Makalah Sistem Kardiovaskular Pada Lansia
Makalah Sistem Kardiovaskular Pada Lansia
Makalah Sistem Kardiovaskular Pada Lansia
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA :
1.BAYU PRAWIJAYA
2.NIA KURNIATI
3.RIZKY WANANDA TIWI
TINGKAT : III
AKADEMI KEPERAWATAN
GITA MATURA ABADI KISARAN
T.A 2020-2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
hidayah-nya, makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini merupakan makalah
tentang pengetahuan bagi para pembaca untuk bidang pengetahuan.
Makalah ini sendiri di buat guna memenuhi salah satu tugas dengan judul
Sistem Kardiovaskuler pada Lansia
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
Lansia........................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua merupakan suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Bertambahnya usia akan diikuti dengan perubahan dari berbagai sistem tubuh. Salah satu
perubahan yang terjadi yaitu perubahan pada sistem kardiovaskular. Perubahan ini dapat
bersifat struktural maupun fungsional. Sistem kardiovaskular sangat erat kaitannya dengan
jantung dan pembuluh darah dimana jantung dan pembuluh darah merupakan satu
kesatuan integrasi yang mampu memberikan oksigen dan nutrient bagi setiap sel hidup
untuk bertahan hidup. Ketika jantung berhenti, berakhirlah pula kehidupan.
Secara umum, perubahan yang disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dan
dengan awitan yang tidak disadari. Selain sebagai proses normal, perubahan fungsi
kardiovaskuler pada lansia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di mana faktor ini
dapat menyebabkan penurunan fungsi kardiovaskuler dan berisiko tinggi untuk terjadinya
penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler yang sering dialami oleh lansia yaitu
Congestive Heart Failure (CHF), dan Hipertensi. Penyakit kardiovaskular sangat
berbahaya jika tidak disadari secepat mungkin dan tidak dicegah sedini mungkin, karena
jantung merupakan organ vital dalam tubuh manusia.
2
2.2 Perubahan Fisiologis Jantung dan Pembuluh Darah pada Lansia
2.2.1 Perubahan Miokardium
Perubahan meliputi amyloid deposits, akumulasi lipofuscin, degenerasi basofilik,
atrofi miokard atau hipertropi, katup kaku dan menebal, serta jumlah jaringan ikat
meningkat (Miller, 2012).
2.2.2 Perubahan Mekanisme Neuro-conduction
Di mana miokardium menjadi semakin mudah irritable dan kurang responsif
terhadap impuls dari sistem saraf simpatik (Miller, 2012). Perubahan yang berkaitan
dengan usia menyebabkan konsekuensi fungsional, terutama melibatkan elektrofisiologi
jantung (sistem neuroconduction).
2.2.3 Perubahan Pembuluh Darah
Terlihat sama seperti pada kulit dan otot yang mempengaruhi lapisan (intima) dari
pembuluh darah, terutama arteri. Perubahan yang paling signifikan pada kulit adalah
penurunan elastisitas, sama dengan pembuluh darah juga mengalami penurunan elastisitas
yang memungkinkan darah bersirkulasi (Touhy & Jett, 2014). Kehilangan elastisitas
mengganggu aliran koroner dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
2.2.4 Adanya Mekanisme Baroreflex
Terjadi dimana sudah menjadi proses fisiologis, ketika mengatur tekanan darah
tubuh akan meningkatkan atau menurunkan denyut jantung dan resistensi pembuluh darah
perifer. Resistensi pembuluh darah perifer berfungsi untuk mengkompensasi penurunan
sementara atau peningkatan tekanan arteri. Baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotis
sebenarnya reseptor regang. Penurunan distensi pada reseptor ini, menyebabkan
penambahan aktivitas pada sistem parasimpatik dan ihibisi sistem aliran saraf.
3
perlahan menebal
Struktur miokardium menunjukan Miokardium yang kurang dapat
terjadinya peningkatan kolagen diregangkan menyebabkan
dan jaringan ikat terjadi peningkatan waktu
pengisian diastolik.
Peningkatan tekanan pengisian
diastolik digunakan untuk
mempertahankan preload yang
adekuat
Penurunan jumlah sel pacemaker, Disritmia, terutama fibrilasi
SA node dan AV node kurang atrial dan Premature
efisien dalam menghantarkan Ventricular Contractions
impuls (PVCs), penurunan respon
denyut jantung terhadap stres
Inkompeten katup jantung Penurunan curah jantung
(stenosis/regurgitasi): mengalami (cardiac output), terdapat bunyi
penebalan dan kekakuan yang jantung murmur, hipertensi
disebabkan karena penuaan akibat ortostatik
kalsifikasi dan fibrosis.
Penurunan tekanan diastolic Faktor risiko terjadinya
cerebrovascular atau stroke
Bunyi jantung S4 semakin jelas Kemungkinan CAD (Coronary
Artery Disease), hipertensi,
stenosis aorta, atau anemia
berat
Penurunan reaksi miokardial dan Menurunkan aktivitas
pembuluh darah terhadap stimulus barorefleks (baroreseptor dan
β-adrenergik kemoreseptor) yang
berhubungan dengan
keseimbangan dalam kontrol
neuroendokrin
Penurunan sensitivitas Hipotensi postural, peningkatan
baroreseptor risiko jatuh
2. Pembuluh Peningkatan resistensi pembuluh Darah sulit untuk kembali ke
4
darah darah kapiler jantung dan paru-paru
Katup vena tidak berfungsi secara Varises dan pengumpulan darah
efisien di perifer membentuk edema
Penurunan elastisitas Hipertensi, oksigen jaringan
(arteriosclerosis), pembentukan menurun, penurunan respon
plak (atherosclerosis), dan baroreseptor (respon terhadap
dinding arteri perifer dan aorta panas dan dingin), hipertrofi
menebal karena terjadi ventrikel kiri, penurunan
peningkatan kolagen dan lemak tekanan diastolik, peningkatan
serta penurunan elastin serta tekanan sistolik, tekanan nadi
disfungsi endotelial meningkat
Dinding kapiler menebal Pertukaran nutrisi dan produk
limbah antara darah dan
jaringan lambat
3. Darah Darah mengalir lebih lambat Penyembuhan luka lebih lama
dan berpengaruh pada
metabolisme dan distribusi obat
lama
Penurunan jumlah darah yang Oksigen jaringan menurun,
dipompa di sepanjang sistem penurunan kapasitas untuk
kardiovaskuler latihan
5
(Sumber: Touhy, T., & Jett, K, 2014)
Aterosklerosis menyebabkan low density lipoprotein (LDL) terakumulasi di intima
arteri sehingga memicu respon inflamasi. Faktor ini merupakan penyebab paling utama
yang dapat mengganggu sistem kardiovaskular pada lansia (Miller, 2012). Selanjutnya
adalah ketidakefektifan fisik, faktor ini dapat berpengaruh terhadap struktur sistem
kardiovaskular itu sendiri. Aktivitas fisik dapat membantu tubuh untuk beradaptasi dengan
perubahan dalam proses penuaan. Dengan penurunan aktivitas fisik maka dapat terjadi
penurunan tonus otot dan kehilangan massa otot yang digantikan dengan jaringan lemak.
Aktivitas fisik ini juga dapat memengaruhi kadar hemoglobin dalam mengangkut oksigen
didalam tubuh (Miller, 2012).
Merokok juga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi sistem
kardiovaskular karna merokok dapat membuat peningkatan beban kerja pada jantung. Efek
ini dapat terjadi karena efek dari nikotin yang dapat memacu kerja jantung (Tabloski,
2014). Selanjutnya adalah kebiasaan diet atau dietary habits, hal ini dapat memengaruhi
munculnya penyakit kardiovaskular. Kebiasaan diet ini termasuk berat badan, tekanan
darah, kadar glukosa, dan lipoprotein (Tabloski, 2014). Penting untuk mengkonsumsi biji-
bijian dan lemak, konsumsi buah dan sayur, serta kurangi konsumsi garam supaya sistem
kardiovaskular pada lansia dapat berfungsi dengan baik. Lalu terdapat faktor obesitas yang
dapat berbahaya karena obesitas juga dapat memicu munculnya penyakit stroke, diabetes,
kelainan lipid, aterosklerosis, hipertensi, dan penyakit jantung koroner (Miller, 2012).
6
Menurut Miller (2012), pengkajian pada sistem kardiovaskular terbagi menjadi 5
aspek antara lain pengkajian dasar fungsi kardiovaskular, pengkajian tekanan darah,
identifikasi risiko pada penyakit kardiovaskular, pengkajian tanda dan gejala penyakit
jantung, dan pengkajian pengetahuan klien terhadap penyakit jantung.
Aspek pertama mengenai fungsi dasar kardiovaskular yang merupakan penilaian
fungsi dasar. Penilaian ini terdiri dari penilaian nadi perifer, irama dan suara jantung
dengan menggunakan cara Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi (IPPA) (Deborah &
Patricia, 2015; Miller, 2012).
Pengkajian aspek kedua ialah pengkajian tekanan darah dengan nilai normal
kurang dari 120 mmHg untuk sistol dan kurang dari 80 mmHg untuk diastol (Miller,
2012).
Aspek pengkajian selanjutnya ialah identifikasi risiko penyakit kardiovaskular
dengan penekanan pada risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, kolestrol,
obesitas, diabetes melitus (Miller, 2012).
Aspek pengkajian ke empat ialah pengkajian tanda dan gejala penyakit jantung.
Pengkajian pada aspek ini dapat dikatakan tidak mudah karena gejala penyakit jantung
pada lansia sering kali berbeda dari gejala pada dewasa (Miller, 2012).
Aspek pengkajian terakhir ialah pengkajian pengetahuan mengenai penyakit
jantung. Hal terpenting yang perlu diketahui lansia ialah mengenai manifestasi penyakit
jantung. Hal ini dikarenakan penyakit jantung membutuhkan pertolongan segera. Artinya,
semua orang seperti lansia dan keluarga perlu menyadari tanda dan gejala tersebut agar
ketika terjadi serangan jantung, keluarga dan lansia dapat meminta bantuan yang tepat
(Miller, 2012).
7
mmHg (Miller, 2012). Pada orang berusia 65 tahun ke atas, hipertensi lebih banyak
diderita oleh wanita daripada pria (Tabloski, 2014).
Tabel Obat antihipertensi yang direkomendasikan dalam JNC 8
(James P.A., Oparil S., Carter B.L., Cushman W.C., Dennison-Himmelfarb C., Handler J., et al. (2014). Evidence-based
guideline for the management of high blood pressure in adults: Report from the panel members appointed to the eighth
Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014; 311 (5): 507-20. doi:10.1001/jama.2013.284427.)
Untuk membantu mengatasi masalah gagal jantung dapat dilakukan manajemen asuhan
keperawatan. Pada pengkajian berusaha mendapatkan informasi tentang riwayat kejadian
8
yang berhubungan dengan masalah kardiovaskular. Pemantauan tanda-tanda vital, hasil
laboratorium dan fungsi ginjal serta penilaian fungsi jantung dan pernafasan dan
melakukan pemeriksaan status mental juga menjadi penting. Pada auskultasi akan
terjadi kesenjangan atau saat suara jantung kedua berhenti, dimulai kembali dan akhirnya
tidak terdengar merupakan keadaan umum yang terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Bagi orang dengan masalah kardiovaskular, tujuan terapi adalah menurunkan gejala,
meningkatkan kualitas hidup, mengurangi angka kematian dan morbiditas dan
memperlambat atau menghentikan perkembangan disfungsi melalui penggunaan terapi
obat agresif. Tujuan tambahan adalah memaksimalkan fungsi dan kulaitas hidup orang
yang lebih tua jika sesuai, berikan ahli peawatan paliatif. Di saat yang bersamaan lakukan
juga terapi pendukung yang mencakup modifikasi diet dengan mengurangi lemak,
kolesterol, dan sodium; olahraga; pendidikan kesehatan; serta dukungan keluarga dan
sosial [ CITATION Tou14 \l 1033 ]. Berikut akan disajikan bagan penatalaksanaan
farmakologi gagal jantung berdasarkan tingkatan keparahannya.
Bagan tingkatan, fenotip dan pengobatan pada gagal jantung (American Heart
Association, 2017)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan diikuti dengan berbagai perubahan
yang terjadi pada sistem tubuhnya. Salah satunya yaitu perubahan pada sistem
kardiovaskular. Penurunan fungsi sistem kardiovaskular dapat terjadi secara struktural dan
fungsional yang dapat terjadi pada jantung dan pembuluh darah arteri maupun vena. Selain
karena bertambahnya usia, faktor lain yang memengaruhi kerja dari sistem kardiovaskular
pada lansia seperti aterosklerosis, ketidakefektifan fisik (physical inactivity), merokok,
kebiasaan makan (dietary habits), obesitas, hipertensi, gangguan lipid (lipid disorders),
sindrom metabolik, faktor psikososial, serta faktor keturunan dan sosial-ekonominya.
Faktor-faktor tersebut pun dapat menyebabkan gangguan patologis pada sistem
kardiovaskular. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi, maka dapat dilakukan
pengkajian. Pengkajian pada sistem kardiovaskular terbagi menjadi lima aspek antara lain,
pengkajian dasar fungsi kardiovaskular, pengkajian tekanan darah, identifikasi risiko pada
penyakit kardiovaskular, pengkajian tanda dan gejala penyakit jantung, dan pengkajian
pengetahuan klien terhadap penyakit jantung. Gangguan patologis yang sering dialami
oleh lansia diantaranya, yaitu hipertensi dan gagal jantung. Penderita hipertensi pada
lansia lebih banyak diderita oleh wanita, sebaliknya gagal jantung lebih banyak diderita
oleh pria.
3.2 Saran
1. Mahasiswa keperawatan sebaiknya mengetahui perubahan fisiologis sistem
kardiovaskular yang terjadi pada lansia.
2. Mahasiswa keperawatan harus mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi
penurunan kerja sistem kardiovaskular pada lansia.
3. Mahasiswa keperawatan mampu melakukan pengkajian yang tepat pada sistem
kardiovaskular lansia.
4. Mahasiswa keperawatan mengetahui gangguan patologis yang sering terjadi pada
sistem kardiovaskular lansia.
10
DAFTAR PUSTAKA
American Hearth Associations (2017). 2017 ACC/AHA/HFSA focused update of the 2013
ACCF/AHA guidelines for the management of heart failure. (C. W. Yancy,
Performer)
Bolton, E., & Rajkumar, C. (2011). The ageing cardiovascular system. Reviews in Clinical
Gerontology, 21(2), 99–109. http://doi.org/10.1017/S0959259810000389
Cardiol, J. G. (2016, Februari). Hearth failure in the elderly. Journal of Geriatric
Cardiology, 13(2), 115-117. doi:10.11909/j.issn.1671-5411.2016.02.009
Deborah, F., & Patricia, K. (2015). Cardiac Assessment. Journal of Home Healthcare
Now. Vol. 33 (9) p 466-472
Lewis, M. C. (2015). Physiologic Changes in the Elderly. Retrieved from
https://www.pogoe.org/sites/default/.../2_Physiologic_Changes_In_The_Elderly.p
df
Lionakis, N., Mendrinos, D., Sanidas E., Favatas, G., & Georgopouluo, M. (2012).
Hypertension in The Elderly. World Journal of Cardiology. Vol 4 (5) p 135-147
Mauk, K. (2006). Gerontological Nursing. Sudbury, Mass.: Jones and Bartlett Publishers.
Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in order adults, 6th edition. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health, Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P, A., Perry, A, G., Stockert, P, A., & Hall, A, M. (2013). Fundamental of nursing
8th edition. Canada: Elsevier
11