Projek Manajemen Sarana Dan Prasarana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PROJEK MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti


Perkuliahan Manajemen Sarana Dan Prasarana

Oleh Kelompok :3

1. ITA KARLINA br LUMBANGAOL


2. IKE WARDANI
3. JUMIYATI HASIBUAN
4. MEGAWATI
5. NITA LIMBONG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita, sehingga kami sebagai penulis mampu menyelesaikan Projek
Manajemen Sarana DanPrasarana ini tepat pada waktunya.

Harapan penulis semoga tugas ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
tugas ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Tugas ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha kita.

Medan, November 2019

penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarana prasarana sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan. Bahkan terkadang Masyarakat Menilai kualitas pendidikan suatu sekolah dengan
melihat sarana prasarananya, sekolahyang memiliki gedung yang besar mentereng, peralatan,
dan perlengkapan belajar mengajar yang lengkap dan modren sering kali dianggap sebagai
sekolah yang berkualitas.
Walaupun tidak sepenuhnya benar,tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan Proses
Belajar Mengajar (PBM) sedikit banyak dipengaruhi kondisi sarana prasarana pendidikan yang
tersedia di kelas. Jika sekolah memiliki sarana prasarana pendidikan yang lengkap, guru dapat
melaksanakan pembelajaran secara optimal dan siswa dapat belajar secara maksimal. Sarana
prasarana sekolah merupakan faktor penunjanga yang tidak bisa diabaikan jika menginginkan
layanan pendidikan yang berkualitas.
Dalam memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas pemerintah dan swasta
berusaha keras untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Dana yang diperlukan untuk
pengadaan sarana dan prasarana serta pemeliharaannya sangat besar, sehingga pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sangat penting agar tidak terjadi pemborosan untuk
itu diperlukan kemampuan dalam pengelolaan sarana dan prasarana tersebut.
Sehubungan dengan itu, pengelolaan sarana prasarana pendidikan di sekolah menjadi
sangat penting agar tidak terjadi pemborosan juga tidak terjadi gangguan terhadap kelancaran
proses belajar mengajar karena tidak tersedia fasilitas yang diperlukan oleh guru dan murid.
Ketersediaan sarana prasarana untuk menunjang PBM itu terkadang bukan karena kurang dana,
melainkan karena telah terjadi kesafahan manajemen (miss management).
1.2 Rumusan Masalah
Bedasar latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan maslah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan Sarana dan prasarana pendidikan?
2.    Mengapa sarana dan prasarana sangat penting dalam sebuah pendidikan?
4.    Bagaimana sarana prasarana itu dapat dikatakan standar dalam pendidikan?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan dari  penulisan makalah ini dapat di uraikan sebagai berikut :
1.    Agar dapat memahami pengertian dari sarana prasarana pendidikan.
2.    Mengetahui pentingnya sarana prasarana dalam pendidikan.
3.    Memahami bagaimana proses pengelolaan sarana prasarana pendidikan.
4.    Mengetahui standar sarana prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan


Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia
maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana.
Depdiknas, telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.[1]
Menurut Thalib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.[2] Sarana
pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut tim penyusun
pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
dimaksud dengan:
Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya
ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah “alat tidak langsung
yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan
sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.”[3]
Berdasarkan pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar atau semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
2. Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
a) Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar prasarana pendidikan
berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam
prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan
sekolah, jaringan jalan, air, listrik, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana
pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap proses
belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media
pendidikan.
b) Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan
fasilitas non fisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibedakan yang mempunyai peran untuk memudahkan
atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot,
alat peraga, model, media, dan sebagainya. Sedangkan fasilitas non fisik yakni
sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan,
yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha
seperti manusia, jasa, uang.
c) Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi
barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung
pelaksanaan tugas.
a. Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-
pakai barang tak habis pakai.
1) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu
dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut
terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas,
spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 225/MK/V/1971 anggal 13 April 1971).
2) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali
serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang
relative lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap dipakai
untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stenlis,
kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
b. Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa
dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya.[5]
Menurut Nawawi mengklasifikasi sarana pendidikan menjadi beberapa macam sarana
pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut:[6]
(1) habis tidaknya dipakai;
(2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan
(3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
a) Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan
yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contoh yaitu kapur tulis, bahan kimia yang
digunakan untuk praktek. Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuknya
misalnya kayu, besi, kertas karton.
b. Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan
secara terus menerus dalam waktu yang relative lama. Contohnya bangku sekolah, mesin tulis,
atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.
b) Ditinjau dari Pendidikan Bergerak Tidaknya
a. Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergeraka adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Sebagai contoh adalah lemari arsip, bangku sekolah.
b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau
relative sangat sulit untuk dipindahkan. Sebagai contoh yaitu gedung, pipa air, dan lain
sebagainya.
c) Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama,
sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, sebagai
contohnya adalah kapur tulis/spidol, atlas, dan lain-lain. Kedua, sarana pendidikan yang secara
tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor
sekolah.[7]
Sedangkan prasarana pendidikan disekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama,
prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti
ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua,
prasarana sekolah yang keberadaanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar. contohnya
ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang
guru, ruang kepsek dan tempat parkir.
Sebagai acuan/kategori untuk sarana prasarana sekolah yang baik bagi tingkat SMA/MA
sederajat dapat kita ketahui dari Permendiknas RI Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana
prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA. Sesuai pada Permendiknas RI Nomor 24 tahun
2007 (halaman 38) sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1) Ruang Kelas, Ruang kelas adalah tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan
juga tempat transfer ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru kepada anak didik.
Ditempat ini didik mendapatkan fasilitas pengajaran dan kenyamanan dalam
menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Contoh barang yang ada di ruang
kelas adalah papan absen kelas, daftar pembagian tugas kelas, peraturan tata tertib
kelas/siswa, hiasan dinding, papan mading menemphel hasil karya siswa,
perlengkapan kebersihan.
2) Ruang OSIS, adalah ruangan organisasi siswa yang berada di tingkat sekolah.
3) Ruang Kepala Sekolah, adalah salah satu unit pada sekolah sebagai suatu lembaga
yang memiliki tugas memberikan layanan ketatausahaan demi kelancaran
penyelenggaraan pendidikan. Sebagai suatu unit pada sekolah, kantor sekolah
memberikan layanan kepada segenap unit atau bagian sekolah. Tujuannya untuk
menciptakan kemudahan bagi segenap bagian sekolah dalam menjalankan
tugastugasnya. Dengan demikian, fungsi utama setiap kantor adalah meringankan
keseluruhan bagian sekolah agar bisa melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih
efektif dan efisien. Misalnya barang apa saja ang dibutuhkan dan harus ada di ruang
Kepala Sekolah.
a) Contoh: gambar presiden dan wakil presiden, lambang negara (garuda Pancasila),
teks Pancasila, bendera merah putih, dan bendera Kota/Kabupaten
4) Ruang BK, adalah ruangan seluruh pelaku sekolah baik siswa, guru dan staf-staf
sekolah menyelesaikan masalah ang dihadapi dengan bantuan guru BK.
5) Ruang Perpustakaan, adalah tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari
sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.
6) Ruang UKS, adalah ruangan yang digunakan untuk siswa jika ada yang sedang sakit.
7) Ruang Guru, adalah ruangan yang digunakan oleh guru sebagai tempat untuk
menyimpan bahan ajar. Contoh barang yang ada di ruang guru adalah papan
pengumuman, kalender pendidikan, papan jadwal kegiatan, daftar pembagian tugas
guru, daftar siswa dan sebagainya
8) Ruang TU, adalah ruangan yang digunakan untuk segala administrasi yang
berhubungan dengan sekolah. Contoh barang yang ada di ruang tata usaha adalah
papan statistik siswa, struktur organisasi, daftar guru dan pegawai, denah
sekolah/maket sekolah, kalender pendidikan, kegiatan sekolah, daftar kegiatan,
jadwal kegiatan Kepala Sekolah, 12 langkah kepemimpinan.
9) Ruang Sirkulasi, adalah ruangan penghubung antar bagian bangunan sekolah.
10) Musholla, adalah ruangan yang digunakan seluruh anggota sekolah untuk
melaksanakan ibadah.
11) Lab. Biologi, adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan tentang ilmu-ilmu biologi.
12) Lab. Kimia, adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan tentang pembelajaran kimia.
13) Lab. Fisika, adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan tentang pembelajaran fisika.
14) Lab. Komputer, adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan tentang ilmu-ilmu komputer.
15) Lab. Bahasa, adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan tentang berbagai bahasa.
16) Lap. Olahraga, adalah tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.
17) WC, adalah ruang untuk buang air besar/kecil.
18) Gudang, adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran diluar kelas,
peralatan sekolah yang masih berfungsi ataupun tidak.
19) Kantin, adalah tempat yang digunakan untuk menjual berbagai makanan untuk para
penghuni sekolah.
20) Tempat Parkir, adalah tempat yang digunakan oleh seluruh anggota sekolah sebagai
tempat kendaraan yang mereka gunakan.
Menurut Bafadal ada beberapa istilah teknis dalam kajian administrasi/managemen perlengkapan
sekolah seperti barang, tanah, bangunan gedung, pembangunan, bangunan sekolah, lingkungan
sekolah, peruntukan, tapak sekolah, ruang belajar atau kelas, ruuang kantor, ruang penunjang,
ruang kediaman, struktur bangunan, dan konstruksi bangunan.
1) Barang, adalah semua benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak
berwujud kesatuan atau bagian-bagianyang dapat dinilai, dihitung, diukur,
ditimbang, yang berupa milik negara/daerah, yang berada di sekolah dasar
dan dikuasai serta menjadi tanggung jawab sekolah dasar tersebut.
2) Tanah, adalah tempat didirikannya bangunan sekolah dasar, dan tanah yang
digunakan oleh sekolah tersebut untuk kegiatan tersebut.
3) Bangunan gedung, adalah bangunan yang berada di lingkungan sekolah
dasar yang direncankan baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal.
4) Pembangunan, adalah pengadaan bangun-bangunan pemerintah/swasta.
5) Bangunan sekolah, adalah bangunan sekolah yang direncanakn dan
berfungsi sebagi tempat pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
6) Lingkungan sekolah, adalah daerah yang di dalamnya ada tapak sekolah.
7) Peruntukan, adalah suatu pembagian wilayah dalam kota/daerah yang
disediakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu, misalnya peruntukan
pendidikan, perumahan, pertokoan, perkantoran, atau industri.
8) Tapak sekolah, adalah sebidang tanah yang diatasnya terdapat sekolompok
bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran dengan prasarana dan fasilitas pendukungnya.
9) Ruang belajar, adalah ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar dan
mengajar, baik teori maupun praktik.
10) Ruang kantor, adalah ruangan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
administrasi sekolah.
11) Ruangan pengunjung, adalah ruang yang digunakan melengkapi
terlaksananya kegiatan sekolah.
12) Rumah kediaman, adalah bangunan yang direcanakan dan digunakan
sebagai tempat tinggal seorang atau satu keluarga, dalam hal ini kepala
sekolah, guru, pegawai, dan penjaga sekolah.
13) Struktur bangunan, adalah susunan komponen-komponen bangunan yang
terpadu sehingga bangunan itu dapat berdiri dengan kuat dan aman.
14) Konstruksi bangunan, adalah sitem merangkai/merakit elemen-elemendan
komponen-komponen bangunan sehingga memenuhi kekokohan dan
keindahan bangunan.[8]

3. Fungsi dan Tujuan Sarana Prasarana Pendidikan


Fungsi sarana dan prasarana yang didasarkan pada media, antara lain:
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber
belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-
lain. Media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru, terutama sebagai sumber belajar.
Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada
di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar. Pada usia
sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat
kesadaran sosial yang jelas sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan
sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, seperti film, acara radio, buku, dan majalah.
2) Fungsi Semantik
Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
Manusialah yang memberi makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran,
gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol kata
verbal tersebut hanya merujuk pada benda, misalnya Candi Borobudur, jantung manusia, atau
ikan paus, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu
kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata verbal itu dengan menggunakan photo
Candi Borobudur, mock up jantung manusia, dan gambar ikan paus. Bila kata tersebut merujuk
pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan konsep, misalnya kata iman, etika, akhlak, atau
tanggung jawab, maka masalah komunikasi menjadi rumit, yakni bila komunikasinya melalui
bahasa verbal. Namun bagi guru yang kreatif dan mampu dengan mudah diatasi, yakni dengan
memberikan penjelasan melalui bahasa dramatisasi, simulasi, cerita (dongeng), cerita bergambar,
dan lain-lain.
3) Fungsi manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan media memiliki dua kemampuan.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan seperti
bencana alam, kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat seperti proses ibadah haji, dan kemampuan media menghadirkan kembali objek
atau peristiwa telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti kisah Nabi Nuh dan
kapalnya. Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi
manusia, yaitu
(1) membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti
molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain.
(2) membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat,
seperti proses metamorphosis, dapat dimanfaatkan melalui gambar.
(3) membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara, seperti cara
membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, belajar menyanyi, yakni dengan
memanfaatkan kaset atau tape recorder.
4) Fungsi Psikologis
Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan berbagai macam fungsi, diantaranya:
a. Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perthatian (attention) siswa terhadap
media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang
lainnya, disebut perhatian selektif / selective attention.
b. Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan
siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan
untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya akan tertuju kepada pelajaran yang
diikutinya.
c. Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek
itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi
semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Sedangkan menurut Sobry Sutikno, fungsi media dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa
2. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
3. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
4. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan lain-
lain.
Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar
semua kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi sarana dan
prasarana semakin lama di rasakan semakin rumit karena pendidikan juga menyangkut
masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan tersebut. Oleh karena
itu apabila administrasi sarana dan prasarana berjalan dengan baik maka semakin yakin pula
bahwa tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik.
Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan dari administrasi
sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri . sedangkan
subsistem administrasi sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus maupun tujuan secara umum.
Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah :
1) mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam
pembelajaran.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa
dalam proses pembelajaran
4) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat- sifat individunya.

4. Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan


a. Pengaruh Terhadap Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampain pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima pesan. Pesan,
sumber pesan, melalui saluran media dan penerima pesan adalah komponenkomponen proses
komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam
kurikulum sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku, dan produser
media , salurannya media pendidikan dan penerima pasannya siswa atau juga guru. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem
sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap, demokratis,
bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai
maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur.
Tujuan pemanfaatan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran adalah untuk
mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran itu sendiri. Analisis terhadap fungsi
media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan
pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya.[13]
Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang
menarik dan bermakna sehingga prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Dengan
demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan sarana pembelajaran yang berbeda
pula. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru pastinya memerlukan sarana yang dapat
mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik. Dengan
dukungan sarana pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara
lisan, tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah disiapkan
guru.
Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari sarana
pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin lengkap dan memadai sarana
pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran.
Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar.
Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang proses belajar mengajar:
1) perpustakaan,
2) sarana penunjang kegiatan kurikulum, dan
3) prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.

b. Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan bagi Prestasi Siswa


Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam
menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya dengan
pendidikan yang membutuhkan sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi
intensitas maupun kreatifitas dalam penggunaannya baik oleh guru maupun oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan dan dapat memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor praktis yang bersifat non intelektual.
Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada
kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara instrinsik
(nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki,
mengartikan situasi).
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah usaha bekerja atau belajar yang
menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, kualitas pendidikan juga
didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau instansi pendidikan
yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar.
Misalnya saja sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer,
maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah yang berada di
desa yang tidsk memiliki fasilitas tersebut, maka anak didiknya tidak akan tahu bagaimana cara
menggunakan komputer kecuali ika mereka mengambil kursus di luar sekolah.
Jadi dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pemanfaatan sarana dan prasarana belajar dengan motivasi belajar siswa
terhadap peningkatan nilai prestasi belajarnya dikarenakan pemanfaatan sarana dan prasarana
belajar yang baik.

5. Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan


1) Fasilitas Yang Minim dan Tidak Merata
Volume sarana dan prasarana yang minim masih mejadi permasalahan utama disetiap
sekolah di Indonesia. Terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Kasus seperti ini
dapat menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan. Banyak peserta didik yang berada di desa
tidak bisa menikmati kenyamanan dan kelengkapan fasilitas seperti peserta didik di Kota. Oleh
karena itu, kualitas pendidikan di desa semakin kalah bersaing dengan kualitas pendidikan di
kota. Selain itu masih banyak fasilitas yang belum memenuhi mutu standar pelayanan minimal.
Hal seperti ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat
siswa dalam mengembangkan diri. Akibat ketidak tersedianya fasilitas tersebut, para pelajar
mengalokasiakan kelebihan waktunya untuk hal-hal yang negatif.
2) Alokasi dana yang terhambat
Banyaknya kasus penyalahgunaan dana adminitrasi sekolah, membuat sarana dan prasarana
sekolah tidak terwujud sesuai dengan harapan, adanya permainan uang dalam adminitrasi
membuat pendidikan semakin tidak cepat mencapai titik kebehasilan.
3) Perawatan yang Buruk
Ketidak pedulian dari sekolah terhadap perawatan fasilitas yang ada menjadikan
buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan dari
pemerintah, membuat banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai. Ketidaknyamanan
menggunakan fasilitas yang ada, akibat kondisi yang banyak rusak, membuat para pelajar enggan
menggunakannya. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesadaran dari setiap
guru, siswa, dan pengurus sekolah.
Banyaknya permasalahan terhadap sarana dan prasana akan menghambat proses
pembelajaran, yang akibatnya berpengaruh pada ketercapaian dari tujuan yang diinginkan. Salah
satu cara agar sarana dan prasaran di sekolah tetap terjaga adalah dengan melakukan
pemeliharaan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu
barang, sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan
dilakukan secara continue terhadap semua barang-barang inventaris kadang-kadang dianggap
sebagai suatu hal yang sepele, padahal pemeliharaan ini merupakan suatu tahap kerja yang tidak
kalah pentingnya engan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana. Sarana
dan prasarana yang sudah dibeli dengan harga mahal apabila tidak dipelihara maka tidak dapat
dipergunakan.
a. Perawatan
b. Pencegahan kerusakan
c. Penggantian ringan
Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi, rehabilitasi adalah perbaikan berskala besar dan
dilakukan pada waktu tertentu saja
BAB III
PEMBAHSAN

Jumlah Ruang menurut Jenis, Status Kepemilikan, dan Kondisi di SD Kanisius Eksperimental Mangunan.
SD,SMP,SMK, JAYA KRAMA

Milik
Bukan
No. Jenis Ruang
Rusak Rusak Sub Milik
Baik
Ringan Berat Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Ruang Kelas 13 13

2. Ruang Perpustakaan 1 1

3. Laboratorium IPA 1 1

4. Ruang Kepala Sekolah 1 1

5. Ruang Guru 1 1

6. Ruang Komputer 2 2

7. Tempat Ibadah 1 1

8 Ruang Kesehatan (UKS) 1 1


9 Kamar Mandi / WC Guru 1 1

10 Kamar Mandi / WC Peserta didik 3 3

11 Gudang 1 1

12 Ruang Sirkulasi/ Selasar

Tempat Bermain/ Tempat


13 Olahraga 2 2

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1. Kursi peserta 1buah/ Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh
1 didik peserta peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia
didik peserta didik dan mendukung pembentukan postur
tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya
untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain dudukan dan
sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
1. Meja peserta 1buah/ Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh
2 didik peserta peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia
didik peserta didik dan mendukung pembentukan postur
tubuh yang baik, minimum dibedakan dimensinya
untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain memungkinkan
kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
1. Kursi guru 1/ guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran
3 memadai untuk duduk dengan nyaman.
1. Meja guru 1/ guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran
4 memadai untuk bekerja dengan nyaman.
1. Lemari 1/ Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
5 ruang menyimpan perlengkapan yang diperlukan kelas.
Tertutup dan dapat dikunci.
1. Rak hasil 1/ Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
6 karya peserta ruang meletakkan hasil karya seluruh peserta didik yang
didik ada di kelas. Dapat berupa rak terbuka atau lemari.
1. Papan pajang 1/ Kuat, stabil, dan aman. Ukuran minimum
7 ruang 60cmx120cm.
2 Peralatan
Pend.
2. Alat peraga [lihat daftar sarana laboratorium IPA]
1
3 Media Pend.
3. Papan tulis 1/ Kuat, stabil, dan aman. Ukuran minimum 90 cm x
1 ruang 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya
dengan jelas.
4 Perlengkapan
Lain
4. T. sampah 1/
1 ruang
4. T. cuci tangan 1/
2 ruang
4. Jam dinding 1/
3 ruang
4. Kotak kontak 1/
4 ruang

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru.


No Jenis Rasio Deskripsi
1
Perabot
1.1 Kuat, stabil, dan aman.
Kursi kerja 1 buah/ guru Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
1.2 Kuat, stabil, dan aman. Model meja
setengah biro.
Meja kerja 1 buah/ guru Ukuran memadai untuk menulis,
membaca, memeriksa pekerjaan, dan
memberikan konsultasi.
1.3 1 buah/ guru Kuat, stabil, dan aman.
atau 1 buah Ukuran memadai untuk menyimpan
yang perlengkapan guru untuk persiapan dan
Lemari pelaksanaan pembelajaran.
digunakan
Tertutup dan dapat dikunci.
bersama oleh
semua guru
1.4 1 buah/ Berupa papan tulis berukuran minimum 1
Papan statistic m2.
sekolah
1.5 Papan 1 buah/ Berupa papan tulis berukuran minimum 1
pengumuman sekolah m2.
Perlengkapan
2
Lain
2.1
Tempat 1 buah/ ruang
sampah
2.2 Tempat cuci
1 buah/ ruang
tangan
2.3
Jam dinding 1 buah/ ruang
2.4
Penanda 1 buah/
waktu sekolah

BAB IV

PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Administrasi sarana dan prasarana merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan
alat peraga yang dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan
tercapainya tujuan pendidikan.
2) Dengan sarana dan prasarana yang lengkap maka dapat menunjang kegiatan belajar
dan mengajar sehingga lebih memfasilitasi siswa dalam belajar untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal.
3) Sarana dan prasarana yang ada secara maksimal dapat membantu siswa untuk
meningkatkan minat membaca serta meningkatkan prestasi belajar.

2. Saran
Sebagai manusia biasa, pasti makalah ini jauh kata kesempurnaan baik isi maupun
penulisannya. Masih banyak yang kurang tepat bila dilihat dari sudut kebahasaan. Tetapi
pemakalah berusaha mencoba menghasilkan makalah yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga
makalah ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan kita tentang pengaruh sarana dan
prasarana pendidikan bagi para peserta didik. Segala kritik dan saran akan kami terima dengan
lapang hati.

Anda mungkin juga menyukai