Makalah Teknik Isolasi Oleh Novinda Walangitan
Makalah Teknik Isolasi Oleh Novinda Walangitan
Makalah Teknik Isolasi Oleh Novinda Walangitan
TEKNIK ISOLASI
Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Segalah puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-NYA sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah ini, dengan judul “ Teknik Isolasi “ ,
akan tetapi penulis sadari meskipun banyak masukan, arahan, bimbingan yang diberikan bagi
Makalah ini, penulis merasakan bahwa Makalah ini masih jauhdari kesempurnaan dan banyak
kekurangan. Hal ini merupakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, dan bukan
Dengan kerendahaan hati penulis mengharapkan adanya masukan, kritik serta saran yang
Dalam kesempatan yang baik ini dan dengan kerendahaan hati serta penuh rasa hormat
yang tinggi penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada yang terhormat:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAAN
A. Kesimpulan………………………………………………..…………………14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…..15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan
medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan
mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas
kesehatan. CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan
Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang
tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya
melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor
Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat
mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui
darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Ruang Isolasi?
2. Apa saja Kategori Isolasi Yang Memerlukan Perhatian ?
3. Bagaimana Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Ruang Isolasi
2. Untuk mengetahui Kategori Isolasi yang Memerlukan Perhatian
3. Untuk mengetahui Prosedur Perawatan Ruang Isolasi
BAB II
PEMBAHASAN
2. Isolasi kontak
Isolasi kontak dilaksanakan guna mencegah infeksi-infeksi yang daya yang tidak
memungkinkan isolasi ketat. Semua penyakit dan kondisi yang termasuk kepada kategori
ini ditularkan terutama karena berdekatan atau kontak langsung. Jadi masker, celemek,
dan sarung tangan dianjurkan dipakai kepada siapa saja yang berhubungan dekat atau
kontak langsung dengan pasien yang menderita infeksi atau koloni yang termasuk ke
dalam kategori infeksi. Untuk penyakit atau kondisi tertentu, sesungguhnya
ketiga cara pencegahan tersebut tidak perlu dipakai. Contoh, masker dan sarung tangan
umumnya tidak dianjurkan pada bayi dan anak-anak dengan infeksi virus dari
respiratori, celemek tidak dianjurkan pada konjungtivitis gonorhoea pada bayi yang baru
lahir, dan masker tidak dianjurkan pada perawatan pasin dengan infeksi campuran dari
mikro organisme yang resisten, kecuali pneomoni. Penyakit yang memerlukan isolasi
kontak yaitu infeksi akut respiratori pada bayi dan balita, termasuk parotitis, pilek,
bronkhitis, bronkhitis yang disebabkan oleh virus syncytial respiratori, virus adenoid,
virus corona, virus influenza, virus paraininfluenza, virus hidung. Spesifikasi isolasi
kontak sebagai berikut :
a. Menentukan ruang tersendiri. Paa umumnya pasien dengan infeksi organism yang
sama boleh disekamarkan. Pada waktu terjadi wabah sindroma respiratori klinis yang
sama boleh disatukamarkan.
b. Masker dianjurkan bagi mereka yang mendekati pasien
c. Celemek dipakai bila mungkin akan terkotori
d. Sarung tangan dipakai bila meraba barang-barang yang tercemar.
e. Tangan harus dicuci setelah meraba pasien atau alat-alat yang potensial
terkontaminasi sebelum merawat pasien yang lain
f. Alat-alat yang terkontaminasi oleh bahan-bahan yang terinfeksi harus dibuang atau
dikantongi disertai etiket sebelum dikirim kebagian dekontaminasi dan
diproses kembali. ( Garner,JS dan Samsons,DT. 1983 dalam Barbara C. Long 1996 )
3. Isolasi respiratori
Isolasi respiratori ditunjukkan untuk mencegah penularan penyakit infeksi
terutama untuk jarak dekat mellui udara ( droplet infection) terjadi penularan
langsung atau tidak oleh infeksi-infeksi yang termasuk dalam kategori, tapi tidak jarang
terjadi. Penyakit-peyakit yang memerlukan isolasi respiratori yaitu epiglotis,
haemophilus,influenzae, erithema infectiosum, parotitis, meningitis, pneumonia
mengingicocal, campak, pertussis.
5. Kewaspadaan enteric
a. Tujuan : mencegah infeksi yang ditularkan oleh kontak langsung atau tidak langsung
dengan feses.
b. Kondisi penyakit : kolera, hepatitis, gastroenteritis akibat organisme infeksius.
c. Ruangan : ruangan terpisah bila higiene pasien buruk, pasien dengan infeksi oleh
organisme yang sama dapat brada dalam satu ruangan yang sama.
d. Peralatan pelindung :
1) Jubah : diindikasikan bila akan ada pengotoran.
2) Sarung tangn : diindikasikan ketika akan menyentuh bahan infeksius.
3) Masker diperlukan ila pasien batuk-batuk dan tidak menutup mulut
e. Kewaspadaan : peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi secara
menyeluruh atau dibuang
2. Dilakukan pada
a. Klien yang mengidap penyakit menular
b. Klien yang dicurigai mengidap penyakit menular
c. Klien yang gelisah atau mengganggu pasien lain
d. Klien yang memerlukan perawatan khusus
e. Klien yang sedang sakratul maut
3. Persiapan alat
Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada klien
(misalnya, alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, lat-alat untuk
mengganti sprai tempat tidur)
4. Prosedur pelaksanaan
a) Perhatikan insturuksi dokter untuk memastikan jenis isolasi yang dibeikan sesuai
dengan penyakit klien.
R/ jenis toleransi akan mengelompokan jenis pakaian pelindung yang digunakan dan
kewaspadaan yang harus ditakuti
f) Cuci tangan
R/ Mengurangi transmisi mikroorganisme
h) Masuki ruangan klien. Atur bahan dan peralatan. Jika peralatan tidak akan dibuang
dari ruangan untuk penggunaan ulang bungkus dengan handuk bersih.
R/ Mencegah kontaminasi alat
j) Berikan obat.
1) Berikan obat oral dalam pembungkusa atau mangkuk
Bahan-bahan ditangani dengan baik dan dibuang uantuk meminimilkan
pemindahan mikroorganisme
2) Buang pembungkus atau mangkuk kedalam wadah plastik
3) Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan
4) Buang sput kedalam wadah khusus
K) Dorong hygiene
1) Hindari jangan sampai skort menjadi basah
2) Bantu klien melepaskan skort, buang dalam kantong linen khusus
3) Lepaskan linen dari tempat tidur, jka terlalu kotor hindari kontak dengan
gaun anda. Buang dalam kantonh linen khusus
4) Pasang kembali linen tempat tidur yang bersih
5) Ganti sarung tangan jika terlalu kotor dan diperlukan perawatan khusus
L) Kumpulkan specimen
1) Letakan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang baik dengan
penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran selama pengiriman
2) Letakan wadah spesimen pada kertas dikamar mandi klien
3) Kumpulkan spesimen yang diperlukan dengan teknik yamn tepat.
Pindahkan spesimen kewadah dengan meminimalkan kontak pada tangan
menggunakan sarung tangan dengan permukaan luar wadah
4) Perikssa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan
permukaan bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah kekantong plastic
bersih
5) Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kiri
kelaboratorium
p) Catat tanda-tanda vital dan prosedur lain sesuai pedoman untuk setiap
keterampilan pada catatan perawat
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi
menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang
terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau
binatang yang rentan.
Kategori Isolasi yang memerlukan perhatian :Isolasi ketat, Isolasi kontak, Isolasi
respiratori, Kewaspadaan enterik, Isolasi tuberculosis (AFB), Kewaspadaan drainase dan
sekret, Kewaspadaan umum terhadap darah dan cairan tubuh, Perawatan pasien yang
mengalami imunosupresi berat.
DAFTAR PUSTAKA