Analisis Obat Dalam Cairan Hayati
Analisis Obat Dalam Cairan Hayati
Analisis Obat Dalam Cairan Hayati
MAKALAH
FARMAKOKINETIKA DASAR
ANALISIS OBAT DALAM CAIRAN HAYATI
OLEH
NAMA KELOMPOK :
KELOMPOK : VI (ENAM)
KELAS :C
DOSEN : apt. SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc.
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberikan kita
berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi kesempatan untuk terus menuntut ilmu,
mengembangkan wawasan kita, dan sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di berikan-Nya dan menjadikannya sarana
untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Adapun makalah ini berjudul Analisis obat dalam cairan hayati yang bertujuan untuk melengkapi
nilai tugas mata kuliah Farmakokinetika Dasar sebagai sarana untuk lebih memperdalam wawasan dan
pengetahuan dalam mata kuliah ini.
Oleh karena kami merasa ada kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami mengharapkan segala
kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun dari dosen dan teman-teman sekalian.
Semoga apa yang disampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
pembelajaran maupun sebagai wawasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akhir kata, terima kasih
dan selamat membaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1920-an, diprakarsai oleh Widmark yang meneliti proses detoksifikasi alkohol, perhatian
ilmuwan dunia mulai terfokus pada studi metabolisme dan eliminasi obat di dalam tubuh. Bahkan sampai
Perang Dunia II usai, ilmu analisis biofarmasi semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara
rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang pesat dari instrumen
analisis yang mampu mendeteksi kadar obat dalam konsentrasi yang sangat rendah (mikro – nanogram per
mililiter) yang terdapat dalam media biologis (Harmita, Umar Mansur, Firnando.,2004).
Intensitas efek farmakologik suatu obat seringkali dikaitkan dengan dosis obat yang dikonsumsi. Namun
sebenarnya konsentrasi obat bebas yang berikatan dengan reseptor-lah yang menentukan besarnya efek
farmakologik yang diberikan oleh suatu obat. Reseptor sebagian besar terdapat dalam sel-sel jaringan. Oleh
karena sebagian besar sel-sel jaringan diperfusi oleh darah, maka pemeriksaan kadar obat dalam darah
merupakan suatu metode yang paling akurat untuk pemantauan pengobatan dan pengoptimalan manfaat terapi
obat dalam pelayanan farmasi(Harmita, Umar Mansur, Firnando.,2004).
Dalam analisis dengan menggunakan cairan biologis perlu dicermati adanya metabolit dari obat induk,
karena dengan adanya metabolit, analisis suatu obat dapat saja memberikan hasil yang menyesatkan. Sehingga
diperlukan suatu metode yang dapat mengidentifikasi secara akurat baik obat induk maupun metabolitnya
Penetapan kadar obat dalam cairan biologi membutuhkan metode dengan selektivitas tinggi, sensitivitas sampai
tingkat bpj (bagian per juta), dan gangguan yang sedikit mungkin dari zat pengganggu. Salah satu cara yang
banyak digunakan adalah metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (Harahap Yahdiana, Umar Mansur,
Theresia Sinandang.,2006).
Penetapan kadar obat dalam cairan biologi membutuhkan metode dengan selektivitas tinggi, sensitivitas
sampai tingkat bpj (bagian per juta), dan gangguan yang sedikit mungkin dari zat pengganggu. Salah satu cara
yang banyak digunakan adalah metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (Harmita, Umar Mansur,
Firnando.,2004).
B. Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah analisis obat didalam cairan
hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan
didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.
1. Kecermatan (accuracy)
Definisi:
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang
sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam
keseluruhan tahapan analisis.
2. Keseksamaan (precision)
Definisi:
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur
melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-
sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
3. Selektivitas (Spesifisitas)
Definisi
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja
secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang
dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak
mengandung bahan lain yang ditambahkan.
4. Linearitas dan Rentang
Definisi:
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau
dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam
sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan
dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.
5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Definisi:
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan
respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas
kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam
sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
6. Ketangguhan metode (ruggedness)
Definisi:
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama
dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari
yang berbeda, dll. Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi
atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi
operasi normal antara lab dan antar analis.
7. Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus
menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi.
Judul jurnal Analytical Methods Used for the Detection and Quantification of Benzodiazepines
Penulis jurnal Zidane Qriouet ,1,2 Zineb Qmichou ,1 Nadia Bouchoutrouch,1 Hassan
Mahi,1Yahia Cherrah,2 and Hassan Sefrioui 1
Latar belakang BEnzodiazepines (BZDs) adalah sejenis obat psikoaktif, yang diperkenalkan pada
tahun 1960-an, menciptakan revolusi di bidang obat-obatan berbahaya [1]. Daftar
dari BZDs yang paling telah ditetapkan di dunia dikatagorikan, menurut milik
utama mereka, sebagai antikejang-kejang, obat penenang, anxiolytic, amnesia, dan
hipnosis [2, 3]. BZDs termasuk di antara obat psikotropika yang paling diresepkan
di negeri-negeri barat, khususnya di prancis [4]. Pemanfaatan tingkat tahunan eir
sekitar 2% hingga 17% [4, 5] dan bervariasi antara negara dan dari satu
penelitian ilmiah ke yang lain. -e penyalahgunaan atau penyalahgunaan BZDs
adalah salah satu potensi masalah sosial yang serius di seluruh dunia. -resep eir
harus dievaluasi setelah periode singkat (12 minggu), karena penggunaan BZDs
jangka panjang juga digambarkan sebagai penyebab efek kognitif (meningkatnya
kasus demensia), ketergantungan, dan penghentian ketergantungan [6-8]. Memang
benar, rekomendasi internasional resmi yang perlu diperhatikan — penggunaan
molekul BZDs yang bersifat terapeutik ini sering diperbarui, dengan menekankan
jangka waktu resep yang singkat dan tanpa gangguan guna menghindari
kemungkinan penyalahgunaan obat - obatan tersebut.
Tujuan
Metode penelitian
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Harahap Yahdiana, Umar Mansur, Theresia Sinandang.,2006. Analisis Glimepirida Dalam Plasma Tikus.
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. Iii, No.1, Issn : 1693-9883
Harmita, 2006. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode Dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian,
Vol. I, No.3, Issn : 1693-9883
Harmita, Umar Mansur, Firnando.,2004. Metode Penetapan Kadar Meloxicam Dalam Darah Manusia In Vitro
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.2, Issn : 1693-9883
Wibowo Ari, Damas Inggil Maulidina, Wahyuni Shalatan Fitri, Vitarani Dwi Ananda Ningrum.,2019. Validasi
Metode Bioanalisis Vankomisin Dalam Spiked-Plasma Manusia Menggunakan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi-Detektor UV Untuk Aplikasi Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah. Jurnal Ilmu-Ilmu
MIPA. Vol. 19, No. 1 ISSN: 2503-2364