LAPORAN PENDAMPINGAN Inang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAMPINGAN

MONITORING TANAMAN JAGUNG DI DESA KORE KECAMATAN SANGGAR

KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT

Oleh

Inang Fitriani Ramadhani

PROGRAM STUDI..........................................

JURUSAN...................................................

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Monitoring Tanaman Jagung di Desa Kore Kecamatan

Sanggar Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

Nama : Inang Fitriani Ramadhani

NIRM :

Program Studi :

Jurusan :

Menyetujui:

Pembimbing Internal

..................................

NIP.

Mengetahui:

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

................................ ..................................

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Pendampingan yang berjudul “Monitoring Tanaman Jagung Di Desa Kore

Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat”.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh

perkuliahan pada Program Studi Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian

Malang. Selama penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis memberikan penghargaan

dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan dukungan

selama pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan bimbingan

lebih lanjut untuk kesempurnaan laporan ini.

Bima, 2020

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL...................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................10
BAB III METODE PENDAMPINGAN..................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
LAMPIRAN......................................................................................................... 20
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional.

Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan,

penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa negara,

penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan

pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.

Pada sektor pertanian, prioritas pembangunan pertanian dewasa ini

adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas

dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan

kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Oleh karena itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan

salah satu tujuan utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan

perkembangan agribisnis daerah yang berdaya saing sesuai dengan

keunggulan komparatif masing-masing daerah, berkelanjutan, berkeadilan

dan demokrasi.

Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya

merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan

ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan

aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju

tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan. Pembangunan

pertanian ke depan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih

besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan

kerja, serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang terjadi sebagai


dampak dari globalisasi . Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia pertanian

yang berkualitas dan handal untuk mampu membangun usaha tani yang

berdaya guna dan berdaya saing. Salah satu upaya untuk meningkatkan

SDM pertanian, salah satunya adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan serta merubah sikap dan perilaku petani beserta

keluarganya dari tradisional menjadi dinamis rasional. Agar tujuan tersebut

dapat dicapai maka perlu digiatkan pelatihan dan programpenyuluhan yang

dilakukan oleh penyuluh pertanian untuk masyarakat petani.

Penyuluhan pertanian berperan penting bagi pembangunan

pertanian, sebab penyuluhan merupakan salah satu upaya pemberdayaan

petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan produktivitas,

pendapatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan

pertanian harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani

dan pelaku usaha pertanian lainnya melalui pendekatan partisipatif.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui dan memonitoring kegiatan usaha tani pada kelompok petani

jagung di Desa Kore Kecamatan Sanggar

2. Mengetahui dan memonitoring potensi unggulan pada kelompok petani

jagung di Desa Kore Kecamatan Sanggar

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui dan memonitoring kegiatan usaha tani pada kelompok

petani jagung di Desa Kore Kecamatan Sanggar

2. Bagi Kelompok Petani

Mendapatkan informasi yang diberikan melalui penyuluhan pertanian


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB III

METODE PENDAMPINGAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Lokasi Pendampingan adalah di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten

Bima mulai dari bulan Juni 2020

3.2 Metode Pendampingan

1. Pengumpulan Data Primer

Teknik wawancara petani adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji

sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga

petani yang disusun dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara

ini sifatnya semi terbuka karena hanya merupakan bahan acuan

wawancara. Yang dapat dirubah dan disesuaikan proses diskusi untuk

mencapai tujuan kajian.

a. Wawancara individu

 Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian

dengan sumber informasi khusus. Informasi kunci adalah orang

yang dianggap pengalaman dan memiliki pengalaman luas

mengenai sesuatu yang terkait dengan keadaan di masyarakat

tersebut baik sosial, ekonomi, budaya maupun yang lainnya.

 Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat

dianggap mewakili kelompok masyarakat tertentu misalnya ketua

kelompok tani/poktan/gapoktan, petani buruh, tuan tanah, hasil

tersebut disebut profil perorangan.


b. Wawancara keluarga / rumah tangga petani

 Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai

aspek kehidupan keluarga petani, hasilnya disebut profil keluarga

petani.

 Yang disebut keluarga adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak)

atau keluarga besar. Rumah tangga adalah unit pengelolaan

perekonomian di dalam keluarga

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk

mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah

ada. Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data

pendukung untuk penyuluhan agribisnis antara lain : Data agroklimat

wilayah, Batas wilayah, Kependudukan, Kelembagaan formal dan non

formal yang ada di wilayah, Tata guna lahan, Jenis usaha masyarakat,

Tingkat pendidikan rata-rata, Sarana dan prasarana di wilayah, Teknologi

yang diterapkan, Data produksi, luas areal usaha tani, jumlah ternak dan

komoditi utama yang dikembangkan di wilayah. Jenis data yang dilakukan

identifikasi dengan menggunakan metode wawancara, adalah sebagai

berikut :

a. Data sumberdaya manusia (SDM)

 Data penduduk berdasarkan umur, agama, pendidikan, jenis

kelamin, dan mata pencaharian

 Data kelembagaan meliputi : lembaga pemerintah, lembaga

agama, lembaga adat, lembaga sosial, dan lembaga

kelompoktani.

b. Data sumber daya alam (SDA)


 Karakteristik tanah

 Data curah hujan 5 tahun terakhir

 Data luas wilayah berdasarkan penggunaan meliputi : bangunan

dan pekarangan, luas tanaman pangan dan hortikultura, luas

tanaman perkebunan, luas kehutanan, dan luas padang rumput

 Data populasi tanaman pangan dan hortikultura, tanaman

perkebunan, dan populasi ternak


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Pendampingan

A. Gambaran Umum Lokasi Pendampingan

Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

NTB dengan luas wilayah mencapai 22% dari total luas Provinsi.

Kabupaten Bima memiliki luas wilayah daratan sebesar 4.016,13 km2 dan

luas wilayah perairan laut seluas 3.760,33 km 2 dengan panjang garis

pantai sebesar 687,43 km2. Proporsi luas perairan laut Kabupaten Bima

37,71% dari luas wilayah perairan laut Pulau Sumbawa 9.970,96 km 2 atau

29.26% dari luas wilayah perairan laut Propinsi Nusa Tenggara Barat

12.852,14 km2.

Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian

timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling timur dari 8

(delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota yang ada di Propinsi Nusa

Tenggara Barat. Secara geografis terletak pada:

 Barat – Timur : 1180 44’ – 1190 22’ Bujur Timur

 Utara – Selatan : 080 08’ – 08 057’ Lintang Selatan

Adapun wilayah administrasi Kabupaten Bima terbagi atas 18

kecamatan, 191 Desa, 617 Dusun, 1.034 Rukun Warga (RW) dan 2.442

Rukun Tetangga (RT). Kecamatan Tambora merupakan Kecamatan


paling luas wilayahnya yaitu 627,82 ha atau sebesar 14,30%, sedangkan

Kecamatan yang paling sempit wilayahnya yaitu Kecamatan Belo dengan

luas wilayah sebesar 44,76 ha atau 1,02% dari luas wilayah Kabupaten

Bima.

Lokasi Pendampingan terletak di Desa Kore. Desa Kore

merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Bima, tepatnya

terletak di Kecamatan Sanggar dengan luas wilayah 477.89 km2.

Penduduk Desa Kore sebagian besar bekerja di sektor pertanian artinya

upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan petani akan

bermanfaat pula pada kesejahteraan masyarakat desa kore secara

keseluruhan. Berbagai pembangunan di bidang pertanian dilakukan

dalam rangka meningkatan pendapatan petani, upaya-upaya tersebut

meliputi intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi.

Luas lahan pertanian di Kabupaten Bima masih di dominasi oleh

lahan tegal/kebun seluas 60.741 hektar, kawasan hutan seluas

287.461,02 Ha (65,49%) dan persawahan seluas 27.337,80 Ha (6,23%).

Untuk lahan sawah sebagian besar sudah merupakan lahan irigasi

dengan total 29.430 hektar, sedangkan lahan sawah non irigasi seluas

13.532 hektar.

B. Topografi, Tanah, dan Iklim Kabupaten Bima


1. Topografi
Berdasarkan ketinggian dan kelerengan lahan, wilayah

Kabupaten Bima dibedakan ke dalam 3 satuan morfologi utama yaitu

morfologi pegunungan, morfologi perbukitan, dan morfologi dataran.

Sekitar 32% dari wilayah Kabupaten Bima tergolong ke dalam

morfologi perbukitan dan pegunungan. Satuan morfologi ini menyebar


pada bagian tengah wilayah, membentang dari timur ke barat yang

dicirikan oleh lahan lereng lebih besar dari 40% dan ketinggian tempat

lebih besar dari 500 mdpl. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Bima

bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai

berikut:

 Lereng 0–2%, bentuk wilayah datar, seluas 41.086Ha (8,62%).

 Lereng 2–8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 96.712Ha

(20,30%).

 Lereng 8-15%, bentuk wilayah bergelombang, seluas 174.242Ha

(36,57%).

 Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 164.391Ha

(34,50%).

Kondisi diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah

Kabupaten Bima merupakan hamparan bergelombang.

2. Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Pulau Sumbawa, kelompok jenis

tanah yang dijumpai di Kabupaten Bima terdiri dari kompleks Aluvial,

Regosol, Litosol dan Mediteran. Masing-masing jenis tanah tersebut

tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bima, dengan kompleks

Mediteran sebagai jenis tanah dominan luas mencapai 154.111 ha.

Berdasarkan kedalaman efektif tanah lebih dari 50% dari total wilayah

Kabupaten Bima atau sebesar 225.920 ha digolongkan ke dalam

kelompok solum atau kedalaman tanah antara 60-90 cm.

3. Iklim dan Cuaca


Wilayah Kabupaten Bima beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan

relatif pendek. Keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 58.75

mm, maka dapat disimpulkan Kabupaten Bima adalah daerah

berkategori kering sepanjang tahun yang berdampak pada kecilnya

persediaan air dan keringnya sebagian besar sungai. Curah hujan

tertinggi pada bulan Februari tercatat 171 mm dengan hari hujan

selama 15 hari dan musim kering terjadi pada bulan Juli, Agustus dan

September dimana tidak tejadi hujan.

4.2 Hasil Pendampingan


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai