Bahasa Dan Termino Ogi Hukum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Assalamualaikum.wr.

wb

Mohon izin pak dosen untuk menjawab

kenapa ada bentuk formal dan informal dalam Bahasa Belanda

Bahasa Belanda muncul pada sekitar abad ke-10 Masehi. bahasa belanda
adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari dialek-dialek frankiakuna
yang dibawa ke daerah yang sekarang disebut belandaoleh para suku-suku Frankia. Suku Frankia 
yang merupakan sebuah suku Jermanik asalnya pertama-tama dari daerah yang sekarang disebut 
Polandia utara. Bahasa Belanda merupakan sebuah bahasa penting di Eropa dengan jumlah penut
ur sekitar 25 juta dan termasuk bahasa dengan sejarah sastra yang cukup panjang.

Adanya bentuk formal dan informal dalam bahasa Belanda karena untuk membedakan
penggunaan bentuk kata ganti orang kedua untuk orang yang lebih tua dan untuk teman sebaya.

Bentuk formal dan informal ini tampak pada penggunaan kata ganti orang kedua. Je/jij (singular,
arti: kamu) dan jullie (plural, arti: kalian) adalah bentuk kata ganti informal yang digunakan
untuk teman sebaya, anak-anak, dan keluarga, sedangkan u (arti: Anda) adalah bentuk kata ganti
formal (tunggal atau jamak) yang digunakan untuk orang yang lebih tua.

Dalam bahasa Belanda, ada pula bentuk orang ketiga tunggal, yaitu bentuk maskulin (hij/hem),
feminin (zij/haar) dan netral (het/het). Dalam bahasa Inggris, hij/hem adalah he. Zij/haar adalah
her, dan het/het adalah it.

Sumber :

Aronoff, Mark and Fudeman, Kirsten. 2005. What is Morphology? Malden:Blackwell  Publishing.
Bauer, Laurie. 1983. English Word Formation
Demikian jawaban saya mohon dikoreksi jika salah sekian terima kasih.
Menurut Anda bagaimana eksistensi Hukum Adat di Indonesia? Berikan alasan-alasan dan dasar
hukumnya!

Diskusikan Jawaban Anda dengan teman-teman Anda!

Assalamualaikum.wr.wb …..

Mohon izin tutor saya menjawab.

Adat istiadat pada hakikatnya sudah ada pada zaman kuno, yakni pra masuknya agama Hindu ke
Indonesia. Pada waktu itu adat yang berlaku adalah adat-adat Melayu–Polinesia. Lambat laun
kultur Islam dan Kristen juga mempengaruhi kultur asli. Pengaruh kultur-kultur pendatang
tersebut di atas adalah sangat besar sehingga akhirnya kultur asli yang sejak lama menguasai tata
kehidupan masyarakat Indonesia itu tergeser, dan adat yang berlaku adalah merupakan akulturasi
antara adat asli dengan adat yang dibawa oleh agama Hindu, Islam dan Kristen. Dengan
demikian dalam perkembangan hukum adat pun di masyarakat sangatlah dipengaruhi oleh ketiga
agama tersebut di atas.5Hukum adat merupakan hukum yang tumbuh dari kesadaran masyarakat,
yang merupakan pencerminan dari cita rasa dan akal budi budaya bangsa. Dalam perkembangan
dan pembangunan di bidang hukum, sering timbul pernyataan, apakah dalam pembentukannya
akan menggunakan bahan-bahan hukum adat, yang merupakan hukum sendiri, atau malahan
menggunakan hukum dari luar (asing)

Dasar Hukum Berlakunya Hukum Adat di Indonesia

Untuk menjelaskan dasar hukum berlakunya hukum adat di Indonesia, idealnya kita mengetahui
dasar-dasar yuridis tentang berlakunya hukum adat, dari jaman kolonial hingga pada masa
berikutnya sampai sekarang.Pada zaman kolonial Belanda sumber hukum yang pertama harus
dilihat adalah pasal 75 Regerings Reglementbaru (yang disingkat R.R baru), yang berlaku pada
tanggal 1 Januari 1920, yang menyatakan bahwa Hukum Eropa akan berlaku bagi golongan
Eropa berlaku Hukum Eropa dan bagi orang Indonesia Asli, namun menyatakan dengan sukarela
bahwa ia akan menundukkan diri hukum Eropa. Sedangkan dalam lapangan perdata bagi
golongan orang Indonesia yang lain, akan berlaku hukum adat dengan syarat tidak bertentangan
dengan dasar-dasar keadilan yang diakui umum. Sebaliknya apabila peraturan hukum adat
bertentangan dengan dasar-dasar keadilan atau terdapat suatu masalah yang tidak diatur dalam
hukum adat, maka hakim wajib memakai dasar-dasar umum hukum perdata Eropa sebagai
pedoman. Pasal 75 RR tersebut dipertegas olehpasal 130 IS yang menyatakan bahwa daerah-
daerah diberi kebebasan untuk menganut hukumnya sendiri.Setelah Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945, sehari berikutnya tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Undang-
Undang Dasar 1945. Dasar hukum berlakunya hukum adat ketika jaman penjajahan masuk ke
wilayah setelah Indonesia merdeka melalui pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar
1945, yang menyatakan bahwa segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku,
selama belum diadakan yang barumenurut undang-Undang Dasar.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, secara eksplisit tidak ada satu pasalpun yang menyatakan
berlakunya hukum adat di Indonesia. Hal ini berbeda apabila dibandingkan dengan Konstitusi
RIS, yang secara konstitusional dapat diketemukan pasal-pasal yang merupakan landasan hukum
berlakunya hukum adat, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 146ayat (1) yang menyatakan
bahwa keputusan kehakiman harus berisi alasan-alasan dan dalam perkara hukuman harus
menyebut aturan-aturan undang-undang dan aturan hukum adat yang dijadikan dasar hukuman
itu. Pasal 146 ayat (1) Konsitusi RIS tersebut ditegaskan kembali dalam pasal 104 (1) Undang-
Undang Dasar Sementara 1950

Realisasi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman, yang diatur di dalam pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa segala putusan
pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu
dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili. Pasal tersebut diperkuat oleh pasal 28 yang menyatakan bahwa
hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Dari 2 (dua) pasal tersebut di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa secara
implisit hukum adat dapat dijadikan dasar oleh hakim dalam mengadili dan memutus perkara di
pengadilan, karena yang dimaksud sumber hukum tidak tertulis dalam pasal 25 ayat (1) adalah
hukum adat. Dan yang dimaksud dengan nilai-nilai hukum dan rasa keadilan dalam masyarakat,
salah satunya adalah hukum adat, dengan asumsi bahwa hukum adat adalah hukum yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat.

Sumber :

Pengantar dan Azas-Azas Hukum Adat,, hlm.15.11Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum
Adat(Bandung:Mandar Maju, 1992),

Demikian jawaban saya, mohon dikoreksi.

Bagaimana pendapat saudara berkaitan dengan pernyataan berikut bahwa  Ilmu


Negara berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya dan ilmu apa saja yang dimaksud serta
apakah ada perbedaan dari ilmu-ilmu tersebut. 

Assalamualaikum.wr.wb

Mohon izin tutor saya untuk menjawab

Istilah ilmu Negara diambil dari istilah bahasa Belanda staatsleeryang diambil dari istilah bahasa
Jerman,staatslehre. Di dalam bahasa Inggris disebut Theory of State atau The General Theory of
State atau Political Theory, sedangkan dalam bahasa Prancis dinamakan Theorie d'etat(Basah,
1994: 3). Timbulnya istilah ilmu negara atau staatslehre sebagai istilah adalah sebagai akibat dari
penyelidikan dari seorang Sarjana Jerman bernama Georg Jellinek dalam bukunya Allgemeine
Staatslehre(Jellinek, 1905).Itulah sebabnya Georg Jellinek dianggap sebagai Bapak Ilmu Negara.
Sebutan

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Sosial Lainnya

1. Hubungan secara Umum


Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kota yang terpaku mati. Oleh karena itu,
tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya tanpa adanya pengaruh
dan hubungaan. Dalam hal ini, ilmu negara sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan
sosial sebagaimana halnya dengan ilmu hokum, politik, ekonomi, kebudayaan,psikologi,dan lain
sebagainya, merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-ilmu
sosial khusus ini secara bersama-sama akan membentuk suatu ilmu sosial umum yang akan
tersalur ke dalam ilmu induknya.
Oleh karena itu, ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umum,
harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya, karena dapat
memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain yang saling
memerlukan, sehingga dapat saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga terwujud hubungan
komplementer.
Juga terdapat hubungan secara interdependen diantara cabang-cabang ilmu pengetahuan
sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan metode dan teknik yang sama. Metode dan teknik
ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh hamper semua cabang-cabang
ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,ilmu hukum, ilmu poltik, dan lain
sebagainya.
Obyek penyelidikan ilmu-ilmu sosial, diselidiki pula selaku obyek oleh cabang-cabang
ilmu pengetahuan khusus lainnya. Sehingga tidak terdapat monopoli obyek oleh ilmu sosial
khusus itu sendiri. Tentu tekanan, intensitas, luas dan sempitnya lapangan penyelidikan serta
peranan personalianya,dapat dibedakan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial itu satau dengan
yang lainnya. Namun demikian, tidaklah berarti ilmu-ilmu tersaebut selalu terpisah-pisah
menjadi bagian yang terputus-putus dalam kotak-kotak yang terpaku mati, melainkan selalu
terdapat hubungan yang timbal balik dan saling tergantung serta saling mempergunakanhasil satu
sama lain.

Hubungan secara Khusus

2. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

Menurut pendapat Georg Jellinek dalam bukunya”ALgemeine Staatslehre”, ilmu Negara


sebagai theoritische staatswissenschaft atau staatslehre merupakan hasi penyelidikan dari staten
kunde. Bahan-bahan tersebut di bahas, dianalisis, dan di perbandingkan satu sama lain,sehinnga
terdapat persamaan-persamaan diantara berbagai sifat dari organisasi-organisasi negara itu.
Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur pokoknya yang
bersifat umum seakan-akan intisari unsur-unsur itu merupakan”pembagi persekutuan terbesar”
dalam ilmu hitung atau grootste gemene deler-nya dari keadaan yang berbeda-beda itu.dan jika
pekerjaan tersebut dijalankan atau diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai tujuan tertentu,
tugas itu diserahkan kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik. Jadi ilmu negara
sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil penyelidikannya di
peraktekkan oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat peraktis. Dengan
demikian, jelaslah, bahwa ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
berdiri sendiri.
Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga kurang dinamis. Hal
ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-unsur statis dari negara yang mempunyai
tugas utama untuk melengkapi dengan memberikan pengertian-pengertian pokok yang jelas.
Yang mendasari konsepsi-konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang
konkrit, terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi
Negara maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara. Oleh karena itu, lebih
dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink dalam kata pengantar buku
J.Barents”De wetenschap der Politiek meteen terrain verkenning”, bahwa ilmu politik
merupakan sociologie van de staat(sosiologi negara) atau bet vless er om been (atau daging yang
meliputi sekitarnya), atau dalam bahasanya J.Barents adalah bet vless om bet geraantevan de
staat(daging yang meliputi sekitar kerangka bangunan negara).
Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer. Karena itu, ilmu negara
merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.

B. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum 
Administrasi negara
Ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara mempunyai hubungan yang
erat dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama dengan ilmu
negara, yaitu negara. Perbedaannya ilmu hukum tata Negara dan ilmu hokum administrasi negara
memandang negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Obyek dari ilmu hukum tata
negara dan ilmu hokum administrasi negara adalah negara yang sudah terikat pada tempat,
keadaan, dan waktu. Jadi telah mempunyai ajektif tertentu,misalnya Negara republic Indonesia.
Kemudian negara dalam pengertiannya yang konkrit itu di selidiki lebih lanjut mengenai
susunannya, alat-alat perlengkapannya, wewenang, dan kewajibawan alat-alat perlengkapannya.
Kedua cabang ilmu pengetahuaan tersebut adalah hukum positif, dan di dalam sistematika Georg
Jellinek, kedua cabang ilmu tersebut termasuk dalam kategori recbtswissenscbaft.
Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara terdapat hubungan
yang sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua lapangan hukum tersebut pernah disebut
bersama-sama, yaitu staats en administratief recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang guru
besar. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut adalah sama.
PERBEDAAN ILMU NEGARA dan HUKUM TATA NEGARA:

Ilmu Negara

Aspek/Objek yang dipelajari = Negara secara umum, asal-usul, unsur-unsur, timbul dan
lenyapnya, tujuannya dan jenis-jenis atau bentuk negara secara umum
Sifat = Teoritis/Abstrak
Ketentuan Umum Negara = Pelaksanaannya tidak diuraikan
Definisi = Ilmu yang mempelajari asal-usul, perkembangan wujud dan lenyapnya suatu Negara
Ilmu Hukum Tata Negara
Aspek/Objek yang dipelajari = Negara tertentu, bagaimana pemerintahan dalam negara itu
disusun dan dijalankan mulai dari pemerintah pusat hingga daerah dalam wilayah kekuasaannya
Sifat = Praktis/ Nyata
Ketentuan Umum Negara = Pelaksanaannya diuraikan secara khusus
Definisi = Ilmu yang mempelajari sistem pemerintahan suatu Negara

Sumber :

Universitas terbuka modul 1 Atmadja, I Dewa Gede. (2012). Ilmu Negara: Sejarah, Konsep
Negara, dan Kajian Kenegaraan. Malang: Setara Pres

Demikian jawaban saya, mohon dikoreksi sekian terima kasih

Assalamualaikum.wr.wb……

Mohon izin menjawab

1. Jelaskan pengertian HAN yang Anda pahami!


2. Uraikan maksud dari “teori residu” sebagai penjelasan dari ruang lingkup HAN!

1. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara merupakan suatu perangkat aturan yang memungkinkan


administrasi negara melaksanakan fungsinya, yang juga sebagai pelindung warga negara
terhadap perbuatan tindak administrasi Negara dan sebagai pelindung administrasi Negara itu
sendiri.

Tidak mudah untuk membuat definisi istilah hukum administrasi negara meskipun dua kata
penyusunannya, yakni hukum dan administrasi negara, telah diuraidimuka. Dari dua kata
penyusunnya,istilah hukum administrasi ADPU4332/MODUL 11.19negara terbagi antara
istilah hukum dan istilah administrasi negara.Namun,paling tidak,setelah bagian terdahulu
dibahas pengertian tentang hukum dan administrasi negara, bagian ini berusahadiungkap
pengertian mengenai istilah hukum administrasi negara. Namun,sebelum pengertian itu dibahas,
terlebih dulu hendak dibahas mengenai penggunaan istilah itu.Meskipun membicarakan hal yang
sama,tetapi dalam pemakaian istilah yang digunakan ternyata sangat bervariasi.Di
Belanda,digunakan istilah administratifrechtatau bestuursrecht.Pemakaian istilah ini memiliki
maknalingkungan kekuasaan/administratifyang terpisah dari lingkungan kekuasaanlegislatif dan
yudisial.Sementara itu,di Prancis, istilah yang digunakan adalahdroit administrativeyang
diartikan bebas hukum administrasi. Di Inggris,istilah yang digunakan tidak jauh berbeda dengan
istilah yang dipakai oleh negara Jerman,yakni administrative law.Namun,sedikit agak beda.Di
Jerman,istilah yang digunakan adalahverwaltung recht. Dalam kepustakaan ataupun dalam hal
penamaan subjek keilmuan bidang ini, di Indonesia banyak istilah yang digunakan.Sebagai
contoh,Wirjono Prodjodikoro pernah menggunakan istilah hukumtata usaha
pemerintahan,sedangkanDjulal Husein lebih menggunakan istilah hukum tata usaha negara. Hal
tersebut senada dengan WF Prins dan Utrecht (pada masa awalnya) yang menggunakan istilah
serupa.Penggunaan istilah hukum administrasi negara diketengahkan oleh Utrecht meskipun
pada mulanya menggunakan istilah hukum tata usaha Indonesia dan kemudian hukum tata usaha
negara Indonesia. Penggunaan istilah hukum administrasi negara tersebut kemudian juga
disepakati olehrapat stafdosen fakultas hukum negeri seluruh Indonesia padaMaret 1973 di
Cirebon.Pemakaian tersebut dilandasi pemikiran bahwa istilah tersebut lebih luas dan sesuai
dengan iklim perkembangan hukum Indonesia

2. teori residu” sebagai penjelasan dari ruang lingkup HAN

Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven dalam bukunya
yang berjudul :Omtrek van het administratiefrecht, memberikan skema tentang hukum
administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya sebagai berikut :
a.Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi :
1.Pemerintah/Bestuur
2.Peradilan/Rechtopraak
3.Polisi/Politie
4.Perundang-undangan/Regeling

b.Hukum Perdata / Burgerlijk

c.Hukum Pidana/ Strafrecht

d.Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :


1.Hukum Pemerintah / Bestuur recht
2.Huku Peradilan yang mel;iputi :
a.Hukum Acara Pidana
b.Hukum Acara Perdata
c.Hukum Peradilan Administrasi Negara
3.Hukum Kepolisian
4.Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht.
Pendapat Van Vallen Hoven ini dikenal dengan “ Residu Theori”.

Demikian jawaban singkat saya, mohon dikoreksi sekian terima kasih..

Assalamualaikum.wr.wb……

Mohon izin tutor untuk menjawab

ciri-ciri pokok administrasi dilihat dari sudut pandang hukum agrarian.

Administrasi dalam ruang lingkup pembahasannya terbagi kedalam dua pengertian; yaitu
administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas. Administrasi dalam arti sempit
lebih tepat disebut ketatausahaan; yang meliputi tiga kelompok kegiatan yaitu korespondensi,
ekspedisi dan pengarsipan. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah setiap kegiatan kerja
samayang dilahirkan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan
dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.

Selain berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi juga dapat di lihat dari 3
sudut, yaitu dari sudut proses, fungsional,dan institusional. Administrasi dapat juga digolongkan
ke dalam dua golongan besar, yaitu administrasi negara dan administrasi niaga.Beberapa ciri
pokok administrasi yaitu:

1.Sekelompok manusia; artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dilakukan oleh
lebih dari satu orang.

2.Kerja sama; artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dua orang atau lebih
bekerja sama

3.Pembagian tugas; artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan kerja sama melainkan
kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja yang jelas.

4.Kegiatan yang runtut dalam suatu proses;artinya kegiatan administrasi berlangsung dalam
tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan.

5.Tujuan; artinya sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui kegiatan kerja sama.
Administrasi sebagai pranata atau institusi menunjukkan keseluruhan orang-orang yang
melakukan kerja samaberdasarkan strukturisasi dan fungsionalisasi kerja.

Dalam hal ini kelompok orang-orang yang bekerja samadilembagakan dalam suatu struktur dan
fungsi-fungsi, sehingga masing-masing anggota memiliki suatu posisi tertentu dalam rangkaian
kerja sama.
Adapun ciri ciri pokok administrasi dilihat dari sudut pandang hukum agraria :

1.tertib hukum pertanahan :


1. Tertib hukum pertahanan untuk menumbuhkan kepastian hukum pertanahan sebagai
perlindungan terhadap hak-hak atas tanah dan penggunaannya dimaksudkan
agar terdapat ketenteraman masyarakat dan mendorong gairah membangun.

2.tertib administrasi pertanahan untuk memperlancar setiap usaha dari masyarakat yang
menyangkut
tanah terutama dengan pembangunan.

3.tertib pembanggunan tanah untuk


sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kesuburan dan
kemampuan tanah.

4.tertib pemeliharaan tanah dan lingkunggan hidup untuk menghindarkan kerusakan tanah,
memulihkan
kesuburan tanah dan menjaga kualitas sumber daya alam serta pencegahan
pencemaran tanah yang dapat menurunkan kualitas tanah dan lingkungan
hidup, baik karena alam atau tingkah laku manusia.

Demikian jawaban saya, mohon dikoreksi sekian terima kasih

SUMBER : ADPU4335/MODUL 1

untuk Assalamualaikum.wr.wb

Mohon izin tutor untuk menjawab.

Menurut Anda apakah selama ini konsumen sudah terlindungi ? Berikan contoh kasus yang
Anda temui dengan menyebutkan dasar hukumnya! 

Menurut saya khususnya di negara kita konsumen tidak semuanya terlindungi haknya , misalnya
Transaksi Jual Beli/Belanja Online Menurut UU Perlindungan Konsumen
Dengan pendekatan UU Perlindungan Konsumen, salah satu pelanggaran terhadap hak
konsumen adalah :
 
1. Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
a. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
b. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa;
c. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
d. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
e. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
f. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
g. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
h. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

 
Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha (dalam hal ini adalah penjual online) adalah

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;


b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan;
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang 
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan;
f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Terkait dengan persoalan ini lebih tegas lagi Pasal 8 ayat (1) huruf f UU 8/1999 melarang
pelaku usaha untuk memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut.
 
Ketidaksesuaian spesifikasi barang yang kit terima dengan barang tertera dalam iklan/foto
penawaran barang merupakan bentuk pelanggaran/larangan bagi pelaku usaha dalam
memperdagangkan barang.

Kita selaku konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UU 8/1999 tersebut berhak mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima
tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
 
Sedangkan, pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 huruf g UU 8/1999 berkewajiban memberi
kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
 
Apabila pelaku usaha melanggar larangan memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut, maka ia dapat dipidana berdasarkan Pasal 62 ayat (1)
UU 8/1999 yang berbunyi:
 
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal
10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan
Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 2 miliar.

Demikian jawaban saya, mohon dikoreksi jika salan

Sumbur :

Buku ; Perlindungan Hukum bagi konsumen

Assalamualaikum.wr.wb

Mohon izin tutor untuk menjwab…

Terdapat dua teori utama mengikatnya hukum internasional terhadap hukum nasional, yaitu teori
dualisme dan teori  monisme (monisme dengan primat hukum nasional dan monisme dengan
primat hukum internasional). Analisalah mana teori yang dianut Indonesia dalam menempatkan
hubungan hukum internasional dengan hukum nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional!

Jawab :

Salah satu definisi yang lebih lengkap yang dikemukakan oleh para sarjana mengenai hukum
internasional adalah definisi yang dibuat oleh Charles Cheny Hyde:hukum internasional dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu juga harus ditaati
dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan lainnya, serta yang juga mencakup
1.Organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional satu dengan lainnya,
hubungan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara
organisasi internasional dengan negara atau negara-negara; danhubungan antara organisasi
internasional dengan individu atau individu-individu ;

2. Peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-


subyek hukum bukan negara (non-state entities) sepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban
individu dan subyek hukum bukan negara tersebut bersangkut paut dengan masalah masyarakat
internasional.

Sedangkan Hukum nasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-
prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat dalam suatu negara, dan oleh
karena itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan lainnya.

Menurut saya dalam memahami berlakunya hukum internasional terdapat dua teori yang cukup
dikenal, yaitu monism dan dualisme. Menurut teori monisme, hukum internasional dan hukum
nasional saling berkaitan satu sama lainnya, hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan
hukum internasional. Menurut teori dualisme Hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas atau
subordinasi.Keberadaan hukum internasional menjadi control masyarakat hukum internasional
dalam menjalangkan hukum nasional demi tercapainaya ketertiban dunia.

Beberapa hal yang menjadi dasar dalam menilai keberadaan hukum internasional dalam sistem
perundang-undangan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun
2000 Tentang Perjanjian Internasional antara lain:pertama,dasarmenimbang huruf a secara garis
besar menentukan dasar melakukankerjasama internasional yang diwujudkan melalui perjanjian
internasionaladalah dalam rangka mencapai tujuan negara sebagaimana dalamPembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilansosial, Pemerintah Negara Republik Indonesia, sebagai bagian darimasyarakat
internasional; dankedua,terkait Pasal 9 ayat (1) menyatakakanPengesahan perjanjian
internasional oleh Pemerintah RI dilakukan sepanjangdipersyaratkan oleh perjanjian
internasional tersebut dan ayat (2)Pengesahan perjanjian internasional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1)dilakukan denganundang-undangatau Keputusan Presiden.

Demikian jawaban saya, mohon dikoreksi terima kasih.


Assalamualaikum.wr.wb …

Mohon ijin tutor saya untuk menjawab.

Menurut Anda apakah Indonesia perlu mempunyai suatu aturan hukum khusus yang mengatur
tentang persaingan usaha (UU no 5 tahun 1999), lalu mengapa? Diskusikan

Jawab :

Menurut saya sangat diperlukan sekali aturan2 hukum mengenai tentang persaingan usaha,
karena jika tidak ada aturan2 hukum maka akan terjadi monopoli terutama perusahaan yg brskala
besar. Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut di atas, menuntut kita untuk mencermati dan
menata kembali kegiatan usaha di Indonesia, agar dunia usaha dapat tumbuh serta berkembang
secara sehat dan benar, sehingga tercipta iklim persaingan usaha yang sehat, serta terhindarnya
pemusatan kekuatan ekonomi pada perorangan atau kelompok tertentu, antara lain dalam bentuk
praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang merugikan masyarakat, yang
bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

Oleh karena itu, perlu disusun Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dimaksudkan untuk menegakkan aturan hukum dan
memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di dalam upaya untuk
menciptakan persaingan usaha yang sehat.

UU no. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
mengatur mengenai perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, posisi dominan, Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, dan penegakan hukum.

Adapun UU no. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, memiliki aturan-aturan pelaksanaan yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 57/2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha
dan Pengambilan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Melaksanakan Ketentuan Pasal 28 ayat 3.
2. Peraturan Pemerintah No. 57/2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha
dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Melaksanakan ketentuan Pasal 29 Ayat 2.
3. Keputusan Presiden No. 75/1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2008 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas
Persaingan Usaha. Melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat 1.
Namun demikian, kehadiran UU No.5 Tahun 1999 perlu ditinjau kembali dan disempurnakan,
karena banyaknya persoalan yang dialami dalam implementasinya. Persoalan yang dialami
dalam implementasi UU No.5 Tahun 1999 diantaranya adalah berkaitan dengan cakupan/definisi
pelaku usaha,kelembagaanyang mempunyai kewenanganmenjalankan penegakan
hukumpersaingan usaha(penyelidikan, penuntutan dan sekaligus sebagai pengadilan) saat ini
tidak jelas dalam sistem ketatanegaraan dan sistem pendukung baik organisasi, tata kelola
maupun sumber daya manusianya.

Persoalan yang begitu komplek dalam penegakan hukum larangan praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat telah berimplikasi pada tidak efektifnya pelaksanaan tugas dan
kewenangan yang diamanatkan oleh undang-undang serta banyaknya putusan lembaga tidak
dilaksanakan oleh para pihak.

Demikian jawaban singkat saya mohon dikoreksi, sekian terima kasih….

Bagaimana cara para sarjana hukum untuk mengatasi pemakaian istilah


bahasa Belanda yang terkadang terjemahannya tidak sepadan dengan bahasa
Indonesia

Pada  diskusi kedua ini, teman-teman diminta menjelaskan dalam rangka mencapai


tujuan negara yaitu mencapai   kesejahteraan umum/ kemakmuran dikenal ada 2
(dua) aliran yaitu liberalis kapitalis dan solidaris sosial. Bagaiman konsep negar dalam
mencapai kemakmuran dari 2 aliran tersebut dan berikan contoh negara yang
menganut aliran tersebut, dan bagaimana dengan Indonesia?
Bagi negara ini, konsep kemakmuran mereka didasari oleh kebebasan individu di dalam
melakukan kegiatan ekonomi pasar, tanpa diikut campur oleh pemerintahan.
Assalamualaikum.wr.wb..

Mohon izin tutor, saya coba untuk menjawab.

Dalam rangka mencapai tujuan negara yaitu mencapai kesejahteraan umum/ kemakmuran
dikenal ada 2 (dua) aliran yaitu liberalis kapitalis dan solidaritas sosial.

Konsep negara dalam mencapai kemakmuran dari 2 aliran tersebut diantaranya adalah:

1. Liberalisme-Kapitalisme

Konsep kemakmuran liberalisme mempercayai bahwa dengan membiarkan individu


berkreasi dalam bidang ekonomi tanpa diikut campur oleh pemerintah, maka dengan
sendirinya akan memakmurkan negara dan rakyatnya.  

2. Solidaritas Sosial

Konsep solidaritas sosial tidak lepas dari ideologi sosialisme atau Komunisme.  Menurut mereka
konsep kemakmuran adalah dengan adanya kesetaraan antar semua rakyat yang  dikontrol oleh
pemerintah pusat.

Artinya  semua kekayaan suatu negara adalah milik pemerintah dan kemakmuran rakyat dijamin
oleh pemerintah. Dengan kata lain, kemakmuran rakyat berasal dari rasa solidaritas sosial, yang
menjunjung tinggi kesamaan derajat sesama manusia yang kesejahteraannya dijamin oleh
pemerintah pusat.

Contoh negara yang menganut aliran menganut paham liberalisme diantaranya adalah

Liberalisme:

- Amerika Serikat

- Jerman

- Singapura

- Kanada

- Australia
dan lain sebagainya

Contoh negara yang menganut aliran menganut paham Sosialisme diantaranya adalah

- Korea Utara

- Kuba

- dll.

Sekian jawaban singkat dari saya, terima kasih.

Bagaimana cara para sarjana hukum untuk mengatasi pemakaian istilah


bahasa Belanda yang terkadang terjemahannya tidak sepadan dengan bahasa
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai