Teori Organisasi Neo Klasik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Teori Organisasi Neo Klasik

Teori Neo Klasik Setelah beberapa waktu yang lalu IDtesis memberikan
wawasan mengenai teori organisasi klasik, dalam artikel kali ini secara khusus
IDtesis kembali lagi memberikan wawasan mengenai teori organisasi neoklasik.

Manusia sepanjang kehidupannya tidak pernah terlepas dari kehidupan


organisasi. Bisa dikatakan bahwa selagi manusia itu ada maka organisasi ada
sesuai dengan perkembangan zamannya. Dizaman globalisasi ini keberadaan
organisasi makin menjadi penting, karena pengaruh globalisasi menvisualisasikan
keadaan-keadaan yang cepat berubah. Organisasi harus dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, apabila tidak kegagalan akan terjadi bahkan
dengan gulung tikar.

Tampaknya kehidupan organisasi di zaman globalisasi ini makin sulit karena


tantangan-tantanganya makin berat. Kegigihan, kerja keras, dan ketangguhan
organisasi sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi ini. Dalam
perkembangannya organisasi mengalami perluasan cakupan makna, dimana
terjadi peralihan masa dari klasik, neoklasik, sampai ke-era sekarang modern.
Teori klasik muncul pertama kali sebagai satu-satunya teori organisasi, kemudian
muncul teori neoklasik sebagai wujud perkembangan dari teori klasik dan
akhirnya muncul teori modern.

Dalam teori organisasi neoklasik ini kita akan membahas hal-hal yang
berkaitan dengan organisasi dan juga karakteristik tersendiri tentang teori
neoklasik. Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan
manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis
dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg. Percobaan-
percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan
perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori
neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan
kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap hubungan sosial
dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai tujuan
organisasi yang paling utama. Pemikiran manajemen lebih dipusatkan pada
hubungan manusia dengan manusia, dan pada seluruh organisasi yang ada.
Dengan kata lain teori neoklasik mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok
orang yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dalam teori neoklasik, organisasi lebih menekankan pentingnnya aspek
psikologis dan sosial karyawan sebagai individu yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Teori ini muncul karena ketidak puasan bahwa yang
dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnnya menghasilkan efisiensi
produksi dan keharmonisan kerja dalam organisasi. Para manajer masih
menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola
perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para
manajer dirangsang untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan,
memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para
pekerja secara individual. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
peningkatan produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-
aspek sosial dan psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan
kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang
telah ditentukan akan tercapai. Dalam Teori Neoklasik telah mengemukakan
perlunya hal-hal sebagai berikut :

1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan


keputusan.
2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para
yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen
puncak

Dari uraian dan penjabaran mengenai pengertian dan munculnya teori neoklasik,
maka kita dapat mengetahui karakteristik tentang teori neoklasik itu sendiri,
yaitu :

1. Teori Organisasi Neoklasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang


dengan tujuan bersama.
2. Teori Organisasi Neoklasik berkembang dengan pembenahan Teori
Organisasi Klasik berdasar percobaan Hawthorne yang memandang
organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen teknis dan
manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap karyawan merupakan
faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
3. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan
fungsional, struktur organisasi, serta rentang kendali.
4. Teori Organisasi Neoklasik memahami adanya organisasi “informal” yang
muncul karena faktor lokasi, jenis pekerjaan, minat dan masalah khusus
(vested).

Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai pendekatan


untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi
di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui
maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari
keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang
tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Ekonomi
neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang tertentu dari teori
neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda:

1. Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat


diidentifikasi dan terkait dengan nilai.
2. Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan
keuntungan .
3. Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan
relevan.

Sumber : https://idtesis.com/teori-organisasi-neo-klasik/

Pemikiran Teori Klasik dan Neoklasik Pertumbuhan Ekonomi


Teori pertumbuhan ekonomi ini muncul karena fenomena perubahan sosial
masyarakat khususnya pada negara berkembang, yang dikemukakan oleh para ahli
untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi pada negara berkembang.
Pertumbuhan ekonomi dijadikan tolak ukur bagi kemajuan dan pengembangan
bagi suatu bangsa, oleh karena itu teori -teori pertumbuhan ekonomi banyak
bermunculan.

Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai


faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi
satu sama lain sehingga terjadilah proses pertumbuhan. Jadi, teori pertumbuhan
ekonomi tidak lain adalah suatu cerita (yang logis) keterkaitan antar faktor
ekonomi mengenai bagaimana pertumbuhan terjadi.

Teori awal dikelompokkan sebagai teori klasik dan kemudian dikembangkan lagi
menjadi teori neoklasik. berikut hal yang membedakan pemikiran klasik dan neo
klasik. Pada teori klasik dipopulerkan oleh gagasan Adam Smith, David Ricardo,
Thomas Robert Malthus menunjukkan pakar membahas lebih luas tentang
kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. kerangka pemikiran dan pola
pendekatan fenomena ekonomi dalam kehidupan masyarakat masih bersifat
sederhana dan jika dibandingkan dengan ukuran zaman sekarang tergolong
dengan terlalu sederhana. pakar yang paling dikenal adalah Adam Smith atau
bapak ilmu ekonomi modern. Secara garis besar, pemikiran Adam Smith
bertumpu pada akselerasi sistem produksi suatu negara dari sistem tradisional ke
masyarakat modern yang kapitalis. Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga
unsur pokok, yaitu (Budiono, 1992: 7-8)4 :

1. sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah);


2. sumber daya manusia (jumlah penduduk);
3. stok barang kapital yang ada.

selanjutnya adalah David Ricardo pengembangan berupa penjabaran model


pertumbuhan semakin tajam, hal yang disimpulkan bahwa keterbatasan faktor
produksi tanah atau sumber daya alam akan membatasi ekonomian suatu negara.
negara dapat tumbuh sampai batas ketersediaan SDA pada negara tersebut.
apabila SDA telah dieksplotasi secara besar-besaran maka perekonomian berada
pada posisi stasioner atau berhenti. Sedangkan menurut pakar Thomas Robert
membahas tentang masalah upah pekerja yang berhubungan dengan pertumbuhan
ekonomi. menurutnya populasi manusia yang semakin banyak akan
membutuhkan kebutuhan produksi pangan yang banyak juga, oleh karena itu
dibutuhkan tenaga kerja yang banyak pula, para pekerja pastinya membutuhkan
upah yang sesuai dengan kinerjanya, apabila pekerja mendapat upah yang tinggi
akan menaikkan struktur ekonomi pada negara tersebut.

Pendekatan teori Neo-Klasik Kuno atau pemikiran golongan kanan muncul karena
golongan ini tidak setuju dengan terlampau banyaknya campur tangan pemerintah
dalam kehidupan sosial-ekonomi. Kritik utama mereka tujukan kepada praktek-
praktek negara kesejahteraann (welfare state) yang telah begitu banyak
mengalokasikan belanja pemerintah untuk kepentingan kesejahteraan sosial.

Teori ini bertujuan untuk mengembalikan sistem ekonomi menjadi ekonomi


kapitalis pada abad 19 dimana kebebasan perseorangan dikembalikan sepenuhnya
dan keikut sertakan pemerintah dibatasi dalam hal ekonomi seminimal mungkin.
tugas utama pemerintah hanya memperhatikan keamanan dan ketertiban ekonomi
saja.

Pada intinya pendekatan klasik hanya bertumpu pada asumsi perkembangan


ekonomi yang seakan-akan selalu berjalan dalam keadaan pasar bebas tanpa
adanya monopoli, sedangkan pada pendekatan neo-klasik sistem ekonomi
didasarkan sepenuhnya pada kepemilikan individu atas faktor produksi ,
mekanisme pasar, dan persaingan sebebas-bebasnya.

Sumbernya:https://www.kompasiana.com/aldina69385/5d95fb4e097f3642d3298a
42/pemikiran-teori-klasik-dan-neoklasi

Sistem ekonomi sosialisme


A. Pengertian Sistem Ekonomi Sosialisme

Sosialisme, berasal dari kata Sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup
masyarakat, Sosialisme adalah Sebuah doktrin politik yang menekankan
pemilikan kolektif dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar
pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat
luas (Nationalization) atas industri. Sistem ekonomi sosialisme adalah sistem
ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara. Dalam sistem ini jalannya
perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat.

Sistem ekonomi sosialisme muncul pada abad ke-19 dipelopori oleh Karl Max.
Sistem ekonomi muncul karena bentuk kritik dari sistem ekonomi kapitalisme
yang memberikan kebebasan kepada rakyat sehingga perekonomian tidak merata,
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin melarat. Oleh karena itu sistem
ekonomi sosialisme dibentuk untuk meratakan kesejahteraan rakyat dengan
pemerintah atau negara yang mengaturnya.

B. Ciri-ciri Sistem Ekonomi sosialisme

1. Semua alat dan sumber daya dikuasai oleh pemerintah.


2. Hak milik perorangan tidak diakui.
3. Tidak ada kebebasan bagi masyarakat
4. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

C. Kebaikan Sistem Ekonomi Sosialisme

1. Tersedianya kebutuhan pokok

setiap warga negara yang tinggal di suatu negara disediakan kebutuhan pokoknya,
berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Penyediaan
kebutuhan pokok tersebut diberikan oleh pemerintah.

2. Didasarkan atas perencanaan negara

semua pekerjaan telah direncanakan oleh negara dengan matang dan sempurna
sehingga apabila terjadi masalah yang terjadi akan langsung ditangani oleh
pemerintah.

3. Negara yang mengelola produksi

semua hal produksi dikelola dan dimiliki oleh negara, sedangkan keuntungan
yang diperoleh dipergunakan secara bersama-sama antara rakyat dan pemerintah

4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan


masalah ekonomi lainnya
5. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar

D. Keburukan Sistem Ekonomi Sosialisme

1. Sulit melakukan transaksi


Dalam sistem ekonomi sosialis, transaksi seperti tawar menawar sulit
dilakukan oleh rakyat karena harga ditentukan oleh pemerintah

2. Membatasi kebebasan

Rakyat tidak bebas dalam menuangkan pemikirannya karena segala


sesuatunya diambil alih oleh pemerintah dan hal tersebut dapat menghambat
dalam memperoleh kebebasan berpikir.

3. Mengabaikan pendidikan moral

Dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditargetkan di awal, maka dalam
memperolehnya dapat mengabaikan pendidikan moral itu sendiri sebab
pencapaian kepuasan merupakan tujuan utamanya.

Sumbernya:https://www.kompasiana.com/rita30535/5b1f0289caf7db11503ed
002/sistem-ekonomi-sosialisme?page=2

Ekonomi Austria dan Stabilitas


Moneter
Secara historis, Austria School of economics didirikan pada tahun 1871 oleh Carl
Menger. Menger berpendapat bahwa analisis ekonomi berlaku universal dan unit analisis
yang sesuai adalah manusia dan pilihannya. Pilihan ini ditentukan oleh preferensi
subjective marginal utility untuk keputusan yang dibuat (marginalisme).

Pada 1930-an dan 1940-an, Austria school pindah ke Inggris dan Amerika Serikat,
sehingga pusat dari pada ilmu ekonomi Austria berada di London School of Economics
(1931-1950), New York University (1944), Auburn University (1983), dan George Mason
University (1981). Banyak ide-ide dari para ekonom Austria terkemuka yang muncul
pada abad kedua puluh pertengahan ini, seperti Ludwig Von Mises dan F.A. Hayek,
berakar pada ide-ide para ekonom klasik seperti Adam Smith dan David Hume, atau
tokoh-awal abad kedua puluh seperti Knut Wicksell, Menger, Bohm Bawerk, dan
Friedrich Von Wieser. Ini campuran beragam tradisi intelektual dalam ilmu ekonomi
bahkan lebih jelas dalam ekonom sekolah Austria kontemporer, yang telah dipengaruhi
oleh tokoh-tokoh modern di bidang ekonomi. Termasuk di dalamnya Armen Alchian,
James Buchanan, Ronald Coase, Harold Demsetz, Axel Leijonhufvud, Douglass Utara,
Mancur Olson, Vernon Smith, Gordon Tullock, Leland Yeager, Oliver Williamson, Israel
Kirzner, dan Murray Rothbard.

Dalam perkembangannya, pemikiran ekonomi Austria tidak hanya fokus pada ilmu
ekonomi mikro, tetapi juga sudah merambat ke arah pembahasan ekonomi makro dan
moneter. Memang dalam sejarah awalnya, pemikiran ekonomi Austria lebih banyak
berbicara pada level mikro, seperti pada utilitas, pasar, dan harga. Dalam teori ekonomi
moneter, pemikiran ekonomi Austria banyak menyumbangkan khazanah kelimuan.
Pemikiran yang popular adalah ketidaknetralan uang (Money is non neutral). Menurut
Mazhab ini, uang dapat didefinisikan sebagai media yang diterima secara umum
pertukaran. Jika kebijakan pemerintah mendistorsi unit moneter, nilai tukar terdistorsi
juga. Tujuan dari kebijakan moneter harus untuk meminimalkan distorsi. Setiap kenaikan
jumlah uang beredar tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan uang akan
menyebabkan kenaikan harga. Tapi harga tidak seketika menyesuaikan dengan aktivitas
perekonomian. Beberapa penyesuaian harga terjadi lebih cepat daripada yang lain, yang
berarti bahwa perubahan harga relatif.

Setiap perubahan ini memberikan pengaruh terhadap pola pertukaran dan produksi.
Sehingga menurut mereka, uang, berdasarkan sifatnya, sehingga tidak bisa bersikap
netral.

Lebih lanjut, dengan sifat uang ini memudahkan dalam rangka membahas biaya inflasi.
Teori kuantitas uang menyatakan bahwa mencetak uang tidak meningkatkan kekayaan.
Dengan demikian, jika pemerintah menggandakan jumlah uang beredar, keuntungan
pemegang uang menjadi tidak berguna karena ketidakmampuan untuk membeli barang
yang naik harganya. Jika harga hanya naik dua kali lipat ketika pemerintah
menggandakan dua kali lipat jumlah uang beredar, maka pelaku ekonomi akan
mengantisipasi penyesuaian harga ini dengan penyesuaian dengan jumlah uang yang
beredar di masyarakat, tetapi tetap dengan tujuan meminimalkan biaya inflasi.

Tetapi menurut pemikiran ekonomi Austria, inflasi secara sosial dapat menciptakan
guncangan pada beberapa tingkatan. Pertama, inflasi merupakan instrument pemerintah
untuk mengurangi tingkat kekayaan masyarakat. Kedua, inflasi tak terduga adalah
redistributif sebagai keuntungan debitur dengan mengorbankan kreditur. Ketiga, inflasi
dapat mendistorsi pola pertukaran dan produksi.
Karena uang adalah link untuk hampir semua transaksi dalam ekonomi modern, maka
distorsi moneter mempengaruhi seluruh transaksi tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari
kebijakan moneter, harus untuk meminimalkan distorsi moneter.

Inilah landasan teori pemikiran ekonomi Austria atas ketidaksepakatan mereka dengan
implementasi fractional reserve banking yang selama ini dijalankan di bank komersial
dengan kemampuan mereka menciptakan uang, karena akan berdampak money supply
yang tidak seimbang dan menyebabkan inflasi sehingga merusak alur pertumbuhan
ekonomi. Output dari pemikiran ekonomi Austria dalam aspek moneter adalah fractional
reserve free-banking.

SUMBER : https://www.hestanto.web.id/ekonomi-austria-dan-stabilitas-moneter/
Sejarah Pemikiran Ekonomi Mazhab Pisiokrat

Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis.


Merkantilis berpendapat bahwa kekayaan bisa bermanfaat bagi negara agar bisa kuat
dan jaya negara harus kaya, harus banyak memiliki banyak logam mulia. Mazhab
Praklasik yaitu kaum Merkantilis dipelopori oleh Thomas Mun (1571-1641), Jean Baptist
Colbert (1619-1683). Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur
tangan pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan
dengan neraca perdagangan luar negeri. Perintis merkantilis menekankan pentingnya
kekuatan negara dan penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic
policy. Jika sebuah negara tidak mempunyai supply dari bahan mentahnya maka mereka
harus mendapatkan koloni sebagai penyedia kekurangan tersebut. lebih lanjut negara
koloni tidak hanya sebagai penyedia bahan mentah bagi suatu negara tetapi juga
sebagai pasar bagi barang jadi.

Berbeda dengan kaum merkantilisme, kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber


kekayaan yang senyata-nyatanya adalah sumber daya alam. Selama the enlightment,
Physiocrats Prancis adalah yang pertama kali mempelopori teori ekonomi ini berdiri.
Tokohnya adalah Francois Quesnay (1694-1774), diagram ciptaannya yang terkenal
adalah Table Economique.

– Kaum ini dinamakan kaum physiocratism = physic (alam) dan cratain atau cratos
(kekuasaan). Kaum fisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh
keselarasan dan keharmonisan.

– Kaum fisiokrat menganggap bahwa sistem perekonomian seperti sistem alam yang
penuh keharmonian. Yang artinya bahwa biarkan manusia diberikan kebebasannya
mengelolah alam demi memenuhi kebutuhannya masing2 dan akan selaras dengan
kebutuhan masyarakat banyak.

– Artinya bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur dan biarkan alam yang mengatur.
Inilah yang menjadi cikal bakal doktrin laissez faire-laissez passer” / let do, let pass =
biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu.

Inti dari mazhab pisiokrat adalah:


1.Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi
yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari kaum
pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan
industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja.

2.Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi
selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga
yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan harga
yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah sebagai tabir
uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.

3.Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua
sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori
fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi.
Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan
perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar
dapat berubah-ubah karena jumlahnya.

4.Sumbangan pemikiran pisiokrat yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi


adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi.

Pemikiran Francis Quesnay (1694-1774)

Seorang dokter ahli ilmu bedah. Pada tahun 1758 Quesnay menulis buku tentang Table
Economique, dengan latar belakang seorang dokter Quesnay menyususn teori ekonomi
lainya anatomi tubuh manusia, yg artinya antara satu dengan satu lainnya saling
berhubungan dan merupakan satu kestuan yg harmonis dan semua berjalan dengan
hukum2nya sendiri. Francis Quesnay membagi masyarakat dalam empat golongan.

Golongan 1 adalah golongan masyarakt produktif yang mengelolah tanah pertambangan


dan pertanian.

Golongan 2 adalah kelas tuan tanah.

Golongan 3 adalah kelas yang tidak produktif yg terdiri dari pengrajin dan saudagar.

Golongan 4 adalah kelas masyarakat buruh yg menerima upah dari tenaganya.


Penjelasan :

Bagi Quesnay hukum ekonomi berkesuaian dengan hukum alam, dan menjadikan alam
dalam hal ini tanah sebagai sumber kemakmuran masyarakat. Termasuk pula
didalamnya pengelolahan pertanian, peternakan dan pertambangan. Kelas tuan tanah
dianggap sebagai penghisap belaka sebab memperoleh hasil dengan tidak melakukan
kerja pengolahan tanah. Kegiatan industri dan perdagangan dinilai tidak produktif
karena kegiatan industri hanya mengubah bentuk dan sifat barang. Dan kelas pedagang
tugasnya hanya memindahkan tempat barang yg satu ketempat yang lain. Karena itu
Quesnay menganjurkan agar kebijakan2 pemerintah lebih mendukung dan
meningkatkan taraf hidup kaum tani.

Dengan dasar pandangan inilah kaum merkantilisme yg menganggap bahwa sumber


kemakmuran Negara adalah hasil perdagangan luar negeri dianggap sebagai suatu
pandangan yang keliru bagi kaum fisiokrat. Kaum fisiokrat juga mengkritik kaum
merkantilis yang menciptakan berbagai macam regulasi kebijakan perdagangan yang
seharusnya di bebaskan dari control. Kaum merkantilis dituduh penyebab harga tinggi
dan pajak tinggi.

Kenapa pemikiran ini dianggap “Mahzab/ aliran”, karena pda saat inilah Quenay telah
menyusun pemikiran tentng ekonomi yang lebih maju, dengan bentuk pol dan garis
pemikirannya sudah tersusun dlam kerangka dasar analisis tertentu mengenai gejala-
gejala, peristiwa-peristiwa dan masalah-masalah ekonomi yg dihadapi oleh masyarakat

Sumbernya: http://maxzhum7.blogspot.com/2010/02/sejarah-pemikiran-ekonomi-
mazhab.html
Pemikiran Ekonomi Masa Pra-Klasik
Pemikiran ekonomi terbagi atas beberapa bagian. Salah satunya pemikiran ekonomi
masa pra-klasik yang memiliki 4 sub bagian, yaitu pemikiran ekonomi zaman Yunani
kuno, pemikiran kaum skolastik, era merkantilisme, dan mazhab fisiokratis.

Keempat sub bab tersebut merupakan pemikiran awal tentang ekonomi, sebelum
ekonomi itu berdiri sebagai cabang ilmu tersendiri.

Yunani Kuno

Pada masa Yunani kuno, Plato dan Aristoteles melakukan pembahasan tentang ekonomi
sebagai bagian dari ilmu filsafat, yaitu filsafat moral. Sampai pada akhirnya Xenophon,
yang juga filsuf Yunani menyebutkan istilah ‘ekonomi’ yang merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu ‘oikos dan nomos’ yang berarti ‘pengaturan dan pengelolaan rumah
tangga’.

Sebenarnya Xenophon bukanlah ahli ekonomi, melainkan ahli pariwisata. Dalam


karyanya On the Means of Improving the Revenue of the State of Athens, ia menjelaskan
tentang keindahan negara Athena yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan negara.
Dengan berbagai kelebihan, Xenophon melihat bahwa Athena dapat menarik perhatian
banyak pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Pengunjung yang datang
(tamu) tersebut harus dilayani dengan baik, karena semakin baik pelayanan di Athena
maka akan semakin banyak orang yang datang.

Begitu juga dengan jumlah pajak yang akan terus meningkat seiring meningkatnya
jumlah pengunjung.

Mari beralih kepada Plato dan Aristoteles. Keduanya mungkin tidak berfokus pada
negara Athena, seperti yang dilakukan Xenophon, namun filsuf yang terkenal ini lebih
membicarakan keadilan dalam sebuah negara yang ideal.

Menurut Plato, negara yang ideal adalah negara yang sudah mengetahui tentang
pembagian kerja (division of labor). Adam smith, dalam karyanya Wealth of Nation, juga
membahas tentang divion of labor dengan konsep pandangan dan tujuan yang berbeda
dengan Plato.
Dalam hal ini, Plato membagi tiga klasifikasi manusia berdasarkan pekerjaannya, yaitu
penguasa, tentara dan pedagang. Menurut Plato, kaum penguasa adalah kaum yang
seharusnya tidak bekerja demi harta. Dan seharusnya para penguasa memang
mengabdikan dirinya untuk negara demi kemakmuran dan keadilan rakyat.

Sedangkan kaum tentara tugasnya ialah menjaga keamanan negara serta


masyarakatnya. Dan kaum pedagang inilah yang boleh bekerja untuk mengejar
keuntungan dan mengumpulkan harta.

Ketiga klasifikasi ini sebenarnya adalah pembatas untuk membatasi nafsu manusia yang
tidak terbatas. Karena pada saat itu pun, masyarakat Yunani sudah mengenal
Hedonisme yang digagas oleh Artippus.

Artippus menganggap bahwa kenikmatan ialah tujuan akhir kehidupan manusia yang
paling mulia.

Plato sangat tidak setuju dengan paham tersebut. Karena paham tersebut dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang mana orang yang memiliki harta akan hidup
dalam kemewahan yang selalu bertambah dan yang tidak memiliki harta akan menjadi
semakin sengsara.

Aristoteles juga berpikir sama dengan Plato, di mana sebenarnya kebutuhan manusia itu
tidak banyak, namun keinginan (nafsu)-nya tidak terbatas.

Dalam pemikiran Aristoteles, ia membedakannya menjadi dua cabang, yaitu kegunaan


dan keuntungan, dalam istilah spesifik ialah Oeconomia dan Chrematistike. Konsep
oeconomia dapat diartikan sebagai pengelolaan rumah tangga dan harta warisan
seseorang juga dapat diartikan dengan penggunaan sumber daya yang cermat.

Chrematistike yang dimaksud Aristoteles merujuk pada kegiatan berdagang, di mana


dalam perdagangan, konsep kegunaan tidak digunakan dan hanya berfokus pada
keuntungan saja. Berbeda dengan konsep pemikiran Adam Smith, di mana ia berkata
motif bergerak paling utama ialah keuntungan bukan kegunaan.
Kaum Skolastik

Masih sama dengan zaman Yunani kuno. Kaum skolastik masih memfokuskan
perhatiannya pada konsep keadilan. Hal ini dipengaruhi oleh ajaran gereja dan kitab Injil
pada Abad Pertengahan. Asumsi ekonomi pada masa itu menyangkut tentang moralitas.
Masyarakat menganggap bahwa kekayaan materi perlu, karena tanpa materi orang-
orang tidak mampu menghidupi dirinya sendiri apalagi menolong orang lain. Namun
pandangan gereja tentang ekonomi dapat digambarkan dengan the merchant can
scarcely or never be pleased by God.

Tokoh aliran skolastik yang terkenal ialah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.
Magnus dengan konsep pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas. Maksudnya
ialah dalam aktivitas tukar menukar barang harus dilakukan dengan logis tanpa unsur
melebih-lebihkan biaya yang sebenarnya tidak perlu diperhitungkan. Dan Aquinas
dengan konsep pemikirannya tentang bunga yang divonis sebagai riba. Memungut
bunga dari uang yang dipinjamkan menurutnya sangat tidak adil, karena sama dengan
menjual sesuatu yang tidak ada.

Dengan adanya bunga, seseorang memperoleh keuntungan tanpa usaha dan biaya.
Namun pandangan ini sudah tidak lagi digunakan. Sekarang, tanpa bunga, orang-orang
tidak bisa mendapatkan keuntungan dari sesuatu yang dipinjamkannya. Oleh karena itu,
tanpa bunga, mungkin orang-orang akan lebih suka berinvestasi daripada meminjamkan
uangnya tanpa manfaat yang jelas.

Era Merkantilisme

Merkantilisme berasal dari kata merchant yang artinya pedagang. Pada era
merkantilisme ini terjadi kemajuan yang pesat dalam perekonomian dan litelatur. Pada
era ini, perdagangan internasional dianggap sebagai sumber utama kekayaan negara
yang berupa surplus. Uang dari hasil surplus merupakan sumber kekuasaan.

Dalam masa ini, terdapat banyak sekali tokoh-tokoh merkantilisme dan banyak juga
aktor-aktor yang menulis tentang perekonomian. Karena setiap orang punya
pendapatnya masing-masing. Namun karena tidak semua dari mereka berlatar belakang
universitas, sehingga sulit untuk di generalisasi. Namun tulisan-tulisan itu yang nanti
banyak menjadi sumber untuk buku The Wealth of Nations-nya Adam Smith.
Dalam praktik ekonominya, Jean Baptis Colbert, seorang pejabat negara Prancis
menyatakan bahwa banyak terjadi aliansi antara penguasa dan pedagang. Penguasa
memberi perlindungan kepada pedagang untuk hak monopoli dan keistimewaan
lainnya. Sebagai gantinya, pedagang memberi uang kepada penguasa untuk
memakmurkan hidupnya. Pada era ini juga disebut sebagai kapitalisme komersial atau
kapitalisme saudagar. Dan hal ini juga yang menjadi awal dari imperialisme dan
kolonialisme di dunia.

Mazhab Fisiokratis

Fisiokratis berasal dari dua kata yaitu physic dan cratos/cratain yang berarti alam dan
kekuasaan. Kaum fisiokrat menganggap sumber kekayaan terdapat pada sumber daya
alam, bukan perdagangan internasional. Kaum fisiokrat percaya bahwa Tuhan telah
menciptakan alam dengan sebaik-baiknya. Sehingga diperlukan keselarasan dan
keharmonisan antara alam dan perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
tanpa harus ada campur tangan dari pemerintah.

Sebagaimana pasar berjalan begitu saja dalam istilah Laissez faire-laissez passer (let do,
let pass). Yang kemudian konsep dari Quesnay ini lebih dikembangkan dan dikenal
sebagai konsep Invisible Hand oleh Adam Smith.

Francis Quesnay yang merupakan dokter ahli bedah ini diangkat menjadi bagian dari
sebuah lembaga ilmiah karena perhatiannya pada masalah ekonomi yang ditulis dalam
buku Tableau Economique. Ia membagi masyarakat ke dalam empat golongan.

Dalam pemikirannya, Quesnay dianggap sudah jauh lebih baik. Karena pola pikirnya
sudah mulai tersusun dan sudah menggunakan istilah ‘mazhab’ . Dengan pola yang
sudah tertata, maka akan lebih mudah untuk dipahami orang lain. Namun, pemikiran
Quesnay ini kemudian disempurnakan lagi oleh Adam Smith pada era selanjutnya.

Demikian penjelasan tentang pemikiran ekonomi zaman Yunani kuno yang saya kutip,
saya ringkas, dan sebagian diubah agar menjadi kalimat yang lebih mudah dipahami.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekonomi itu sebenarnya sudah ada sejak lama.
Bahkan sama tuanya dengan peradaban manusia. Setiap manusia mempunyai pemikiran
dan caranya sendiri dalam ekonomi. Dan agar lebih bermanfaat, hendaklah selalu
mengingat uang disertai dengan mengingat berkah dari Tuhan. Dengan begitu, mudah-
mudahan kita tidak menjadi egois dan merugikan orang lain serta mendapat kasih
sayang dari Sang Pencipta.

SUMBERNYA ARTIKEL : https://www.qureta.com/post/pemikiran-ekonomi-masa-pra-


klasik

https://makassar.terkini.id/begini-penjelasan-aliran-aliran-mazhab-dalam-sejarah-
ekonomi-dunia/
Perbandingan Sistem Ekonomi Sosialis dan
Kapitalis
A. Sistem Ekonomi Sosialis

Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang


cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi
dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian
untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis
perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.

Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau
teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik
dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan
produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana
yang diharapkan. Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan
kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas
aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.

Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis

 Pemilikan harta oleh negara


 Kesamaan ekonomi
 Disiplin Politik

Ciri-ciri Ekonomi Sosialis:

 Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).


 Peran pemerintah sangat kuat
 Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi

Kebaikan Sistem Ekonomi Sosialis

 Semua kegiatan ekonomi dikendalikan oleh pemerintah, sehingga


pemerintah mudah melakukan control atau pengawasan.
 Tidak ada kesenjangan ekonomi yang mencolok diantara anggota
masyarakat.
 Pemerintah mudah dalam mengatur dan melakukan pembentukan harga
pasar atau barang dan jasa.

Keburukan Sistem Ekonomi Sosialis


 Melemahkan bahkan mematikan inisiatif dan kreativitas individu.
 Seringnya terjadi praktik monopoli yang merugikan masyarakat.
 Masyarakat tidak memiliki kebebasan didalam memiliki sumber-sumber
daya yang ada

B. Sistem Ekonomi Kapitalis

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara


penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa
juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.

Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri


sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis :

 Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi


 Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
 Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
 Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani
Kuno (disebut hedonisme)

Kebaikan Sistem Ekonomi Kapitalis :

 Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan


melakukan segala  hal yang terbaik.
 Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya
yang diperlukan lebih kecil.
 Motivasi untuk mendapatkan keuntungan merupakan tujuan yang terbaik,
sebanding dengan tujuan untuk memaksimumkan produksi.

Keburukan Sistem Ekonomi Kapitalis

 Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada hanya persaingan tidak


sempurna monopolistik.
 Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena
adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan
upah buruh dan lain-lain.
 Nilai-nilai moral yang tinggi, seperti persaudaraan, kerja sama, saling
membantu, kasih saying dan bermurah hati, tidak lagi berharga dan
diperdulikan lagi dalam masyarakat.
Sumbernya :
https://www.kompasiana.com/hasni88548/5b0cc2a4cf01b4600f643e32/per
bandingan-sistem-ekonomi-sosialis-dan-kapitalis?page=2
Perbedaan Sistem Ekonomi Sosialis, Kapitalis dan Islam

Perkembangan ekonomi sebagai sebuah disiplin ilmu muncul pada tahun


1776 M. Hal tersebut ditandai dengan terbitnya karya Adam Smith yang berjudul,
An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.Pandangan,
analisis dan teori yang berkembang dalam buku tersebut terutama berkaitan
dengan mekanisme pasar telah menginisiasi munculnya sistem kapitalisme.

Selanjutnya, pada suatu fase sistem ini memunculkan sebuah sistem


ekonomi baru yang bernama sosialisme. Hal ini dipelopori oleh Karl Marx yang
menganalisa sistem kapitalis dan meramalkan keruntuhannya. Sebagai ganti dari
sistem tersebut ia menawarkan sistem sosialisme.Dalam perjalanannya berkaitan
dengan perseteruan kapitalis dan sosialis tersebut terjadi arah yang diluar
perkiraan Karl Marx yakni sistem sosialis yang ia cetuskan hancur, sedangkan
kapitalis masih tetap berkibar bahkan sampai saat ini.

Dua sistem ini selalu menghiasi perjalanan sistem perekonomian di dunia


meskipun saat ini banyak yang beranggapan bahwa eksistensi sosialis telah hilang,
terutama semenjak runtuhnya Uni Soviet. Meskipun kapitalis dianggap semakin
berkembang, tak jarang negara yang menjadi acuan Kapitalis seperti Amerika
Serikat mengalami kenguncangan ekonomi. Kasus Bubble Economic
menyebabkan krisis pada negara ini.Hal tersebut menimbulkan pertanyaan
sederhana dalam benak kita, apakah tidak ada sistem ekonomi lain yang dapat
menjadi alternatif selain kedua sistem tersebut? Atau adakah sistem ekonomi yang
mampu memadukan nilai-nilai positif dari kedua sistem ekonomi tersebut
sehingga didapatkan sebuah ekonomi ideal?.

Dalam pandangan kapitalis, kesejahteraan dapat diwujudkan dengan


memberikan kebebasan kepada individu untuk berusaha sesuai dengan
kemampuan yang ia miliki tanpa ada campur tangan orang lain. Pemerintah tidak
dibenarkan mencampuri proses yang terjadi dalam pasar, pemerintah hanya
berkewajiban menjaga keamanan sistem agar individu bebas dalam berusaha
serta menjaga keselamatan harta individu yang terlibat dalam tindakan ekonomi.
Akibatnya akan terjadi penguasaan modal oleh individu dalam sistem kapitalis.
Individu yang mempunyai kekuatan modal yang lebih besar akan mempunyai
peluang lebih besar untuk berproduksi dan menguasai asset produksi lainnya
sehingga akan terjadi ketimpangan antara individu bermodal besar dengan
individu bermodal kecil (miskin).

Satu pihak akan menuju puncak, dipihak lain akan menuju kepada jurang
kemelaratan disebabkan persaingan dan kebebasan yang diberikan kapitalis
kepada individu yang ada. Sistem ini akan berakibat buruk sebab ketimpangan
mengakibatkan pihak yang tidak memiliki modal tidak akan memiliki kesempatan
untuk memperbaiki kedudukannya.

Lain halnya dengan sistem sosialisme. Sosialisme bergerak dengan tokoh


sentralnya yakni Karl Marx. Pemikiran yang dikeluarkan Karl Marx merupakan
serangan terhadap konsep kapitalis. Marx berpandangan bahwa kepemilikan
individu harus diganti dengan kepemilikan atas pemerintah serta pengawasan
terhadap kehidupan masyarakat yang bersifat menyeluruh. Azas yang
dikembangkan adalah kolektivisme, otoritas bahkan totaliter.Semua kepemilikan
menjadi hak mutlak pemerintah tanpa membiarkan kepemilikan jatuh pada
individu atau swasta. Dengan penyerahan kekuasaan pada pemerintah maka
pemerintah berkewajiban menghadirkan kesejahteraan pada masyarakat dengan
memastikan pendistribusian secara merata sehingga tidak ada individu yang lebih
dibandingkan lainnya.

Sistem ekonomi Islam mencoba melihat kedua sistem ini dengan cara
moderat. Menurut Dawan Raharjo, penyebab sistem kapitalis maupun sosialis
mengalami krisis meskipun saat ini kapitalis masih eksis adalah tujuan utama
keduanya adalah pemenuhan kebutuhan materi dalam mencapai kesejahteraan
manusia.Baik sosialis maupun kapitalis tetap bertujuan untuk mencapai kekayaan
material baik itu digunakan melalui jalan mekanisme pasar bebas maupun dengan
sistem pemusatan dengan perencanaan melalui pemerintah. Pada ujungnya kedua
sistem tersebut akan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada untuk
membuktikan dari kedua sistem tersebut mana yang paling efektif dalam
menghasilkan keuntungan.

Dalam ekonomi islam materi bukanlah tujuan, melainkan adalah alat/jalan


untuk mencapai tujuan sehingga tolak ukur berhasilnya sistem ekonomi Islam
bukan semakin banyak materi/keuntungan yang didapatkan. Melainkan adalah
sejauh mana materi yang dimiliki memiliki manfaat kepada jalannya
perekonomian. Tujuan utama dari sistem ekonomi Islam adalah mencapai falah,
yang hanya bisa dicapai dengan menjadikan tujuan akhir dari segala tindakan
ekonomi adalah pengabdian atau ibadah pada Allah.

Jadi dalam sistem ekonomi Islam bukan negara yang kaya yang dianggap
berhasil, tapi negara yang dengan kemampuan ekonomi yang mereka miliki
mampu membantu negara lain dalam menghadapi problematika ekonomi yang
mereka hadapi.

Kedua, prinsip ekonomi kapitalis yakni kerja keras dan prinsip sosialis
yakni egaliter memiliki tempat dalam sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam
mendorong setiap pelaku ekonomi yang untuk selalu mendayagunakan segala hal
yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bahkan orang yang meninggal dalam berusaha memenuhi kebutuhan


hidupnya dianggap berjihad di jalan Allah. Sedangkan prinsip egaliter tersebut
tercermin dalam pandangan Islam terhadap mahluknya. Dalam pandangan Islam
setiap manusia adalah sama, yang membedakan adalah kualitas ketakwaannya.
Akibatnya baik kaya maupun miskin dalam Islam semuanya bisa memiliki posisi
yang tinggi tergantung ketakwaannya.

Pelaku ekonomi kaya yang curang dalam menakar timbangan akan kalah
nilainya dari pedagang buah skala kecil yang jujur dalam menimbang. Islam
menilai dalam dimensi yang berbeda dari ukuran kedua sistem ekonomi tersebut.
Etika Islam berdasarkan Al Quran dan Hadist mengajarkan pelaku ekonomi untuk
menjadikan semua tindakan ekonomi penuh dengan akhlak.

Ketiga, konsep kepemilikan individu dalam kapitalis dan kepemilikan


kelompok dalam sosialis diakui oleh ekonomi Islam. Ekonomi Islam mengenal
multitype ownership yakni individu dan kelompok. Dalam ekonomi Islam
pemiliki hakiki dari segala sesuatu yang ada didunia ini adalah Allah SWT. Dalam
banyak ayat dijelaskan hal tersebut, salah satunya Al Baqarah 281, bahwa segala
yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah. Hal ini berarti bahwa Allahlah
pemilik mutlak segala hal yang ada termasuk manusia.

Manusia hanya diberikan amanah dan hak pengelolaan terhadap sumber


daya yang ada. Akibatnya adalah penjagaan ekonomi Islam terhadap amanah yang
diberikan Allah akan berdampak pada pemanfaatan dan penjagaan sumber daya
dengan baik. Sebagai analogi adalah saat kita dipinjami suatu barang oleh
seseorang, maka kita pasti akan menjaga barang tersebut agar tidak rusak dan
mengecewakan orang yang telah meinjamkan.

Dalam ekonomi Islam sumber daya yang berkaitan dengan hajat orang
banyak diserahkan kepemilikannya pada negara seperti Air dengan tujuan agar
tidak terjadi pemanfaatan yang eksploitatif dari individu. Di lain pihak
kepemilikan individu terhadap asset ekonomi juga dibenarkan selama kepemilikan
tersebut tidak bertentangan dengan aturan Al Quran dan Hadis.

Keempat, kebebasan dalam bertindak yang menjadi ciri khas kapitalis juga
diakui dalam Islam. Dasar hukumnya adalah kaidah dalam muamalah. Bahwa
pada dasarnya segala sesuatu yang ada dalam muamalah itu dibolehkan asalkan
tidak ada dalil yang melarangnya.

Dalam ekonomi Islam segala tindakan ekonomi dibenarkan selama tidak


ada dalil yang melarang. Tambahan juga, segala tindak tanduk dalam ekonomi
Islam hendaknya menuju pada maqashid syariah. Konsep yang dicetuskan oleh
Imam As Syatibi yakni menjaga dalam 5 hal yakni agama, akal, keturunan, jiwa
dan harta. Segal tindak tanduk yang dilakukan dibenarkan asal mampu menjaga
pelaku ekonomi dari 5 hal tersebut.

Kelima, keadilan sosial yang menjadi semboyan sosialisme juga diakui


dalam Islam. Hal yang membedakan adalah penerapannya. Dalam Islam
setiap orang tidak harus mendapatkan hasil yang sama antara satu dan
lainnya. Seseorang yang memiliki usaha lebih dibenarkan mendapatkan
hasil lebih asalkan usaha yang dijalankan masih sesuai dengan koridor Al
Quran dan hadis.
Akan tetapi Islam memberikan instrument zakat dalam upaya mencapai
keadilan sosial tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam surat at taubah
104, bahwa zakat itu bertujuan membersihkan harta sang muzakki.
Adanya zakat memberikan efek kepada si kaya dan si miskin. Bagi si
kaya, hal tersebut akan membersihkan hartanya sedangkan bagi yang
miskin membantu mereka memperbaiki dan menjauhkannya dari
kemungkinan perbuatan criminal. Hal ini menjadikan ekonomi Islam
sangat berkeadilan. Seseorang dibenarkan menjadi kaya asalakan ia selalu
menunaikan zakatnya.

Dari beberapa uraian di atas dapatlah kita ambil gambaran bahwa


sistem ekonomi Islam dapat dijadikan jalan alternatif yang dapat ditempuh
untuk mencapai kesejahteraan bersama menuju peradaban ekonomi yang
gemilang untuk terciptanya kemakmuran jika benar-benar diterapkan
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai