Christophorus Arya Dwipa Wicaksono - 20021254022 - Seni Musik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

KASIH NYATA SEBAGAI IDENTITAS IMAN KATOLIK

DALAM KEHIDUPAN

Nama : Christophorus Arya Dwipa Wicaksono


Email : [email protected]
Jurusan/ Prodi : Sendratasik/ Seni Musik
Fakultas Bahasa dan Seni
NIM : 20021254022

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Perumusan Judul


Sebagai seorang manusia beriman di dalam kehidupan, identitas keimanan kadang
kala menjadi pertanyaan bagi diri sendiri. Bagaimana seharusnya kita hidup dengan iman kita,
adalah sebuah kesadaran yang tentunya tidak hanya dilakukan berdasarkan formalitas semata,
namun banyak hal lain yang tanpa disadari juga termasuk bagian penting dari iman. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana identitas kekatolikan kita, juga diharapkan
bisa menjadi acuan dalam perenungan mengenai keimanan khususnya iman katolik.

1.2 Rumusan Masalah


Katolikkah aku? Mana bukti empiris keseharian yang menunjukkan aku katolik?
Secara ideal teoritis apakah indikator atau ciri kekatolikkan itu? Dasar biblis mana yang dapat
ditafsirkan sebagai ciri katolisitas atau kekatolikkan?

PEMBAHASAN

A. Katolikkah aku? Mana bukti empiris keseharian yang menunjukkan aku katolik?

Bagi saya sendiri sebagai orang katolik, sudah sepantasnya kita beribadah dan berdoa,
mendengarkan atau membaca kitab suci, mengikuti kegiatan kerohanian, dan lain sebagainya.
Namun di sisi lain, ada hal yang kadang kala terlupa, seperti melayani, memberi, mengasihi.
Menurut saya itu bagian dari keterhubungan bukti empiris dan identitas kekatolikkan
Ada beberapa hal yang tidak secara formal menunjukkan bahwa kekatolikkan bukan
hanya dilihat dari bagaimana kita beribadah atau berdoa. Dulu sewaktu masih sekolah,
beberapa teman-teman katolik di SMA saya setiap hari pada waktu bulan puasa, sepulang
sekolah, mereka selalu bersama-sama membagikan takjil yang disiapkan oleh ibu mereka
kepada orang-orang yang membutuhkan seperti tukang becak, tunawisma atau penyapu jalan
kota.
Hal serupa terjadi di dalam keluarga saya, kala itu ada beberapa hal penting yang
tidak bisa ditinggalkan, sehingga kami tidak bisa pergi untuk misa di gereja. Ibu saya
memutuskan untuk berdoa bersama di rumah dan beberapa hari berikutnya membagikan
beberapa kotak makanan kepada anak-anak di panti asuhan sebagai ganti misa dan kolekte.
Dalam konteks lain, mengasihi bisa diartikan sebagai bentuk pengampunan dan
memaafkan. Sebagai seorang katolik, memaafkan adalah sebuah bentuk kasih nyata dalam
kehidupan. Satu contoh kecilnya, satu waktu kala itu saya pernah disakiti oleh teman saya,
namun saya memilih untuk memaafkan.

B. Secara ideal teoritis apakah indikator atau ciri kekatolikkan itu?

Berbicara mengenai kasih dalam kekatolikkan; perlu diketahui bahwa ada


pembagian secara tradisional didalam Gereja Katolik. Pembagian ini terdiri dari 14 karya
belas kasih dan terbagi menjadi dua yaitu karya belas kasih jasmani dan rohani (KGK
2447).
Maksud dari kutipan tersebut adalah kekatolikkan kepada sesama yang diwujudkan
dalam bentuk karya kasih secara jasmani maupun rohani. Salah satu contoh kasih jasmani
adalah dengan memberi makan kepada orang yang membutuhkan, sedangkan contoh kasih
rohani adalah dengan mengampuni dan mendoakan orang yang menyakiti.

Cinta kasih adalah keutamaan teologal, dengannya kita mengasihi Allah di atas
segala sesuatu dan mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri.
Maksud dari kutipan tersebut adalah cinta kasih merupakan dasar yang paling utama
dari hidup ini, sebab cinta kasih adalah rahmat dari Allah sendiri untuk kita manusia agar bisa
memaknai keselamatan yang sejati. Kita diberi cinta kasih oleh Allah, maka kitapun harus
mengasihi sesama kita dalam bentuk apapun, tanpa keberatan hati karena Allah pun tidak
berat hati memberi kita cinta kasih-Nya.

Untuk mencapai kebersamaan maka butuh kedamaian, untuk mencapai kedamaian


maka butuh sikap saling menghargai, menghormati dan mengasihi (peduli) kepada sesama.
Maksud dari kutipan tersebut adalah damai dan bersama-sama tidak akan tercipta jika
kita tidak saling menghargai, menghormati dan mengasihi sesama kita. Artinya kita harus
mengasihi agar kedamaian benar-benar terwujud. Cukup dengan menghargai orang lain
sebagai manusia dengan memberi apa yang mereka butuhkan, yaitu kasih sayang dari
manusia lain.
C. Dasar biblis mana yang dapat ditafsirkan sebagai ciri katolisitas atau
kekatolikkan?

2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ayat ini merupakan dasar bagi seorang katolik, oleh karena Allah pun memberi orang
bukan dengan sukacita dan sebuah kepantasan kita memberi orang dengan sukacita pula.
Buktinya pengalaman teman-teman saya sama seperti bunyi ayat itu. Mereka memberi orang
bukan karena paksaan, melainkan dengan ketulusan hati dan memang ingin memberi tidak
meminta imbalan apapun kepada siapapun.

Lukas 6:30
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali
kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
Ayat ini juga merupakan dasar biblis sebagai ciri katolisitas karena ayat tersebut
berkaitan dengan masing-masing pengalaman yang saya tuliskan, bukan hanya dalam hal
jasmani namun juga rohani, termasuk dalam memberi maaf kepada yang mereka yang
meminta permohonan maaf adalah suatu pemberian kasih dalam wujud rohani.

1 Timotius 6:17-19
Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan
jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang
dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah
agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagidan
dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu
yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
Ayat ini mengingatkan untuk apa sebenarnya kita memberi dan mengasihi, apa arti
dari semua kasih dan pemberian yang kita lakukan ini, karena pada saat kita berbuat sesuatu
yang baik, kita sedang mencapai arti hidup yang sebenarnya dan kekayaan yang sebenar-
benarnya, yaitu kekayaan Allah dan untuk mencapainya kita haruslah memberi dan
mengasihi.

D. Kajian bandingan jawaban empiris, teoritis dan biblis


Persamaan ketiga jawaban tersebut terletak pada tindakan kasih dalam bermacam-
macam bentuk, sebagai ciri katolisitas atau kekatolikkan. Sedangkan perbedaannya ada pada
wujud tindakan tersebut. Memberi, mengasihi bisa jadi secara jasmani ataupun rohani,
memberi segala yang baik, memberi maaf atau mengampuni, menghargai dan menghormati
orang lain, toleransi antar sesama manusia, dan lain sebagainya. Baik kepada Allah, sesama
maupun diri sendiri, semua itu menggambarkan ciri kekatolikkan secara utuh.
Secara empiris kita bisa melihat bagaimana seseorang dalam menunjukkan dirinya
sebagai seorang katolik berdasarkan pengalamannya. Secara teoritis, kita dapat melihat ciri
katolisitas melalui kajian-kajian dari berbagai sumber. Secara biblis kita dapat menemukan
pada ayat-ayat dari kitab suci, bahwa ciri kekatolikkan adalah kasih.

KESIMPULAN
Kasih nyata dalam kehidupan ini adalah yang utama dari kekatolikkan kita. Kasih adalah
identitas dari seorang katolik, dasar seorang katolik dan pedoman bagi seorang katolik
Apapun bentuknya, kasih adalah keselamatan bagi seluruh umat manusia dan di dalam
kekatolikkan tersebut kita orang katolik hadir sebagai pengantar setia kasih Allah.

DAFTAR PUSTAKA ACUAN


http://www.gracedepth.com/10-ayat-alkitab-tentang-memberi/

https://penakatolik.com/2018/08/21/keutamaan-teologal-adalah-iman-harapan-dan-cinta-kasih/

http://katolisitas-indonesia.blogspot.com/2014/03/7-karya-belas-kasih-jasmani-dan-rohani_17.html

Anda mungkin juga menyukai