Contoh Proposal Kie

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

A.

Contoh Perencanaan (Proposal) KIE

“Perencanaan Program Komunikasi Kesehatan Penyakit Diare di Desa Tajursindang,


Kec. Sukatani, Kab. Purwakarta”

Disusun Oleh :

1. Ayuresa Nuristifania G1B013004


2. Artha Claudia Marpaung G1B013011
3. Lala Shofia Latifah G1B013040
4. Alfiah Tri Cahyani G1B013053
5. Rianti G1B013088
6. Afaf Dwi Luthfiyah G1B013099

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2014

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berate


mengalir terus (to flow through), merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang
terlalu sering. Diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun komplikasi yang
sangat berbahaya bagi penderitanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food,
Fly , Feces, dan Finger.

Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada

1
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Secara global setiap
tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada
negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare
pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan
anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak
(WHO, 2009).

Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat
diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan
jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare di
Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%. Angka kejadian diare di
sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162
ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.

Sementara untuk Jawa Barat pada tahun 2008, jumlah penderita diare mencapai
angka 21 juta orang, bahkan 799 orang diantaranya meninggal dunia akibat diare
terutama pada balita (Koran Tempo, 11 Pebruari 2009). Penduduk Kabupaten Purwakarta
mengalami masalah kesehatan yang mengakibatkan kasus Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 51,72 % pada tahun 2011.

Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau
minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan
perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu.

Diare pada bayi merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah dan ditangani.
Terjadinya diare pada anak tidak terlepasnya dari peran faktor perilaku yang
menyebabkan penyebaran kuman, terutama yang berhubungan dengan interaksi perilaku
ibu dalam mengasuh anak dan faktor lingkungan anak tinggal. Faktor perilaku yang
menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatkan resiko terjadinya diare yaitu tidak
memberikan ASI eksklusif secara penuh pada bulan pertama kehidupan, tidak mencuci
bersih botol susu anak, penyimpanan makanan yang salah, menggunakan air minum yang
tercemar, tidak mencuci tangan saat memasak, makan sebelum menyuapi anak sesudah
buang air besar, sesudah membuang tinja anak dan tidak membuang tinja dengan benar.
Faktor lingkungan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi dengan perilaku manusia.

2
2. Profil Desa

Desa Tajursindang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sukatani
Kabupaten Purwakarta dengan jarak tempuh dari Puskesmas Sukatani di Desa Sukatani
selama 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Desa Tajursindang mempunyai luas
daerah 505 km2 yang terdiri dari 6 RW dan 21 RT dengan salah satu lokasinya yaitu RW
04 sangat rawan tanah longsor. Jumlah penduduk Desa Tajur Sindang sebanyak 5.618
jiwa yang terdiri dari 1.324 KK (Kepala Keluarga) dan kepadatan penduduk sebesar 11
penduduk per km2. Jumlah penduduk miskin Desa Tajursindang sebanyak 435 KK (32,9
%).

PEMBAHASAN

1. Analisis Khalayak dan Program


a. Analisis Swot

Dari pembuat program :

1. Strength (Kekuatan)

Tersedianya dana sumbangan atau bantuan untuk program perencanaan Balai Pelatihan
Penanggulangan Penyakit Diare (BP3D).

2. Weakness (Kelemahan)
- Akses ke jalan desa yang sulit

3
- Adanya keterbatasan dana mandiri

Dari sasaran program :

1. Opportunities (Peluang)
- Adanya partisipasi masyarakat dalam program ini
- Di desa telah memiliki kader kesehatan
- Adanya dukungan kader setempat
- Adanya dukungan dari tokoh masyarakat
- Tersedianya dukungan dari berbagai organisasi dan pihak tertentu untuk diajak
kerjasama
2. Threath (Ancaman)
- Lingkungan yang ada tidak mendukung, pendidikan masyarakat penduduk asli
masih rendah, kesadaran PHBS sangat rendah.
- Jarak fasilitas/ pelayanan kesehatan (puskesmas) yang ada dengan penduduk
jauh.
- Banyaknya warga miskin/ tingkat ekonomi yang rendah di desa tersebut.

b. Analisis Masalah

Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang
air besar, biasanya tiga  kali atau lebih dalam sehari. Penduduk Kabupaten Purwakarta
mengalami masalah kesehatan yang mengakibatkan kasus Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 51,72 % pada tahun 2011. Dari kasus tersebut penyakit yang yang paling
berpengaruh dalam peningkatan AKB adalah penyakit diare. Hal tersebut dikarenakan
sanitasi lingkungan yang ada kurang baik dan kesadaran PHBS penduduk yang masih
rendah serta fasilitas atau pelayanan kesehatan yang ada tidak mudah di jangkau oleh
penduduk karena tempatnya yang jauh.

Agar terhindar dari penyakit diare, masyarakat sebaiknya memanfaatkan pelayanan


kesehatan yang ada dengan baik serta melakukan pencegahannya yaitu :

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting : sebelum
makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak
dan sebelum menyiapkan makanan

4
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat,
kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain)
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.

Jika diare sudah terjadi dan menyerang tubuh, yang harus dilakukan agar tidak
memperparah diare seharusnya segera di lakukan pengobatan :

1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu)
3. Garam Oralit.

c. Khalayak yang potensial


1. Secara demografis

Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Purwakarta sangat tinggi, yang sebagian


masyarakatnya berpendidikan dasar dan sanitasi lingkungan yang ada belum memadai
atau masih kurang baik serta pelayanan kesehatan yang ada masih sangat sulit di jangkau
oleh masyarakat sekitar karena jarak yang jauh dan transportasi yang ada masih sangat
sulit. Penduduk di Kabupaten Purwakarta juga masih sangat rendah kesadarannya untuk
melakukan PHBS yang baik dan benar, selain itu tata bangunan yang padat juga dapat
menyebabkan penularan diare sangat mudah karena sanitasi lingkungan pada penduduk
yang rumahnya padat biasanya kurang baik.

2. Secara sosiologis

Jika tata bangunan penduduk sangat padat, biasanya penduduk desa akan sangat
akrab dan ramah dengan tetangganya, jadi biasanya seseorang mudah untuk
berkomunikasi dan memberi satu sama lain, karena tetangga satu dengan yang lain pasti
akan memiliki perasaan tidak enak hati sehingga kegiatan apapun yang dilakukan sehari-
hari pasti akan berhubungan dengan tetangga. Contohnya : membagi makanan,
memperbolehkan penggunaan jamban bersama, dan lain-lain.

5
Tokoh masyarakat setempat sangat mendukung adanya penanggulangan terhadap
penyakit diare. Serta telah bersikap demokratis karena program tersebut melibatkan
masyarakat dan berguna dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Psikologis

Dengan adanya program yang sekarang mulai di jalankan dalam upaya


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Purwakarta, masyarakat sangat
antusias untuk mengikuti program tersebut. Beberapa program yang sangat di minati oleh
masyarakat adalah program Jamkesmas dan Jamkesda. Karena masyarakat mulai
menyadari bahwa PHBS dan pemanfaatan program pelayanan kesehatan itu baik untuk
memperbaiki derajat kesehatan yang kurang baik.

d. Mengkaji Kebijaksanaan dan program yang ada

Pemerintah setempat telah mengadakan program pengendalian penyakit menular


khususnya terkait penyakit diare. Program yang tersebut meliputi Jamkesmas dan
Jamkesda serta dukungan pemerintah yang lain yaitu penerapan tata kelola yang baik
(good governance), perbaikan infrastruktur seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi.
Demikian pula keterlibatan masyarakat madani, Lembaga Swadaya Masyarakat dalam
pemberdayaan dan menggerakan masyarakat sebagai pengguna serta organisasi profesi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan.

e. Lembaga atau organisasi potensial

Lembaga potensial yang mendukung adalah terdapatnya lembaga dinas kesehatan


setempat. Organisasi potensial yang mendukung adalah Puskesmas dan Rumah Sakit,
tetapi Organisasi potensialnya kurang berkembang.

f. Sumber daya KIE

Dinas kesehatan mengadakan kegiatan KIE terkait dengan peningkatan derajat


kesehatan penduduk Kabupaten Purwakarta yaitu program pengawasan obat dan
makanan, program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, program perbaikan
gizi masyarakat, program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
pengembangan lingkungan sehat, program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
anak, program pengembangan mutu dan pelayanan kesehatan, program pelayanan
kesehatan penduduk miskin, program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan,

6
program pengadaan, peningkatan dan pebaikan sarana dan prasarana puskesmas / pustu
dan jaringannya.

2. Desain Strategi
a. Tujuan pembuatan program:
1. Tujuan umum : mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi) di Desa
Tajursindang, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta akibat penyakit
diare yang ditimbulkan oleh PHBS dan sanitasi lingkungan yang kurang baik
2. Tujuan Khusus :
- Terbentuknya Balai Pelatihan Penanggulangan Penyakit Diare (BP3D) di desa
tersebut.
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadara warga setempat terutama ibu-ibu yang
memiliki bayi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat.
- Meningkatkan kesadaran warga setempat untuk menggunakan pelayanan
kesehatan yang tersedia.
b. Khalayak Sasaran
1. Pendidikan : terdiri dari masyarakat lebih khususnya lagi ibu-ibu yang
memeliki pendidikan menengah kebawah.
2. Ekonomi : terdiri dari masyarakat dengan ekonomi yang kurang mampu
sampai ekonomi menengah
3. Social-budaya : kebiasaan ibu-ibu yang tidak memperhatikan kebersihan dan
kesehatan dalam mengurus bayi serta warga desa Tajursindang yang suka
membuang kotoran ke sungai atau kolam mempunyai kamar mandi sendiri.
c. Pemilihan Media
1. Poster
Poster berisikan mengenai gambar dan tulisan yang bersifat persuasif untuk
mengajak warga membiasakan hidup bersih dan sehat. Sasaran poster ini adalah
seluruh warga desa Tajursindang. Poster ini ditempel di tempat-tempat umum
yang memungkinkan dilihat oleh seluruh warga serta menyebar.
2. Leaflet
Materi leaflet disesuaikan dengan sasaran. Sasaran utamanya adalah ibu-ibu yang
memiliki balita. Materi yang disajikan adalah pengenalan penyakit diare pada
balita, dampak, pencegahan serta pengobatan penyakit diare.
3. Slide

7
Slide adalah media pendidikan kesehatan yang paling banyak digunakan.
Materinya disesuaikan dengan penyuluh yang akan memberikan informasi
mengenai PHBS serta hubungannya dengan AKB yang disebabkan oleh diare.
Media slide biasanya disampaikan oleh orang seorang penyuluh yang
berkompeten.
3. Rencana Kegiatan (TOR)

Pertemuan Kegiatan Waktu Alat/Bahan/Sumber Penilaian


1.Melakukan Mendapatkan
kerjasama izin dari
dengan pihak terkait.
berbagai
organisasi,dan
pelayanan
kesehatan.
2. mencari
tempat untuk
pelaksanaan
program.

Ke- 1 Penyebaran Poster, Leaflet Banyaknya


poster dan warga yang
leaflet di melihat
tempat-tempat poster dan
umum membaca
leaflet.
Ke-2 a.Pre test 150 menit LCD, Proyektor, Partisipasi
b. pengenalan Laptop,alat tulis, peserta,
dasar lembar soal. pemahaman
mengenai peserta,
penyakit diare motivasi
dan belajar
hubunganya peserta.
dengan AKB.
Ke-3 a.pengenalan 180 menit LCD,Proyektor, Keaktifan
cara hidup Laptop,alat tulis, peserta,
bersih dan kertas soal. partisipasi
sehat dan dan
sanitasi pemahaman
lingkungan peserta.
yang baik.
b. FGD
c. Post test

8
Jadwal
Kegiatan
Jenis Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4
Survey
Persiapan
Pelaksanaan
Kegiatan
Evaluasi
Pembuatan
Laporan
Sementara

4. Metode KIE
a. Sosialisasi penyakit diare dengan cara menyebarkan poster dan leaflet mengenai
hidup bersih dan sehat di tempat-tempat umum
b. Mengadakan penyuluhan dengan metode ceramah yang menyampaikan
pengertian, pencegahan pengobatan, gejala, PHBS dan menjelaskan hubungan
penyakit diare dengan AKB atau Angka Kematian Bayi serta sanitasi makanan
dan lingkungan.
c. Diskusi berupa tanya jawab yang dilakukan saat akhir kegiatan penyuluhan,
sehingga para ibu-ibu balita bisa lebih paham dan meyakinkan.
d. Demonstasi prilaku hidup bersih dan sehat seperti bagaimana cara mencuci
tangan yang baik, cara mencuci anus bayi dengan baik dan benar, cara
membuang kotoran bayi yang benar dan lain-lain.
e. Forum group disscution dengan melakukan pembagian kelompok untuk
mendiskusikan suatu kasus, dalam hal ini kasus penyakit diare yang berhubungan
dengan PHBS.
5. Rencana Penilaian
a. Evaluasi jangka pendek

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaraan warga Tajusindang khususnya ibu-ibu


yang memiliki balita mengenai dampak buruk penyakit diare bagi para balita

b. Evaluasi jangka menengah

Ibu-ibu yang memiliki bayi telah terbiasa untuk melakukan dan memperhatikan
sanitasi lingkungan serta prilaku bersih dan sehat dalam mengasuh bayi.

9
c. Evaluasi jangka Panjang

Menurunnya AKB (Angka Kematian Bayi) di desa Tajusindang

6. Perencanaan Anggaran
a. Pengeluaran

No. Benda Jumlah Harga Total


1 Leaflet 2 Rp 1.000,- @2 Rp 2.000,-
2 Fotokopi Leaflet 200 Rp 150,- @ 200 Rp 30.000,-
3 Pembuatan Poster 25 Rp 6.000,- @25 Rp 125.000,-
4 Fotokopi soal 50 Rp 150,- @50 Rp 7.500,-
5 Fotokopi handout 50 Rp 150,- @50 Rp 7.5000,-
6 Penyuluhan dan pelatihan 2 Rp 500.000 ,- @50 Rp 1.000.000,-
7 Proposal 5 Rp 10.000 @5 Rp 50.000,-
Jumlah Rp 1.214.500,-
b. Pemasukan

1 Dinas Kesehatan Rp 1.000.000


2 Sumbangan Organisasi Kesehatan Rp 300.000
7. Pengembangan Konsep Pesan

Pesan kesehatan berisi himbauan, informasi, ajakan hidup sehat

Pesan kesehatan yang digunakan dalam penyelenggaraan program “Balai


Pelatihan Penanggulangan Penyakit Diare (BP3D)” dituangkan dalam bentuk poster yang
berisi tentang progam yang akan dilaksanakan meliputi tujuan, dan keterlibatan
masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu yang memiliki anak balita (0-5 tahun) dalam
kegiatan guna menarik masyarakat untuk ikut serta dalam program “BP3D”. Materi yang
diberikan berupa:

a. Pengertian Diare

Diare merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering. Hal ini
disebabkan adanya perubahan-perubahan dalam transport air dan elektrolit dalam usus,
terutama pada keadaan-keadaan dengan gangguan intestinal pada fungsi digesti, absorpsi
dan sekresi. Gejala-gejala Diare, biasanya: Badan letih atau lemah, Muntah, Panas , Tidak
nafsu makan, Darah atau lendir dalam feses.

10
b. Penyebab Diare
1. Faktor Infeksi
- Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak:
- Infeksi bakteri : Vibrio, Escherechia coli, Salmonella shigella, Yersina
- Infeksi virus : Enterovirus
- Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Tricuris, Oxyuris, Strongiloides )
- Infeksi protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Thricomonas hominis
- Infeksi jamur : Candida albicans
- Infeksi Parenterial yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti
tonsilofaringitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi atau anak dibawah tiga
tahun. Makanan dan minuman yang terkontaminasi melalui tangan yang kotor,
lalat, dan alat-alat makan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan
seseorang tertular penyakit diare.
2. Faktor Malabsorpsi

Fungsi malabsorbsi ini meliputi:

a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
- Faktor makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
- Faktor psikologis: rasa takut dan cemas, walaupun jarang tetapi menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.

c. Tindakan Emergency yang Dilakukan Pada Penderita Diare


- Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula
garam, bila ada berikan oralit)  minum air yang lebih dari biasanya untuk
menggantikan cairan yang hilang.
- Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta
makanan ekstra sesudah diare seperti sari buah yang segar /lembek.
- untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi.
- Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik
- Bawa penderita secepatnya ke tempat perawatan kesehatan terdekat agar tidak
menimbulkan diare yang lebih parah.

11
d. Pencegahan Diare
1. Selalu pakai alas kaki, terutama jika berada di tempat yang becek atau terdapat
genangan air hujan, untuk mencegah masuknya kuman melalui kulit.
2. Jaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan dengan sabun hingga bersih
setiap sebelum dan sesudah mengolah makanan, sebelum makan, setelah
bepergian, dan setelah dari toilet.
3. Jaga kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun di sekitar rumah Anda,
dengan membuang sampah pada tempatnya, dan membersihkan selokan yang
tersumbat oleh sampah, dan sebagainya.
4. Selalu cuci sayuran dan buah sebelum dikonsumsi.
5. Sebaiknya tidak memotong maupun mengolah bahan makanan makanan yang
mentah dengan yang matang dengan alat masak yang sama, untuk mencegah
kontaminasi silang.
6. Masak makanan hingga matang, terutama bahan makanan seperti daging, ayam,
ikan maupun telur, minimal hingga suhu 70 derajat Celcius.
7. Sebaiknya simpan makanan matang yang tidak habis dimakan dalam lemari es
dan panaskan kembali terlebih dahulu jika ingin dikonsumsi kembali.
8. Selalu konsumsi air minum dan air untuk memasak dalam kondisi matang atau
sudah dimasak hingga mendidih, agar bakteri yang terdapat dalam air tersebut
mati.
9. Konsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup, terutama protein, vitamin,
mineral, dan air untuk menjaga daya tahan tubuh tetap kuat sehingga terlindungi
dari infeksi kuman penyakit.
10. Berolahraga teratur untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

e. Program Kie Melibatkan Berbagai Pihak (nakes, bidan, toma, toga, kades)

Program KIE dalam upaya penanggulangan diare pada balita melibatkan berbagai
pihak seperti tenaga kesehatan dari puskesmas, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader,
serta ibu dari balita itu sendiri. Pihak-pihak yang terlibat dalam penanggulangan diare
memberikan konseling kepada masyarakat untuk dapat merubah perilaku hidup sehat
masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.

12
Tenaga kesehatan dari puskesmas memberikan penyuluhan tentang diare,
bagaimana cara mencegah diare, tindakan yang tepat untuk menangani diare, serta
memberikan pengobatan kepada para penderita diare.

Tokoh masyarakat mendukung adanya program-program untuk menanggulangi


kasus diare atau mencegah terjadinya penyakit diare pada balita. Selain itu tokoh
masyarakat juga memberikan bantuan berupa dana maupun jasa untuk dapat mewujudkan
program tersebut.

Kader kesehatan adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam
membantu program penanggulangan suatu penyakit yang sudah dilatih. Peran kader
dalam penanggulangan diare di wilayahnya dengan cara memberikan penyuluhan tentang
diare dan penanggulnganya kepada masyarakat, terutama kepada ibu-ibu yang
mempunyai anak balita. Selain itu, kader juga memberikan pendidikan kepada ibu balita.

a. Instrument Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan adalah pre test dan post test agar dapat mengetahui
angka peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan.

b. Teknik Presentasi

Teknik presentasi menggunakan slide dan metode ceramah, penjelasan tentang materi
disampaikan oleh kader dan tenaga kesehatan untuk menjelaskan materi tentang diare,
menjaga lingkungan dari sumber kontaminasi serta ajakan untuk melaksanakan PHBS.
Sebelum demonstrasi dimulai, peserta diberikan fotocopy handout ppt agar dapat
menyimak secara maksimal.

c. Demonstrasi
Memperagakan cara penanggulangan diare, seperti pembuatan larutan oralit,
pembuatan larutan gula garam, dan membersihkan daerah anus bayi dengan baik dan
benar.

f. Manajemen Pelaksanaan dan Pemantauan


1. Pembinaan Khalayak Potensial

Pembinaan khalayak potensial didukung oleh pihak terkait:

13
a. Pelatihan untuk Pelaksanaan Program

Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melaksanakan kegiatan program


dapat dicapai melalui pelaksanaan pelatihan bersama petugas kesehatan melalui metode
ceramah, demonstrasi dan FGD. Kegiatan pelatihan ini menitikberatkan pada peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan program.

b. Pengecekan ulang sarana dan prasana yang akan dipakai seperti, tempat, media
promosi, data-data yang perlukan.
2. Pemantauan

Pemantauan dilakukan di sepanjang siklus program, dimulai dari persiapan,


perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian. Hasil kegiatan pemantauan digunakan untuk
memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan.

Tujuan Pemantauan:

 Memastikan bahwa kemajuan pelaksanaan program “BP3D” tidak menyimpang


dari jadwal yang telah ditentukan pada setiap tahapan.
 Memastikan kehadiran Ibu-bu sebagai peserta program memenuhi target.
g. Evaluasi Dampak

Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur dan mengidentifikasi pencapaian


dan dampak yang terjadi setelah diadakannya perencanaan komunikasi kesehatan
mengenai kejadian diare di desa Tajursindang, Kec Sukatani, yaitu evaluasi berdasarkan
sistem.

Input-> proses ->  output->  outcome-> impact

1. Input

Adanya keterbatasan tenaga kesehatan dan dana dari penyedia program sehingga
memerlukan kerjasama dengan lembaga dan organisasi kesehatan.

2. Proses

Metode yang digunakan dalam program BP3D sqlah satunya adalah metode
ceramah. Metode ini memiliki kelemahan seperti peserta cepat merasa bosan dan tidak

14
antusias. Namun kita menambahkan metode diskusi dan demonstrasi agar peserta lebih
mengerti dan memahami materi yang diberikan.

3. Output

Setelah proses perencanaan berlangsung dengan lancar didukung dengan kehadiran


ibu-ibu di setiap kegiatan program BP3D diharapkan dapat merubah PHBS dan sanitasi
lingkungan menjadi baik dan benar.

4. Outcome

Berdasarkan output yang terjadi, dengan meningkatnya pengetahuan dan peubahan


perilaku kea rah yang lebih baik maka angka morbiditas dan mortalitas bayi akibat
penyakit diare yang terjadi di desa Tajursindang akan menurun.

5. Impact

Setelah semua sistem berlangsung dengan baik dan dibuktikan dengan angka
morbiditas dan mortalitas bayi akibat penyakit diare menurun, maka akan terjadi
impact/dampak yaitu derajat kesehatan masyarakat di desa Tajursindang akan meningkat.

h. Perencanaan Ulang

Bahasan mengenai perencanaan ulang, dapat dilakukan jika program BP3D tidak
berjalan dengan baik. Dibuktikan dengan tidak ada perubahan sikap atau perilaku dari
warga terutama ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga angka kematian bayi akibat diare
masih tinggi. Oleh karena itu, kta haru merencankan perubahan program dengan
mengidentifikasi kembali sumber daya potensial serta menggunakan berbagai strategi
komunikasi[ CITATION Lal15 \l 1033 ].

15
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung ataupun tidak langsung
melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu
efek.
2. Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara
positif perilaku kesehatan masyarakat,dengan menggunakan berbagai prinsip dan
metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi antar pribadi maupun
komunikasi massa.
3. Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-kenyataan yang perlu
diketahui oleh masyarakat
4. Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif.

16
5. Proposal adalah suatu rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan
dalam bentuk tulisan dan dijelaskan secara sistematis dan terperinci.
6. Langkah-langkah perencanaan yakni : menentukan tujuan, menentukan sasaran
KIE, menentukan metode, menentukan media, menyusun rencana evaluasi dan
menyusun jadwal pelaksanaan.
b. Saran
Semoga melalui malah ini pembaca dan penulis lebih bisa memahami mengenai
perencanaan KIE, dan juga semog ada masukan-masukan mengenai cara membuat
perencanaan KIE ini agar menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Juliyanti. (2014, Maret 22). Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE). Retrieved September
2020, 30, from njulianti.blogspot.com:
http://njuliyanti.blogspot.com/2014/03/komunikasi-informasi-dan-edukasi-
kie.html

Latifah, L. S. (2015, April 20). "Perencanaan Program Komunikasi Kesehatan Penyakit


Diare di Desa Tajursindang, Kec.Sukatani, Kab. Purwakarta". Retrieved Oktober
1, 2020, from lalashofialatifah.wordpress.com/:
https://lalashofialatifah.wordpress.com/2015/04/20/perencanaan-program-
komunikasi-kesehatan-penyakit-diare-di-desa-tajursindang-kec-sukatani-kab-
purwakarta/

17
Manroe, M. (2020, April 14). Pengertian Proposal secara umum, fungsi, tujuan, jenis-
jenis proposal. Retrieved September 30, 2020, from masmanroe.com:
https://www.maxmanroe.com/vid/surat/pengertian-proposal.html

Midwivery. (2013, Oktober 4). 5 Langkah Perencanaan KIE. Retrieved September 30,
2020, from midwivery2.blogspot.com:
http://midwivery2.blogspot.com/2013/10/5-langkah-perencanaan-kie.html

18

Anda mungkin juga menyukai