Contoh Makalah Asi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR KLINIK KEBIDANAN

“ASI EKSKLUSIF”

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

1. ANDINA HAFIIZHAHARANI (1915401051)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ASI dan Kepentingannya”. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak. 

Adapun makalah tentang Asi dan Kepentingannya ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ini tentang ASI dan Kepentingannya ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Bandar Lampung, 18 Maret 2020

 Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang ...................................................................................................................4

1.2  Rumusan Masalah ..............................................................................................................4

1.3  Tujuan .................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Definisi ASI .....................................................................................................................6   

2.2  Pengelompokan ASI .........................................................................................................6

2.3  Faktor yang mempengaruhi produksi ASI ........................................................................7

2.4  Fisiologi pengeluaran ASI .................................................................................................9

2.5  Komposisi ASI .................................................................................................................10

2.6  Manfaat ASI .....................................................................................................................12

2.7  Peran ASI Pada Kecerdasan Anak ...................................................................................13

2.8  Hebatnya kandungan ASI ................................................................................................14

2.9  Dahsyatnya manfaat ASI ..................................................................................................16

2.10 Keunggulan ASI daripada susu formula..........................................................................19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................22

3.2 Saran ..................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas
tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak,
menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Di Indonesia masalah gizi buruk
hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini,
di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak ditemukan  pada bayi dan anak
yang masih kecil. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu
banyak ibu yang melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak
sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko besar
terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi dengan berat badang
normal.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI.  Namun,
banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu  formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik
untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi. Tetapi
banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya
memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang
bayi.

1.2   Rumusan Masalah

a.       Apa definisi ASI ?

b.      Apa saja pengelompokan ASI ?

c.       Apa faktor yang mempengaruhi produksi ASI ?

d.      Bagaimana fisiologi pengeluaran ASI ?

4
e.       Apa komposisi ASI ?

f.       Apa manfaat ASI ?

g.      Apa peran ASI Pada Kecerdasan Anak ?

h.      Apa hebatnya kandungan ASI ?

i.        Apa dahsyatnya manfaat ASI ?

j.        Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula ?

1.3    Tujuan

a.       Untuk mengetahui definisi ASI ?

b.      Untuk mengetahui pengelompokan ASI ?

c.       Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi ASI ?

d.      Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI ?

e.       Untuk mengetahui komposisi ASI ?

f.       Untuk mengetahui manfaat ASI ?

g.      Untuk mengetahui peran ASI pada kecerdasan anak ?

h.      Untuk mengetahui hebatnya kandungan ASI ?

i.        Untuk mengetahui dahsyatnya manfaat ASI ?

j.        Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Definisi ASI

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik
bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf
(Yahya, 2007).

ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah.
(Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI  Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
zat makanan (Hubertin, 2004).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono,
2005).

2.2  Pengelompokan ASI

ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a.       ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh
kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk

6
mengeluarkan “meconium” yaitu air  ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi
saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.

b.      ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.

c.       ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya.

2.3  Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada  stimulasi pada kelenjar
payudara terutama pada minggu pertama laktasi.  Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
ASI antara lain :

1.    Frekuensi Penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi


ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama  bulan pertama
setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi  prematur belum dapat menyusu
(Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN,  1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan
bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 
minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang  cukup (de
Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini  direkomendasikan
penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal  setelah melahirkan. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan  stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2.    Berat Lahir

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.  Hal ini berkaitan
dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan  dibanding bayi yang lebih
besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat  erat berhubungan dengan kekuatan
mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik  yang besar dibanding bayi yang mendapat
formula. De Carvalho (1982) menemukan  hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi
dan lama menyusui selama 14
hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan 
mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). 
Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama  penyusuan

7
yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan  mempengaruhi stimulasi
hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

3.    Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan  bayi yang lahir
prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan  tidak mampu mengisap
secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada  bayi yang lahir tidak prematur.
Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur  dapat disebabkan berat badan yang
rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4.    Umur dan Paritas

Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan  produksi ASI yang
diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (1985)  dalam ACC/SCN (1991)
menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan  gizi baik, intik ASI mencukupi
berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari  25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih
dari satu kali, produksi ASI pada hari  keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu
yang melahirkan pertama kali  (Zuppa et al, 1989 dalam ACC/SCN, 1991), meskipun oleh
Butte et al (1984) dan  Dewey et al (1986) dalam ACC/SCN, (1991) secara statistik tidak
terdapat  hubungan nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang gizi baik.

5.    Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi  produksi ASI
karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan  berlangsung baik pada ibu
yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut  diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya  kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
Penyakit infeksi baik yang
kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

6.    Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon  prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan  adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi  Lyon,(1983); Matheson, (1989)
menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan  penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung. Meskipun  demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi

8
ibu perokok yang masih
menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak  perokok
dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai  insiden sakit
perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa  ibu yang merokok
lebih dari 15 batang   rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50%  lebih rendah pada hari
pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan  yang tidak merokok.

7.    Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan  dengan penurunan
volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986  dalam ACC/SCN, 1991),
sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka  tidak ada dampak terhadap volume
ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives,  1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan
hal ini WHO merekomendasikan pil  progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil
kontrasepsi.

2.4  Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan
mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun
berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain.
Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan
pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).

Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi
perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya
proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya
peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron.
Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu
keluar cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen
dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas
dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup
tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009).

Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta,
sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh

9
estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air
susu ibu (Maryunani, 2009).

Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun
mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada
payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau
pengaruh psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-
obatan. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan:
ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008).

ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada
dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang
produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini
akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus
untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI
tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).

Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini yaitu pada saat
ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk
meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat refleks ”letdown/pelepasan ASI
yaitu stress seperti keadaan bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak
pasti atau merasakan nyeri.

Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat
lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh
karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi
Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan
makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari
pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus
ke bentuk semula (Maryunani, 2009)

2.5  Komposisi ASI

Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi
lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:

1.      Kolostrum

10
Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang
tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.

2.      Protein

Protein dalan ASI  berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang mudah
di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.

3.      Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi yang
sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih
banyak menderita penyakit koroner usia muda.

4.      Laktosa

Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber   energi meninggkatkan


absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.

5.      Zat Besi

Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang kekurangan
zat besi.

6.      Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam
maturasi otak bayi.

7.      Laktobacilus

Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering


menyebabkan diare pada bayi.

8.      Laktoferin.

Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines,
serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.

9.      Lizozim

11
Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan maloklusi
atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot.

2.6  Manfaat ASI

Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan
negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut :

1.      Untuk Bayi

Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia
sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan
ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit
serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak
mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning,
pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI
merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat
penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan
mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9
poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).

2.      Untuk Ibu

Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa
prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul
dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui
bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu,
karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu
bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu
formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat
memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).

3.      Untuk Keluarga

12
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta
peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika
bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu
tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika
bepergian ( Roesli, 2005 ).

4.      Untuk Masyarakat dan Negara

Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya,
bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah
bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat
menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi
(Dwi Sunar, 2009 ).

2.7  Peran ASI pada Kecerdasan Anak

Komposisi ASI dan berbagai factor pertumbuhan yang ada didalam ASI sangat menentukan
proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan manajemen pemberiannya. ASI mengandung taurin dari gugus protein
sebagai bahan pokok pertumbuhan sel otak dan lemak dengan rantai panjang, seperti omega
-3, -6, dan DHA sebagai bahan kedua pembentuk sel saraf otak. Kedua nutrisi ini sangat
sedikit kandungannya pada susu buatan. Laktosa menghasilkan galaktosa sebagai sumber
makanan pada pertumbuhan sel saraf otak sehingga jaringan serabut saraf otak dapat tumbuh
dan berkembang seoptimal mungkin bahkan dapat menggantikan kekurangan pertumbuhan
selam masa dalam kandungan. Karena pada masa ini masih berlangsung hiperplasi kedua
jaringan otak.

Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sejak masa janin sampai usia balita
merupakan masa kritis yang tidak dapat diganti oleh kesempatan lain. Pada kurun
waktutersebut terjadi perkembangan dan peryumbuhan sel-sel otak yang cepat sekali yang
akan menentukan kualitas otak pada masa dewasa nanti.Inteligansia atau tingkat kecerdasan
selain ditentukan oleh kondisi gizi juga dipengaruhi oleh genetic (unsure pembawaaan sifat
keturunan) dan mempengaruhi faktor lingkungan. Faktor penentu intelegensia di atas yang
dapat diusahakan oleh manusia agar mendapat tingkat kecerdasan yang optimal adalah faktor
gizi dan lingkungan. Dengan mempelajari dan mengetahui jenis dan susunan makanan (gizi)

13
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel otak serta kapan nutrisi itu
sangat dibutuhkan, ibu dan bidan dapat melakukan intervensi dari luar terhadap kecerdasa
seorang anak. Intervensi dari luar ini dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan
kebutuhan zat pembentuk sel yang semuanya harus tersedia cukup dan dalam waktu yang
tepat. Dan kebutuhan ini sebenarnya telah dipenuhi oleh ASI.

2.8  Hebatnya Kandungan ASI

a.       ASI Kaya Akan Zat Penting

Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI
tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang
dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius,
vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran
dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan
dengan susu apapun.

b.      Enzym Lipase

Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase
sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula memang ada AA dan
DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-
9 bulan.

c.       ASI mengandung antibodi

       ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh seorang ibu.
Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit, selain itu juga
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Karena ASI memiliki banyak keunggulan
kandugan zat-zat penting yang terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang
dengan optimal. ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun sang
bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang bayi, semakin baik
sistim imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau
sistim kekebalan tubuh yang jauh lebih baik.

       ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung


banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan

14
penyakit.Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan
kolostrum yang keluar di awal-awal bayi menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu
mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.

d.       Sel makrofag

Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi
bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositiknya, sel makrofag juga memproduksi
lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1, serta enzim lainnya. Makrofag ASI
dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi dengan menggunakan enzim yang
diproduksinya.

e.        Antioksidan dalam ASI

Seperti tokoferol-α, karotin-β juga merupakan faktor anti inflamasi. Air susu ibu mengandung
faktor pertumbuhan epitel yang merangsang maturasi hambatan (barrier) gastrointestinal
sehingga dapat menghambat penetrasi mikroorganisme maupun makromolekul. Fraksi asam
ASI mempunyai aktivitas antiviral. Diperkirakan monogliserida dan asam lemak tak jenuh
yang ada pada fraksi ini dapat merusak sampul virus.

f.    Faktor antistafilokok

Dalam ASI terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus yang dinamakan faktor
antistafilokok dan komponen yang menyerupai gangliosid yang dapat menghambat E.
coli dan mengikat toksin kolera dan endotoksin yang menyebabkan diare.

g.      Limfosit T

Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan mempunyai
fenotip CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI responsif terhadap
antigen K1 yang ada pada kapsul E. coli tetapi tidak responsif terhadap Candida albicans. Sel
limfosit T ASI, merupakan subpopulasi T unik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
sistem imun lokal. Sel T ASI juga dapat mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke
bayi yang disusuinya. Hal ini diperkirakan melalui limfokin yang dilepaskan sel T ASI yang
menstimulasi sistem imun selular bayi. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding
mukosa usus.

15
h.      Mencegah Alergi

Selain sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme, ASI juga dapat mencegah terjadinya
penyakit alergi, terutama alergi terhadap makanan seperti susu sapi. Dengan menunda
pemberian susu sapi dan makanan padat pada bayi yang lahir dari orang tua dengan riwayat
alergi sampai bayi berumur 6 bulan, yaitu umur saat barier mukosa gastrointestinal bayi
dianggap sudah matur, maka timbulnya alergi makanan pada bayi dapat dicegah.

2.9  Dahsyatnya Manfaat ASI

1.      Memperbaiki Saluran Cerna

Penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam
ususnya yang berarti membantu penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. yang
akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Menurut peneliti dari Duke University
Medical Center, manfaat tersebut tidak bisa didapatkan dari susu formula. Mereka melakukan
penelitian dengan menumbuhkan dua strain bakteri E.coli dalam contoh ASI, susu formula
bayi (baik susu kedelai atau sapi), serta susu sapi. Bakteri tersebut kemudian mulai berbiak
dan berlipat ganda, tetapi ada perbedaan pada cara mereka bertumbuh. Pada contoh ASI,
bakteri itu saling menempel dalam bentuk lapisan biofilm, yakni menjadi lapisan tipis yang
berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme berbahaya dan infeksi. Bakteri dalam susu
formula dan susu sapi tumbuh sebagai organisme individual yang tidak membentuk lapisan
biofilm.

2.      Mencegah Kecemasan dan gelisah

Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya,
mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” kata Dr Scott Montgomery, ahli epidemiologi
di Karolinska Institute Swedia, seperti dikutip reuters. ASI mengandung banyak nutrisi,
hormon, enzim, untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang diturunkan ibunya ke bayi.
Penelitian tersebut juga menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi, penyakit pernapasan
dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga bisa terhindar dari pendarahan setelah
melahirkan. Montgomery dan timnya meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi
ASI dan yang diberi susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orangtuanya.
Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka dimonitor sejak lahir sampai
masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai tentang tingkat kegelisahan anak-anak
tersebut dalam skala 0-50. Ternyata anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi

16
masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti
belum mengetahui kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan sementara,
anak-anak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui mereka merasa mendapat
kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu saat menyusui juga menenangkan bayi.
Selain itu menyusui juga berpengaruh terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres.

3.      Pencegahan Terhadap HIV AIDS

Riset terbaru mengungkapkan, para peneliti telah mengisolasi antibodi dalam ASI yang dapat
melindungi bayi dari ancaman virus HIV. Peneliti mengatakan, hanya satu dari sepuluh orang
wanita yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus tersebut kepada bayi yang
dikandungnya. Temuan ini dipublikasikan dalam PLoS One. Beberapa penelitian sebelumnya
mengindikasikan, pemberian ASI secara eksklusif oleh perempuan yang terinfeksi HIV tidak
akan mengurangi perkembangan AIDS atau jenis penyakit lainnya pada bayi. Meski CDC
tidak merekomendasikan pemberian ASI, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap
mendorong para ibu yang terinfeksi virus HIV untuk menyusui bayi mereka sambil tetap
menggunakan obat antiretroviral untuk mencegah penularan virus HIV ke bayi. Pasalnya,
tanpa nutrisi dan faktor imun yang terdapat pada ASI, akan banyak bayi yang meninggal
akibat diare berat, gangguan pernapasan serta penyakit lainnya

4.      Rasa nyaman

Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat
membantu menenangkan kolik atau bayi yang sedang tumbuh gigi dan membantu membuat
bayi tertidur setelah makan.

5.      Perkembangan otak dan kecerdasan

Menyusui membantu perkembangan otak. Bayi yang diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi
Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru,
tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil
tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah.
Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI
lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang
berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson.

17
Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna
menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi

6.  ASI Lebih Higenis Dibandingkan dengan Susu Lain

Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang tersimpan
dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk
kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng,
keduannya memerlukan alat bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi.
Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan
memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu tersebut tercemar dengan
senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar, air yang digunakan belum tentu
streril dan yang penting botol dot yang digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu
bebas dari kuman.

7.  ASI Menjadi Pelindung yang Baik

ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau insiden seperti
kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare , infeksi telinga dan lain-lain.

8.  DHA dan AA

ASI mengandung nutrisi yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara
lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina,
kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan
stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan
memori.

9.  Pembuluh Darah

Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang
mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan
sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami
penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi
jantung.

10.  Menurunkan berat badan Ibu

18
Cara paling mudah untuk menurunkan berat badan! Menyusui membakar ekstra kalori
sebanyak 200-250 per hari. Biarkan wanita lain berkeringat di tempat senam, semua yang
perlu Anda lakukan adalah berpelukan dengan bayi Anda.

11.  Hemat biaya

Tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Lebih praktis saat berpergian
karena tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan segala macamnya. Bayi yang sehat
karena diberi ASI dapat menghemat biaya kesehatan dan mengurangi kekhawatiran
keluargaBiaya untuk susu formula selama seminggu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Dan
biaya selama setahun untuk susu formula mencapai lebih dari jutaan rupiah . Dan lebih dari
itu Anda harus membeli perlengkapan seperti dot, botol dan peralatan sejenisnya kemudian
Anda harus menjaga barang-barang tersebut tetap bersih.

12.  Mencegah Perdarahan

Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim dan
mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim
ke posisi semula.

2.10          Keunggulan ASI daripada Susu Formula

Perbedaan ASI Susu Formula

Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, antara Tidak seluruh zat gizi yang
lain:faktor pembentuk sel-sel otak, terkandung di dalamnya dapat
terutama DHA, dalam kadar tinggi. diserap oleh tubuh bayi.
ASI juga mengandung whey (protein Misalnya, protein susu sapi
utama dari susu yang berbentuk cair) tidak mudah diserap karena
lebih banyak daripada kasein (protein mengandung lebih banyak
utama dari susu yang berbentuk casein. Perbandingan whey:
gumpalan) dengan perbandingan casein susu sapi adalah 20:80.
65:35.

Nutrisi Mengandung imunoglobulin dan kaya Protein yang dikandung oleh


akan DHA (asam lemak tidak polar susu formula berguna bagi bayi
yang berikat banyak) yang dapat lembu tapi kegunaan bagi
membantu bayi menahan infeksi serta manusia sangat terbatas
membantu perkembangan otak dan lagipula immunoglobulin dan
selaput mata. gizi yang ditambah di susu
formula yang telah disterilkan

19
bisa berkurang ataupun hilang.

Pencernaan Protein ASI adalah sejenis protein yang Tidak mudah dicerna:
lebih mudah dicerna selain itu ada serangkaian proses produksi di
sejenis unsur lemak ASI yang mudah pabrik mengakibatkan enzim-
diserap dan digunakan oleh bayi. enzim pencernaan tidak
Unsur elektronik dan zat besi yang berfungsi. Akibatnya lebih
dikandung ASI lebih rendah dari susu banyak sisa pencernaan yang
formula tetapi daya serap dan guna dihasilkan dari proses
lebih tinggi yang dapat memperkecil metabolisme yang membuat
beban ginjal bayi. Selain itu ASI ginjal bayi harus bekerja keras.
mudah dicerna bayi karena Susu formula tidak
mengandung enzim-enzim yang dapat mengandung posporlipid
membantu proses pencernaan antara ditambah mengandung protein
lain lipase (untuk menguraikan lemak), yang tidak mudah dicerna yang
amilase (untuk menguraikan bisa membentuk sepotong susu
karbohidrat) dan protease (untuk yang membeku sehingga
menguraikan protein). berhenti di perut lebih lama
oleh karena itu taji bayi lebih
kental dan keras yang dapat
menyebabkan susah BAB dan
membuat bayi tidak nyaman.

Kebutuhan Dapat memajukan pendirian hubungan Kekurangan menghisap


ibu dan anak. ASI adalah makanan payudara: mudah menolak ASI
bayi, dapat memenuhi kebutuhan bayi, yang menyebabkan kesusahan
memberikan rasa aman kepada bayi bayi menyesuaikan diri atau
yang dapat mendorong kemampuan makan terlalu banyak, tidak
adaptasi bayi. sesuai dengan prinsip
kebutuhan.

Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya alat- Biaya lebih mahal: karena
alat, makanan, dll yang berhubungan menggunakan alat,makanan,
dengan pemeliharaan, mengurangi pelayanan kesehatan, dll. Untuk
beban perekonomian keluarga. memelihara sapi. Biaya ini
sangat subjektif yang menjadi
beban keluarga.

Kebersihan ASI boleh langsung diminum jadi bias Polusi dan infeksi:
menghindari penyucian botol susu pertumbuhan bakteri di dalam
yang tidak benar ataupun hal makanan buatan sangat cepat
kebersihan lain yang disebabkan oleh apalagi di dalam botol susu
penyucian tangan yang tidak bersih yang hangat biarpun makanan
oleh ibu. Dapat menghindari bahaya yang dimakan bayi adalah
karena pembuatan dan penyimpanan makanan bersih akan tetapi

20
susu yang tidak benar. karena tidak mengandung anti
infeksi, bayi akan mudah
mencret atau kena penularan
lainnya.

Ekonomis Tidak perlu disterilkan atau lebih Penyusuan susu formula dan
mudah dibawa keluar, lebih mudah alat yang cukup untuk
diminum, minuman yang paling segar menyeduh susu.
dan suhu minuman yang paling tepat
untuk bayi.

Penampilan Bayi mesti menggerakkan mulut untuk Penyusuan susu formula


menghisap ASI, hal ini dapat membuat dengan botol susu akan
gigi bayi menjadi kuat dan wajah mengakibatkan penyedotan
menjadi cantik. yang tidak puas lalu menyedot
terus yang dapat menambah
beban ginjal dan kemungkinan
menjadi gemuk.

Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat Bagi bayi yang alergiterhadap
menghindari alergi karena susu susu formula tidak dapat
formula seperti mencret, muntah, menghindari mencret,
infeksi saluran pernapasan, asma, muntah,infeksi saluran napas,
bintik-bintik, pertumbuhan terganggu asma, kemerahan, pertumbuhan
dan gejala lainnya. terganggu dan gejala lainnya
yang disebabkan oleh susu
formula.

Kebaikan Dapat membantu kontraksi rahim ibu, Tidak dapat membantu


bagi ibu lebih lambat datang bulan sehabis kontraksi rahim yang dapat
melahirkan sehingga dapat ber-KB membantu pengembalian tubuh
alami. Selain itu dapat menghabiskan ibu jadi rahim perlu dielus
kalori yang berguna untuk sendiri oleh ibu. Tidak dapat
pengembalian postur tubuh ibu. memperlambat waktu datang
Berdasarkan biodata statistik, ibu yang bulan yang dapat menghasilkan
menyusui ASI lebih rendah cara KB alami. Berdasarkan
kemungkinan menderita kanker biodata statistik, ibu yang
payudara, kanker rahim dan keropos menyusui susu formula lebih
tulang. tinggi kemungkinan menderita
kanker payudara.

21
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama, utama dan
terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI  Eksklusif menurut WHO adalah pemberian
ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan
tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan. Menyusui bayi
dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai
makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung
enzim pencernaan.

Komposisi ASI dan berbagai factor pertumbuhan yang ada didalam ASI sangat menentukan
proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan manajemen pemberiannya. Dengan mempelajari dan mengetahui jenis
dan susunan makanan (gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel
otak serta kapan nutrisi itu sangat dibutuhkan, ibu dan bidan dapat melakukan intervensi dari
luar terhadap kecerdasa seorang anak. Intervensi dari luar ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan asupan kebutuhan zat pembentuk sel yang semuanya harus tersedia cukup dan
dalam waktu yang tepat. Dan kebutuhan ini sebenarnya telah dipenuhi oleh ASI.

3.2    Saran

1.      Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk  pertumbuhan dan


perkembangan bayi selama 6 bulan.

2.      Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki
semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi.

3.      Untuk tenaga kesehatan sebaiknya meningkatkan peranan untuk penyuluhan kesehatan


baikdi rumah sakit, klinik bersalin, posyandu dan pada masyarakat khusunya ibu hamil
tentang ASI dan menyusui.

22
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Anton . 2008 . ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui . Yogyakarta : Banyu Medika.

Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku kedokteran ECG.

Anonim. 2014. Makalah ASI (http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/ fungsi-asi)  

Anonim. 2014. ASI (http://blogspot.com/2010/02/03/ pengertian-asi-


eksklusif/http://netsains.com/2009/07/rahasia-di-balik-keajaiban-asi/print/)

Anonim. 2014. Makalah ASI
dan Peranannya (http://www.google.com/ 2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/) 

23

Anda mungkin juga menyukai