Teori Organisasi Neo Klasik
Teori Organisasi Neo Klasik
Teori Organisasi Neo Klasik
Teori Neo Klasik Setelah beberapa waktu yang lalu IDtesis memberikan
wawasan mengenai teori organisasi klasik, dalam artikel kali ini secara khusus
IDtesis kembali lagi memberikan wawasan mengenai teori organisasi neoklasik.
Dalam teori organisasi neoklasik ini kita akan membahas hal-hal yang
berkaitan dengan organisasi dan juga karakteristik tersendiri tentang teori
neoklasik. Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan
manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis
dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg. Percobaan-
percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan
perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori
neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan
kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap hubungan sosial
dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai tujuan
organisasi yang paling utama. Pemikiran manajemen lebih dipusatkan pada
hubungan manusia dengan manusia, dan pada seluruh organisasi yang ada.
Dengan kata lain teori neoklasik mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok
orang yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dalam teori neoklasik, organisasi lebih menekankan pentingnnya aspek
psikologis dan sosial karyawan sebagai individu yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Teori ini muncul karena ketidak puasan bahwa yang
dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnnya menghasilkan efisiensi
produksi dan keharmonisan kerja dalam organisasi. Para manajer masih
menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola
perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para
manajer dirangsang untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan,
memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para
pekerja secara individual. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
peningkatan produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-
aspek sosial dan psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan
kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang
telah ditentukan akan tercapai. Dalam Teori Neoklasik telah mengemukakan
perlunya hal-hal sebagai berikut :
Dari uraian dan penjabaran mengenai pengertian dan munculnya teori neoklasik,
maka kita dapat mengetahui karakteristik tentang teori neoklasik itu sendiri,
yaitu :
Sumber : https://idtesis.com/teori-organisasi-neo-klasik/
Teori awal dikelompokkan sebagai teori klasik dan kemudian dikembangkan lagi
menjadi teori neoklasik. berikut hal yang membedakan pemikiran klasik dan neo
klasik. Pada teori klasik dipopulerkan oleh gagasan Adam Smith, David Ricardo,
Thomas Robert Malthus menunjukkan pakar membahas lebih luas tentang
kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. kerangka pemikiran dan pola
pendekatan fenomena ekonomi dalam kehidupan masyarakat masih bersifat
sederhana dan jika dibandingkan dengan ukuran zaman sekarang tergolong
dengan terlalu sederhana. pakar yang paling dikenal adalah Adam Smith atau
bapak ilmu ekonomi modern. Secara garis besar, pemikiran Adam Smith
bertumpu pada akselerasi sistem produksi suatu negara dari sistem tradisional ke
masyarakat modern yang kapitalis. Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga
unsur pokok, yaitu (Budiono, 1992: 7-8)4 :
Pendekatan teori Neo-Klasik Kuno atau pemikiran golongan kanan muncul karena
golongan ini tidak setuju dengan terlampau banyaknya campur tangan pemerintah
dalam kehidupan sosial-ekonomi. Kritik utama mereka tujukan kepada praktek-
praktek negara kesejahteraann (welfare state) yang telah begitu banyak
mengalokasikan belanja pemerintah untuk kepentingan kesejahteraan sosial.
Sumbernya:https://www.kompasiana.com/aldina69385/5d95fb4e097f3642d3298a
42/pemikiran-teori-klasik-dan-neoklasi
Sosialisme, berasal dari kata Sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup
masyarakat, Sosialisme adalah Sebuah doktrin politik yang menekankan
pemilikan kolektif dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar
pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat
luas (Nationalization) atas industri. Sistem ekonomi sosialisme adalah sistem
ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara. Dalam sistem ini jalannya
perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat.
Sistem ekonomi sosialisme muncul pada abad ke-19 dipelopori oleh Karl Max.
Sistem ekonomi muncul karena bentuk kritik dari sistem ekonomi kapitalisme
yang memberikan kebebasan kepada rakyat sehingga perekonomian tidak merata,
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin melarat. Oleh karena itu sistem
ekonomi sosialisme dibentuk untuk meratakan kesejahteraan rakyat dengan
pemerintah atau negara yang mengaturnya.
setiap warga negara yang tinggal di suatu negara disediakan kebutuhan pokoknya,
berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Penyediaan
kebutuhan pokok tersebut diberikan oleh pemerintah.
semua pekerjaan telah direncanakan oleh negara dengan matang dan sempurna
sehingga apabila terjadi masalah yang terjadi akan langsung ditangani oleh
pemerintah.
semua hal produksi dikelola dan dimiliki oleh negara, sedangkan keuntungan
yang diperoleh dipergunakan secara bersama-sama antara rakyat dan pemerintah
2. Membatasi kebebasan
Dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditargetkan di awal, maka dalam
memperolehnya dapat mengabaikan pendidikan moral itu sendiri sebab
pencapaian kepuasan merupakan tujuan utamanya.
Sumbernya:https://www.kompasiana.com/rita30535/5b1f0289caf7db11503ed
002/sistem-ekonomi-sosialisme?page=2
Pada 1930-an dan 1940-an, Austria school pindah ke Inggris dan Amerika Serikat,
sehingga pusat dari pada ilmu ekonomi Austria berada di London School of Economics
(1931-1950), New York University (1944), Auburn University (1983), dan George Mason
University (1981). Banyak ide-ide dari para ekonom Austria terkemuka yang muncul
pada abad kedua puluh pertengahan ini, seperti Ludwig Von Mises dan F.A. Hayek,
berakar pada ide-ide para ekonom klasik seperti Adam Smith dan David Hume, atau
tokoh-awal abad kedua puluh seperti Knut Wicksell, Menger, Bohm Bawerk, dan
Friedrich Von Wieser. Ini campuran beragam tradisi intelektual dalam ilmu ekonomi
bahkan lebih jelas dalam ekonom sekolah Austria kontemporer, yang telah dipengaruhi
oleh tokoh-tokoh modern di bidang ekonomi. Termasuk di dalamnya Armen Alchian,
James Buchanan, Ronald Coase, Harold Demsetz, Axel Leijonhufvud, Douglass Utara,
Mancur Olson, Vernon Smith, Gordon Tullock, Leland Yeager, Oliver Williamson, Israel
Kirzner, dan Murray Rothbard.
Dalam perkembangannya, pemikiran ekonomi Austria tidak hanya fokus pada ilmu
ekonomi mikro, tetapi juga sudah merambat ke arah pembahasan ekonomi makro dan
moneter. Memang dalam sejarah awalnya, pemikiran ekonomi Austria lebih banyak
berbicara pada level mikro, seperti pada utilitas, pasar, dan harga. Dalam teori ekonomi
moneter, pemikiran ekonomi Austria banyak menyumbangkan khazanah kelimuan.
Pemikiran yang popular adalah ketidaknetralan uang (Money is non neutral). Menurut
Mazhab ini, uang dapat didefinisikan sebagai media yang diterima secara umum
pertukaran. Jika kebijakan pemerintah mendistorsi unit moneter, nilai tukar terdistorsi
juga. Tujuan dari kebijakan moneter harus untuk meminimalkan distorsi. Setiap kenaikan
jumlah uang beredar tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan uang akan
menyebabkan kenaikan harga. Tapi harga tidak seketika menyesuaikan dengan aktivitas
perekonomian. Beberapa penyesuaian harga terjadi lebih cepat daripada yang lain, yang
berarti bahwa perubahan harga relatif.
Setiap perubahan ini memberikan pengaruh terhadap pola pertukaran dan produksi.
Sehingga menurut mereka, uang, berdasarkan sifatnya, sehingga tidak bisa bersikap
netral.
Lebih lanjut, dengan sifat uang ini memudahkan dalam rangka membahas biaya inflasi.
Teori kuantitas uang menyatakan bahwa mencetak uang tidak meningkatkan kekayaan.
Dengan demikian, jika pemerintah menggandakan jumlah uang beredar, keuntungan
pemegang uang menjadi tidak berguna karena ketidakmampuan untuk membeli barang
yang naik harganya. Jika harga hanya naik dua kali lipat ketika pemerintah
menggandakan dua kali lipat jumlah uang beredar, maka pelaku ekonomi akan
mengantisipasi penyesuaian harga ini dengan penyesuaian dengan jumlah uang yang
beredar di masyarakat, tetapi tetap dengan tujuan meminimalkan biaya inflasi.
Tetapi menurut pemikiran ekonomi Austria, inflasi secara sosial dapat menciptakan
guncangan pada beberapa tingkatan. Pertama, inflasi merupakan instrument pemerintah
untuk mengurangi tingkat kekayaan masyarakat. Kedua, inflasi tak terduga adalah
redistributif sebagai keuntungan debitur dengan mengorbankan kreditur. Ketiga, inflasi
dapat mendistorsi pola pertukaran dan produksi.
Karena uang adalah link untuk hampir semua transaksi dalam ekonomi modern, maka
distorsi moneter mempengaruhi seluruh transaksi tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari
kebijakan moneter, harus untuk meminimalkan distorsi moneter.
Inilah landasan teori pemikiran ekonomi Austria atas ketidaksepakatan mereka dengan
implementasi fractional reserve banking yang selama ini dijalankan di bank komersial
dengan kemampuan mereka menciptakan uang, karena akan berdampak money supply
yang tidak seimbang dan menyebabkan inflasi sehingga merusak alur pertumbuhan
ekonomi. Output dari pemikiran ekonomi Austria dalam aspek moneter adalah fractional
reserve free-banking.
SUMBER : https://www.hestanto.web.id/ekonomi-austria-dan-stabilitas-moneter/
Sejarah Pemikiran Ekonomi Mazhab Pisiokrat
– Kaum ini dinamakan kaum physiocratism = physic (alam) dan cratain atau cratos
(kekuasaan). Kaum fisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh
keselarasan dan keharmonisan.
– Kaum fisiokrat menganggap bahwa sistem perekonomian seperti sistem alam yang
penuh keharmonian. Yang artinya bahwa biarkan manusia diberikan kebebasannya
mengelolah alam demi memenuhi kebutuhannya masing2 dan akan selaras dengan
kebutuhan masyarakat banyak.
– Artinya bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur dan biarkan alam yang mengatur.
Inilah yang menjadi cikal bakal doktrin laissez faire-laissez passer” / let do, let pass =
biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu.
2.Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi
selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga
yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan harga
yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah sebagai tabir
uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.
3.Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua
sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori
fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi.
Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan
perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar
dapat berubah-ubah karena jumlahnya.
Seorang dokter ahli ilmu bedah. Pada tahun 1758 Quesnay menulis buku tentang Table
Economique, dengan latar belakang seorang dokter Quesnay menyususn teori ekonomi
lainya anatomi tubuh manusia, yg artinya antara satu dengan satu lainnya saling
berhubungan dan merupakan satu kestuan yg harmonis dan semua berjalan dengan
hukum2nya sendiri. Francis Quesnay membagi masyarakat dalam empat golongan.
Golongan 3 adalah kelas yang tidak produktif yg terdiri dari pengrajin dan saudagar.
Bagi Quesnay hukum ekonomi berkesuaian dengan hukum alam, dan menjadikan alam
dalam hal ini tanah sebagai sumber kemakmuran masyarakat. Termasuk pula
didalamnya pengelolahan pertanian, peternakan dan pertambangan. Kelas tuan tanah
dianggap sebagai penghisap belaka sebab memperoleh hasil dengan tidak melakukan
kerja pengolahan tanah. Kegiatan industri dan perdagangan dinilai tidak produktif
karena kegiatan industri hanya mengubah bentuk dan sifat barang. Dan kelas pedagang
tugasnya hanya memindahkan tempat barang yg satu ketempat yang lain. Karena itu
Quesnay menganjurkan agar kebijakan2 pemerintah lebih mendukung dan
meningkatkan taraf hidup kaum tani.
Kenapa pemikiran ini dianggap “Mahzab/ aliran”, karena pda saat inilah Quenay telah
menyusun pemikiran tentng ekonomi yang lebih maju, dengan bentuk pol dan garis
pemikirannya sudah tersusun dlam kerangka dasar analisis tertentu mengenai gejala-
gejala, peristiwa-peristiwa dan masalah-masalah ekonomi yg dihadapi oleh masyarakat
Sumbernya: http://maxzhum7.blogspot.com/2010/02/sejarah-pemikiran-ekonomi-
mazhab.html
Pemikiran Ekonomi Masa Pra-Klasik
Pemikiran ekonomi terbagi atas beberapa bagian. Salah satunya pemikiran ekonomi
masa pra-klasik yang memiliki 4 sub bagian, yaitu pemikiran ekonomi zaman Yunani
kuno, pemikiran kaum skolastik, era merkantilisme, dan mazhab fisiokratis.
Keempat sub bab tersebut merupakan pemikiran awal tentang ekonomi, sebelum
ekonomi itu berdiri sebagai cabang ilmu tersendiri.
Yunani Kuno
Pada masa Yunani kuno, Plato dan Aristoteles melakukan pembahasan tentang ekonomi
sebagai bagian dari ilmu filsafat, yaitu filsafat moral. Sampai pada akhirnya Xenophon,
yang juga filsuf Yunani menyebutkan istilah ‘ekonomi’ yang merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu ‘oikos dan nomos’ yang berarti ‘pengaturan dan pengelolaan rumah
tangga’.
Begitu juga dengan jumlah pajak yang akan terus meningkat seiring meningkatnya
jumlah pengunjung.
Mari beralih kepada Plato dan Aristoteles. Keduanya mungkin tidak berfokus pada
negara Athena, seperti yang dilakukan Xenophon, namun filsuf yang terkenal ini lebih
membicarakan keadilan dalam sebuah negara yang ideal.
Menurut Plato, negara yang ideal adalah negara yang sudah mengetahui tentang
pembagian kerja (division of labor). Adam smith, dalam karyanya Wealth of Nation, juga
membahas tentang divion of labor dengan konsep pandangan dan tujuan yang berbeda
dengan Plato.
Dalam hal ini, Plato membagi tiga klasifikasi manusia berdasarkan pekerjaannya, yaitu
penguasa, tentara dan pedagang. Menurut Plato, kaum penguasa adalah kaum yang
seharusnya tidak bekerja demi harta. Dan seharusnya para penguasa memang
mengabdikan dirinya untuk negara demi kemakmuran dan keadilan rakyat.
Ketiga klasifikasi ini sebenarnya adalah pembatas untuk membatasi nafsu manusia yang
tidak terbatas. Karena pada saat itu pun, masyarakat Yunani sudah mengenal
Hedonisme yang digagas oleh Artippus.
Artippus menganggap bahwa kenikmatan ialah tujuan akhir kehidupan manusia yang
paling mulia.
Plato sangat tidak setuju dengan paham tersebut. Karena paham tersebut dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang mana orang yang memiliki harta akan hidup
dalam kemewahan yang selalu bertambah dan yang tidak memiliki harta akan menjadi
semakin sengsara.
Aristoteles juga berpikir sama dengan Plato, di mana sebenarnya kebutuhan manusia itu
tidak banyak, namun keinginan (nafsu)-nya tidak terbatas.
Masih sama dengan zaman Yunani kuno. Kaum skolastik masih memfokuskan
perhatiannya pada konsep keadilan. Hal ini dipengaruhi oleh ajaran gereja dan kitab Injil
pada Abad Pertengahan. Asumsi ekonomi pada masa itu menyangkut tentang moralitas.
Masyarakat menganggap bahwa kekayaan materi perlu, karena tanpa materi orang-
orang tidak mampu menghidupi dirinya sendiri apalagi menolong orang lain. Namun
pandangan gereja tentang ekonomi dapat digambarkan dengan the merchant can
scarcely or never be pleased by God.
Tokoh aliran skolastik yang terkenal ialah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.
Magnus dengan konsep pemikirannya tentang harga yang adil dan pantas. Maksudnya
ialah dalam aktivitas tukar menukar barang harus dilakukan dengan logis tanpa unsur
melebih-lebihkan biaya yang sebenarnya tidak perlu diperhitungkan. Dan Aquinas
dengan konsep pemikirannya tentang bunga yang divonis sebagai riba. Memungut
bunga dari uang yang dipinjamkan menurutnya sangat tidak adil, karena sama dengan
menjual sesuatu yang tidak ada.
Dengan adanya bunga, seseorang memperoleh keuntungan tanpa usaha dan biaya.
Namun pandangan ini sudah tidak lagi digunakan. Sekarang, tanpa bunga, orang-orang
tidak bisa mendapatkan keuntungan dari sesuatu yang dipinjamkannya. Oleh karena itu,
tanpa bunga, mungkin orang-orang akan lebih suka berinvestasi daripada meminjamkan
uangnya tanpa manfaat yang jelas.
Era Merkantilisme
Merkantilisme berasal dari kata merchant yang artinya pedagang. Pada era
merkantilisme ini terjadi kemajuan yang pesat dalam perekonomian dan litelatur. Pada
era ini, perdagangan internasional dianggap sebagai sumber utama kekayaan negara
yang berupa surplus. Uang dari hasil surplus merupakan sumber kekuasaan.
Dalam masa ini, terdapat banyak sekali tokoh-tokoh merkantilisme dan banyak juga
aktor-aktor yang menulis tentang perekonomian. Karena setiap orang punya
pendapatnya masing-masing. Namun karena tidak semua dari mereka berlatar belakang
universitas, sehingga sulit untuk di generalisasi. Namun tulisan-tulisan itu yang nanti
banyak menjadi sumber untuk buku The Wealth of Nations-nya Adam Smith.
Dalam praktik ekonominya, Jean Baptis Colbert, seorang pejabat negara Prancis
menyatakan bahwa banyak terjadi aliansi antara penguasa dan pedagang. Penguasa
memberi perlindungan kepada pedagang untuk hak monopoli dan keistimewaan
lainnya. Sebagai gantinya, pedagang memberi uang kepada penguasa untuk
memakmurkan hidupnya. Pada era ini juga disebut sebagai kapitalisme komersial atau
kapitalisme saudagar. Dan hal ini juga yang menjadi awal dari imperialisme dan
kolonialisme di dunia.
Mazhab Fisiokratis
Fisiokratis berasal dari dua kata yaitu physic dan cratos/cratain yang berarti alam dan
kekuasaan. Kaum fisiokrat menganggap sumber kekayaan terdapat pada sumber daya
alam, bukan perdagangan internasional. Kaum fisiokrat percaya bahwa Tuhan telah
menciptakan alam dengan sebaik-baiknya. Sehingga diperlukan keselarasan dan
keharmonisan antara alam dan perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
tanpa harus ada campur tangan dari pemerintah.
Sebagaimana pasar berjalan begitu saja dalam istilah Laissez faire-laissez passer (let do,
let pass). Yang kemudian konsep dari Quesnay ini lebih dikembangkan dan dikenal
sebagai konsep Invisible Hand oleh Adam Smith.
Francis Quesnay yang merupakan dokter ahli bedah ini diangkat menjadi bagian dari
sebuah lembaga ilmiah karena perhatiannya pada masalah ekonomi yang ditulis dalam
buku Tableau Economique. Ia membagi masyarakat ke dalam empat golongan.
Dalam pemikirannya, Quesnay dianggap sudah jauh lebih baik. Karena pola pikirnya
sudah mulai tersusun dan sudah menggunakan istilah ‘mazhab’ . Dengan pola yang
sudah tertata, maka akan lebih mudah untuk dipahami orang lain. Namun, pemikiran
Quesnay ini kemudian disempurnakan lagi oleh Adam Smith pada era selanjutnya.
Demikian penjelasan tentang pemikiran ekonomi zaman Yunani kuno yang saya kutip,
saya ringkas, dan sebagian diubah agar menjadi kalimat yang lebih mudah dipahami.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekonomi itu sebenarnya sudah ada sejak lama.
Bahkan sama tuanya dengan peradaban manusia. Setiap manusia mempunyai pemikiran
dan caranya sendiri dalam ekonomi. Dan agar lebih bermanfaat, hendaklah selalu
mengingat uang disertai dengan mengingat berkah dari Tuhan. Dengan begitu, mudah-
mudahan kita tidak menjadi egois dan merugikan orang lain serta mendapat kasih
sayang dari Sang Pencipta.
https://makassar.terkini.id/begini-penjelasan-aliran-aliran-mazhab-dalam-sejarah-
ekonomi-dunia/
Perbandingan Sistem Ekonomi Sosialis dan
Kapitalis
A. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau
teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik
dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan
produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana
yang diharapkan. Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa
kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan
kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas
aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.
Satu pihak akan menuju puncak, dipihak lain akan menuju kepada jurang
kemelaratan disebabkan persaingan dan kebebasan yang diberikan kapitalis
kepada individu yang ada. Sistem ini akan berakibat buruk sebab ketimpangan
mengakibatkan pihak yang tidak memiliki modal tidak akan memiliki kesempatan
untuk memperbaiki kedudukannya.
Sistem ekonomi Islam mencoba melihat kedua sistem ini dengan cara
moderat. Menurut Dawan Raharjo, penyebab sistem kapitalis maupun sosialis
mengalami krisis meskipun saat ini kapitalis masih eksis adalah tujuan utama
keduanya adalah pemenuhan kebutuhan materi dalam mencapai kesejahteraan
manusia.Baik sosialis maupun kapitalis tetap bertujuan untuk mencapai kekayaan
material baik itu digunakan melalui jalan mekanisme pasar bebas maupun dengan
sistem pemusatan dengan perencanaan melalui pemerintah. Pada ujungnya kedua
sistem tersebut akan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada untuk
membuktikan dari kedua sistem tersebut mana yang paling efektif dalam
menghasilkan keuntungan.
Jadi dalam sistem ekonomi Islam bukan negara yang kaya yang dianggap
berhasil, tapi negara yang dengan kemampuan ekonomi yang mereka miliki
mampu membantu negara lain dalam menghadapi problematika ekonomi yang
mereka hadapi.
Kedua, prinsip ekonomi kapitalis yakni kerja keras dan prinsip sosialis
yakni egaliter memiliki tempat dalam sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam
mendorong setiap pelaku ekonomi yang untuk selalu mendayagunakan segala hal
yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pelaku ekonomi kaya yang curang dalam menakar timbangan akan kalah
nilainya dari pedagang buah skala kecil yang jujur dalam menimbang. Islam
menilai dalam dimensi yang berbeda dari ukuran kedua sistem ekonomi tersebut.
Etika Islam berdasarkan Al Quran dan Hadist mengajarkan pelaku ekonomi untuk
menjadikan semua tindakan ekonomi penuh dengan akhlak.
Dalam ekonomi Islam sumber daya yang berkaitan dengan hajat orang
banyak diserahkan kepemilikannya pada negara seperti Air dengan tujuan agar
tidak terjadi pemanfaatan yang eksploitatif dari individu. Di lain pihak
kepemilikan individu terhadap asset ekonomi juga dibenarkan selama kepemilikan
tersebut tidak bertentangan dengan aturan Al Quran dan Hadis.
Keempat, kebebasan dalam bertindak yang menjadi ciri khas kapitalis juga
diakui dalam Islam. Dasar hukumnya adalah kaidah dalam muamalah. Bahwa
pada dasarnya segala sesuatu yang ada dalam muamalah itu dibolehkan asalkan
tidak ada dalil yang melarangnya.