Klasifikasi Dan Morfologi Lalat Buah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Tephritidae

Klasifikasi dan Morfologi Lalat


buah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Lalat buah dapat berupa:

 Tephritidae, keluarga lalat buat ukuran besar


 Drosophilidae, keluarga lalat buah ukuran kecil, termasuk:
 Drosophila melanogaster, spesies yang biasa disebut
"lalat buah", dan biasa digunakan sebagai model
dalam biologi modern

Euaresta aequalis

Klasifikasi ilmiah Tephritidae


Kingdom: Animalia
Morfologi Tephritidae
Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Diptera

Seksi: Schizophora

Subseksi: Acalyptratae

Superfamili: Tephritoidea

Famili: Tephritidae
Tephritidae adalah lalat berukuran kecil hingga sedang (2,5-
Newman, 1834 10 mm) yang seringnya berwarna-warni, dan biasanya dengan
sayap bercorak, vena subkostalnya melengkung ke depan di
sudut kanan. Kepalanya berbentuk hemisferikal dan biasanya
Subfamili
pendek. Wajah vertikal dan pada wajahnya terdapat Oselus
dan banyak bulu. Ada dua hingga delapan pasang bulu (paling
 Blepharoneurinae sedikit satu pasang tetapi biasanya beberapa pasang bulu
 Dacinae yang rendah melengkung ke dalam dan setidaknya salah satu
pasangan bulu atas melengkung ke belakang). Pada beberapa
 Phytalmiinae
spesies, bulu-bulu depan masuk dalam tuberkel (tonjolan
 Tachiniscinae kecil). Setula interfrontal (depan dalam) biasanya tidak ada
atau diwakili oleh satu atau dua setula kecil dekat lunula.
 Tephritinae
Sayapnya biasanya memiliki tanda berwarna kuning, cokelat,
 Trypetinae

Diversitas

500 genera, sekitar 5.000


spesies
atau hitam atau berwarna gelap dengan tanda berwarna lebih terang. Beberapa spesies
memiliki sayap transparan. Kosta memiliki sebuah sendi humeral (berhubungan dengan bahu)
dan subkostal. Bagian subkostal apikal biasanya tidak jelas atau bahkan transparan dan berada
di sekitar sudut kanan terkait dengan bagian basal. Terdapat urat silang BM-Cu. Mangkuk sel
(sel kubital posterior atau sel anal) tertutup dan hampir selalu berdekatan dengan sudut lancip.
Mangkuk sel tertutup oleh vena bengkok (CuA2). Vena CuA2 jarang lurus atau cembung. Tibiae
tidak memiliki bulu prarembang dorsal. Tephritidae betina memiliki oviscape.

Anggota ordo Diptera ini kerap menggalkan panen yang dinanti petani
buah. Namun, serangannya kini meluas ke tanaman hias ademiun dan
aglonema. Sayuran seperti kubis dan seledri pun menjadi target
serangan. Lalat ini berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat
kecil. Warnannya sangat bervariasi kuning cerah, orange, hitam, cokelat,
atau kombinasinya. Disebut Tephtridae berarti bor karena terdapat
ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur
ke dalam buah.

1.       Gejala

Larva menggerek buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian


dalam. Tampak getah yang sudah mengering di permukaan buah. Kadang
tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah banyak yang keriput
dan rontok.

2.      Penyebab

> Asal mula

Lalat buah kerap datang bersama musim penghujan karena kelembaban


memicu pupa untuk keluar menjadi lalat dewasa.

>Siklus hidup

Betina menyuntikkan 50-100 telur ke buah muda, selama 2-5 hari


mengakibatkan belatung keluar dari telur dan segera merusak daging
buah. Setelah 4-7 hari keluar dari buah dengan melubangi kulit lalu
menjatuhkan diri dan menjadi pupa dalam tanah. Kemudian selama 3-5
hari lalat dewasa bersayap keluar dari pupa. Kurang dari 1 menit
langsung mengudara berikutnya 7-10 kembali ke siklus awal yaitu
penyuntikkan telur.

3.      Penanggulangan

>Mekanis

Buah atau bunga yang terserang dipangkas dan dibakar. Tanah


disekitannya dicangkul dan dibalik agar pupa yang bersembunyi terkena
sinar matahari dan mati. Perangkap yang menggunakan zat metil eugenol
atau lem kuning (yellow trap) cukup efektif mengurangi serangan.

>Budidaya
Lakukan sanitasi lahan sebelum menanam. Bersihkan serasah dan gulma
usai panen. Tapi tetap biarkan gulma yang berakar dangkal dan berbunga
karena menjadi sumber makanan parasitoid dewasa. Pangkas teratur
untuk membentuk tajuk dan mengurangi kerimbunan kanopi.

>Kimia

Gunakan pestisida hayati dan nabati jika memungkinkan. Sebagai


laternatif terakhir karena ada ledakan hama maka semprotkan insektisida
kontak Decis 25 EC yang berbahan aktif delta metrin, Curacron 500 EC
yang berbahan aktif profenofos, atau Agrimec 18 EC berbahan aktif
abamectin. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi hari karena saat itu
lalat sedang aktif.

Drosophilidae
Drosophilidae
Morfologi Drosophilidae
melanogaster sp.

Drosophila sp. Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang


sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk
Klasifikasi ilmiah penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi.
setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan

Kingdom: Animalia memicu struktur yang khas dari setiap segmen.


Adapun ciri umum lain dari Drosophila
melanogaster diantaranya:
Filum: Arthropoda 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin
berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
Kelas: Insecta 3.Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua
bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4.Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-
Ordo: Diptera 12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak
melengkung.
Subordo: Brachycera 6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan
berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala
Seksi: Schizophora dengan ukuran lebih kecil dibanding mata
majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih,
Subseksi: Acalyptratae sedangkan abdomen bersegmen lima dan
bergaris hitam
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi
Superfamili: Ephydroidea bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan
Famili: Drosophilidae betina antara lain;
Róndani, 1856 Jantan Betina
1. Ukuran tubuh lebih 1. Ukuran tubuh lebih
Upafamilia kecil dari betina besar dari jantan
2. Sayap lebih pendek 2. Sayap lebih panjang
 Drosophilinae dari sayap betina dari sayap jantan
 Steganinae 3. Terdapat sisir 3. Tidak terdapat sisir
kelamin (sex comb) kelamin (sex
comb)
4. Ujung abdomen 4. Ujung abdomen
tumpul dan lebih runcing
hitam
Siklus Hidup
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II
– larva instar III – pupa – imago

Gejala Serangan
Di musim hujan sering kali kita menemukan buah-buahan yang rontok sebelum Matang,
kadang kala buah berwarna kuning dan keriput, terlihat bintik hitam pada bagian kulit
buah. Hal tersebut merupakan beberapa gejala serangan lalat buah.
Buah lalat yang menyerang sebetulnya adalah lalat betina. Lalat itu menyerang dengan
menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah.
Oleh karena itu, gejala awal yang menunjuk serangan lalat buah adalah adanya noda /
titik bekas tusukan pada permukaan kulit buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas di
dalam buah dan menjadi larva.
Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva inilah yang akan menghasilkan noda-noda di
kulit dan berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya.
Saat buah yang terserang dibelah, akan telihat belatung atau larva lalat buah. Larva
akan memisahkan daging buah buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua / masak.
Buah yang gugur ini akan menjadi biang serangan generasi berikutnya jika tidak
dimusnahkan dengan segera.
Sejauh ini, lalat buah termasuk hama yang sulit dikendalikan. Beberapa teknik
pengendalian . baik secara tradisioanal maupun modern telah banyak diaplikasikan
namun hasil belumlah optimal.
Meskipun demikian, usaha-usaha tetap bisa kita upayakan sebisa mungkin agar tidak
dari bahaya tidak terlalu merugikan.
Beberapa cara pengendalian hama lalat buah yang bisa dipakai mengorbankan:
Pemeliharaan Tanah
Memutakhirkan tanaman dengan baik di dalam melakukan mengolah dan merawat
tanah secara berkala. Pencacahan tanah di bawah pohon tajuk dapat menyebabkan
pupa lalat buah yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari dan akhirnya mati.
Sanitasi yang Baik
Tujuan dari kebun adalah memutus siklus perkembangan lalat buah. Kebun harus
terbebas dari buah-buah yang terserang lalat buah yang jatuh atau yang masih di
pohon.
Buah yang berisi telur dan larva lalat buah dan kemudian dimusnahkan dengan dibakar
atau dibenamkan ke dalam tanah. Buah-buah yang gugur di bawah pohon berpeluang
menggantikan tempat bertelur lalat buah.
Semak-semak dan gulma juga dapat digunakan sebagai buah alternatif. Sanitasi akan
bermanfaat jika dilakukan oleh seluruh petani secara serempak.
Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah saat masih muda dapat membantu menangkal serangan hama
lalat buah. Petani bisa menggunakan kertas, kertas karbon, plastik hitam, daun pisang,
daun jati, atau kain untuk membungkus buah-buahan seperti belimbing dan jambu.
Lalat buah tertarik pada warna kuning dan aroma buah yang masak atau aroma amonia
yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bunga dan buah, jadi membungkus buah sedini
mungkin bisa efektif mengurangi serangan lalat buah.
Pemanfaatan Tanaman Perangkap
Tanaman aromatik atau tanaman yang sanggup mengeluarkan aroma, bisa juga untuk
mengendalikan lalat buah. Diingat jenis selasih / kemangi, tanaman kayu putih dan
tanaman yang bersifat sinergis (meningkatkan efektifitas atraktan), seperti pala.
Semua tanaman ini menggunakan bahan yang mirip lalat buah, yaitu Metil eugenol,
dengan kadar yang berbeda.
Dengan menanamkan satu tanaman tersebut di lahan, maka Anda dapat mengurangi
serangan lalat buah secara signifikan. Sesuai dengan fungsinya sebagai atraktan,
tanaman tersebut hanya bersifat menarik lalat buah tetapi tidak membunuhnya.
Jadi tujuan hanya untuk mengalihkan perhatian dari tanaman budidaya utama. Oleh
karena itu, penggunaan tanaman tersebut akan lebih optimal bila dilengkapi dengan alat
yang dapat menjebak atau lalat lalat buah.
Pemanfaatan Musuh Alami dan Agens Hayati
Selanjutnya dengan memanfaatkan musuh alami berupa predator prasitoid atau. Yang
termasuk parasitoid untuk lalat buah dietahui Biosteres sp dan Opius sp, dari famili
Braconidae.
Adapun predator yang dapat memangsa lalat buah antara lain semut / lebah
(hymenoptera), laba-laba (arachnida), kumbang tanah carabid dan staphylinid
(coleoptera), cocopet (dermaptera), sayap jala chrysopid (ordo neuroptera) dan kepik
penratomid (hemiptera) .

Secara Kimiawi
Pengendalian buah lalat dengan insektisida berbahan aktif spinosad bisa membunuh
lalat buah. Pestisida sebagai umpan dengan bahan aktif spinosad sangat digemari lalat
buah baik jantan maupun betina.
Namun sayang penyemprotan dengan insektisida sering menyebabkan pemborosan
karena banyak yang tidak tepat sasaran, mengingat sifat lalat buah yang selalu
bergerak.
Penggunaan insektisida juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan
meninggalkan residu yang tidak jelas bagi manusia.
Cara tradisional lain yang bisa diterapkan adalah dengan pengasapan. Pengasapan
dilakukan 3-4 hari sekali dimulai pada saat pembentukan buah dan diakhiri 1-2 minggu
sebelum panen dengan serasah atau jerami sampai menjadi bara yang cukup besar.
Kemudian bara dimaruh dan di atas bara ditaruh dahan kayu yang masih lembab.
Namun, cara ini menjadi kurang efisien jika diterapkan di kebun yang luas. Cara ini
hanya efisien jika diterapkan di pohon-pohon milik perseorangan yang terbatas atau
tidak terlampau banyak.
Kelabatan lain pada pengasuhan adalah sulitnya diterapkan pada komoditas sayuran.

Referensi:
Direktorat Perlindungan Holtikultura
taniorganik.com
gerbangpertanian.com
perkebunan.litbang.pertanian.go.id
pustaka.litbang.pertanian.go.id
unud.ac.id

Anda mungkin juga menyukai