Klasifikasi Dan Morfologi Lalat Buah
Klasifikasi Dan Morfologi Lalat Buah
Klasifikasi Dan Morfologi Lalat Buah
Euaresta aequalis
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Seksi: Schizophora
Subseksi: Acalyptratae
Superfamili: Tephritoidea
Famili: Tephritidae
Tephritidae adalah lalat berukuran kecil hingga sedang (2,5-
Newman, 1834 10 mm) yang seringnya berwarna-warni, dan biasanya dengan
sayap bercorak, vena subkostalnya melengkung ke depan di
sudut kanan. Kepalanya berbentuk hemisferikal dan biasanya
Subfamili
pendek. Wajah vertikal dan pada wajahnya terdapat Oselus
dan banyak bulu. Ada dua hingga delapan pasang bulu (paling
Blepharoneurinae sedikit satu pasang tetapi biasanya beberapa pasang bulu
Dacinae yang rendah melengkung ke dalam dan setidaknya salah satu
pasangan bulu atas melengkung ke belakang). Pada beberapa
Phytalmiinae
spesies, bulu-bulu depan masuk dalam tuberkel (tonjolan
Tachiniscinae kecil). Setula interfrontal (depan dalam) biasanya tidak ada
atau diwakili oleh satu atau dua setula kecil dekat lunula.
Tephritinae
Sayapnya biasanya memiliki tanda berwarna kuning, cokelat,
Trypetinae
Diversitas
Anggota ordo Diptera ini kerap menggalkan panen yang dinanti petani
buah. Namun, serangannya kini meluas ke tanaman hias ademiun dan
aglonema. Sayuran seperti kubis dan seledri pun menjadi target
serangan. Lalat ini berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat
kecil. Warnannya sangat bervariasi kuning cerah, orange, hitam, cokelat,
atau kombinasinya. Disebut Tephtridae berarti bor karena terdapat
ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur
ke dalam buah.
1. Gejala
2. Penyebab
>Siklus hidup
3. Penanggulangan
>Mekanis
>Budidaya
Lakukan sanitasi lahan sebelum menanam. Bersihkan serasah dan gulma
usai panen. Tapi tetap biarkan gulma yang berakar dangkal dan berbunga
karena menjadi sumber makanan parasitoid dewasa. Pangkas teratur
untuk membentuk tajuk dan mengurangi kerimbunan kanopi.
>Kimia
Drosophilidae
Drosophilidae
Morfologi Drosophilidae
melanogaster sp.
Gejala Serangan
Di musim hujan sering kali kita menemukan buah-buahan yang rontok sebelum Matang,
kadang kala buah berwarna kuning dan keriput, terlihat bintik hitam pada bagian kulit
buah. Hal tersebut merupakan beberapa gejala serangan lalat buah.
Buah lalat yang menyerang sebetulnya adalah lalat betina. Lalat itu menyerang dengan
menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah.
Oleh karena itu, gejala awal yang menunjuk serangan lalat buah adalah adanya noda /
titik bekas tusukan pada permukaan kulit buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas di
dalam buah dan menjadi larva.
Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva inilah yang akan menghasilkan noda-noda di
kulit dan berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya.
Saat buah yang terserang dibelah, akan telihat belatung atau larva lalat buah. Larva
akan memisahkan daging buah buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua / masak.
Buah yang gugur ini akan menjadi biang serangan generasi berikutnya jika tidak
dimusnahkan dengan segera.
Sejauh ini, lalat buah termasuk hama yang sulit dikendalikan. Beberapa teknik
pengendalian . baik secara tradisioanal maupun modern telah banyak diaplikasikan
namun hasil belumlah optimal.
Meskipun demikian, usaha-usaha tetap bisa kita upayakan sebisa mungkin agar tidak
dari bahaya tidak terlalu merugikan.
Beberapa cara pengendalian hama lalat buah yang bisa dipakai mengorbankan:
Pemeliharaan Tanah
Memutakhirkan tanaman dengan baik di dalam melakukan mengolah dan merawat
tanah secara berkala. Pencacahan tanah di bawah pohon tajuk dapat menyebabkan
pupa lalat buah yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari dan akhirnya mati.
Sanitasi yang Baik
Tujuan dari kebun adalah memutus siklus perkembangan lalat buah. Kebun harus
terbebas dari buah-buah yang terserang lalat buah yang jatuh atau yang masih di
pohon.
Buah yang berisi telur dan larva lalat buah dan kemudian dimusnahkan dengan dibakar
atau dibenamkan ke dalam tanah. Buah-buah yang gugur di bawah pohon berpeluang
menggantikan tempat bertelur lalat buah.
Semak-semak dan gulma juga dapat digunakan sebagai buah alternatif. Sanitasi akan
bermanfaat jika dilakukan oleh seluruh petani secara serempak.
Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah saat masih muda dapat membantu menangkal serangan hama
lalat buah. Petani bisa menggunakan kertas, kertas karbon, plastik hitam, daun pisang,
daun jati, atau kain untuk membungkus buah-buahan seperti belimbing dan jambu.
Lalat buah tertarik pada warna kuning dan aroma buah yang masak atau aroma amonia
yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bunga dan buah, jadi membungkus buah sedini
mungkin bisa efektif mengurangi serangan lalat buah.
Pemanfaatan Tanaman Perangkap
Tanaman aromatik atau tanaman yang sanggup mengeluarkan aroma, bisa juga untuk
mengendalikan lalat buah. Diingat jenis selasih / kemangi, tanaman kayu putih dan
tanaman yang bersifat sinergis (meningkatkan efektifitas atraktan), seperti pala.
Semua tanaman ini menggunakan bahan yang mirip lalat buah, yaitu Metil eugenol,
dengan kadar yang berbeda.
Dengan menanamkan satu tanaman tersebut di lahan, maka Anda dapat mengurangi
serangan lalat buah secara signifikan. Sesuai dengan fungsinya sebagai atraktan,
tanaman tersebut hanya bersifat menarik lalat buah tetapi tidak membunuhnya.
Jadi tujuan hanya untuk mengalihkan perhatian dari tanaman budidaya utama. Oleh
karena itu, penggunaan tanaman tersebut akan lebih optimal bila dilengkapi dengan alat
yang dapat menjebak atau lalat lalat buah.
Pemanfaatan Musuh Alami dan Agens Hayati
Selanjutnya dengan memanfaatkan musuh alami berupa predator prasitoid atau. Yang
termasuk parasitoid untuk lalat buah dietahui Biosteres sp dan Opius sp, dari famili
Braconidae.
Adapun predator yang dapat memangsa lalat buah antara lain semut / lebah
(hymenoptera), laba-laba (arachnida), kumbang tanah carabid dan staphylinid
(coleoptera), cocopet (dermaptera), sayap jala chrysopid (ordo neuroptera) dan kepik
penratomid (hemiptera) .
Secara Kimiawi
Pengendalian buah lalat dengan insektisida berbahan aktif spinosad bisa membunuh
lalat buah. Pestisida sebagai umpan dengan bahan aktif spinosad sangat digemari lalat
buah baik jantan maupun betina.
Namun sayang penyemprotan dengan insektisida sering menyebabkan pemborosan
karena banyak yang tidak tepat sasaran, mengingat sifat lalat buah yang selalu
bergerak.
Penggunaan insektisida juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan
meninggalkan residu yang tidak jelas bagi manusia.
Cara tradisional lain yang bisa diterapkan adalah dengan pengasapan. Pengasapan
dilakukan 3-4 hari sekali dimulai pada saat pembentukan buah dan diakhiri 1-2 minggu
sebelum panen dengan serasah atau jerami sampai menjadi bara yang cukup besar.
Kemudian bara dimaruh dan di atas bara ditaruh dahan kayu yang masih lembab.
Namun, cara ini menjadi kurang efisien jika diterapkan di kebun yang luas. Cara ini
hanya efisien jika diterapkan di pohon-pohon milik perseorangan yang terbatas atau
tidak terlampau banyak.
Kelabatan lain pada pengasuhan adalah sulitnya diterapkan pada komoditas sayuran.
Referensi:
Direktorat Perlindungan Holtikultura
taniorganik.com
gerbangpertanian.com
perkebunan.litbang.pertanian.go.id
pustaka.litbang.pertanian.go.id
unud.ac.id