Siklus Hidup Nyamuk
Siklus Hidup Nyamuk
Siklus Hidup Nyamuk
TINJAUAN PUSTAKA
Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Larva nyamuk hidup
dengan memakan organisme kecil, tetapi ada juga yang bersifat sebagai predator
seperti larva Toxorhynchites sp yang memangsa jenis larva nyamuk lain yang
hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina menghisap darah manusia atau
hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah yang cukup sebelum
perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang bersifat spesifik dan
hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan biasanya hidup dengan
memakan cairan tumbuhan (Sembel, 2009).
2.2 Siklus Hidup Nyamuk (Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp)
2.2.1 Telur
Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau
berkelompok. Telur-telur dari jenis Culex sp diletakkan berkelompok (raft).
Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk. Nyamuk
Anopheles sp dan Aedes sp meletakkan telur di atas permukaan air satu persatu.
Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman.
Namun, bila air cukup tersedia, telur telur itu biasanya menetas 2-3 hari sesudah
diletakkan (Sembel, 2009).
2.2.2 Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera
yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki
kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva dari
kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air. Untuk mendapatkan
oksigen dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp dan Aedes sp biasanya
menggantungkan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan air. Ada jenis
larva nyamuk yang hidup dalam air dan bernapas melalui difusi kutin (cutaneous
diffusion) seperti Mansonia sp. Mansonia sp memiliki tabung udara yang
berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk akar tanaman
air. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan
2.2.3 Pupa
2.2.4 Dewasa
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas
permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan
sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari
makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk dewasa Culex sp dan Aedes sp hinggap
dalam keadaan sejajar dengan permukaan, sedangkan Anopheles sp hinggap
membentuk sudut dengan permukaan (Sembel, 2009).
Wadah alami banyak terdapat di area hutan atau area perkebunan. Namun
wadah alami juga banyak terdapat di tempat lain, misalnya area bekas penebangan
pohon, ruas- ruas bambu, area pantai dimana terdapat banyak tempurung kelapa.
Spesies yang memiliki habitat wadah alami adalah Aedes sp, Anopheles sp,
Culex sp (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).
B. Culex sp
Nyamuk-nyamuk Culex sp ada yang aktif pada waktu pagi, siang, dan ada
yang aktif waktu sore atau malam. Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di
selokan yang berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan domestik yang
kotor (organik), serta di tempat penggenangan air domestik atau air hujan di atas
permukaan tanah. Larva nyamuk Culex sp sering kali terlihat dalam jumlah yang
sangat besar di selokan air kotor.
C. Mansonia sp
Nyamuk Mansonia sp biasanya berbiak dalam kolam – kolam air tawar
seperti kolam ikan. Larva –larva nyamuk ini bernapas dengan mempenetrasi akar
tanaman air. Nyamuk Mansonia sp selain menularkan penyakit chikungunya juga
dapat menularkan penyakit filariasis dan encephalitis (Sembel, 2009).
D. Anopheles sp
Nyamuk Anopheles sp dapat berbiak dalam kolam air tawar yang bersih, air
kotor, air payau, maupun air yang tergenang di pinggiran laut. Nyamuk-nyamuk
ini ada yang senang hidup di dalam rumah dan ada yang aktif di luar rumah. Ada
yang aktif terbang pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam. Nyamuk
Anopheles sp sering disebut nyamuk malaria karena banyak dari spesies nyamuk
ini menularkan malaria. Jenis nyamuk ini juga dilaporkan menularkan penyakit
chikungunya. Spesies Anopheles sp yang berbeda sering menunjukkan tingkah
laku yang berbeda dan kemampuan menularkan penyakit yang berbeda pula. Oleh
sebab itu, jenis nyamuk Anopheles sp yang menularkan penyakit di satu daerah
sering berbeda dengan Anopheles sp yang menularkan penyakit malaria atau
chikungunya di daerah lain (Sembel, 2009).
B. Metode Visual
Dilakukan dengan melihat ada tidaknya larva di setiap genangan air tanpa
melakukan pengambilan larva. Survei ini bertujuan untuk mengukur
kepadatan larva.
1. Angka bebas Larva (ABL)
Angka bebas larva adalah persentase jumlah rumah bebas larva diantara
rumah yang diperiksa secara acak (Yuniati, 2012).
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
𝐴𝐵𝐿 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
4. Breteau Index(BI)
(a) Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm,
duri-duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas dan corong
pernapasan (siphon) belum menghitam.
(b) Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas,
dan corong pernapasan sudah berwarna hitam.Larva instar II mengambil
oksigen dari udara, dengan menempatkan corong udara (siphon) pada
permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi membentuk
sudut dengan suhu permukaan air sekitar 30°C, larva instar II dalam
bergerak tidak terlalu aktif.
(c) Larva Instar III lebih besar sedikit dari larva instar II dan lebih aktif
bergerak.
(d) Larva instar IV telah lengkap struktur morfologinya dan jelas tubuh dapat
dibagi jelas menjadi bagian kepala (cepal), dada (thorax) dan perut
(abdomen). Larva ini berukuran paling besar 5 mm. Larva ini tubuhnya
langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif dan waktu.
Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini adalah 25°C – 30°C
(Depkes RI, 2005).
A. Aedes sp
B. Anopheles sp
C. Culex sp
Gambar 2.4 Telur dan larva nyamuk berdasarkan spesies ( WHO, 1997)
Gambar 2.5 Morfologi Larva Aedes aegypti (Littig dan Stojanovich, 1997)