MR Kelompok 1
MR Kelompok 1
MR Kelompok 1
BERBASIS SEKOLAH
DI SD NEGERI 2 GUNUNG TUA KABUPATEN PADANG LAWAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata kuliah : Manajemen Berbasis Sekolah
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas mini riset dari mata kuliah yang berjudul “Manajemen Berbasis
Sekolah”. Dengan masalah “Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat”
Dalam penyusunan mini riset ini kami merasa masih merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dalam tehnik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
mini riset ini.
Dalam menyusun mini riset ini kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan mini riset ini.
Akhirnya kami berharap semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiiin.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DATRAR ISI...................................................................................................... ii
4.1 KESIMPULAN...................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 30
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan salah satu bidang garapan administrasi
pendidikan. Dilihat sekarang ini makin majunya perkembangan masyarakat diisyaratkan dengan
makin besarnya tuntutan masyarakat terhadap perkembangan lembaga pendidikan, karena
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi dengan tujuan
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya
dalam memperbaiki sekolah.
Pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dikaitkan dengan isu yang
berupa kritik-kritik dari masyarakat mengenai tentang tidak sesuainya produk sekolah ataupun
dengan pembangunan sekolah tersebut. Adapun fungsi manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu
lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung
mempunyai dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga.
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa amat kuat, dan
berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah.
Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi
macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar
belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di tengah-tengah
masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan masyarakat. Hal ini berarti bahwa
sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.
Untuk mewujudkan itu semua perlu kesiapan dan kemampuan yang kuat untuk
mengelolah pendidikan dengan baik agar bisa memberdayakan semua komponen di sekolah dan
diluar sekolah agar partisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan.
1.2 Identifikasi Masalah
c. Kendala yang dihadapi sekolah di SD NEGERI 2 GUNUNG TUA dalam proses penerapan
MBS melalui hubungan sekolah dan masyarakat
d. Pihak Komite terlibat dalam pemberian Reward Kepada Guru atau siswa berprestasi Di SD
NEGERI 2 GUNUNG TUA
e. Terjalinnya Kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan pihak komite dalam
mengembangkan SD NEGERI 2 GUNUNG TUA
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui bagaimana pihak sekolah mempublikasikan produk atau barang yang ada
disekolah agar dapat menarik masyarakat untuk masuk ke sekolah
3) Untuk meninjau kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam manajemen hubungan
sekolah dengan masyarakat terhadap penerapan manajemen berbasis sekolah.
4) Untuk mengetahui bagaimana peran komite dalam pemberian reward terhadap siswa dan
guru yang berprestasi
1.4 Manfaat penelitian
A. Manfaat Teoritis
a) Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah, sekaligus
penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
b) Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya hubungan sekolah dengan
masyarakat di SD NEGERI 2 GUNUNG TUA
B. Manfaat Praktis
a) Untuk pengembangan bagi lembaga atau institusi terkait, dalam hal ini sekolah untuk dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.
b) Untuk menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan Hubungan sekolah
dengan masyarakat, khususnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat SD NEGERI
2 GUNUNG TUA
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah hubungan masyarakat (humas) dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika
Serikat yaitu Thomas Jefferson tahun 1807. Akan tetapi apa yang dimaksudkan pada waktu itu
dengan istilah “Public Relations” adalah dihubungkan dengan “Foreign Relations” Humas
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyangkut iktikad baik, rasa
simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat
melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfaatan dan
kesepakatan bersama.
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan
bersinambungan, yang dengan itu organisasiorganisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat
umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada
kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya – dengan jalan menilai pendapat umum diantara
mereka, untuk mengkorelasikan sedapat mungkin kebijakan dan tata cara mereka, yang dengan
informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan
pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga
banyak persepsi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda, seperti
yang diungkapakan Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:278) Bahwa “ hubungan masyarakat dengan sekolah
merupakan komunikasi dua arah antara organisasi antara organisasi dengan publik secara timbal
balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama”. Sama halnya yang diungkapakan
oleh Soetopo dan Soemanto (1992:236) yang dikutif Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi pendidikan, 2012:278) bahwa
“Secara umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu
proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan
dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah”. Beda halnya dengan yang
diungkapkan Oleh Mamusung (1988:6) yang dikutif Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:279) Bahwa “
sekolah sebagai lembaga social yang diselenggarakan dan memiliki oleh masyarakat seharusnya
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah yang memiliki kewajiban secara legal dan
formal untuk memberikan penerapan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-
program, kebutuhan serta keadaan sekolah tersebut”.
Selain pengertian adapun juga tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat. Seperti yang
diungkapkan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Tim
Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:280) Mengungkapkan bahwa “secara umum hubungan
sekolah dan masyarakat memiliki tujuan yang hendak dicapai yakni berupa peningkatan mutu
pendidikan, sehingga pada giliranya masyarakat akan merasakan dampak langsung dari
kemajuan tersebut”. Adapun Tujuan yang konkrit tentang hubungan antara sekolah dengan
masyarakat antara lain:
c) Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih maju dan
lebih membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarkat sebagai pengguna jasa pendidikan
Dari kedua tujuan diatas diperkuat oleh Oteng dia mengungkapakan dalam (administrasi dan
supervisi pendidikan) tentang Tujuan hubungan Sekolah dan Masyarakat yang dikutif Oleh Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi
Pendidikan, 2012:280) bahwa : 1) mengembangakan pemahaman tentang tentang maksud dan
saran-saran dari sekolah; 2) menilai program sekolah dengan kata-kata kebutuhan-kebutuhan
terpenuhi. 3) mempersatukan orang tua, murid serta guru-guru dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik; 4) mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sekolah
dalam era pembangunan; 5) membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah; 6)
memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah dan 7) mengerahkan bantuan dan dukungan
bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah.
Menurut Mulyasa (2011:50) Tujuan Hubungan sekolah dengan Masyarakat antara lain
untuk (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak; (2) memperkokoh tujuan
serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) mengairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Tujuan utama yang ingin
dicapai dengan mengembangkan kegiatan husemas adalah:
1) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
sekolah.
3) Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik,
serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan
di sekolah.
5) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh
sekolah.
6) Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah
dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis
antara sekolah dengan masyarakat. Bent dan Kronenberg (dalam Daryanto, 2001: 75)
mengemukakan tiga hal tujuan utama hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:
d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan
dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan humas ini adalah:
b) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
Secara lebih konkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah:
b) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi
pengembangan sekolah.
c) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
d) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat.
e) Mengembagkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik
anak-anak.
Makin maju konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru
disekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject matter centered,tetapi
hendaknya community life centered, tidak lagi berpusat pada buku tetapi berorientasi pada
kebutuhan kehidupan dimasyarakat.
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat
umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah
tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat
diantarnya sebagai berikut :
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran, baik
dalam arti sasaran masyarakat/orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil yang
diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi pertimbangan
dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Integrity.
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat
harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan
yang bersifat non akademik
2) Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan
secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat jangan hanya
dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun atau
sekali dalam satu semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan
meminta bantuan keuangan kepada orang tua/masyarakat.
3) Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.
Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui
media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
· Informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan
mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah,
oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman
masyarakat yang menjadi audience.
· Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh masyarakat atau akrab bagi pendengar.
4) Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, factor atau
substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga
mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya lengkap, akurat dan up to date. Lengkap
artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat/orang tua
murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan (progress) sekolah dimana
anaknya belajar.
5) Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan
memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail
berbagai masalah (problem dan constrain) yang dihadapi sekolah.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa
tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Prinsip ini juga berarti bahwa informasi yang disajikan kepada khalayak sasaran harus dapat
membangun kemauan dan merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi.
6) Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam
lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap
aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam
kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap
pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi
hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung
akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan
persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
Manfaat dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan
simpati masyarakat secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta
dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini akan tampak
sebagai berikut:
b) Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan
masing-masing.
c) Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut
bertanggungjawab atas suksesnya usaha pihak lain.
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah menurut Myers dan Stonehill (1993) ( dalam
masaong, 2010:9) Mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai strategi untuk
memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan
dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual.
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah yang Dikemukakan Oleh Masaong (2012: 148)
bahwa “ Manajemen Berbasis Sekolah adalah Sebagai suatu strategi untuk memperbaiki
pendidikan dengan memindahkan kewenangan pengambilan keputusan yang penting dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada pihak pengelolah sekolah”.
Manajemen berbasis sekolah memberikan kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua,
dan masyrakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan dan diberi
tanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait pengelolaan anggaran, pengelolaan personel,
dan kurikulum.
Hubungan sekolah dengan masyarakat telah diformulasikan dengan cara yang berbeda-
beda bergantung pada lembaga atau organisasi yang membuat formulasi itu. Hubungan sekolah
dengan masyarakat yang baik harus menjadi perhatian terus menerus dari setiap administrator
sekolah. Masyarakat sekolah mungkin masih bisa dilukiskan sebagai kekotaan atau pedesaan,
sebagai pertanian atau non pertanian sebagai industri atau pemukiman, sebagai kelas pertengahan
atau kelas bawahan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan
kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut di atas
menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan
masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif , serta mengambil inisiatif untuk melakukan
berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.hubungan sekolah dengan
masyarakat di atas, kita dapat membuat suatu pengertian sederhana tentang hubungan sekolah
dan masyarakat sebagai suatu “proses kegiatan menumbuhkan dan membina saling pengertian
kepada masyarakat dan orang tua murid tentang visi dan misi sekolah, program kerja sekolah,
masalah-masalah yang dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah lainnya”.
Memberikan dasar bagi sekolah, bahwa sekolah perlu memiliki visi dan misi serta
program kerja yang jelas, agar masyarakat memahami apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan
masalah/kendala yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan, melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah. Dengan demikian mereka dapat memikirkan tentang peranan apa yang
dapat dilakukan oleh masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya untuk membantu
sekolah.
Salah satu unsur penting dalam sekolah adalah tingkat partisipasi orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan. Selama beberapa dekade pendidikan yang dilaksanakan dengan
sistem sentralistis telah mengakibatkan peran orang tua sangat indah (Masaong dan Ansar,
2010:161).
Partisipasi orang tua peserta didik yang sangat rendah ialah dalam hal menentukan
kebijakan program sekolah dan mengawasinya, pertemuan rutin, kegiatan ekstrakurikuler dan
pengembangan iklim sekolah. Partisipasi sekolah tua peserta didik yang tinggi yang tinggi ialah
dalam mengawasi mutu sekolah.
Komunikasi orang tua dengan sekolah seperti kita ketahui hanya terjadi dua kali dalam
setahun yaitu saat penerimaan raport dan penaikan kelas. Informasi yang disampaikan sangat
minim yaitu biasanya terjadi melalui pemberitahuan perubahan iuran spp, uang komite sekolah
dan pemberitahuan tentang kewajiban yang harus dilaksanakan.
Cara yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk dewan pendidikan, Komite
sekolah, persatuan Guru Dan orang tua peserta didik atau nama lain. Melibatkan secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan sekolah, baik yang terkait langsung dengan kegiatan pembelajaran
maupun pengembangan sarana serta penciptaan iklim dan budaya sekolah yang kondusif.
Secara lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa di masyarakat ada dewan
pendidikan dalam komite sekolah, yang berperan sebagai berikut: (1) masyarakat berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah; (2) dewan pendidikan
sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta
pengawasan pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarki; (3) komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga,
sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidkan pada tingkat satuan pendidikan (dalam
Masaong dan Ansar, 2010:165).
Adapun tujuan komite sekolah yaitu : (1) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan
prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan dan
satuan pendidikan; (2) meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan; dan (3) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,
dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan.
Masaong dan Ansar (2010:168) mengemukakan bahwa Peran serta masyarakat melalui
komite sekolah memiliki posisi yang amat strategis dalam mengembangkan tanggung jawab
masyarakat. Iklim demokratis dalam pengelolaan sekolah dicerminkan dalam peran serta
masyarakat dalam hal-hal berikut: (a) membangun sikap kepemilikan sekolah, (b) merumuskan
kebijakan sekolah, (c) membangun kesadaran mutu, (d) perhatian terhadap kehidupan akademik
sekolah, (e) membangun tata kerja kelembagaan sekolah.
2) Pemberdayaan dewan pendidkan
Dewan pendidikan adalah mitra dari pemerintah daerah, dalam hal ini dinas pendidikan.
Jiwa “perjuang” dewan pendidikan sesungguhnya mirip dengan komite dalam tingkat
kewenangan wilayah yang berbeda. Apabila program-program komite sekolah ditujukan untuk
memajukan sekolah dimana komite sekolah bermitra, maka Dewan Pendidkan mengembangkan
program-programnya untuk kemajuan pendidikan di daerah di mana pendidikan Dewan
Pendidikan itu bermitra.
BAB III
Untuk menarik minat masyarakat agar tertarik mendaftarkan putra-putri di sekolah ini, pihak
sekolah terlebih dahulu mempromosikan kualitas di sekolah ini agar dapat di terima pihak
masyarakat. Adapun hal-hal yang dapat kita promosikan yaitu antara lain: 1) Meningkatkan mutu
pendidikan, Di mana seorang guru harus lebih memahami materi serta harus lebih kreatif
sehingga dapat mengolah kelas dengan model-model pembelajaran, model yang di gunakan yaitu
model pakem yang meliputi: a) Ceramah, b) Bermain peran, c) Kunjungan karya. 2) Sarana dan
prasaran di sekolah Sarana dan prasarana sekolah juga dapat mendukung kualitas daripada
sekolah tersebut, contohnya ruangan kelas yang nyaman seperti adanya sirkulasi udara, serta
peralatan infentaris yang lengkap sesuai jumlah siswa. Selain itu suasana di lingkungan sekolah
juga dapat di gunakaan sebagai tempat di laksanakannya proses pembelajaran agar dapat
memudahkan siswa memahami materi yang di sampaikan oleh guru.
Selain proses belajar mengajar yang efektif dari mulai pagi hari sampai siang hari, adapun
kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mengasah kemampuan para siswa yaitu dengan di
adakannya ekstrakulikuler sperti kesenian dan olahraga, di harapkan dalam kegiatan tersebut
para siswa dapat mengembangkan diri serta mengetahui minat dan bakat masing-masing yang di
miliki oleh para siswa itu sendiri. Kegiatan yang termasuk dalam kesenian yaitu: a) Olah fokal,
b) Drama, c) Membaca puisi, d) Membuat kerajinan tangan (membuat Sapu, melukisan)
Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam olahraga yaitu: a) Sepak bola b) Bulu tangkis, c) Soft
ball (bola kasti) d) Volly ball. Dengan diadakanya kegiatan-kegiatan di atas, maka pihak sekolah
telah mengupayakan strategi-strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan melalui kegiatan-kegiatan diluar dari lingkungan kelas dan di luar
dari jam sekolah pada umumnya.
Pihak masyarakat khususnya para orang tua murid, mereka memberikan bantuan berupa jasa
dalam membantu melaksanakan/ mengadakan ekstrakulikuler yang akan diadakan oleh pihak
sekolah serta mereka pula mendukung putra/putrinya agar dapat mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler tersebut, karna kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan sekolah bukan hanya
semata-mata untuk mengembangkan minat dan bakat siswa saja tapi juga bagi yang mengikuti
akan mendapatkan tambahan nilai dari masing-masing wali kelas. Bahkan ada sebagian dari
orang tua murid yang mengantar putra/putrinya kesekolah agar dapat mengikuti kegiatan
tersebut.
Selain peran dari masyarakat komite pun berperan dalam meningkatkan kualitas mutu
disekolah itu, dimana komite terlibat dalam pemberian Reward kepada siswa dan guru yaitu:
Dalam hal ini komite sekolah juga berpartisipasi memberikan penghargaan walaupun
penghargaan tersebut hanya berupa ucapan terimakasih kepada pihak-pihak sekolah yang telah
membibimbing para siswa hingga siswa tersebut mendapatkan prestasi baik didalam kelas
maupun diluar kelas. Akan tetapi dari segi materi serta perlengkapan sekolah (sarana dan
prasarana) sebagian besar diadakan oleh pihak sekolah contoh kecilnya seperti pemberian hadiah
kepada siswa yang berprestasi berupa perlengkapan belajar yaitu buku dan alat tulis lainya.
B. Kendala-kendala Di SD NEGERI 2 GUNUNG TUA dalam Manajemen Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat terhadap Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
Kendalanya yaitu sebagian masyarakat belum paham dengan pendidikan, yang artinya
pendidikan tersebut belum merupakan suatu kebutuhan yang khususnya bagi masyarakat belum
memahami arti atau makna dari manajemen berbasis sekolah (MBS) yang di terapkan oleh pihak
sekolah itu sendiri. Dan kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat,
sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat atau wali murid,
dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan keinginannya
pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiayaan saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kendalanya yaitu sebagian masyarakat belum paham dengan pendidikan, yang artinya
pendidikan tersebut belum merupakan suatu kebutuhan, khususnya bagi masyarakat awam
yang belum memahami arti atau makna dari manajemen berbasis sekolah (MBS) yang di
terapkan oleh pihak sekolah itu sendiri. Dan kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan
warga masyarakat, sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat
atau wali murid, dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan
keinginannya pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiayaan saja. Solusinya yaitu dimana
pihak sekolah harus lebih memperkenalkan makna pendidikan kepada seluruh anggota
masyarakat agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pendidikan bagi seluruh siswa.
4.2 Saran
Lampiran :
HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
PERTANYAAN
1. Sejauh mana pihak sekolah mempublikasikan barang atau fasilitas yang ada disekolah
sehingga masyarakat tertarik untuk mendaftarkan putra/putrinya di sekolah ini?
2. Strategi apa yang digunakan dalam mengembangkan penngetahuan siswa?
3. Apakah masyarakat berperan dalam kewajiban sekolah?
4. Apakah komite sekolah terlibat dalam pemberian riword pada siswa atau guru yang
berprestasi?
5. Kendala apa yang dihadapi oleh sekolah dalam penerapan MBS melalui hubungan
sekolah dengan masyarkat?
6. Apakah kepala sekolah memberikan kewenangan sepenuhnya kepada komite sekolah?