Jurnal Luka Bakar
Jurnal Luka Bakar
Jurnal Luka Bakar
LITERATURE REVIEW
TUGAS AKHIR
181210009
ii
iii
iv
v
vi
LEMBAR PENGESAHAN
NIDN. 0721117901
Penguji Utama : Afif Hidayatul A., S.Kep.,Ns., M.Kep ( )
NIDN. 0714028803
Penguji Anggota : Agustina Maunaturrohmah, S.Kep.,M.Kes ( )
NIDN. 0730088706
Ditetapkan di : Jombang
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro tepat pada tanggal 5 april 2000 putri dari Bapak
Kadiran dan Ibu Sundari. Penulis merupakan ada sulung dari 4 bersaudara.
Pada tahun 2006 penulis lulus dari TK Dharma wanita padangan Bojonegoro.
Tahun 2012 penulis lulus dari SD Padangan 04 Bojonegoro. Tahun 2015 penulis lulus dari
SMP Negeri 2 Padangan Bojonegoro. Pada tahun 2018 penulis lulus dari SMA Negeri
Padangan Bojonegoro. Dan pada tahun 2018 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan
Cendekia Medika Jombang melalui jalur undangan satu. Penulis memilih program studi
DIII Keperawatan dari beberapa program studi lainnya yang ada di STIKES Insan
viii
MOTTO
“ Jangan terlalu lama menyalahkan dirimu tapi jangan lupakan apa yang telah terjadi.
Dengan begitu, kamu bisa membalas kebaikannya. Tak ada gunanya menyesal, tidak ada
ix
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan, kelancaran, dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir
1. Kedua orang tua saya Bapak Kadiran dan ibu Sundari yang selalu mendo’akan,
mendukung, dan menjaga saya setiap saat. Meskipun cukup cerewet bapak dan ibu
selalu memberikan semangat dan mengingatkan untuk tidak lupa makan dan mandi ke
saya. Dan tak lupa untuk nenek saya mbah Kari yang selalu sehat.
2. Untuk kakak saya Kartini, Tri kariati, dan Ahmad Kartono yang sudah bahagia di surga.
Dan tak lupa untuk kakak ipar saya suprapto dan catur arianto serta keluarga besar
lainnya dan saya mohon maaf karena tidak bisa menyebutkan satu persatu, yang
3. Ibu Maharani Tri P., S.Kep., Ners., MM, Bapak Afif Hidayatul Arham., S.Kep., Ners.,
M.Kep, dan Ibu Agustina Munaturrohmah, S.Kep., M.Kes yang telah sabar
menyelesaikan karya tulis ini. Saya sangat berterima kasih untuk semua ilmu dan
pengalaman yang sudah diberikan kepada saya sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan.
4. Untuk teman-teman ngangkring sekaligus teman SMP saya puji yuniarti, alfreda
meldalita, yoyok dan pebri yang siap sedia mendengarkan keluh kesah saya selama
5. Tak lupa untuk teman-teman sekelas dan juga teman seperjuangan D3 Keperawatan
angkatan tahun 2018 terima kasih untuk kerjasamanya, semangatnya dan dukungannya.
x
6. Untuk diri saya sendiri yang sudah kuat, sehat, semangat, dan tidak lelah untuk terus
xi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal literature review
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan tugas akhir ini berkat bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada bapak H. Imam Fatoni, S.KM,MM selaku ketua STIKES ICME
Jombang. Penulis juga mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada bapak Afif
pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga
dapat terselesaikannya tugas akhir (literature review) ini. Dan ibu Agustina
untuk terselesaikannya proposal ini. Tak lupa keluarga, teman-teman, dan semua pihak
yang sudah memberikan semangat dan bahkan bantuan dalam menyusun tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari materi dan penulisan. Namun, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan
sehigga dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis dengan rendah hati menerima kritik
dan saran. Akhirnya penulis berharap semoga proposal literature review ini dapat
Penulis
xii
ABSTRAK
MENEJEMEN LUKA BAKAR PADA ANAK
xiii
ABSTRACT
MANAGEMENT OF BURNS IN CHILDREN
Introduction: Burns are an emergency that causes morbidity and mortality. The severity
of burns in children is higher because the skin is thinner than adults. The purpose of writing
is to identify burn management in children. Methods: The method used in writing is a
literature review with secondary data obtained from empirical data for the last 5 years,
data obtained from Google Scholar, BMC, and PubMed databases. With a keyword search
found 8,505 journals that match the keyword. Then, 4,070 screened journals were excluded
because they were published in 2016 and below. Journals that match the criteria obtained
5 journals that were reviewed. With study design criteria True experimental design,
qualitative study, descriptive study, and descriptive qualitative study. search data using the
PICOS principle. Results: based on 5 journals with results including mechanical
debridement to accelerate healing (Afiani et al, 2019), rehabilitative exercises to increase
muscle strength (Robert P. Clayton et al, 2018), mepilex ag for outpatient wounds
(Hundeshagen et al. al, 2019), NPWT to accelerate re-epithelialization (Frear et al, 2020),
and silicone gel for the prevention and management of burn scars (Wiseman et al, 2020).
Conclusion: From the five journals, it can be concluded that burn management which is
commonly used to accelerate healing in the form of mechanical debridement, rehabilitative
exercise, suprathel and mepilex Ag, NPWT, and topical silicone gel based on the journals
of the last 5 years.
Keyword: Wound Management, Burns,, and Children
xiv
DAFTAR ISI
xv
2.1.5 Penatalaksanaan Luka Bakar .......................................................... 14
2.1.6 Dampak dan akibat Luka Bakar ...................................................... 18
2.2 Konsep Anak .............................................................................................. 19
2.2.1 Definisi Anak .................................................................................. 19
2.2.2 Perkembangan Anak ....................................................................... 20
2.2.3 Kebutuhan Dasar Aank ................................................................... 21
xvi
DAFTAR TABEL Hal
Tabel 2.1 tabel lokasi dan persentase daerah luka bakar menurut usia ............ 10
Tabel 3.1 tabel kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS .................. 24
Tabel 3.2 tabel daftar artikel hasil pencarian ................................................... 27
Tabel 4.1 karakteristik umum dalam penyelesaian studi (n=5) ....................... 31
Tabel 4.2 karakteristik manajemen luka bakar pada anak ............................... 33
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
DAFTAR LAMBANG
2. % : Persentase
3. n : Jumlah
DAFTAR SINGKATAN
5. COHb : Carboxyhemoglobin
xix
DAFTAR LAMPIRAN
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
Luka bakar termasuk penyebab umum luka traumatis dan kondisi krisis
besar di ruang krisis yang memiliki berbagai jenis masalah, tingkat kematian dan
kengerian tinggi membutuhkan penatalaksanaan luar biasa dari awal dalam tahap
syok hingga tahap lanjutan (Young et al, 2019). Tingkat keparahan luka bakar anak
yang lebih tinggi dibanding dewasa disebabkan kondisi kulit anak lebih tipis
dibanding dewasa (Cox et al, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kejadian
yang menyebabkan luka bakar berbeda, pada anak-anak lebih sering terjadi di
rumah (terutama di dapur) (WHO, 2018). Peran orang tua sebagai pendamping anak
anak, khususnya ibu (Ibrahem et al, 2017). Kejadian ini adalah salah satu bentuk
paling serius dari kerusakan parah yang menciptakan masa lalu jangka panjang dan
butuh waktu yang lama bagi para peneliti untuk mengambil dorongan dalam hasil
Dari WHO Global Burden Disease pada tahun 2017 menilai bahwa 180.000
orang meninggal penyebab dari luka bakar. Angka kematian akibat luka bakar di
Asia Tenggara mencapai 11,6% per tahun kecacatan dan kematian relatif tinggi
pada luka bakar dibandingkan dengan trauma lainnya. Angka kecacatan dan
kematian yang tinggi dipengaruhi oleh luas dan kedalaman kulit yang terluka bakar,
usia pasien, status kesehatan, dan penanganan pertama yang kurang adekuat (Harish
et al,
1
2
khususnya Asia Tenggara, memiliki angka kematian dua kali lebih tinggi dibanding
negara lain dan dua kali lebih tinggi dibanding luka bakar pada dewasa (WHO,
Indonesia. Data dari perhimpunan luka bakar di Indonesia menunjukan pada tahun
2015 Ada 3.518 kasus luka bakar di 14 pusat penyembuhan besar di Indonesia
luka bakar untuk jangka waktu (2013-2015) adalah 24% dan pada tahun 2013-2015,
Luka bakar pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang vital tetapi
menghitung usia, jenis kelamin, penyebab luka bakar, kedalaman, derajat luka
bakar, dekat atau tidaknya luka bakar, penyebab meninggal dan sebagainya.
Etiologi luka bakar dapat dijadikan parameter untuk tingkat kejadian dan kematian.
Secara umum, luka bakar thermal paling sering terjadi pada anak-anak, baik karena
api atau air panas. Pada luka bakar karena api biasanya disertai luka nafas dalam
yang mengancam jiwa. Trauma inhalasi disebabkan oleh menghirup uap atau gas
melakukan irigasi dengan air mengalir yang hangat. Pemberian air mengalir akan
mikroba topikal pada luka bakar IIB dan penyambungan kulit pada luka bakar
derajat tiga.. Skin graft memiliki kekurangan yaitu biaya yang mahal serta
membutuhkan tenaga medis yang terlatih. Antibiotik yang umum digunakan untuk
merawat luka bakar adalah krim silver sulfadiazine (SSD) karena memiliki
spektrum antibakterial yang luas (Kemenkes, 2019). Operasi ini lebih sering
daripada tidak diperlukan jika bagian tubuh seseorang telah salah menempatkan
lapisan pertahanan kulit karena berbagai variabel seperti luka bakar, luka,
kontaminasi kulit, luka yang tidak mengering dan luka besar dan terbuka. Faktor
lainnya adalah inflamasi yang berlebihan dan kerusakan karena stress oksidatif
(Salibian et al, 2016). Kualitas hidup pasien luka bakar dapat dipengaruhi oleh
asuhan yang diberikan kepada pasien tersebut. Perawatan pasien luka bakar
umumnya ditentukan oleh keseriusan luka bakar yang dialami pasien , derajat
keparahan yang semakin berat akan membutuhkan waktu penyembuhan luka yang
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan atau kemalangan jaringan khas
yang disebabkan oleh kontak langsung dengan sumber panas seperti kobaran api,
pengenalan air panas, kontak dengan benda panas, sengatan listrik, paparan bahan
kimia, dan paparan radiasi. Luka bakar yang disebabkan oleh benda panas
berhubungan dengan kemungkinan besar untuk kematian pada pasien (Kara, 2018).
Luka bakar adalah penyebab umum dari kerusakan traumatis dan kondisi krisis
utama di dalam ruang krisis yang memiliki berbagai jenis masalah, tingkat
mortalitas dan morbiditas yang memerlukan penatalaksanaan yang luar biasa dari
tahap syok sampai fase lanjutan (Young et al, 2019). Luka bakar adalah penyebab
ketiga dari kematian yang tidak disengaja dalam beberapa kelompok usia (Ardabili
,2016).
Luka bakar sering terjadi dikehidupan dan menjadi tantangan bagi tenaga
medis. Luka bakar paling sering terjadi di negara menengah ke bawah (WHO,
2018). Etiologi luka bakar adalah api, air panas, listrik, kimia, kontak radiasi, dan
cedera dingin. Luka bakar dapat mengenai segala usia, jenis kelamin, serta dapat
mortalitas dan morbiditas (KEMENKES RI, 2019). Luka bakar dengan etiologi
5
6
terbanyak pada anak usia 0 – 5 tahun adalah luka bakar api, berbeda dengan studi
yang lain dengan hasil terbanyak merupakan scald burn. (Frans et al, 2018). Data
menyebutkan bahwa 65% kasus luka bakar pada balita terjadi akibat kontak dengan
air panas (scald burn), 20% terjadi akibat kobaran api (flame burn), dan 15% terjadi
akibat etiologi lainnya, seperti akibat aliran listrik dan paparan bahan kimia. Luka
bakar jenis ini mampu merusak kulit hingga bagian dermis, sehingga dapat
digolongkan sebagai luka bakar grade II (Partial Thickness Burn) (Kara, 2018).
(Kai-Yang, et al, dan Qian Xu, et al) menyataan bahwa air panas, sup, dan minyak
panas sebagai penyebab tersering di dalam rumah. Berikut penjelasan etiologi luka
Luka bakar thermal adalah luka bakar yang disebabkan oleh panas yang tak
terkontrol, seperti kontak langsung dengan air panas (scald burn), permukaan benda
yang panas, hingga kobaran api (flame burn). Luka bakar jenis ini dapat merusak
kulit hingga bagian epidermis, sehingga dapat digolongkan sebagai luka bakar
grade I (Superficial Partial Thickness Burn). Luka bakar jenis ini dapat
diklasifikasikan sebagai luka bakar grade III (Full Thickness Burn) (Belleza, 2016)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau antasida yang
biasa digunakan dalam industri militer atau pembersih yang sering digunakan untuk
dan ledakan.. Arus listrik di sepanjang bagian tubuh yang memiliki hambatan paling
kontak, baik dalam kontak dengan sumber saat ini maupun yang dikembangkan
(brunner, 2015).
semacam ini sering disebabkan oleh penggunaan radio hidup untuk keperluan
penting di bidang farmasi dan mekanik. Pengenalan matahari terlalu lama juga
Patofisiologi luka bakar pada dewasa dan anak pada dasarnya tidak
memiliki perbedaan yang bermakna, namun luas permukaan tubuh dan tingkat
perubahan, baik lokal maupun sistemik (Garcia et al, 2017). Hal ini mampu
oleh usia, lokasi pada tubuh, hingga ras tertentu. Anak memiliki ketebalan kulit
kurang lebih 70% dari ketebalan kulit dewasa (Vallez et al, 2017). Pajanan suhu
yang tinggi juga mengakibatkan pembuluh kapiler di bawah kulit dan area
Hal ini terjadi dalam tumpahan cairan intravaskular ke interstitium. Reaksi sistemik
yang terjadi di dalam tubuh akibat luka bakar akan lebih sering terjadi bila luas
Manzano, 2017).
Ada tiga faktor yang menyebabkan kerusakan pada pernapasan yang parah,
terutama kerusakan pada jaringan tertentu dari suhu yang sangat tinggi, gangguan
ruang kontrak individu akan bernapas dengan konsentrasi oksigen sekitar 10-13%.
terjadi karena penurunan umum dalam kapasitas untuk membawa oksigen dalam
et al, 2018).
paling terpengaruh adalah organ yang mengeluarkan banyak oksigen, seperti otak
mana peroksidasi lipid dan pencarian radikal bebas menyebabkan kematian dan
ketakutan. Dampak berbahaya yang paling utama adalah akibat dari hipoksia seluler
resusitasi cairan dan penanda bagi pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi
(Broadis, 2017). Semakin besar presentase TBSA pasien luka bakar, maka semakin
tinggi pula angka mortalitasnya (Jugmohan, 2016). Lund and browder chart
merupakan metode pengukuran luas luka bakar yang paling akurat untuk luka bakar
anak khususnya balita. Metode ini dapat menyesuaikan berbagai variasi bentuk
tubuh berdasarkan usia sehingga dinilai akurat mengukur luas luka bakar balita
(Broadis, E., T. Chokotho, 2017). Metode pengukuran luas luka bakar lainnya
adalah Palmar Surface. Palmar Surface dapat dilakukan pada kasus luka bakar
dewasa maupun anak dengan luas yang kecil. Metode ini dilakukan
pergelangan hingga jari-jari tangan yang dianggap setara dengan 1% luas luka
bakar. Strategi lain untuk mengukur jarak bakar adalah Wallace Rule of Nines.
Pengukuran metode ini dilakukan dengan membagi tubuh menjadi beberapa bagian
setara dengan 9% dan kelipatannya. Metode ini dinilai akurat pada luka bakar
10
dewasa dan kurang akurat pada luka bakar anak usia kurang dari 10 tahun (Kara
,2018).
trauma dan darurat untuk menilai menambahkan hingga zona permukaan tubuh
termasuk dalam luka bakar. Estimasi luas permukaan luka bakar sangat penting
dalam menilai kebutuhan untuk pemulihan cairan, karena pasien dengan luka bakar
yang serius akan melibatkan kehilangan cairan yang luas karena evakuasi obstruksi
kulit. Alat ini hanya digunakan untuk luka bakar tingkat dua dan tingkat tiga (juga
disebut sebagai ketebalan parsial dan luka bakar ketebalan penuh) dan membantu
kebutuhan cairan intravena. Perubahan pada Aturan Nines dapat dibuat berdasarkan
indeks massa tubuh (IMT) dan usia (Moore & Burns, 2018). (Garcia-Espinoza et
Luka bakar terjadi berada di dalam epidermis kulit pada tingkat ini.
Gambaran klinis luka bakar derajat satu adalah munculnya eritema (terbakar sinar
matahari), tersiksa, dan tidak menghilangkan bekas luka. Untuk memulai dengan
Luka bakar derajat dua terjadi pada dermis kulit. Luka bakar pada derajat II
terbagi menjadi 2, yaitu Luka Bakar Ketebalan Setengah Dangkal dan Luka Bakar
Ketebalan Fraksi Mendalam. Dermis kulit memiliki 2 stratum, yaitu stratum papiler
spesifik dan stratum reticularis. Luka bakar jenis superficial partial thickness burn
meliputi semua bagian epidermis dan dermis stratum papiler. Gambaran klinis luka
bakar jenis ini adalah munculnya bula atau gelembung berisi cairan, nyeri, dan
berwarna merah muda. Luka bakar dapa sembuh dalam 7-20 hari. Luka bakar
jenis deep partial thickness burn mempengaruhi semua bagian epidermis dan
dermis, termasuk stratum reticularis Gambaran klinis luka bakar ini dapat berupa
rasa nyeri yang berkurang, warna keputihan, dengan atau tanpa bula. Luka bakar
Luka bakar derajat tiga meliputi lapisan subkutan kulit dan otot. Luka bakar
dapat meluas hingga tulang pada kasus yang lebih berat. Gambaran klinisnya adalah
warna kehitaman, tidak terasa nyeri, konsistensi keras dan kering. Tatalaksana yang
berdasarkan penyebab, kedalaman, dan luas permukaan luka bakar yang dilihat dari
persentase TBSA, yaitu luka bakar ringan (minor), sedang (moderate), dan berat
(mayor).
b) Luka bakar derajat II < 5%pada anak atau dewasa tua (>50 tahun)
b) Luka bakar derajat II > 10% pada anak atau dewasa tua (>50 tahun)
f) Luka bakar pada bagian wajah, tangan, kaki, genetalia, maupun sendi
a) Penanganan Lokal
yang serius, yaitu: terganggunya proses penyembuhan luka, infeksi bakteri yang
invasif, dan sepsis yang dapat menyebabkan kematian. Antimikroba topikal mampu
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh luka bakar, salah satunya adalah agen
topikal berbasis perak. Kation perak (Ag+) bersifat sangat reaktif, sehingga mampu
mematikan bakteri dan jamur dalam konsentrasi tertentu. Larutan 0,5% nitrat perak
(AgNO3) telah dijadikan sebagai agen antimikroba untuk kasus luka bakar sejak
pertengahan tahun 1960-an. Silver sulfadiazine (SSD) adalah krim larut air yang
infeksi dan mortalitas pasien luka bakar derajat II dan III. Namun, pemakaian SSD
luka. SSD juga mempunyai durasi kerja yang relatif singkat, sehingga perlu
diaplikasikan berkali-kali dalam satu hari. Selain SSD, agen topikal berbasis perak
hydrocolloid atau hydrofiber silver dressing, dan dressing arang aktif dengan perak
(ISBI, 2016).
antibiotik. Salep memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi dari air sehingga
mampu menciptakan suasana lembap untuk luka. Obat ini dipercaya mampu
dihambat. Contohnya adalah Bacitracin yang dapat bertahan melawan kokus gram
pengobatan aminoglikosida topikal terhadap basil gram negatif dan beberapa jenis
spektrum dari obat-obat tersebut, saat ini tersedia salep yang megkombinasikan
dan Polymixin B Sulfate, dan Neosporin yang terdiri dari Neomycin, Bacitracin,
dan Polymixin B Sulfate. Salep antimikroba diindikasikan untuk pasien luka bakar
ringan yang hanya mengenai bagian superfisial dari kulit (luka bakar derajat I dan
IIA). Efek samping dari salep ini adalah penyerapan dan komplikasi sistemik,
seperti neurotoksisitas, ototoksisitas, dan toksisitas ginjal (ISBI ,2016). Dan juga
kardiopulmoner membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari gejala sisa yang
terjadi setelah luka bakar parah (Robert P. Clayton, 2018). Dan ada juga terdapat
b) Tindakan Bedah
yang membahayakan sistem peredaran darah. Tanda awal dari klem adalah rasa
sakit, kemudian rasa kebas hingga mati rasa di bagian distalnya menutup. Keadaan
ini harus diubah secara cepat dengan membuat titik masuk longitudinal yang
dilakukan sedini mungkin untuk mengevakuasi jaringan mati dengan cara ekstraksi
atau menahan agar kondisi pasien stabil karena ekstraksi asing menyebabkan
pendarahan. Ekstraksi asing tidak dilakukan untuk lebih dari 10% wilayah
permukaan tubuh. Lebih baik untuk pasien dengan luka bakar derajat dua dan
derajat tiga yang dalam untuk melakukan penyatuan kulit untuk menghindari keloid
dan jaringan parut hipertrofik. Penyatuan kulit dapat dilakukan beberapa waktu lalu
pada hari kesepuluh, yaitu beberapa waktu belakangan ini munculnya jaringan
granulasi. Saat ini, ada banyak pengganti kulit yang tersedia jika penyambungan
kulit tidak dapat dilakukan. Pengganti kulit ini termasuk integrator, alloderm, dan
dikombinasikan dengan lapisan silikon, kolagen babi dan jaring (mesh) nilon.
Setelah dua minggu, lapisan silikon terkelupas dan diganti dengan bagian kulit yang
bakar tahun 2019. Salah satu pemberian obat luka bakar adalah penggunaan
dressing atau pembalut luka. Dalam penentuan balutan (dressing) harus menyerupai
fungsi kulit normal yaitu sebagai proteksi, menghindari eksudat, mengurangi rasa
sakit disekitar, respon psikologis baik, dan menahan kelembapan dan kehangatan
modern seperti Transparent Film Dressing (Cling Film), Foam Dressing, Hydrogel,
dan yang terbaru Nano Crystalline Silver, memiliki kelebihan mudah dipakai, tidak
17
nyeri saat diganti, bacterial barrier, lembab dan hangat, dan membantu proses
penyembuhan luka. Selain aplikasi pembalut, pembersihan luka pada luka bakar
juga merupakan salah satu langkah penting yang paling penting untuk administrasi
dan antisipasi penyakit pada luka dan membuat perbedaan untuk memulai
ketika biofilm tidak bereaksi terhadap sistem air, ekstraksi bedah dengan
biofilm. Karena jaringan mati dan puing-puing padat dievakuasi melalui metode
STSG, maka sistem air diulang selama beberapa hari dan dinilai kembali untuk
membanjiri luka bakar. Namun, saline lebih berharga daripada air keran dalam
strategi sistem air bakar. Bagaimanapun, cairan apapun bisat digunakan untuk
membersihan luka selama itu steril atau dekontaminasinya tidak penting. Kerangka
air cair pada luka bakar harus dilakukan secara rutin (Kemenkes, 2019). Terdapat
jaringan eschar pada hari keempat dipercaya terbukti dapat mempercepat proses
baik dalam aspek fisik maupun psikologis yang dapat berpengaruh terhadap
18
kualitas hidup pasien (Tang et al, 2015). Luka bakar tidak steril, karena kulit mati
dan non-invasif (tidak mendalam) dicirikan oleh bagian luar yang secara efektif
dengan penutup yang mengering dan berubah menjadi nekrotik (luka bakar tingkat
tiga). Jika pemahaman mampu mengatasi kontaminasi, Luka bakar derajat dua
penderita yang sembuh dari luka bakar derajat tiga, akan terjadi kontraktur yang
fungsi sendi. Selain itu, luka bakar memicu terjadinya kehilangan cairan tubuh
karena permeabilitas vaskular yang diperluas terjadi dalam cairan yang bergerak
tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian
terjadi edema umum dan dapat berkembang menjadi syok hipovolemik jika tidak
pada pasien luka bakar, terlebih lagi setiap luka bakar dapat menjadi terkontaminasi
dari asap ke dalam napas atau pengaturan embolus. Penyumbatan pernafasan dapat
terjadi karena gangguan jantung bersih atau jaringan mati miokard, dan gangguan
dapat menyebabkan disritmia jantung. Komplikasi lain yang akan terjadi, luka
ginjal dalam satu atau dua minggu luka bakar, penurunan aliran darah ke saluran
terkait perut dapat menyebabkan hipoksia sel penghasil lendir yang terjadi pada
susunan luas. Luka bakar yang luas akan menyebabkan ketidakmampuan, cedera
Anak adalah bagian karunia terindah dengan satuan untuk dibimbing karena
antara satu dengan lainnya, apabila dilihat dari berbagai aspek perkembangan yang
optimal, yaitu fisik-motorik, kognitif, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama
(Sandi, 2019). Anak usia dini adalah anak yang berada direntang usia antara satu
sampai lima tahun. Definisi ini didasarkan pada pertanyaan tentang hambatan otak
formatif yang memasukkan anak-anak yang baru lahir (tahap paling awal atau
babyhoof) berkembang hingga 1 tahun, anak usia dini yang berkembang 1 hingga 5
waktu yang lama, masa kanak-kanak akhir (Susanto, 2017). Anak usia dini mungkin
merupakan sosok individu yang mengalami kemajuan pesat dan perencanaan untuk
kehidupan lain. Anak usia dini berada dalam rentang usia hingga 8 tahun. Saat ini,
pertumbuhan dan perkembangan pada fokus yang berbeda sedang mengalami masa
sebagai suatu sistem perlakuan yang diberikan kepada anak harus memperhatikan
Kemajuan anak usia dini, dalam bidang logis dari penelitian otak
perubahan yang bersemangat. Pada saat yang sama, anak-anak memiliki minat yang
luar biasa terhadap lingkungan, belajar untuk mendorongnya sendiri, dan belajar
(Latipah, Cahyo, et al., 2020). Usia anak 0-6 tahun bisa menjadi masa yang
cemerlang dan sangat penting bagi wali untuk memantau perkembangan anaknya,
karena pada saat ini perkembangan lain anak menuju kedewasaan akan ditentukan.
perencanaan untuk kemajuan dan kemajuan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan
sebagai usia yang cemerlang, yang mungkin merupakan usia yang sangat
pengorganisasian kehidupan yang menarik. Usia 4 sampai 6 tahun, pada usia ini
b. Kemajuan bahasa juga semakin unggul. Anak mampu memahami ucapan orang
c. Peningkatan kognitif (daya pikir) sangat cepat, ditunjukkan oleh minat luar biasa
anak hampir di lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat dari anak-anak secara teratur
d. Bentuk permainan anak adalah pribadi, bukan sosial. Memang meskipun latihan
kesehatan dasar (antara lain imunisasi, menyusui, penimbangan bayi atau anak
Pada awal tahun kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang, dekat dan
menyenangkan antara ibu atau pengasuh dan anak merupakan prasyarat mutlak
untuk menjamin perkembangan dan kemajuan yang ideal, baik secara fisik,
rasional, maupun psikososial. Kedekatan dan peran ibu sedini mungkin dan
setajam mungkin akan membangun rasa aman bagi anak. Peran ayah dalam
media yang baik untuk kemajuan anak. Kebutuhan akan kasih sayang ibu dalam
secara fisik, rasional, sosial, kasih sayang dari walinya (ayah dan ibu) akan
METODE
review
jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan untuk dalam penelitian ini yaitu,
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil
tambahan diperoleh dalam artikel atau artikel yang penting bagi subjek dilakukan
23
3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
peneliti menemukan 8.505 jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Jurnal
terbitan 2016 kebawah dan menggunakan bahasa selain bahasa inggris dan
indonesia. Assessment kelayakan terhadap 2 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal
24
yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan eksklusi, sehingga didapatkan 5
N = 10.191
Intervention :
Exclude (n=33)
(n=8)
mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun
Metode
Volume, (Desain, Sampel, Data- Link
No Author Tahun Judul Hasil Penelitian
Angka Variabel, Intrumen, base jurnal
Analisis)
1. Nurma Afiani, 2019 Vol. 4 Efektifitas D: True Hasil dari penelitian Google https://e
Sanarto Santoso, No. 2 Debridemen eksperimental design menyatakan bahwa dalam Scholar jurnal.po
Tina Handayani Mekanik Pada S: Random sampling menangani kecepatan ltekkesja
N, M. Fendi Nur Luka Bakar V: Eritema, edema, penyembuhan luka, karta3.ac
Yahya Derajat III granulasi, mengamati tanda-tanda .id/index
Terhadap jaringan nekrotik dan skar penyembuhan luka yang .php/JKe
Kecepatan I: Observasi meliputi hilangnya eritema p/article
Penyembuhan A: Analisis data kualitatif dan edema dalam tahap
/view/25
Luka provokatif, munculnya
4
granulasi dalam fase
proliferasi yang berapi-api,
penghapusan nekrotik.
jaringan dalam tahap
kerusakan dan munculnya
bekas luka dalam tahap
pengembangan
2. Robert P. 2018 Vol. 43 Pengaruh D: Qualiltative study Hasil dari penelitian PubMed https://p
Clayton, Paul No. 4 program S: random sampling tersebut menyebutkan ubmed.n
Wurzer, Clark R. latihan durasi V: peningkatan yang bahwa program latihan cbi.nlm.n
Andersen, yang berbeda sebanding dalam rehabilitatif 6 minggu sudah ih.gov/2
Ronald P. Mlcak, di anak dengan kekuatan otot, komposisi cukup untuk 7908464
David N. luka bakar tubuh, dan kebugaran meningkatkan kekuatan /
Herndon, and parah. kardiopulmoner otot, komposisi tubuh, dan
Oscar E. Suman I: studi observasi kebugaran kardiopulmoner
prospektif pada luka bakar pediatrik
A: Analisis data kualitatif
27
BAB 4
4.1 Hasil
Hasil pada metode literature review tentang literature yang sesuai dengan
tujuan dan penulisan. Penyajian hasil pada penulisan tugas sesuai dengan tujuan
dan penulisan. Hasil pada penulisan tugas akhir literature review mengenai
ringkasan hasil dan penelitian pada artikel yang sudah dipilih, dan dirangkum dalam
No. Kategori n %
A Tahun Publikasi
1. 2018 1 20%
2. 2019 2 40%
3. 2020 2 40%
Total 5 100%
B Desain Penelitian
1. True eksperimental design 1 20%
2. Qualitative study 2 40%
3. Studi deskriptif 1 20%
4. Studi kualitatif deskriptif 1 20%
Total 5 100%
C Sampling literature review
1. Convenience sampling 1 20%
2. Random sampling 3 60%
3. Purposive sampling 1 20%
Total 5 100%
D Instrument literature review
1. Observasi 3 60%
32
bahwa persentase (40%) dipublikasikan pada tahun 2020 dan 2019, dengan desain
penelitian dengan analisis data kualitatif sebesar (40%), sedangkan analisis data
luka panas terbukti dapat mempercepat rencana penyembuhan luka bakar tingkat
tiga. Debridement mekanis yang dilakukan dalam tahap pembakaran (24 jam
penyembuhan luka dapat berlanjut dengan cepat pada proses proliferasi. Dengan
menunjukkan bahwa anak-anak dengan ≥30% TBSA luka bakar juga mendapat
manfaat jauh dari rejimen latihan olahraga rehabilitatif yang terakhir setidaknya 6
program pelatihan olahraga minimal 6 minggu pada pasien luka bakar pediatrik.
yang lebih besar dan periode tindak lanjut yang lebih lama masih jauh dari
kebenaran untuk dipilih apakah sifat jangka menengah dan panjang dari kulit yang
dengan kaki atau telapak kaki tampaknya lebih diuntungkan dari struktur busa
Mepilex Ag, yang kurang bergantung pada perlekatan total dan cenderung
jebakan cairan di bawahnya. Pasien harus diinstruksikan untuk menahan diri dari
gerakan ekstensif dari bagian tubuh yang terbakar selama 24 hingga 48 jam pertama
melekat erat pada dasar luka dalam semua kasus, dan tidak ada pelepasan yang tidak
Peneliatan menurut (Frear et al. 2020) terapi luka tekanan negatif (NPWT)
NPWT sebagai tambahan untuk dressing standar yang diresapi perak, dengan fokus
pada hasil yang berpusat pada pasien pada anak-anak dengan luka bakar area kecil.
ketebalan parsial kurang dari 5% TBSA. Penurunan waktu yang diharapkan untuk
balutan yang diperlukan, dan penurunan 60 persen dalam risiko rujukan untuk
manajemen bekas luka. Penyembuhan luka yang cepat merupakan salah satu
tantangan utama dalam pengelolaan luka termal area kecil, yang merupakan
kumpulan hasil seperti kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, efek
Efektivitas biaya dan efektivitas intervensi studi untuk mencegah prosedur bedah
jangka panjang dan meningkatkan hasil. Tingkat atrisi yang lebih besar
tekanan dan silikon saja pada enam bulan pasca-luka bakar atau operasi
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
diri dari kejadian tersebut. Secara umum, luka bakar adalah cedera yang diakibatkan
oleh paparan api langsung dan dari sumber panas lainnya seperti listrik, zat kimia,
dan/atau radiasi. Luka bakar juga merusak lapisan kulit akibat benda panas
terhitung api. Dari hasil penelitian menunjukkan berbagai macam cara perawatan
tentang menejemen luka bakar pada anak. Berdasarkan fakta dalam penelitian
(Afiani et al, 2019) yang menetapkan bahwa ekstraksi jaringan eschar pada hari ke
mati (eschar). Debridement luka bakar harus dilakukan antara hari ke-2 dan ke-7
setelah kerusakan.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari peneliti (DJ ,2016) yang
36
37
dari jaringan nekrotik dan bentuk kehidupan yang sangat kecil sehingga dasar luka
menjadi bersih. Terlepas dari kenyataan bahwa bagian dari bentuk kehidupan dalam
jenis organisme di sekitar mikroba pada luka terus-menerus juga dapat terjadi
penyembuhan luka yang layak. Debridement juga dapat mengobati iritasi pada luka,
bakteri.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari peneliti (Sinarta ,2017) Waktu
perbaikan dipengaruhi oleh kedalaman dan komplikasi terkait. Perawatan olahraga adalah
suatu kegiatan dalam fisioterapi yang teratur untuk mempercepat penyembuhan dari suatu
siksaan atau penyakit yang pelaksanaannya menggunakan perkembangan tubuh baik secara
efektif maupun tidak aktif. Dalam kasus luka bakar, perawatan olahraga memiliki peran
38
penting dalam mengatasi masalah pernapasan, menghambat fleksibilitas kulit dan jaringan,
penurunan kualitas otot, penurunan gerakan sendi, ketahanan dan gangguan ambulasi .
latihan rehabilitatif yang merupakan latihan jangka panjang yang dapat membantu
rehabilitasi yang lebih singkat akan memungkinkan anak-anak untuk pulang lebih
bioburnden pada luka. Desain multifungsi ditujukan agar dapat digunakan untuk
luka yang parah dan kronik. Perawatan modern pada luka bakar parsial mengikuti
paradigma balutan yang lebih jarang untuk memungkinkan reepitelisasi luka bakar
diresapi perak, dan Suprathel (S), DL-laktid polimer asam, dalam perawatan rawat
jalan luka bakar parsial pada pasien anak dan dewasa. Pemantauan waktu untuk
kulit yang terbakar meningkat dibandingkan dengan kulit yang tidak terbakar pada
kelompok Mepilex Ag pada 1 bulan pasca luka bakar. Pasien yang diobati dengan
Suprathel melaporkan bekas luka keseluruhan yang lebih kualitas baik. Mengurangi
39
rasa sakit, terutama pada populasi pasien anak, mungkin menguntungkan, meskipun
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari peneliti (Haller and King
,2021). Suprathel cocok untuk segala usia, dengan keuntungan tambahan pada
pasien anak. Suprathel telah menunjukkan manfaat untuk penutupan luka setelah
yang terhubung secara luas, dan temporerisasi luka dengan ketebalan penuh.
Ag adalah salah satu perawatan luka bakar yang sering digunakan pada anak rawat
jalan. Kondisi luka yang dibalut dengan Mepilex Ag akan menjadi lembab yang
memungkinkan kondisi luka yang terbuka dapat dikontrol dan ditutup dengan rapat.
alat yang menjanjikan untuk melemahkan perkembangan luka bakar jika diterapkan
sederhana dalam hasil bekas luka dengan NPWT. Ada pengurangan yang signifikan
secara statistik hanya dalam satu ukuran, perbedaan ketebalan bekas luka relatif
pada 3 bulan.
40
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari peneliti (Lin et al. 2021) NPWT
angka infeksi luka bakar. Penggunaannya dalam pengobatan luka bakar dianjurkan
asalkan diterapkan dalam keadaan yang tepat. Dan didukung oleh penelitian dari
(Satria Hanggara Putra, 2020). Secara klinis dan pengujian berpikir tentang dampak
granulasi, dan mengurangi kolonisasi bakteri, seperti untuk gambar luka antara
nanti dan sesudah. Selain itu, pengobatan NPWT bekerja dengan mengurangi
penghilangan luka karena beban negatif yang bekerja pada buih, membuat dampak
menarik pada luka. dan memperkuat tindakan yang sempurna dari jaringan
granulasi luka karena dibasahi dengan ekstensi untuk menjaga kebersihan luka yang
tak henti-hentinya.
vaskulerisasi, dan dapat mengurangi bakteri. Manfaat lain yang ditimbulkan dengan
sakit. Dan terapi tekanan negatif dapat bertahan untuk beberapa hari sehingga tidak
perlu mengganti bolak-balik dan bisa menutup luka sehingga tidak ada resiko
infeksi.
bakar dan dapat melindungi are kulit dari proses peradangan. Potensi efek samping
yang diketahui (misalnya iritasi dari gel silikon topikal atau gesekan yang
utama termasuk ketebalan bekas luka dan intensitas gatal. Hasil primer diukur pada
dua lokasi bekas luka pada awal, satu minggu pasca perawatan bekas luka, dan tiga
dan enam bulan pasca operasi rekonstruksi bekas luka bakar atau luka bakar. Dari
ketebalan bekas luka mengidentifikasi bekas luka yang lebih tipis pada kelompok
Hasil penelitian ini didukung oleh teori dari peneliti (Sinto, 2018) Silicone
gel sheeting bekerja dengan menaikkan suhu bekas luka 1-2 derajat dari suhu tubuh,
jam dan atau 1 hari dimulai sejak 2 minggu pasca penyembuhan luka.
penggunaan gel silikon ini lebih disukai pada area yang sering bergerak. Gel silikon
topikal dapat dipakai untuk menyamarkan bekas luka karena memiliki sifat yang
luka dilapisi gel silikon maka luka akan berkurang dan bekas luka tidak akan
melebar. Dengan begitu penggunaan gel silikon membantu luka menjadi cepat
sembuh. Penggunaan gel silikon topikal harus pada luka yang sudah mulai kering.
bakar dengan tepat dapat mencegah mobiditas dan mortalitas pada anak khususnya.
42
Tujuan dari menejemen luka itu sendiri adalah untuk mendorong pemulihan cepat
dengan pekerjaan yang ideal dan terjadi. Tujuan ini dicapai dalam rangka untuk
pada pasien luka bakar adalah dengan menghentikan kontak korban dengan sumber
luka bakar dengan mengevakuasi pakaian atau menggerakan kulit pasien yang tidak
ada. Selanjutnya, bagian tubuh yang terkena didinginkan dengan air mengalir
selama 10-20 menit dan tidak dianjurkan untuk menggunakan air es atau bahan-
bahan seperti mentega, pasta gigi, atau kecap karena dapat mengganggu kulit yang
dapat diberikan, dan tutupi daerah luka dengan balutan bersih. Dengan demikian,
dalam penelitian ini menunjukkan menejemen luka pada luka bakar anak dengan
6.1 Kesimpulan
Dari kelima jurnal dapat disimpulkan bahwa manajemen luka bakar yang
latihan rehabilitatif, suprathel dan mepilex Ag, NPWT, dan gel silikon topikal
6.2 Saran
penelitian ini dapat menambah informasi dan menjadikan referensi bagi peneliti
lebih lanjut dengan pelaksanaan yang lebih efektif dalam menejemen luka bakar
pada anak
43
44
DAFTAR PUSTAKA
ABA, (American Burn Assosiation). 2016. “Burn Incidence and Treatment in the
United Stated.” 2016.
Afiani, Nurma, Sanarto Santoso, Tina Handayani N, and M Fendi Nur Yahya.
2019. “Efektifitas Debridemen Mekanik Pada Luka Bakar Derajat III
Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka.” 4(2): 93–103.
Ardabili, F. M., S. Abdi, T. N. Ghezeljeh, A. F. Hosseini, dan A. Teymoori. 2016.
“Evaluation of the Effects of Patient-Selected Music Therapy on the Sleep
Quality and Pain Intensity of Burn Patients.” Medical-Surgical Nursing
Journal 5(2): 27–34.
Broadis, E., T. Chokotho, dan E. Borgstein. 2017. “Paediatric Burn and Scald
Management in A Low Resource Setting: A Reference Guide and Review.”
African Journal of Emegency Medicine 7: 27–31.
Cindy D. Christie, Rismala Dewi, Sudung O. Pardede, Aditya Wardhana. 2018.
“Pediatric Burn Injury Characteristics and Causes of Death.” XXXIV(3).
Cox, S. G., A. Burahee, R. Albertyn, J. Makahabane, dan H. Rode. 2016. “Parent
Knowledge on Paediatric Burn Prevention Related to The Home
Environment.” Elsevier 7: 1–7.
DJ, Pugliese. 2016. “Infection in Venous Leg Ulcers: Considerations for Optimal
Management in the Elderly.” Drugs Aging 33(2): 87–96.
http://link.springer.com/10.1007/s40266-016-0343-8.
Frear, C C et al. 2020. “Randomized Clinical Trial of Negative Pressure Wound
Therapy as an Adjunctive Treatment for Small-Area Thermal Burns in
Children.” : 1741–50.
Garcia-Espinoza, J. A., V. B. Aguilar-aragon, E. H. Ortiz-Villalobos, R. A.
Garcia-Manzano, dan B. A. Antonio. 2017. “Burns: Definition, Classificatio,
Pathophysiology and Initial Approach.” General Medicine Los Angeles 5(5):
1–5.
Garcia-Espinoza, J. A., V. B. Aguilar-Aragon, E. H. Ortiz-Villalobos, R. A
Garcia-Manzano, dan B. A. Antonio. 2017. “Burns: Definition Classification,
Pathophysiology and Initial Approach. General Medicine Lo Angeles.”
5((5)): 1–5.
Garcia-Manzano, dan B. A. Antonio. 2017. “Burns: Definition, Classification,
Pathophysiology and Initial Approach.” Gen Med 5(5): 1–5.
Gwinnutt CL, Driscoll P. 2018. Advanced Trauma Life Support. 10th Ed. Vol. 48.
Chicago.
Haller, Herbert, and Booker T King. 2021. “White Paper Skin Substitute.” 2021.
45
Harish, V., N. Tiwari, O. M. Fisher, Z. Li, dan P. K. M. Maitz. 2019. “First Aid
Improves Clinical Outcomes in Burn Injuries: Evidence from a Cohort Study
of 4918 Patients.” . Burns 45((2)): 433–39.
Hundeshagen, Gabriel et al. 2019. “A Prospective , Randomized , Controlled Trial
Comparing the Outpatient Treatment of Pediatric and Adult Partial-
Thickness Burns with Suprathel or Mepilex Ag.” : 261–67.
Ibrahem, A. M., K. J. Rashed, M. Babakir-Mina, dan B. K. Muhamed. 2017.
“Mother’s Characteristics, Knowledge, and Practices about Children Burn
Injury in Sulaimani City.” Kurdistan Journal of Applied Research (KJAR)
2(2): 1–7.
ISBI Practice Guidelines C, Steering S, Advisory S. 2016. “ISBI Practice
Guidelines for Burn Care.” Burns 42(5): 953–1021.
Jain, A., S. Rathore, R. Jain, I. D. Gupta, dan G. L. Choudhary. 2018.
“Assessment of Depression and the Quality of Life in Burn Patients Seeking
Reconstruction Surgery.” Indian J Burns 23: 37–42.
Jugmohan, B., J. Loveland, L. Doedens, R. L. Moore, A. Welthage, C. J.
Westgarth-Taylor. 2016. “Mortality in Paediatric Burns Victims: A
Retrospective Review from 2009 to 2012 in A Single Center.” South African
Medical Journal 106((2)): 92–189.
Kara, Y. A. 2018. “Burn Etiology and Pathogenesis.” . Intech Open 2: 17–30.
Kemenkes. 2019. “Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka
Bakar.”
Lin, Dai Zhu et al. 2021. “Negative Pressure Wound Therapy for Burn Patients: A
Meta-Analysis and Systematic Review.” International Wound Journal 18(1):
112–23.
Mathias, E dan M. S Murthy. 2017. “Pediatric Thermal Burns and Treatment: A
Review of Progress and Future Prospects.” MDPI 4((91)): 1–11.
Moore, R. A., & Burns, B. 2018. Rule of Nine. Treasure Island (FL): Statpearls.
Organization, World Health. 2018. “Burns.” https://www.who.int/news-
room/factsheets/detail/burns.
Robert P. Clayton, Paul Wurzer, Clark R. Andersen, Ronald P. Mlcak, David N.,
and and Oscar E. Suman Herndon. 2018. “EFFECTS OF DIFFERENT
DURATION EXERCISE PROGRAMS IN CHILDREN WITH SEVERE
BURNS.” 43(4): 796–803.
Salibian, A.A., Rosario, A.T.D., Severo, L.D.A.M., Nguyen, L., Banyard, D.A.,
Banyard, Toranto, J.D., Evans, G.R.D., Widgerow, A. 2016. “Current
Concepts on Burn Wound Conversion-a Review of Recent Advances in
Understanding the Secondary Progressions of Burns.” Burns Journal 42((5)):
1025–35.
46
Sandi, Kurnia. 2019. “Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) Di Kecamatan Mariso Kota Makassar.” Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Satria Hanggara Putra, Muh. Jasmin. 2020. “EFEK NEGATIVE PRESSURE
WOUND THERAPY (NPWT) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA
KAKI DIABETIK: LITERATURE REVIEW.” jurnal keperawatan 04(02).
Sinarta, Aditya vega. 2017. “Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Luka
Bakar Fase Penyembuhan.”
Sinto, Linda. 2018. “Scar Hipertrofik Dan Keloid: Patofisiologi Dan
Penatalaksanaan.” Cermin Dunia Kedokteran 45(1): 29–32.
Sjamsuhidajat, R. dan W. D. Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sminkey, L. 2020. “Burns.” dari World Health Organitation.
website:https://www.%0Awho.int/violence_injury_prevention/other_injury/b
urns/en%0A.
Susanto, Ahmad. 2017a. Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori. (Jakarta:
PT Bumi Aksara.
———. 2017b. Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Teori. (Jakarta: PT Bumi
Aksara).
Tang, D., C. W. P. Li-Tsang., R. K. C. Au., K. Li., X. Yi., L. Liao., H. Cao., Y.
Feng, dan C. Liu. 2015. “Functional Outcomes of Burn Patients with or
without Rehabilitation in Mainland China.” Hongkong Journal of
Occupational Therapy 26: 15–23.
Vallez, L. J., B. D. Plourde, J. E. Wentz, B. B. Nelson-Cheeseman, dan J. P.
Abraham. 2017. “A Review of Scald Burn Injuries.” Interna Medicine
Review 3: 1–18.
Wardhana A, Basuki A, Prameswara A, Rizkita, and Canintika A DN, Andarie A.
2017. “The Epidemiology of Burns in Indonesia’s National Referral Burn
Centre from 2013 to 2015.” Burns 2: 1–7.
Wiseman, Jodie et al. 2020. “Effectiveness of Topical Silicone Gel and Pressure
Garment Therapy for Burn Scar Prevention and Management in Children : A
Randomized Controlled Trial.”
47
Lampiran 1
PRISMA CHECKLIST
TITLE
Judul Mengidentifikasi laporan sebagai tinjauan sistematis,
1
metaanalisis, atau keduanya.
ABSTRACT
Ringkasan Memberikan ringkasan terstruktur termasuk,
terstruktur sebagaimana berlaku; Latar Belakang; tujuan; sumber
data; mempelajari kriteria kelayakan, peserta, dan
2
intervensi; mempelajari metode penilaian dan sintesis;
hasil; keterbatasan; kesimpulan dan implikasi dari
temuan kunci; nomor registrasi peninjauan sistematis.
INTRODUCTION
Alasan Jelaskan alasan untuk ulasan dalam konteks apa yang
3
sudah diketahui
Tujuan Memberikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan
yang sedang dibahas dengan merujuk pada peserta,
4
intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi
(PICOS).
METHODS
Protokol dan Tunjukkan jika ada protocol peninjauan, jika dan
Registrasi dimana itu dapat diakses (misalnya, alamat web), dan
5
tersedia informasi pendaftaran termasuk nomor
registrasi.
Kriteria Menentukan karakteristik penelaah (misalnya PICOS,
Kelayakan lama tindak lanjut) dan melaporkan karakteristik
6 (misalnya, pertimbangan Bahasa, status publikasi)
sebagai kriteria untuk kelayakan, memberikan alasan.
Lampiran 2
50
Lampiran 3
51
52