A - Ardhea Pramesti - 1606923912 - Tugas Individu Topik 2A

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

ARTIKEL ILMIAH

FARMASI KOMUNITAS

Meningkatkan Unjuk Kerja Karyawan dengan Motivasi Kerja yang Baik

Ardhea Pramesti Ningrum

1606923912

FARMASI KOMUNITAS - A

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
OKTOBER 2020
PENDAHULUAN
Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala
aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar
ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari
orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi
belajarnya.

Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat
bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi
kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan
perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.

Apabila perusahaan-perusahaan mampu memberikan atau meningkatkan


motivasi kerja karyawan, maka perusahaan akan lebih cepat dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya, kerusakan-kerusakan akan dapat dikurangi, pemborosan-pemborosan
dapat diminimalkan, absensi karyawan dapat diperkecil, kemungkinan perputaran
karyawan dapat diperkecil juga sehingga dapat diharapkan bukan saja produktivitas
kerja dapat ditingkatkan tetapi juga efisiensi. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang
mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui indikasi turunnya


motivasi karyawan sehingga perusahaan akan dapat mengambil Tindakan pencegahan
atau pemecahan sedini mungkin. Untuk dapat mengetahui indikasi menurunnya
motivasi kerja karyawan tidaklah mudah. Perusahaan harus meneliti kebenaran
sebelum mengambil keputusan. Meskipun demikian sebelum mengambil keputusan
sebaiknya diadakan penelitian terlebih dahulu sebab-sebab indikasi tersebut.
PEMBAHASAN

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya
penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan
atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud
dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan
dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).

Sementara menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti motif,


penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dalam kamus administrasi,
Drs. The Liang Gie CS, memberikan perumusan akan motivating atau pendorong
kegiatan sebagai berikut: “pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam
memberikan insprasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini
karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan
untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari ornag-orang tersebut.

Pada dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras


sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas
kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan. Sumber
motivasi ada tiga faktor, yaitu: kemungkinan karyawan untuk berkembang, jenis
pekerjaan ,dan apakah mereka dapat merasa bagga menjadi bagian dari perusahaan
tempat mereka bekerja.

Di samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi


kerja karyawan, yakni: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan
kompetitif. Lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja
dan perlakuan yang adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam
pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik menantang, kelompok dan rekan-
rekan kerja yang menyenangkan, kejelasan akan standar keberhasilan, output yang
diharapkan serta, bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor
pemicu kerja karyawan.

Pada dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan
mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan
untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah
sesuai dan harus terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa karyawan secara regular
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu
di kantor, yang sebenarnya hanya untk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini
sebagai suat usaha yang bagus, namun tidak produktif dapat mewujudkan hasil kerja
atau target kerja.

Motivasi kerja mempunyai dua bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi
negatif. Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan
cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu , misalanya dengan
memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan, menciptakan
kondisi tempat kerja yang baik agar mereka merasa aman dalam bekerja, dan
sebagainya. Sedangkan motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi
orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu secara terpaksa. Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan
gambaran seolah-olah mereka akan kehilangan jabatan, diturunkan pangkat, dipotong
gajinya dan sebagainya.

Motivasi kerja sangat berkaitan dengan unjuk kerja. Unjuk kerja


(performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan
peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi
kerja kali kemampuan kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus menjadi:

Unjuk Kerja = f. Motivasi Kerja X Kemampuan X Peluang


Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun
kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang
sarjana komputer bekerja dalam prusahaan konsultasi dalam bidang teknologi
informasi sebagai tenaga ahli (peluang ada, dan punya kemampuan yang diperlukan).
Namun suasana kerja, hubungan antar tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak
dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya menurun dengan hasil unjuk kerjanya
kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan
kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan
rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam
bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi.

Berbagai cara dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan


sehingga dapat meningkatkan kinerja dan unjuk kerja karyawan guna meningkatkan
produktifitas perusahaan. Memotivasi karyawan dapat digunakan dengan sentuhan-
sentuhan kecil seperti mengucapkan salam kepada karyawan, menjabat tangan
dengan hangat, memberikan pujian yang tulus, memberikan senyuman saat bertemu
dan berpisah dengan karyawan, serta menanyakan kesehatan dan kondisi keluarga
karyawan.

Karyawan juga akan termotivasi apabila mereka dibuat merasa penting


dengan cara mendengarkan mereka secara baik dan penuh perhatian, focus pada
bawahan saat menghadap, menghargai pendapat dan ide-idenya, memberitanggapan
dengan umpan balik yang positif atas ide-ide dan gagasannya, serta memberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training kepada karyawan.

Masih banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi karyawan
dan produktivitas kerja perusahaan. Hubungan motivasi dan produktivitas pada tingkat
perusahaan tampaknya amat tergantung kepada motivasi unsur manajemen dalam segala
tingkat hierarki perusahaan yang berperan di dalamnya. Oleh karena itu, yng perlu
mendapatkan sorotan adalah bentuk kepemimpinan yang dianut perusahaan yang
bersangkutan. Apakah kepemimpinannya bersifat tunggal ataukah bersifat kelompok.
Motivasi manajer suatu perusahaan akan disesuaikan dengan kriteria penilaian atas
keberhasilan dalam melakukan fungsi kepemimpinannya.

DAFTAR REFERENSI

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nitisemito, C. Alex S.1989. Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Edisi Revisi
Dua. Cetakan ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Saksono. J. 1990. Produktivitas dan Teknologi Seri Produktivitas kelima, cetakan


Pertama. Jakarta. Lembaga Sarana Indonesia.

Sarwoto.1986. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Cetakan keenam. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Pendekatan


Administrasi dan Operasional. Cetakan Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.

Siagian, Sondang P. 2002. Kiat meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan Pertama.


Jakarta : Rineka Cipta.

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Satu. Cetakan
ketigabelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Edisi dua.


Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai