Percobaan1 - L1A020074 - Najma Luna F U
Percobaan1 - L1A020074 - Najma Luna F U
Percobaan1 - L1A020074 - Najma Luna F U
KIMIA DASAR
ACARA 1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
OLEH:
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……....……….ii
JUDUL PRAKTIKUM………………….………………………………………….….....................3
I. TUJUAN..….…………………………………………………………….….……..…..3
DAFTAR PUSTAKA…………………………...……………………………………….…….16
ii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
I. TUJUAN
a. Mengenal berbagai macam alat dan bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai
dalam analisis atau percobaan kimia serta penggunaanya.
b. Dapat menuliskan nama alat-alat yang telah diberi nomor dalam almari contoh-contoh
xalat dan penggunaanya.
c. Dapat membaca dan menulis nama kemikalia, rumus molekul, bobot molekul dan
derajat kemurnian yang ada dalam botol kemas serta penggunaannya.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja,
serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat dan bahan,
praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998). Pengenalan
alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan sangatlah penting agar dapat
mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan praktikum dan apabila
terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan
sebaik mungkin. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses
pemanasan, misalnya pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan
macam yang kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-
hatian yang tinggi (Prabowo, 2009).
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu
percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat
dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita
tentunya harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang
digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan. Akan tetapi, selain sudah
mengetahui masing-masing nama alat, praktiakn juga harus mengetahui fungsi alat-alat
yang digunakan dan bagaimana cara menggukannya (Achmad, 1993).
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memumungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori.
Sehingga praktik di laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains (Wahyudi, 2011). Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum
sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam
wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah
lemari asam (Neinlands, 1990).
3
4
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh
praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan
alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan
baik (Setiawati, 2002). Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat
yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap
kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal.
Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu
penelitian (Mored, 2000).
III.1 Alat
Pada praktikum alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, gelas ukur, labu
seukuran, pipet seukuran, pipet ukur, pipet mikro, buret, labu erlenmeyer, labu didih,
beker gelas, kuvet, batang pengaduk, eksikator, pipet tetes, thermometer, gelas arloji,
cawan porselin, sendok porselin, mortir, statif, kaki tiga atau tripod, pembakar Bunsen,
filler, prop, tabung reaksi, labu desilator, cuvet, sendok spatula, desitator, statif, flame
fotometer, oven listrik, timngan analitik, PH-meter, buret, deep froozer, Spectrofotometer,
kompor listrik, shaker, muffle-meter, DHL-meter, lentifuge, AAS, brosofetycabinen,
waterbath.
III.2 Bahan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan antara lain etanol, asam sulfat, klorofom,
methanol, kupfer(II) sulfat, asam klorida, cloral hydrate, asam asetat, natrium karbonat,
oxalsaure, amoniak, benzol, natrium klorida, glycin, sibernitrat, dietil eter, asam oksalat,
sukrosa, tembaga sulfat pentahidrat, dan ammonium dihydrogen phospat.
5
6
III.4 SKEMA KERJA
ALAT
BAHAN
Bahan Kimia
- Dibaca dan diamati label dalam botol kemasan kemikalia yang telah
disediakan asisten.
- Ditulis rumus kimia, nama kemikalia, bobot molekul dan derajat
kemurniannya.
Statif
7
6. Berfungsi untuk memutar sampel
pada kecepatan tinggi
Centrifuge
partikel yang lebih berat
terkumpul ke dasar tabung
centrifuge.
7. Berfungsi untuk
mengkondensasikan atau
mengubah gas yang
Kondensor bertekanan tinggi berubah
menjadi cairan yang
bertekanan tinggi.
8. Berfungsi untuk
mengukur volume larutan
Gelas ukur suatu zat.
8
13. Berfungsi untuk menampung
larutan yang diukur
konsentrasinya
Kuvet
secara
sepktrofotometri.
Beaker glass
Mortar
9
19. Berfungsi untuk memindahkan
larutan ke dalam wadah dalam
Pipet volume berbagai ukuran volume.
12
IV.2 Pembahasan
A. Pengenalan Alat
Alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang klasik maupun instrumental dari tahap
persiapan sampai tahap pengukuran. Sebagian besar terbuat dari gelas, selain itu ada pula
alat yang terbuat dari porselin, besi dan karet. Beberapa alat tersebut, yaitu:
a. Pipet volume atau pipet gondok adalah alat yang terbuat dari gelas dan berfungsi untuk
memindahkan suatu larutan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi.
b. Erlenmeyer adalah alat yang terbuat dari gelas dan berfungsi untuk mencampurkan
larutan dengan cara digoyangkan.
c. Cawan porselin atau evaporating glass adalah alat kimia yang terbuat dari gelas dan
berfungsi untuk menguapkan/mengeringkan suatu padatan.
d. Statif adalah alat yang tebuat dari besi panjang dan berfungsi untuk menyangga alat-alat
yang terbuat dari gelas.
e. Klem adalah alat yang terbuat dari besi dan berfungsi sebagai penjepit alat-alat yang
terbuat dari gelas.
13
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di
samping jumlahnya cukup banyak, terdapat tingkat kemurniannya masing-masing, yaitu:
1. Commercial grade (kemikalia teknik), bahan ini tidak digunakan di lab, tetapi digunakan
untuk industri karena memiliki tingkat kemurnian yang rendah.
2. USP-grade (United State Pharmacope) adalah bahan kimia yang telah dimurnikan untuk
memenuhi persyaratan tertentu atau terbebas dari zat tertentu.
3. CP-grade (Chemical Pare) adalah bahan kimia yang memiliki tingkat kemurnian lebih
tinggi dari USP.
4. Reagent grade atau analyzed grade, bahan ini diproduksi di pabrik dan tidak dimurnikan
serta memiliki kandungan zat tertentu.
5. Primary Standard Grade atau PA (Pro Analisa) adalah bahan kimia yang memenuhi
persyaratan untuk membuat pereaksi atau standar analisis kimia dan tingkat
kemurniannya mendekati 100%.
Bahan yang sering digunakan dalam analisis kimia adalah air. Derajat kemurnian air:
Bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu
dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia
merupakan bagian penting. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama
tingkat kebahayaannya. Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis
tingkat bahaya. Tingkat-tingkat bahaya:
1. Mudah meledak
Bisa disebabkan misalnya karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi
dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api. Beberapa
contoh bahan kimia dengan sifat ini misalnya TNT, ammonium nitrat, dan
nitroselulosa.
2. Mudah teroksidasi
Bisa disebabkan reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api,
atau karena dengan reaksi bahan-bahan yang bersifat reduktor. Beberapa contoh
bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat.
3. Mudah terbakar
Bahan tersebut bersifat mudah terbakar (flammable). Zat terbakar langsung
contohnya alumunium alkil fosfor, gas amat mudah terbakar contohnya butane
dan propane, dan cairan mudah terbakar contohnya aseton dan benzene.
4. Beracun
Disebabkan bahan kimia bersifat akut dan kronis, bahkan bisa menyebabkan
kematian pada konsentrasi tinggi. Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun
misalnya arsen triklorida dan merkuri klorida.
5. Berbahaya/iritan
Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalu
pernafasan, mulut, dan kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn misalnya
peridin. Kode Xi menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak
langsung dengan kulit dan selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya
ammonia dan benzyl klorida.
6. Korosif
Korosif, dapat merusak jaringan hidup. Beberapa contoh bahan dengan sifat ini
misalnya belerang oksida dan klor.
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Praktikan lebih memerhatikan apa yang disampaikan oleh asisten saat asisten
memberikan arahan. Asisten lebih mengkondusifkan praktikan yang sekiranya
mengganggu jalannya praktikum. Semoga dalam praktikum selanjutnya dapat terus
menambah ilmu bagi praktikan maupun asisten.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Ari. 2014. Laporan Praktikum Pengenalan Alat dan Bahan Kimia.
Cilacap.
16