Tafsir 1 Raja-Raja 12

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Nama : Deva Pebrianus Gulo

Semester : IV
Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Pengantar PL 2
Dosen Pengampu : Pdt. Eklesia P. Daeli, M.Th

I Raja-Raja 12
Pecahnya Kerajaan Itu

I. Nama Kitab
Kitab I Raja-Raja merupakan “kitab Sejarah” atau dapat dikatakan “Nabi-Nabi
Terdahulu” yang terdiri dari empat kitab yaitu : Kitab Yosua, Hakim-Hakim, I-II
Samuel, dan I-II Raja-Raja. Kitab I Raja-raja ini adalah Sejarah Israel yang di mulai
dari Salomo sampai kepada pembuangan ke Babylon. Penulisan I dan II Raja-raja secara
terampil menyelasaikan masalah penulisan sejarah yang sejajar dari kerajaan Utara dan
kerajaan Selatan. Ia mulai dengan raja pertama Israel dan melanjutkan sampai akhir
pemerintahan raja terakhir yang tumpang-tindih dengan pemerintahan raja pertama Israel.
Begitulah ia beralih dari yang satu kepada yang lain, sambil terus mencatat waktu dengan
seksama yang menunjukkan dalam tahun mana dari pemerintahan setiap raja di Utara itu
dan raja di Selatan memulai dari pemerintahannya serta sebaliknya.1
Bahan untuk kitab I Raja-Raja di kumpulkan dari sejumlah sumber ketika umat Israel
berada di pembungan di Babel (586-539 SM). Kumpulan sumber-sumber awal berasal dari
pemerintahan Yosia yang meninggal pada tahun 609 SM. Yosia dilihat sebagai
penggenapan janji Allah kepada Daud. Dengan memperlihatkan kejahatan yang dilakukan
oleh para raja sebelumnya, para penulis kitab ini mengharapkan dukungan terhadap
pembaharuan di rencanakan oleh Yosia. Namun, ketika umat sedang dihantui oleh bayang-
bayang kekecewaan akibat pembuangan itu, untuk menunjukkan bahwa penghukuman
tuhan terhadap Israel itu adalah adil. Ini menjelaskan bahwa Israel memang perlu
menerima hukuman dari Allah karena ketidaktaatan bangsa Israel dan perlu berbalik
kepada Tuhan jika mereka ingin pulang ketanah yang di janjikan Allah kepada nenek
moyang mereka.2

1
L. Thomas holdcroft, Kitab-Kitab Sejarah, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1992), hlm 131-132
2
LAI, Alkitab Edisi Studi (Jakart : Lembaga Alkitab Indonesia, 2011), hlm 526

1
Kitab I Raja-Raja di sebut sejarah karena, istilah sejarah dalam bahasa Yunani adalah
historika yang mempunyai kaitan dengan penyelidikan, penelitian, dan investigasi.
Sejarah adalah rangkaian fakta tentang berbagai kejadian atau peristiwa, laporan atau
catatan tentang rangkaian fakta, mencakup pula studi tentang fakta atau catatan yang
berisi fakta.
1. Ciri-Ciri Kitab Sejarah
a. Menceritakan kejadian atau peristiwa di masa lalu
b. Kumpulan berbagai hasil karya banyak penulis yang berbeda
c. Bersifat teologis dan pengajaran, termasuk pemujaan kepada berbagai
kepercayaan.
d. Selektif, dan yang relevan dari bermacam tulisan
e. Bersifat realistis bukan fiktif

2. Unsur-Unsur Penulisan Sejarah


a. Pelaku atau tokohnya merangkap penulis
b. Pengarang yang tidak terlibat dalam isi tulisannya
c. Pembaca, yakni terhadap siapa tulisan di tunjukkan
d. Internal, mencakup siapa tokohnya, latar belakang dari: kisahnya, geografisnya,
dan kemasyarakatannya.
e. Eksternal, meliputi sudut pandang seperti: perspektif ideologinya, perspektif
waktu atau kronologisnya, dan perspektif bahasa dalam penyusunan kata dan
kalimatnya.3

II. Pembahasan
1. Pecahnya Kerajaan
Setelah kematian salomo, Rehabeam naik takhta menggantikan ayahnya dengan
peralihan ini, perasaan tertindas dibawah tangan besi Daud dan Salomo, segera muncul
ke permukaan. Yang menyulut kebencian ini adalah Yerobeam, anak Nebat, seorang
pemuda Efraim yang diangkat Salomo menjadi pengawas para pekeja suku-suku utara
(11:28) pada pembangunan kubu-kubu pertahanan di Yerusalem. Yerobeam yang
berasal dari keluarga yang sederhana, ternyata merasa tidak senang dengan kebijakan-
kebijakan Salomo yang keras. Suatu ketika Nabi Ahia, yang sangat benci terhadap

3
Pdt. DR. Karel sosipater, Etika Perjanjian Lama ( Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010), hlm 248

2
penyembahan berhala yang merusak kehidupan istana, menubuatkan bahwa Yerobeam
akan memimpin kesepuluh suku utara untuk berdiri sendiri.

Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj. 12:1-24)


Pertingkaian Rehabeam dengan Yerobeam terjadi di Sikhem, tempat Rehabeam
memperkenalkan dirinya sebagai raja suku-suku utara. Dikota tua ini pernah diadakan
pertemuan-pertemuan penting, akan tetapi tidak ada yang begitu dramatis atau gawat
seperti yang diceritakan dalam I Raja-raja 12. Orang Israel yang jenuh akan kebijakan
Salomo yang keras mengharapkan adanya jaminan masa depan yang lebih baik dari
putranya. Rehabeam terlalu yakin akan kekuasaanya atas suku-suku utara dan
memandang rendah gejolak kekesalan mereka. Ia tidak mengindahkan nasihat para
tua-tua. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap tradisi bangsanya, melainkan
mengindahkan nasehat orang-orang muda yang kurang berpengalaman dan berambisi.
Setelah mendengar berita kematian Salomo, Yerobeam bergegas kembali dari Mesir
dan memimpin Israel untuk mengumumka kemandirian mereka. Peristiwa ini
meresmikan pemisahakan antara utara dan selatan yang pada dasarnya sudah ada sejak
zaman Daud.

Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj. 12:25-14:20)


Yerobeam yang cerdik merasakan bahwa emutusan hubungan utara-selatan harus
dilakukan secara menyeluruh. Jika Daud menggunakan tempat ibadat di Yerusalem
untuk menyatukan bangsa itu, maka untuk memisahkan kedua belah pihak Yerobeam
membangun tempat-tempat ibadat saingan dan melarang orang berziarah ke
Yerusalem. Sebagai gantinya, ia memanfaatkan kekayaan tradisi dari Dan dan Betel
serta membangun tempat-tempat ibadat di sana. Tanpa mengindahkan pola yang lama,
ia mengangkat imam-imam dan pelayan-pelayan yang tidak berasal dari suku Lewi.
Lebih dari itu, ia melengkapi bukit-bukit pengurbanan ini dengan lembu-lembu emas
yang mengigatkan kembali pada pesta pora Israel di Sinai. Berdasarkan arkeologi
diduga bahwa lembu-lembu ini merupakan yang tumpuan yang diatasnya Tuhan yang
tidak tampak itu diyakini bersemayam, seperti halnya dengan tabut perjanjian yang
sewaktu-waktu disebut sebagai takhta atau tumpuan kaki Tuhan.4

2. Penulis Kitab
4
W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2008) hal.366-368

3
Terdapat bukti yang jelas bahwa pengarang kitab-kitab I & II Samuel adalah berbeda
dari pengarang kitab-kitab I & II Raja-raja. Ciri khusus yang membedakan kitab ini
dari I & II Samuel mencangkup kalimat-kalimat khusus yang memberitahukan awal
dan akhirnya pemerintahan para raja, kalimat yang menggambarkan kematian dan
penguburan para raja, dan Bahasa yang memaparkan kebaikan pribadi para raja.
Dalam kitab-kitab ini, hal-hal ini dilaporkan dengan cara yang sama untuk menetapkan
adanya seorang pengarang yang khas.
Seorang terkemuka yang memenuhi syarat di atas dan yang disokong sebagai
pengarang oleh tradisi, yang termasuk Talmud, adalah Yeremia. Berikut adalah alasan-
alasan yang menyongkong pernyataan bahwa Yeremialah yang mengarang kedua kitab
Raja-raja itu yaitu :
a. Kitab-kitab I & II Raja-raja dan kitab Yeremia mencantumkan ayat-ayat yang
sejajar yang hampir identik (misalnya: cerita tentang kejatuhan Yerusalem, II Raja-
raja 24:18-25:30, dan Yeremia 52:1-34)
b. Terdapat kata-kata Bahasa Ibrani yang khas yang ditemukan hanya dalam dua
kitab ini (misalnya: “buli-buli” dalam I Raja-raja 14:3 dan Yeremia 49:10) 10; atau
kata yang terkhusus untuk “menyembunyikan diri” (kata Bahasa Ibraninya chabah)
dalam I Raja-raja 22:25 dan Yeremia 49:10).

Fakta-fakta juga yang tidak memperkuat pengarang kitab ini adalah Yeremia adalah :
a. Ada alasan untuk percaya bahwa Yeremia meninggal dunia di Mesir dan karena itu
ia mungkin tidak dibawa ke dalam penghambaan di Babel.
b. Samasekali tidak tentu bahwa Yeremia hidup sampai pertengahan masa
pembuangan dan pembebasan Yoyakhin yang dipaparkan dalam II Raja-raja.
c. Seandainya Yeremia masih hidup, pastilah usianya tidak lebih muda dari 86 tahun,
sehingga sangat diragukan bahwa pada usia seperti itu ia masih dapat
menghasilkan sebuah karya sastera yang kreatif.

Sekalipun tampaknya tidak mungkin untuk membenarkan bahwa kitab-kitab ini secara
langsung ditulis oleh Yeremia, pada umumnya disetujui bahwa tulisannya dapat dilihat
dalam kitab-kitab ini. Secara khusus dikatakan bahwa kalua bukan Yeremia, maka
pengarangnya adalah seorang yang berpikiran seperti Yeremia, dan hampir pasti
seorang yang sebaya dengan dia, yang hidup dan penulis dibawah pengaruh yang
sama. Dianjurkan bahwa seorang murid Yeremia telah menulis kitab ini, sehingga

4
dengan demikian dapat dipertanggungjawabkan kemiripan kosa kata dan gaya Bahasa
yang ada di dalamnya.5

3. Kritik Sejarah
Kitab Raja-raja dianggap sebagai sejarah Israel yang selektif mulai dari masa akhir
pemerintahan Raja Daud sampai pada penaklukan Yerusalem oleh orang Babel.
Berdasarkan kronologi, 1-2 Raja-raja memerincikan sejarah politik Israel selama
kerajaan kesatuan, dimulai sekitar tahun 970 SM, terus masa pembuangan Israel,
kerejaan Utara oleh Asyur (722 SM) dan pembuangan Yehuda, kerajaan selatan ke
Babel (587/586 SM)6
Sesudah masa pemerintahan Salomo, fase kedua dari periode pemerintahan itu
dimulai. Kerejaan pecah menjadi dua. Secara intern, ada tiga pengaruh yang tampak
dan boleh dikatakan saling menolong, yaitu:
a. Keinginan wilayah utara, dibawah bimbingan Sikhem, untuk membebaskan diri
dari dominasi politik yang dijalankan Yerusalem dan Yehuda
b. Frustrasi yang dialami masyarakat, yang sangat tertindas akibat system rodi
c. Sikap kritis, yang tampak di kalangan profrtis (para nabi), yang melalui Nabi Ahia
menyatakan keberatannya terhadap aturan-aturan sosial dan agamani yang
ditetapkan Salomo.

Sesudah perpecahan, kedua kerajaan kecil itu. Israel dan Yehuda menjadi lemah
sekali. Wilayah-wilayah yang tadinya digabungkan dengan kerajaan Salomo, termasuk
kota-kota Filistea dan negara-negara kecil di seberang Yordan pun, merebut
kemerdekaannya kembali. Dalam sejarah agama Israel, perpecahan itu membawa
akibat penting, dengan demikian pengaruh Yerusalem berkurang, walaupun pimpinan
kota selalu mendesak kota Yerusalem tetap merupakan Ibukota kebanggaan dan kota
Kudus. Terutama Raja Yerobeam I sengaja berusaha mengurangi pengaruh Yerusalem,
dengan mengembangkan dua kuil kuno di Israel Utara menjadi kuil-kuil kenegaraan,
yaitu Betel dan sebagian symbol Yahweh (1 Raj. 12:28).7

5
L. Thomas holdcroft, Kitab-Kitab Sejarah, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1992), hlm 132-134
6
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2004) hlm 328
7
Vrizen, Th. C, Agama Israel kuno (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2006), hlm. 198-199

5
Kronologi Raja-raja Israel

Kronologis Raja-raja Yehuda

6
4. Kritik Sastra
Kitab I Raja-raja adalah sebuah laporan sejarah tentang kerajaan Israel dari saat
kematian Daud sampai pemerintahan Ahab dan Yosaf. Keil melaporkan sifat kitab ini
sebagai perkembangan kerajaan Allah di bawah raja-raja”. Bagian ini menceritakan
perihal terpecahnya kerajaan dan pemerintahan yang sejajar dari para raja utara dan
para raja selatan. Maksud utama dari kitab I & II Raja-raja bukanlah untuk
memaparkan sejarah, tetapi sebaliknya, agar dari sejarah itu dapat dibuktikan
kenyataan bahwa tangan Allah yang memelihara sedang bekerja dalam kehidupan
umatNya. Meskipun kitab-kitab I & II Raja-raja mengemukakan sejarah, sejarahnya
tertulis dengan tujuan yang bersifat praktis dan keagamaan.8
Secara formal Kitab Raja-raja menceritakan riwayat pemerintahan tiap raja.
Riwayat tentang raja di kerajaan Selatan dan kerajaan Utara berjalin untuk membuat
struktur kronologis. Tiap raja dilukiskan dan dinilai menurut suatu pola, yg terlihat
paling jelas dalam riwayat raja Yosafat (1 Raja 22:41-50) dan Amon (2 Raja 21:19-
26). Tapi bahan lain dimasukkan ke dalam pelukisan dan penilaian pendek itu,
sehingga kadang-kadang permulaan dan kesudahan pemerintahan seorang raja
dipisahkan dengan beberapa pasal (mis. Riwayat Hizkia, 2 Raja 18-20). Ke dalam
riwayat pemerintahan Salomo, Rehabeam, Ahab, Yoram, Yehu dan Yoas misalnya,
dimasukkan banyak bahan mengenai hal rajawi dan politik. Cerita lain rnenceritakan
kehidupan nabi, khususnya Elia, Elisa dan Yesaya, yg pernah terlibat dalam politik dan
hal rajawi (dalam 2 Raja 5-7 nama raja tidak disebut, ia tidak penting). Ada juga cerita
tentang kehidupan dan pelayanan nabi (mis. 2 Raja ps. 4). Segi pandangan dari seluruh
karya terlihat sistematis dalam komentar teologis yg mengakhiri sejarah Kerajaan
Utara (2 Raja ps. 17).9

5. Kritik Struktuk
Menegakan Kerajaan Salomo (pasal 1 dan 2)
Menceritakan tahun-tahun terakhir kehidupan Daud dan bagaimana Salomo, putranya
menjadi raja Israel antara lain :
1) Kerajaan Israel Bersatu (pasal 1: 1-11:43)
a. Salomo naik tahta (pasal 1:1-2:46)

8
L. Thomas holdcroft, Kitab-Kitab Sejarah, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1992), hlm 132
9
http://www.sarapanpagi.org/kitab-raja-raja-vt6508.html di akses pada tanggal 11 April 2020 pada pukul
19.30

7
 Keinginan Adonia untuk menjadi raja di gagalkan (pasal 1:1-53)
 Kata-kata terakhir Daud dan kematiannya, Salomo yang telah di
nobatkan mengambil tindakan yang adil (pasal 2:1-46)

Pemerintahan Salomo (pasal 3-11)


Melaporkan apa yang dilakukan Salomo sebagai raja, khususnya mengenai
pembangunan dan penahbisan bait Allah di Yerusalem.
1) Kebijaksanaan dan kekayaan Salomo (pasal 3:1-4:34)
a. Menikahi putri Mesir, ia adalah seorang yang rohani: lebih menyukai
hikmat, menyelamatkan seorang bayi (pasal 3:1-28)
b. Karyawannya, daerah kekuasaannya, persediaan makanan sehari-hari,
kandang-kandangnya dan hikmatnya (pasal 4:1-34)
2) Kegiatan salomo dalam membangun (pasal 5:1-9:28)
a. Persiapan untuk membangun bait suci (pasal 5:1-18)
b. Konstruksi bait suci (pasal 6:1-38)
c. Tempat-tempat kediaman dan perabotan bait suci (pasal 7:1-51)
d. Peresmian bait suci (pasal 7:1-51)
e. Pengesahan perjanjian dengan Daud, dan bangunan-bangunanya (pasal
9:1-28)
3) Zaman keemasan Salomo (pasal 10:1-19)
a. Kunjungan ratu Syeba (pasal 10:1-13)
b. Kekayaan Salomo (pasal 10:14-19)
4) Kemurtadan, kemunduran dan kematian Salomo (pasal 11:1-34)
a. Ketidaksetiaan Salomo kepada Allah (pasal 11:1-13)
b. Para lawan dan pembagian yang mengancam (pasal 11:14-40)
c. Kematiaan Salomo (pasal 11:41-43)
Perpecahan dan kemunduran kerajaan (pasal 12-22)
Dimulai kisah penolakkan suku-suku Utara terhadap Rehabeam sebagai raja setelah
kematian Salomo dan terpecahnya kerajaan itu menjadi dua, kerajaan Israel di Utara
dan kerajaan Yehuda di Selatan.
1) Kerajaan Yang Terbagi (pasal 12:1-22:53)
a. Rahabeam menolak Yorebeam (pasal 1:33)
b. Abdi Allah yang benar diperdaya (pasal 13:1-33)

8
c. Abia, Yerobeam dan istri, Ahia, Nadab, Rehabeam, Sisak, Abiam
(pasal 14:1-31)
d. Raja yang jahat dan yang baik (pasal 15:1-34)
e. Yehu, Baesa, Zimri, Omri, Tibni, Samaria, Ahab, Hiel (pasal 16:1-34)
f. Elia dan seorang janda (pasal 17:1-24)
g. Ahab, nabi palsu, hujan (pasal 18:1-46)
h. Elia, Izebel, Hazael, Yehu, Elisa (pasal 19:1-21)
i. Benhadad, pasukan Sirianya, Ahab, seorang nabi (pasal 20:1-43)
j. Nabot, Ahab, Izebel, Elia (pasal 21:1-29)
k. Ahab, Mikha, Ahazia, Yosat, Yoram (pasal 22:1-53). 10

6. Etika dan Moral Raja-Raja dari Kerajaan Terpecah


a. Semua raja di kerajaan Israel sebelah Utara, moralitasnya tercela yang berperilaku
jahat terhadap Tuhan, mengembangkan keagamaan pada rakyatnya yang
memberontak terhadap Allah, dan tidak da perbuatan yang baik terpuji
b. Raja-raja di kerajaan Yehuda tidak semuanya jahat, terdapat 3 macam perilaku
moral dalam memerintah, yaitu :
 Raja yang buruk dan dikecam keras, diantaranya: Yoram, Ahazia, Ahas,
Manasye, dan Amor
 Banyak raja yang dianggap baik, tetapi pemerintahannya tidak seperti Daud
dalam memerintah, mereka tidak menyingkirkan penyembahan berhala,
diantaranya raja Amazia.
 Raja Hizkia dan Yosia dipuji sebagai terbaik dibanding raja lainnya, karena ia
juga melarang penyembahan berhala dan wajib menyembah Allah di bait suci
Yerusalem 11

C. Penutup
10
J. I. Packer, Ensiklopedi Fakta Alkitab, (Penerbit Gandum Mas, 2004), hlm 1183-1184
11
Ibid., DR. Karel sosipater, hlm 302

9
1. Kesimpulan
Kitab I Raja-Raja merupakan “kitab Sejarah” atau dapat dikatakan “Nabi-Nabi
Terdahulu” yang terdiri dari empat kitab yaitu : Kitab Yosua, Hakim-Hakim, I-II
Samuel, dan I-II Raja-Raja. Kerajaan pecah menjadi dua. Secara intern, ada tiga
pengaruh yang tampak dan boleh dikatakan saling menolong, yaitu:
d. Keinginan wilayah utara, dibawah bimbingan Sikhem, untuk membebaskan diri
dari dominasi politik yang dijalankan Yerusalem dan Yehuda
e. Frustrasi yang dialami masyarakat, yang sangat tertindas akibat system rodi
f. Sikap kritis, yang tampak di kalangan profrtis (para nabi), yang melalui Nabi Ahia
menyatakan keberatannya terhadap aturan-aturan sosial dan agamani yang
ditetapkan Salomo.

2. Saran
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini, ada banyak kelemahan dan
kekurangan saya. Baik dalam penyusunan kata, penggunaan bahasa maupun dalam
bahan. Untuk itu saya mohon kepada Teman2 dan ibu pengampu mata kuliah untuk
dapat memakluminya, dan saya juga mohon saran dan kritik dari kita semua demi
perbaikan saya kedepannya, Terimakasih.

Daftar Pustaka

10
LAI. Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Anggota IKAPI, 2012

L. Thomas Holdrcroft. Kitab-Kitab Sejarah. Malang: Gandum Mas 2004

Pdt. Dr. Karel Sosipater. Etika Perjanjian Lama. Jakarta: Suara Harapan Bangsa 2010

J.I. Packer. Ensiklopedi Fakta Alkitab. Gandum Mas 2004

http://www.sarapanpagi.org/kitab-raja-raja-vt6508.html

Th. C. Vrizen. Agama Israel kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006

W.S. LaSor. Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008

Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2004

11

Anda mungkin juga menyukai