Analisa Jurnal EBP Kayu Manis - DM Keluarga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Analisa Jurnal

EBP (Evident Best Practicet)

Terapi Komplementer Efektivitas Seduhan Kayu Manis dan Jahe Merah Terhadap Penurunan
GDS Pada Pasien DM Tipe 2

Iyar Siswandi1, Yani Sofiani2, Diana Irawati³


1.Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta,
2.Dosen, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hipergelikemia merupakan salah satu permasalahan pasien Diabetes Melitus yang terjadi akibat
kekurangan sereksi insulin, tingginya permasalahan hiperglikemia memerlukan intervensi
kombinasi untuk menurunkan hiperglikemia selain dengan obat-obatan bisa juga menggunakan
kayu manis dan jahe merah yang merupakan salah satu rempah-rempah yang banyak ditemukan
di Indonesia.

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang sistemik dan kronis yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi insulin
(ADA, 2014 dalam Smeltzer, et al, 2014).

Penatalaksanaan dan cara mengontrol kadar glukosa darah membutuhkan penangganan


multidisiplin yang meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi, terap farmakologi yang
diberikan yaitu Obat Hipolgikemik Oral (OHO) dan terapi insulin, selain obat tersebut perlu
dikontrol juga pengaturan diet, olahraga, edukasi sehingga glukosa darah normal (Agoes, 2015).
Kelemahan atau keterbatasan yang muncul pada pasien Diabetes Melitus yang mendapatkan
terapi farmakologi karena keterbatasan obat, efek samping obat dan jarak pelayanan kesehatan
yang tidak terjangkau dari tempat tinggal, untuk 3 mengatasi permasalahan tersebut, saat ini
mulai dikembangkan terapi non farmakologi (Agoes, 2015). Para ahli mengembangkan
pengobatan secara Terapi non-farmakologi sangat penting juga bagi pasien Diabetes Melitus,
salah satunya adalah terapi herbal (Suyono, 2014).
Penggunaan obat herbal dari jenis rempahrempah telah banyak digunakan untuk mengatasi
berbagai penyakit seperti Diabetes Melitus. Herbal jenis rempah-rempah yang digunakan oleh
masyarakat secara empiric antara lain adalah bawang putih (Allium Sativum Linn), kunyit
(Curcuma Domestica), kayu manis (Cinnamon Burmanni), jahe merah (Zingiber Officinale),
daun salam (Syzygium Polyanthum), dan cengkai (Syzygium Aromaticum), seperti diungkapkan
oleh Sulistiyani (2015).

Tujuan Penyuluhan Kesehatan


- Bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian seduhan kayu manis dan jahe merah terhadap kadar
glukosa darah

(P) Population /Problem :

Berdasarkan estimasi Internasional Diabetes Federation (IDF) tahun 2018 terdapat


lebih dari 371 juta orang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2018 dan
diperkirakan 371 juta orang, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga
terancam berkembang progesif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa
pencegahan. Pada tahun 2025 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi
592 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2025 di Indonesia akan menduduki
peringkat ke 3 pasien Diabetes Melitus terbesar di dunia (Internasional Diabetes
Federation, 2018).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) peningkatan terjadi dari tahun 2013 sebanyak
6,9% menjadi 10,9% meningkat pada tahun 2018 menjadi 2,1% dari 250 juta orang di
Indonesia di bawah China, India, Brazil, Rusia dan Mexico. Angka kejadian penyakit
Diabetes Melitus di Provinsi NTB mencapai 98.042 kasus. Jumlah pasien Diabetes
Melitus tertinggi sebanyak 4.986 jiwa di Kabupaten Sumbawa (Profil Kesehatan NTB,
2017).
Sedangkan angka Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Tarano 47 jiwa tahun 2017
dan meningkat menjadi 61 jiwa 2018 (Dikes Kab. Sumbawa 2018).

Angka kejadian Diabetes Melitus di masyarakat setiap tahun terjadi peningkatan, dan
membutuhkan pengobatan secara tepat pada pasien (Sarwono, 2014).

(I) Intervention :

Penatalaksanaan yang tepat akan memperlambat timbulnya komplikasi sedini


mungkin. Permasalahan yang paling banyak ditemukan pada pasien Diabates Melitus
dengan kadar glukosa darah yang >120mg/dl (PERKENI, 2015). hanya 20% dari
pasien melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah secara teratur, untuk itu kontrol
kadar gula darah bagi pasien Diabetes Melitus sangat penting karena dapat membantu
menetukan penanganan medis yang tepat sehingga menggurangi resiko komplikasi
yang berat dan membantu pasien menyesuaikan atau mengatur pola makanan, aktivitas
fisik dan kebutuhan kadar insulin untuk memperbaiki kadar glukosa darah sehari-hari
(Apryanti, 2015).

Penatalaksanaan dan cara mengontrol kadar glukosa darah membutuhkan


penangganan multidisiplin yang meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi,
terapi farmakologi yang diberikan yaitu Obat Hipolgikemik Oral (OHO) dan terapi
insulin, selain obat tersebut perlu dikontrol juga pengaturan diet, olahraga, edukasi
sehingga glukosa darah normal (Agoes, 2015).

Para ahli mengembangkan pengobatan secara Terapi non-farmakologi sangat penting


juga bagi pasien Diabetes Melitus, salah satunya adalah terapi herbal (Suyono, 2014).

Penggunaan obat herbal dari jenis rempah rempah telah banyak digunakan untuk
mengatasi berbagai penyakit seperti Diabetes Melitus. Herbal jenis rempah-rempah
yang digunakan oleh masyarakat secara empiric antara lain adalah bawang putih
(Allium Sativum Linn), kunyit (Curcuma Domestica), kayu manis (Cinnamon
Burmanni), jahe merah (Zingiber Officinale), daun salam (Syzygium Polyanthum), dan
cengkai (Syzygium Aromaticum), seperti diungkapkan oleh Sulistiyani (2015).

Kayu manis dan jahe merah biasa digunakan pada bahan rempah-rempah pada
masakan. Kayu manis memiliki aroma manis yang wangi, bersifat hangat, rasa yang
pedas, tetapi sedikit manis. Kayu manis mengandung minyak esensial, seperti eugenol
dan polifenol yang membantu peningkatan protein reseptor insulin pada sel, sehingga
dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa mendekati
normal (Farry, 2014).

Mengkomsumsi 1 gram kayu manis per hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin
hormon pengatur glukosa darah sehingga bisa membantu pengobatan Diabetes
Melitus. intervensi berupa seduhan bubuk kayu manis dalam dosis 10 gram dengan
hasil yang signifikan.

cara memberikan seduhan kayu manis sebanyak 1 gram serbuk kayu manis yang
diberikan selama 3 hari

Sedangkan jahe merah mengandung minyak astiri dan gingerol yang mampu
meningkatkan penyerapan glukosa darah kedalam sel otot independen produksi insulin
dan jahe merah membantu mengontrol kadar glukosa darah pada pasien Diabetes
Melitus untuk mencegah komplikasi jangka panjang (Rismunandar, 2015).

cara memberikan serbuk kering jahe merah dengan dosis 3 gram sebuk kering jahe
merah perhari yang diberikan selama 3 hari

(C) Comparison :

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang pernah
berobat di Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB sebanyak 61 orang.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 repponden, yang terdiri dari 12
kelompok kayu manis dan 12 kelompok jahe merah.

Desain yang di gunakan pada penelitian ini Quasi eksperimen pre dan post two group
yaitu kedua kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan metode yang kehendaki
(Nursalam, 2015). Pada desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok kayu manis
dan jahe merah.

(O) Outcame :

Rerata glukosa darah pada kelompok kedua kelompok kayu manis dan jahe merah sama-
sama dapat menurunkan kadar glukosa darah setelah diberikan intervensi, tetapi dapat
dilihat dari nilai selisih rata-rata pada kelompok kayu manis memiliki selisih rata-rata
nilai kadar glukosa darah lebih tinggi dari pada kelompok jahe merah.

Analisis dari kedua kelompok kayu manis dan jahe merah didapatkan skor dimasing
masing kelompok intervensi, pada kelompok kayu manis didapatkan nilai selisih rata-rata
sedangkan pada kelompok jahe merah didapatkan nilai selisih rata-rata dan dapatkan nilai
P Value 0.001. Dari hasil analisis bahwa pemberian seduhan kayu manis dan jahe merah
sama-sama menurunkan kadar glukosa darah, tetapi dilihat dari rata-rata pemberian
seduhan kayu manis lebih banyak menurunkan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes
Melitus tipe 2, dapat di lihat dari nilai rata-rata penurunan kadar glukosa darah pada
masing masing kelompok. Pada kelompok kayu manis 90.17 mg/dL penurunan kadar
glukosa darah setelah diberikan intervensi sedangkan pada kelompok jahe merah
didapatkan 57 mg/dL penuruan kadar glukosa darah setelah diberikan intervensi. Pada
kelompok kayu manis memiliki selisih rata-rata nilai kadar glukosa darah lebih tinggi
dari pada kelompok jahe merah yaitu sebesar 33.17 mg/dL.

Penelitian lain yang senada dengan penelitian ini adalah Asep Mandani (2016), yang
menyatakan pemberian kayu manis dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Melitus tipe 2 di bandingkan dengan kunyit dan madu dengan nilai kemaknaan
p=0,001.
(T) Time :

penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang pernah berobat di
Puskesmas Tarano Kabupaten Sumbawa NTB sebanyak 61 orang.

Anda mungkin juga menyukai