pembaca nya.

Anda mungkin juga menyukai