Linda Rusmini Tugas PKP & Gpo
Linda Rusmini Tugas PKP & Gpo
Linda Rusmini Tugas PKP & Gpo
NIM : 856716363
BAB I
PENDAHULUAN
1. Indentifikasi Masalah
Pada proses belajar mengajar kelas V. B SDN 120 Palembang mempunyai permasalahan
berkaitan dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya dalam materi sifat-sifat
benda, hal tersebut dapat dilihat pada hasil tes mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat
benda. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai pelajaran hanya 13 siswa dari 35 siswa yang tuntas
diatas KKM dan sebanyak 22 Siswa yang tidak tuntas atau nilai dibawah KKM.
Berdasarkan pengamatan dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis
menemukan beberapa masalah yang ditemui pada proses belajar mengajar yang menyebabkan
materi pelajaran tidak diterima dengan maksimal oleh siswa, berikut identifikasi masalahnya
yaitu :
a. Siswa tidak memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan dan tidak terjadi
pembelajaran yang menyenangkan
b. Siswa tidak mengeluarkan pendapat dan bertanya pada saat guru memberi
kesempatan
c. Siswa kurang kreatif dalam proses pembelajaran
d. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
e. Dari hasil tes rata-rata nilai siswa dibawah KKM.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis mencari tau penyebab masalah dengan
melakukan refleks pada saat pembelajaran berlangsung dan berdiskusi dengan teman sejawat
dan terdapat faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai materi pelajaran yang
diberikan oleh guru, yaitu :
a. Guru belum bisa mengelola kelas dengan Baik
b. Motode Pembelajaran yang digunakan guru Monoton dan tidak tepat dalam Kegiatan
Pembelajaran
c. Media yang digunakan dalam pembelajaran tidak menarik bagi siswa
d. Siswa tidak Termotivasi dalam belajar
e. Kurangnya penggunaan alat peraga yang kongkrit dalam proses pembelajaran dan
sering tidak menggunakan percobaan sedehana, sehingga siswa tidak bisa
membuktikan konsep dengan nyata.
Salah satu metode yang dapat digunakan di kelas adalah metode eksperimen, karena
dengan metode eksperimen siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, serta dapat
tercapainya pembelajaran yang diharapkan, sehingga hasil belajar siswa memuaskan.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran IPA. Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada
siswa, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Penggunaan metode ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atau persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Dengan
melakukan eksperimen siswa dilatih untuk berfikir kritis dan dapat membuktikan kebenaran dari
teori yang sedang dipelajari secara nyata, sehingga dengan demikian siswa akan mencapai hasil
belajar yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan,
“Apakah Penggunaan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat-
sifat benda pada siswa kelas V.B SDN 120 Palembang.
KAJIAN PUSTAKA
Rustam & Mundilarto (2004) Mereka berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh pendidik di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai tenaga pendidik sehingga hasil belajar peserta
didiknya dapat meningkat.
Berdasarkan pendapat diatas PTK merupakan tindakan yang dilakukan didalam kelas
untuk mengubah keaktifan siswa yang mulanya pasif menjadi aktif, yang tidak termotivasi
menjadi termotivasi,sehingga kegiatan pembelajaran didalam kelas menjadi lebih hidup dan
dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
2. Tujuan Penilitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK yaitu meningkatkan dan memperbaiki praktik
pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku
peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan pembelajaran, dan mengubah pelaksanakan
pembelajaran di kelas yang diberikan oleh guru. sehingga meningkatnya kemampuan guru
dalam mengelola kelas dan Tujuan PTK yang lain yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran juga membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
proses pembelajaran di kelas.
B. PEMBELAJARAN IPA DI SD
1. Pengertian Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain. Pembelajaran IPA sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta
berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Pembelajaran IPA merupakan
kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD). Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan metode, model, dan media pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada siswa.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai siswa. Pembelajaran
IPA adalah pembelajaran yang melibatkan mental dan fisik siswa melalui interaksi dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya yang berhubungan satu sama lain, sehingga memberikan
pengalaman belajar bagi siswa.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dan
mengetahui tentang diri sendiri dan alam sekitar, serta untuk mengembangkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPApengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam
sekitar. Kerja ilmiah IPA dalam kurikulum SD terdiri dari penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah.
2. Pemahaman Konsep dan Penerapannya
Adapun dimensi pemahaman konsep dan penerapannya mencakup:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu: manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
IPA mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia dengan segala
keingintahuan. Dalam pembelajaran IPA sering banyak digunakan istilah-istilah yang pada
umumnya berupa istilah latin atau kata yang dilatinkan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa, setiap ruang lingkup pembelajaran IPA di SD
membahas tentang makhluk hidup dan gejala-gejala di alam. Oleh karena itu, pembelajaran IPA
di SD dilakukan dengan penyelidikan (percobaan) sederhana agar siswa mendapat pengalaman
langsung melalui pengamatan dan diskusi.
Pembelajaran IPA di SD mempunyai suatu hal yang diharapkan akan dicapai oleh siswa
setelah melalui suatu proses pembelajaran yaitu suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
IPA di SD, yakni agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling nenpengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
C. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu
siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode
eksperimen adalah metode pengajaran dan pembelajaran di mana guru dan murid bersama-sama
mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui. Metode eksperimen adalah
metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa baik secara individu maupun
kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan tentang sesuatu hal. Metode
eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode eksperimen juga berarti
salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Jadi, metode eksperimen adalah metode pyang
memberikan kesempatan kepada siswa baik individu maupun kelompok untuk melakukan suatu
percobaan yang hasil percobaannya disampaikan di kelas.
Dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada
hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap
ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Dengan adanya metode
ini siswa diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,
menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yan
gdihadapinya secara nyata. Siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban
atau persoalan-persoalan yang dihadapi serta melatih siswa dalam cara berpikir yang ilmiah.
Dalam metode eksperimen, guru juga dapat mengembangkan keterlibatan fisik, mental,
serta emosional siswa. Hal ini, diharapkan dapat menumbuhkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif, dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Tanpa menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA akan membuat para siswa tidak memiliki pengalaman
meneliti dan bersinggungan langsung dengan alam sekitar sebagai objek kajian utama IPA.
Sehingga siswa tidak mengenal berbagai keunikan dan luasnya alam yang harus mereka kuasai.
Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di dalam
laboratorium, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas (Alam sekitar). Dengan begitu, metode
eksperimen dapat membantu guru dalam menghubungkan mata pelajaran dengan dunia nyata,
terutama dalam konsep IPA. Apabila percobaan dapat dilakukan di luar kelas maka guru sangat
mudah untuk mendapatkan sumber belajar lain yang dapat memberikan pengalaman nyata bagi
siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara
mengajar guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa baik individu atau kelompok
untuk mencari sendiri kebenaran teori yang sedang dipelajari. Sehingga, hal tersebut dapat
memberikan pengalaman langsung untuk siswa melakukan suatu percobaan, mendiskusikan, dan
mengambil kesimpulan untuk dipaparkan didepan kelas.
2. Tujuan Metode Eksperimen
Penggunaan metode ini memiliki tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Serta siswa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking).
Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya.
Dengan demikian, dari penggunaan metode ini diharapkan siswa dapat:
b. Mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan- persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan persoalan sendiri.
c. Terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (Scientific Thinking).
d. Menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Selain itu, tujuan metode eksperimen antara lain:
b. Pelaksanaan eksperimen
1) Siswa memulai percobaan. Saat siswa melakukan percobaan, guru
mendekatinya untuk mengamati proses percobaan serta memberikan
dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa,
sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.
2) Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi
secara keseluruhan. Sehingga, jika terjadi hal-hal yang menghambat, maka
bisa segera diselesaikan.
c. Tindak lanjut eksperimen
1) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
2) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, serta
memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan sekaligus peralatan yang
digunakan.
Apabila eksperimen selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan eksperimen serta
proses pencapaian tujuan pembelajaran.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku dan
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk mengembangkan hasil yang
diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang kongkrit serta dapat dilihat dan fakta yang
tersamar. Oleh karena itu, hasil pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan
menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai
sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek kemanusiaan saja, melainkan dari pembelajaran yang diperoleh siswa.
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang diperoleh di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Dari segi
hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan-perubahan yang postif
pada diri peserta didik seluruhnya taau setidak - tidaknya sebagaian besar (75%). Untuk
mengetahui kegiatan belajar yang dicapai setelah tujuan yang dikehendaki dapat dilakukan
evaluasi. Dengan dilakukannya evaluasi dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, bahkan
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
2) Benda cair
Adapun sifat- sifat benda cair yaitu: Bentuk selalu mengikuti bentuk
wadahnya, bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar, Benda cair
mengalir ke tempat yang lebih rendah, benda cair menekan ke segala arah, benda cair
meresap melalui celah-celah kecil (kapilaritas) dan melarutkan benda-benda tertentu.
Contoh : air, bensin, minyak goreng, air terjun yang mengalir dan lain-lain.
Gambar 2.2 Contoh benda cair
3) Benda gas, sifat-sifat benda gas yaitu: Menempati ruang, Bentuknya selalu
berubah karena selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya, dan
menekan kesegala arah. Contoh: udara, gas, balon dan lain-lain.
F. Kegiatan Pembelajaran
Nip.196411231984062001
24