Revisi Skripsi Alvin-1
Revisi Skripsi Alvin-1
Revisi Skripsi Alvin-1
Disusun oleh :
ALVIN OKTAVIANA
(201601005)
Disusun oleh :
ALVIN OKTAVIANA
(201601005)
Saya menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan
di Perguruan Tinggi manapun, dan apabila terbukti ada unsur Plagiatisme saya
Yang Menyatakan
Alvin Oktaviana
201601005
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Akhir Program
NIM : 201601005
Oleh:
Pembimbing I
M. Achwandi,M.Kep
Pembimbing II
Mengetahui
Ka.Prodi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto
(……………………….)
Ana Zakiyah, M.Kep
KATA PENGANTAR
Akhirnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
yang diharapkan akan menyempurnakan Skripsi ini.
Mojokerto,13 Agustus
2020
Penulis
MOTTO
Sesulit apapun rintangan yang ada didepan jangan pernah menyerah dan
percayalah kalau kamu pasti bisa because Allah is always with you”
PERSEMBAHAN
Rasa syukur saya atas kehadiran Allah SWT dan sholawat serta salam
1. Kepada Ayah dan Ibu tercinta, karenanya saya akan segera menjadi
Sarjana, karenanya saya menjadi orang yang selalu bersyukur atas apapun,
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya. Semoga Allah SWT
terhadap berbagai penyakit. Khususnya pada usia 6 bulan sampai 5 tahun pertama
penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum terbangun sempurna.
Dampak negatif dari Kejang demam yang terjadi pasti akan membuat khawatir
dan terlihat menyeramkan terutama bagi orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengetahuan orang tua tentang penanganan awal pada anak kejang
demam. Penelitian ini menggunakan metode literatur review. Sumber utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jurnal yang terdiri dari 4 jurnal
analisis isi jurnal. Hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Sikap
kategori baik.
various diseases. Especially at the age of 6 months to the first 5 years of life.
because their immune systems are not yet fully developed. The negative
impact of febrile seizures that occur will definitely make you worry and look
parents about early handling of children with febrile seizures. This study uses
a literature review method. The main sources used in this research are
journals. The analytical method used is using journal content analysis. The
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
SURAT PERNYATAAN...........................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................
KATA PENGANTAR................................................................................v
MOTTO.....................................................................................................vi
PERSEMBAHAN....................................................................................vii
ABSTRAK...............................................................................................viii
ABSTRACT...............................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
2.1.4 Faktor-faktorPengetahuan......................................................13
4.2 Pembahasan..................................................................................40
5.2 Saran............................................................................................40
daftar pustaka..........................................................................................41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengetahuan Orang Tua Tentang Penanganan Awal
Demam............................................................................23
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Tentang pengetahuan orang tua tentang penanganan
PENDAHULUAN
adalah masa yang paling rentan terhadap berbagai penyakit. Khususnya pada usia
tahun rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka
Salah satu gejala yang rentan dan sering sekali terjadi pada anak adalah
demam terjadi karena adanya kemungkinan masuknya suatu bibit penyakit dalam
tubuh. Secara alami, suhu tubuh mempertahankan diri dari serangan suatu
penyakit dengan meningkatkan suhu tubuh. Demam pada bayi atau balita tidak
dapat diabaikan begitu saja karena pada masa ini, otak anak sangat rentan
terhadap peningkatan suhu tubuh yang mendadak. Jika demam tidak segera
Kejang demam atau yang sering disebut orang awam step adalah kejang
yang terjadi pada anak yang dipicu oleh demam, bukan kelainan di otak. Kejang
demam biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Ketika anak
mengalami kejang demam tubuh anak akan menjadi kaku diiringi gerakan
1
2
demam yang terjadi pasti akan membuat khawatir dan terlihat menyeramkan
terutama bagi orang tua. Meskipun kejang pada anak-anak yang terjadi saat
demam umumnya tidak berbahaya dan bukan merupakan gejala penyakit serius
jika orang tua mengerti bagaimana cara menanganinya dengan tepat, tetapi jika
orang tua tidak mengerti bagaimana cara menanginya atau salah dalam menangani
akan berakibat fatal atau berdampak bahaya bagi anak tersebut. Kejang demam
berbeda dengan epilepsi atau yang sering disebut orang awam ayan. Epilepsi
ditandai dengan kejang berulang tanpa perlu disertai demam. Meskipun umumnya
tidak berbahaya dan hanya terjadi sebentar, orang tua sebaiknya segera
membawah ke Rumah Sakit jika anak menglami kejang demam untuk pertama
kalinya.
miskin dan 3,5-10,7% terjadi di negara maju. Kejang demam terjadi pada 2-4%
kejang demam 3-4% yakni pada tahun 2012-2013 dari anak yang berusia 6 bulan
sampai 5 tahun. Di Jawa Timur terdapat 2-3% dari 100 balita pada tahun 2009-
2010 anak yang mengalami kejang demam. Dalam rentang bulan Agustus-Januari
tahun 2019-2020 didapatkan 30 kasus kejang demam pada anak usia 6 bulan
Kejang demam adalah kejang pada bayi atau anak-anak yang terjadi akibat
demam, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat maupun kelainan saraf
lainnya. Seorang anak yang mengalami kejang demam. Hampir sebanyak 1 dari
3
setiap 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari sepertiga anak-
keturunan (faktor genetik) kadang juga kejang yang berhubungan dengan demam
disebabkan oleh penyakit lain seperti keracunan, meningitis atau ensefalitis (Aden
R.2010).
Ketika anak mengalami kejang orang tua jangan panik lakukan langkah
berikut untuk menolong anak agar terhindar dari cidera, letakkan anak ditempat
yang datar jangan digendong apalagi didekap erat, posisikan anak miring atau
agak tengkurap, jangan memberi anak minum ketika anak sedang kejang untuk
menghindari agar anak tidak tersedak dan jangan pernah memasukkan apapun ke
mulut baik itu sendok kayu atau jari tangan kita. Dengan alasan khawatir lidah
tergigit lalu putus, tidak pernah ada laporan lidah anak putus karena anak kejang.
Bagaimana jika justru jari kita yang terluka karena anak menggitnya atau sendok
yang kita masukkan patah justru akan membahayakan anak, Jika anak kejang
Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refensi
bagi mahasiswa.
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan di uraikan tentang 1.) konsep pengetahuan 2.)
2.1 TinjauanTeori
responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal tentang
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
6
7
pengalaman pribadi terhadap objek dengan panca indra yang dimiliki yang
ibu masih salah, seperti menggunakan jaket dan kaos kaki pada bayi yang
kejang demam, yang dapat bedampak pada kerusakan sistem syaraf pusat
a. Tahu(Know)
suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Arti kata tahu berguna untuk mengukur orang tahu
b. Memahami(Comprehension)
benar. Orang dikatakan sudah memahami suatu objek atau materi jika
demam.
c. Aplikasi(Application)
d. Analisis(Analysis)
sebagainya terhadap suatu materi atau objek tertentu tetapi masih ada
e. Sintetis(Syntetis)
yang baru. Dalam arti lain, sintesis adalah kemampuan untuk membentuk
dansebagainya.
f. Evaluasi(Evaluation)
ataumateri yang didasarkan pada suatu kriteria baik yang sudah ada
yang dilakukan pada saat anakanya kejang sudah benar atau belum.
1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non
pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau dengan kata yang lebih
10
dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam
sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh
mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
5) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti
cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau halhal yang nyata, maka
dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada
dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut „metode penelitian ilmiah‟, atau lebih popular
13
sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok yakni :
2.1.4 Faktor-faktorPengetahuan
a. Faktor Internal
1.) Pendidikan
2.) Usia
berkurang.
3.) Pengalaman
b. Faktor Eksternal
2.) Ekonomi
status ekonomirendah.
3.) Informasi
pengetahuan.
4.) Lingkungan
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
ketika tubuh mendapatkan serangan kuman seperti virus dan bakteri terjadilah
FAAP,2017).
pada anak yang berusia dibawah 6 tahun dengan kejadian yang paling rawan
(Seinfeld, 2013). Kejadian ini terjadi saat tubuh mengalami kenaikan suhu
17
antara 38- 38,9⁰C, yang disebabkan karena adanya infeksi pada jaringan
2014). ).
Epilepsy (ILAE) adalah kejang yang terjadi pada anak- anak di atas usia 6
bulan sampai 5 tahun karena demam dan bukan karena penyakit infeksi
sistem saraf pusat, tidak ada riwayat kejang pada saat neonatus atau riwayat
bahwa kejang demam adalah kejang pada anak sekitar 6 bulan sampai 5
tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan
convultansion yaitu kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi. Suhu
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi pada anak usia 6
bulan sampai 5 tahun, ketika suhu tubuh anak diatas 38⁰C dan tidak
hanyalah terjadi pada 3-5% anak dibawah 6 tahun (Arifianto dan Nurul
I.Hariadi, 2017).
18
saluran kemih yang sedikit jarang tetapi mungkin terjadi infeksi virus,
khusus.
f. Lidah tergigit
kesadarannya)
i. Gangguan pernafasan
k. Kulitnya kebiruan
didekap erat
kayu atau jari tangan kita. Dengan alasan khawatir lidah tergigit.
Lalu putus, tidak pernah ada laporan lidah anak putus karena anak
kejang. Bagaimana jika justru jari kita yang terluka karena anak
RS terdekat.
kejang demam
pengobatan pilihan.
2.3
22
Kejang Demam
Faktor Internal:
Pendidikan, Usia,
Motivasi,
Pengetahuan Pengalaman
orag tua
sampai tingkat
Penanganan Pertama Kejang C3 yaitu
Demam Aplikasi
1. Orang tua jangan panik Mengenai
2. Letakkan anak Penanganan
ditempat yang datar awal Kejang Faktor Eksternal:
3. Posisikan anak miring Demam Sosial Budaya,
atau tengkurap Ekonomi,
4. Jangan memasukkan Informasi,
apapun kedalam mulut Lingkungan
anak saat kejang
berlangsung
(sendok/jari ibu)
5. Segera bawah anak ke
Rs terdekat agar segera
mendapatkan
pertolongan medis
Baik
METODE PENELITIAN
spesifik untuk menunjukkan pada pembaca apa yang sudah diketahui tentang
topik tersebut dan apa yang belum diketahui untuk mencari ide dan dilakukan
Sumber data adalah suatu subyek darimana data tersebut diperoleh dan
bagaimana data tersebut diolah. Sumber data sekunder bisa diambil darimana
saja seperti jurnal atau artikel untuk melengkapi kekurangan dari data yang
24
25
Sumber utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jurnal
yang terdiri dari 4 jurnal Internasional dan 6 jurnal Nasional sehingga total
terdapat 10 jurnal.
penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online nasional
kriteria yang ditentukan oleh penulis dari setiap jurnal yang diambil. Adapun
1. Tahun sumber literatur yang diambil mulai 2015 sampai dengan 2020
Kriteria Inklusi :
3. Subjek penelitian orang tua yang memiliki anak dengan riwayat kejang
demam
4. Jenis literatur tidak dalam bentuk abstrak saja melainkan dalam bentuk
full text
ringkasan secara singkat berupa tabel yang berisi nama penulis, tahun, metode,
judul, hasil penelitian, database. Setelah hasil penulisan dari beberapa literatur
Analisa data adalah proses menyusun secara sistematis data yang telah
dan full text jurnal dibaca dan dicermati. Ringkasan jurnal tersebut kemudian
dilakukan analisis terhadap isi dan hasil penelitian. Metode analisa yang
diakui belum dapat terpenuhi dan menjadi kekurangan dalam penelitian ini.
BAB 4
Pada bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan dari beberapa jurnal
pengetahuan orang tua tentang penanganan awal pada anak kejang demam. Data
yang telah didapatkan dari berbagai literatur dirangkum dan akan digunakan untuk
4.1 Hasil
27
Methode (Design,
No Author Tahun Volume, Judul Sample, Variable, Hasil Database
Angka Instrumen, Analysis)
1. Gamis andriati, 2020 Volume Penanganan pertama D: deskriptif Sebagian responden S
Arneliwati 10 kejang demam yang S: Total telah melakukan c
Nomor 2 dilakukan ibu pada sampling penanganan pertama h
balita V: kejang demam pada o
pengetahuan balita dengan hasil ol
I: kuesioner test 90,4% tidak panik ar
A: spearman
rank
2. EvisRitawami 2 Vo Pengetahuan D: Analitik Hasil analisa data S
Hasibuan 0 lu Ibu dengan Kuantitatif menggunakan uji Chi- c
1 me penanganan S: Random Square Test dengan h
8 7 pertama pada Sampling level signifikansi o
No balita kejang V: α=0,05 didapatkan ol
mo demam Pengetahuan hasil ρvalue 0,000 ar
r2 ibu yang berarti
I: kuesioner pengetahuan ibu baik
A: Chi-Square tentang penanganan
kejang demam pada
balita.
3. Nur Hasanah 2 Vo Pengetahuan D: cross Pengetahuan ibu yang S
0 lu Ibu tentang sectional baik tentang penyakit c
1 me tindakan S: Random kejang demam akan h
28
5 6 pertolongan sampling meningkatkan o
No pertama kejang V: ketepatan dalam ol
mo demam Pengetahuan tindakan pertolongan ar
r padaanak usia ibu tentang pertama. Perlunya
10 6 bulan sampai tindakan peningkatan
5 tahun pertolongan pengetahuan tentang
pertama pada perawatan penyakit
anak usia 6 kejang demam bagi
bulan sampai 5 ibu-ibu yang
tahun memilikianak usia 6
I: kuesioner bulan sampai 5 tahun,
dan check list agar mampu
A: Uji Somers memberikan tindakan
pertolongan pertama
kejang demam secara
aman dan benar. Hasil
penelitian ini
didapatkan 48,3%
pengetahuan ibu
kurang, 44,9% kurang
tepat dalam
memberikan
pertolongan pertama
pada penyakit kejang
demam.
29
4. Mohammed 2 Vo Pengetahuan D: studi cross Hasil penelitian ini S
M.AIAteeq , 0 lu dan Praktik sectional menunjukkan c
Bader O, 1 me orang tua S: metode pengetahuan dan h
AIBAder, 8 7 dalam convenience praktik yang buruk o
Sultan Y.AI- No manajemen nonrandom sehubungan dengan ol
Howti, mo rumah V: pengunjung manajemen orang tua ar
Muayad r1 terhadap dari 3 pusat dari anak-anak yang
Alsharyoufi, demam pada perbelanjaan demam terlalu sering
Jamal anak-anak yang ditunjuk menggunakan obat
B.Abdullah mereka di dalam 1 demam yang tidak
riyadh arab oktober hingga diresepkan dan
Saudi 31 november kemungkinan
2018 pemborosan sumber
I: kuesioner daya kesehatan.
A: uji chi-
squere
30
rumah sakit demam p;enelitian peneliti
ahmad yani I: kuesioner memberikan saran
metro A: Uji Chi- perlu ditingkatkan
Square pengetahuan ibu
tentang penanganan
kejang demam pada
balita sebelum
dirawat di rumah
sakit.
6. Yasser 2 Vo Sikap D: cross Sebanyak 490 orang S
Aimogbel, 0 lu orangtua, sectional tua berpartisipasi c
Jouza H. AI- 1 me pengetahuan observasional dalam penelitian ini h
Qussair, 9 1 dan keyakinan S: random 83,7% dari mereka o
Abdulrahman No manajemen sampling adalah ibu. Setengah ol
M.Aiamri, mo demam anak di V: keyakinan dari orangtua ar
Ahmad r8 Al-Qassim- tentang suhu menggunakan situs
Alhowaildan Arab Saudi demam ,suhu ketiak untuk
Mugahid normal, mengukur suhu.
A.Mobark. komplikasi Mayoritas orangtua
demam menganggap suhu
I: kuesioner ≤37ͦC sebagai normal
validasi dan lebih dari
reliabilitas setengahnya
A: koefisien menganggap ≥38ͦC
korelasi sebagai suhu demam.
31
Konvulsi diyakini
sebagai komplikasi
demam pada 71%
orangtua dan ada
hubungan yang
signifikan antara
jumlah anak dan
praktik pemberian
antipiretik. Praktek
yang salah menilai
demam menggunakan
seluruh tangan dan
penilaian ini
mengungkapkan
bahwa perilaku ini
disajikan pada hampir
sepertiga orangtua.
7. Roni Saputra, Putri 2 Vo Tingkat D: deskriptif Hasil dari penelitian S
0 lu pengetahuan S: accidental ini menunjukkan c
Wulandini Dayana 1 me ibu tentang sampling bahwa tingkat h
9 2 kejang demam V: Tingkat pengetahuan sebagian o
Frilianova No pada anak usia Pengetahuan ibu adalah kurang ol
mo 6 bulan sampai Ibu tentang dengan jumlah 36 ar
r2 5 tahun di Kejang orang (72%).
Puskesmas Demam Pada Diharapkan bagi
32
Kampar Timur Anak Usia 6 pihak Puskesmas agar
Bulan Sampai dapat membuat
5 Tahun di program penyuluhan
Puskesmas terhadap hal-hal yang
Kampar Timur berkaitan dengan
Kabupaten definisi demam dan
Kampar Timur kejang demam. Dan
Tahun 2018 untuk ibu diharapkan
I: kuesioner agar lebih membuka
A: Univariat diri terhadap
informasi baru dan
lebih menerima saran
dari perawat maupun
petugas medis yang
ada, terutama
mengenai informasi
yang penting dan
berguna untuk
kesehatan keluarga.
8. Khoirunnisa 2 Vo Penanganan D: pengabdian Hasil kegiatan S
Munawaroh, 0 lu kejang demam ini adalah pengetahuan peserta c
Isna Aglusi 1 me pada balita di penyuluhan meningkat dari 40% h
Badri, Roza 9 1 puskesmas menggunakan menjadi 85%. o
Erda No lubuk baja media Penyuluhan ol
mo kota batam. audiovisual. bermanfaat untuk ar
33
r1 S: Random meningkatkan
Sampling pengetahuan orang
V: orang tua tua balita. Perawat
balita yang puskesmas dalam
sedang berobat memberikan
di Puskesmas penyuluhan dapat
Lubuk Baja memanfaatkan media
Kota Batam audiovisual.
I: kuisioner
A: studi
pustaka
9. Novi 2 Vo Pengetahuan D: Deskriptif Hasil penelitian S
Indrayati, Dwi 0 lu orang tua S: Purposive menunjukan bahwa c
Haryanti 1 me dalam sampling pengetahuan orang h
9 9 penanganan V: tua tentang o
No pertama kejang Pengetahuan penanganan kejang ol
mo demam pada orang tua demam pada anak ar
r2 anak usia 6 I: kuesioner usia 6 bulaln-5 tahun
bulan- 5 tahun dan lembar kurang dikarenakan
observasi didapatkan nilai 32%
A: Analisis dari 100% yang
univariat meemnuhi syarat
yang bias dikatakan
sebagai pengetahuan
yang cukup.
34
1 Hutri Engla 2 Vo Gambaran D: deskriptif Hasil penelitian S
0. Resti, Ganis 0 lu Penanganan S: non menemukan bahwa c
Indriati, 2 me Pertama kejang probability sebagian responden h
Arneliwati 0 10 demam yang sampling telah melakukan o
No dilakukan ibu V: total penanganan pertama ol
mo pada balita. sampling kejang demam yang ar
r I: kuesioner terdiri dari bersikap
2 A: analisa tetap tenang dan tidak
deskriptif dan panik (90,4%), tidak
hasilnya melonggarkan
ditampilkan pakaian anak
dengan (86,5%),
distribusi memiringkan kepala
frekuensi dan anak (69,2%),
persentase dari memasukkan sesuatu
karakteristik kedalam mulut anak
responden (75,0%), tidak
(usia ibu, usia mengukur suhu tubuh
anak) anak
(84,6%), tidak
mencatat lama kejang
(92,3%),
menyingkirkan benda
tajam (71,2%), tidak
memberikan
35
diazepam rektal
(82,7%) dan
membawa anak ke
dokter atau
puskesmas (100%).
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa beberapa jurnal mendapatkan hasil jika pengetahuan orang tua tentang penanganan awal
pada anak kejang demam begitu sangat penting dan harus segera di mengerti agar tertangani dengan tepat dan
cepat.
Berdasarkan penelitian jurnal mendapatkan hasil bahwa beberapa jurnal yang telah dijelaskan terhadap Pengetahuan orang tua
tentang penanganan awal pada anak kejang demam. Pengetahuan orang tua tentang penanganan awal pada anak kejang demam sebagian
besar dipengaruhi kurangnya pengetahuan orang tua tentang penanganan awal pada anak kejang demam.
36
4.2 Pembahasan
penanganan pertama kejang demam pada balita dengan hasil test 90,4%
tidak panic. Jurnal kedua Hasil analisa data menggunakan uji Chi-Square
Test dengan level signifikansi α=0,05 didapatkan hasil ρvalue 0,000 yang
berarti pengetahuan ibu baik tentang penanganan kejang demam pada balita.
Jurnal ketiga Pengetahuan ibu yang baik tentang penyakit kejang demam
demam bagi ibu-ibu yang memilikianak usia 6 bulan sampai 5 tahun, agar
aman dan benar. Hasil penelitian ini didapatkan 48,3% pengetahuan ibu
tua dari anak-anak yang demam terlalu sering menggunakan obat demam
tentang penanganan kejang demam pada balita sebelum dirawat hanya 43%,
40
dirawat di rumah sakit. Jurnal keenam Sebanyak 490 orang tua
berpartisipasi dalam penelitian ini 83,7% dari mereka adalah ibu. Setengah
sebagai komplikasi demam pada 71% orangtua dan ada hubungan yang
yang salah menilai demam menggunakan seluruh tangan dan penilaian ini
orangtua.
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan definisi demam dan kejang demam.
Dan untuk ibu diharapkan agar lebih membuka diri terhadap informasi baru
dan lebih menerima saran dari perawat maupun petugas medis yang ada,
keluarga.
41
memberikan penyuluhan dapat memanfaatkan mediaaudiovisual. Jurnal ke
tentang penanganan kejang demam pada anak usia 6 bulaln-5 tahun kurang
dikarenakan didapatkan nilai 32% dari 100% yang meemnuhi syarat yang
Hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Sikap orang tua
kategori baik.
dahulu mengenai kejang demam pada anak. Media audiovisual yang digunakan
42
menekankan pada penanganan pertama ketika anak terjadi kejang dan meyakinkan
orangtua untuk tidak panik apabila terjadi kondisi kejang. Tindakan yang
56% mengidentifikasi demam tinggi. Hampir semua orang tua (95%) percaya
utama (74%), diikuti oleh hilangnya kesadaran, dehidrasi, kerusakan otak, dan
mereka untuk memastikan demam, 68% menggunakan termometer oral, dan 63%
43
menggunakan termometeraksila. Sebagian besar orang tua (84%) menerapkan
kompresi dingin, 75% memberi anak-anak mereka obat demam tanpa resep, 61%
dalam memilih obatdemam atau memberikan dosis dan frekuensi yang tepat.
Tidak ada perbedaan dalam pengetahuan atau praktik yang ditemukan sehubungan
toddler. Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi cara berfikir dan cara
semakin luas wawasan dan cara berpikir sehingga memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri dengan lebih terbuka. Orang tua yang memiliki pendidikan
Dari teori yang sudah peneliti bahas di paragraf sebelumnya maka peneliti
beropini bahwa pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun penting dan wajib di miliki serta dapat mengaplikasikannya disaat
yang dibutuhkan, karena jika pengetahuan orang tua cukup baik akan menambah
44
ketepatan penanganan awal untuk mengatasi kejang demam disaat kambuh pada
anak dan dapat meminimalisir resiko cedera ataupun resiko lainnya yang akan
45
BAB 5
5.1 Kesimpulan
keseluruhan (100%) memiliki sikap dalam kategori cukup. Sikap orang tua
. sehingga pengetahuan orang tua dalam penanganan awal pada anak kejang
terjadinya dampak yang tidak diinginkan oleh orang tua dan sehingga bisa
5.2 Saran
adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk peneliti selanjutnya
yaitu melakukan penelitian dengan topic yang relevan dalam penelitian ini,
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Cipta.
Baradero, M., Daryit, M., & Siswadi, Y. (2008). Seri Asuhan Keperawatan Klien
Medika.
Medika.
Nuha Medika.
Aesculaplus.
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
EGC.
Lemone, P., Burke, K. M., & Gerene, B. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Medika.
Rineka Cipta.
Salemba Medika.
medika.
Jakarta: Kencana.
Roifah, I., Soemah, E. N., & Sudarsih, S. (2018). Kenali Fatigue Dan Solusi
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi Kedua.
Alfabeta.
Pustakabarupress.
Publishing.
Wawan, & Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran pengetahuan, sikap, dan
Lampiran 1
45
46