Diet Contoh Kasus
Diet Contoh Kasus
Diet Contoh Kasus
Agama : Islam Diagnosa Medis : Obs. Ikterik e.c. hydrops vesica felea dd cholelithiasis
DM II
1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan :
Pasien menjalani diit rendah lemak sejak keluar dari RS Dr. Oen atas anjuran dokter yang merawat.
Pasien tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan. Pasien belum pernah mendapatkan
konsultasi gizi mengenai diet penyakit yang dialaminya. Pola makan pasien sebelum MRS : pasien suka
mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup) dalam jumlah yang berlebih.
Pasien suka mengkonsumsi makanan dalam porsi yang berlebih, nafsu makan normal. Hasil recall
konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS didapatkan Energi 1430 kal, Protein : 53,97 gram, lemak :
30,57 gram, dan KH 272.05 gram.
Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir
Penilaian :
Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi : 90,5%, Protein :90,2 %, Lemak 66%
dan KH : 106,7%. Asupan makan : Baik, rujukan berdasarkan SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub Gizi dengan indikator sisa makanan
yang tidak termakan oleh pasien menggunakan nilai standar <20%, artinya bahwa pasien dinilai memiliki
asupan yang normal apabila mampu menghabiskan makanan sebesar ≥ 80% dari standar makanan RS,
dan jika mengkonsumsi makanan < 80% dari standar makanan RS, pasien dinilai memiliki asupan makan
yang kurang).
Berdasarkan riwayat pola makan pasien, pasien masih sering mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup),
hal ini dikarenakan pasien tidak mengetahui efek konsumsi gula yang berlebihan.
Konsumsi gula sederhana yang berlebihan akan menyebabkan kadar gula darah tinggi. Meningkatnya
kadar gula dalam darah tersebut sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh.
Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas, jika Pankreas terganggu, maka kemampuan untuk
memproduksi hormon insulin juga terganggu. Insulin adalah sejenis hormon jenis polipeptida yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Fungsi utama insulin ialah untuk menjaga keseimbangan glukosa
dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel tubuh. Kegagalan tubuh untuk
menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat
masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam tubuh).
Dengan demikian glukosa meningkat di dalam darah, dan menyebabkan penyakit Diabetes Melitus.
Aktifitas Fisik : Sebagai seorang guru pasien bekerja sekitar 7 – 8 jam. Pasien rutin melakukan senam
pagi di sekolah dan sesekali melakukan jalan pagi. Jumlah jam tidur pasien sekitar 6 – 8 jam sehari.
Biokimia
Prot +
Bil +2
Uro +2
Blod +2
Pemeriksaan penunjang : USG tanggal 17 Oktober 2008, Kesan : Hepatosplenomegali dengan multiple
cholelithiasis dan obstruksi pada CBD.
Penilaian :
Antropometri
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi Obes I (26,64 kg/m2), karena batasan Obese I yaitu 25-29,9
kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific Perspective : Redefining Obesity and
its Treatment, dengan kategori :
≥ 23 : BB lebih
Keadaan Umum Lemah, Mata kuning, badan kuning, BAK seperti teh
Suhu 36 – 37 C Afebris
Penilaian :
Keadaan umum pasien : lemah, mata kuning badan kuning, BAK seperti teh, hipotensi, keadaan umum
terdapat ikterik yang telah berlangsung selama 5 bulan.
Riwayat Personal :
Data Sosio Ekonomi: Pasien adalah suku Jawa, bekerja sebagai seorang Guru SD, tinggal bersama suami,
2 orang anak, 1 menantu, dan 1 orang cucu.
Bulan Mei 2008 pasien mengeluh badan terasa lemas, mual (+), muntah (-), BAK berwarna seperti teh,
nyeri ulu hati (+), periksa ke dokter dikatakan sakit maag, mendapat terapi obat, tetapi tidak nama obat.
2 minggu kemudian keluhan tidak berkurang, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+), BAK warna seperi teh
pesien periksa lagi ke dokter. Oleh dokter dirujuk ke RS Dr. Oen Solo. Pasien dirawat selama 26 hari
dengan keluhan mata kuning (+), badan kuning (+), mual (+), muntah (-), BAK seperti teh, dikatakan
SGOT/SGPT > 1000, mendapat obat dan terapi tapi pasien tidak tahu. Dilakukan USG hasil tidak
ditemukan batu. Keluhan membaik, SGOT/SGPT hamper mendekati normal. Pasien boleh pulang dan
diberi obat urdafalk 2×1 tablet (Pasien minum selama 1 bulan).
Pasien kontrol rutin setiap minggu di dr. JK,SpPD diberikan obat lesichol dan Hp Pro . Pasien menjalani
USG lagi hasil menunjukkan tidak ada batu pada kandung empedu. Badan masih kuning (+), mual (-),
muntah (-), nafsu makan tidak ada kelainan, BAB tidak ada kelainan, BAK seperti the, Pasien tetap
minum obat dan kontrol rutin.
Dua hari SMRS karena badan masih kuning, pasien periksa ke dokter SM, SpPD KGEH, oleh dokter
dilakukan USG Abdomen ulang. Hasil USG menunjukkan kesan : Hepatosplenomegali dengan Multiple
Cholelithiasis dan obstruksi pada CBD. Pasien disarankan melakukan periksa ulang laboratorium. Hasil
menunjukkan SGOT 958/SGPT 324, Gamma GT 95 dan Fosfatase Alkali 176, Pasien disarankan menjalani
rawat inap untuk menurunkan kadar GOT/GPT pro cholecystectomy.
Keluhan pasien saat masuk mata kuning (+), badan kuning (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), BAK
seperti teh, BAB tidak ada keluhan, nafsu makan dan minum baik.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada, Riwayat penyakit keluarga: Orang tua laki-laki pernah menderita
sakit kuning
Terapi Medis :
– Inj. OMZ 1A/12j Sebagai terapi jangka pendek ulkus duodenal dan lambung, refluks esofagitis
Gangguan GI, sakit kepala, ruam kulit
2. DIAGNOSIS GIZI
NI.5.8.2 Asupan karbohidrat yang berlebihan (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan (E) ditandai
dengan pola konsumsi glukosa murni (syrup) yang berlebihan, GDP tinggi, G2JPP tinggi, HBA1c tinggi,
peningkatan BB 7 kg slm 3 bulan (S/S).
NI.5.4 Penurunan kebutuhan lemak (P) berkaitan dengan adanya sumbatan pada saluran empedu (E)
ditandai dengan hasil USG, T Bil tinggi, AST tinggi, ALT tinggi, ikterik, telah menjalani diet rendah lemak
(S/S).
NI.5.1 Peningkatan kebutuhan protein (P) berkaitan dengan gangguan sintesis albumin (E) ditandai
dengan kadar albumin yang rendah (S/S).
3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
Menurunkan konsumsi karbohidrat untuk membantu menormalkan kembali kadar glukosa darah, dan
mencegah kenaikan berat badan
Bentuk Makanan :
Makanan lunak (nasi tim), karena kondisi pasien yang masih lemah.
Syarat :
Energi dihitung berdasarkan rumus PERKENI (2006), dengan memperhitungkan basal, jenis kelamin, usia,
aktifitas dan faktor kegemukan. Energi diberikan untuk memenuhi kebutuhan basal metabolisme,
aktifitas pada saat sakit, mengurangi berat badan pasien dan mempercepat proses penyembuhan
pasien, karena saat ini pasien dalam keadaan lemah. Contoh Sumber Bahan Makanan : beras giling,
kentang, jagung.
Protein tinggi, diberikan sebesar 1,3 g/kgBB/hari untuk membantu meningkatkan kadar albumin. Contoh
Sumber Bahan Makanan: ayam, daging, ikan.
Lemak rendah diberikan 20% dari kebutuhan energi total untuk membantu menurunkan BB pasien.
Contoh Sumber Bahan Makanan : minyak.
Karbohidrat diberikan rendah untuk membantu menurunkan KGD, serta menurunkan BB pasien. Contoh
Sumber Bahan Makanan : beras giling, kentang, roti.
Serat diberikan sebesar 25-30 gram/hari, terutama untuk membantu memperlambat waktu
pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit dengan memperlambat pergerakan di usus halus,
sehingga sangat membantu juga di dalam menurunkan BB pasien.
Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan : 3 x makan utama, 2X
selingan dengan mematuhi prinsip 3J (tepat jumlah, jadwal dan jenis).
Perhitungan kebutuhan penyakit DM, bisa menggunakan alternatif rumus, yaitu dengan rumus PERKENI
(2006), rumus dari praktisi Endokrinologi RSUD dr. Soetomo (Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro),
Harris Benedict, perhitungan cepat, dan berbagai alternatif rumus lainnya. Dalam soal kasus ini akan
kami uraikan bagaimana cara perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi dengan menggunakan rumus
PERKENI 2006.
Catatan :
Umur
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB. Sedangkan Umur 1 tahun membutuhkan
lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya. Penurunan kebutuhan
kalori diatas usia 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan
antara usia 60 dan 69 tahun dikurangi 10%, diatas usia 70 tahun dikurangi 20%.
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas dikelompokan
sebagai berikut :
ü Aktifitas Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan lain-lain
kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal.
ü Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, kebutuhan
dinaikkan menjadi 30% dari basal.
ü Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan ditambah 40%.
ü Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah
5. Adanya komplikasi.
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan kalori sebesar
13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.
6. Berat Badan. Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung kepada
tingkat kegemukan/kekurusannya.
Lemak = 20% x total kebutuhan energi = 20% x 1700 kalori = 340 kalori
Kebutuhan Serat :
25g/1000kal/hari, maka kebutuhan serat pasien = (25 gx1700 kal)/1000kalori = 42,5 gram.
Penyusunan Menu
Makan pagi (06.30):
Nasi Tim
Selingan (09.30)
Pepaya
Nasi Tim
Pepes Ikan
Tahu Bacem
Sayur Asem
Selingan II (15.30)
Bika Pisang
Nasi Tim
Basho Daging
Apel Hijau
Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta : Graha Ilmu.
Gutawa, Miranti, dkk. 2011. Pengembangan Konsep Nutrition Care Process (NCP) Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-ASDI, Abadi Publishing & Printing.
Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan Preskripsi. Jakarta : EGC
Kedokteran.
Perkeni, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.
SHARE THIS:
TwitterFacebook
COMMENTS ON: "CONTOH PENYELESAIAN KASUS DIABETES MELLITUS DENGAN LANGKAH PROSES
ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)" (14)
ya allah 😦
ckck… ntar tak postingkan ala perhitungan nya prof. Askandar, itu khusus biasanya digunakan
mahasiswa yang praktik di dr. Soetomo..
bu… buku2 yang ada di daftar pustaka,, dimana dapetin nya ya,,,,?? cuma punya penuntun diet aja,,
mohon bantuannya…..
buku banyak kok mbak,.. 🙂 di gramedia, togamas, dan toko buku yang lain,.. Kalau ttg DM, biasa kita
pakai buku Prof. Askandar, Perkeni, Sarwono Waspadji (FKUI),. Kalau ttg diet, ada Andry Hartono, Diit
Anak, dlll,.. 🙂
Kalau mau menggunakan BB aktual untuk menghitung kebutuhan energi juga bisa, pastikan bahwa
status gizi memang normal, jika status gizi kurang/lebih, anda bisa gunakan berat badan ideal/BBI..
satu hal yg perlu kita tau mb,. ada bnyak cara untuk menghitung kebutuhan energi.. Nah dalam kasus ini
saya menggunakan perkeni,. dg menggunakan BBaktual, padahal status gizi obes,.. akan tetapi di akhir
perhitungan saya menggunakan koreksi BB.. Atau sebenarnya bisa saja, mb pakai BBadjustment di awal
dikalikan dg kebuthan basal, tapi saat di akhir tidak perlu penggunaaan bb yang dikoreksi yaa.. 🙂
semoga bisa dimngerti.. terimaksih,..
Kalau dapaten icd untuk parameter gizi, seperti Ni5, Nc1.1 dan sebagainya di mana ya ?
untuk kasus ini, saya menggunakan literatur PAGT 2011 oleh ASDI & Persagi yang di adopsi dari buku
Nutrition Care Process versi IDNT – ADA 2010.. Jika anda ingin cek, di blog saya juga ada file-nya sedikit
mengenai domain/kelas dalam diagnosis gizi (NI, NC, NB), cek blog dengan judul “Nutrition Care Process
versi IDNT – ADA 2013” – Terimakasih, smoga bermanfaat..
adi suryono said:9 Juli 2013 pukul 5:07 AM
TINGGALKAN BALASAN
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
KOMENTAR
NAMA *
EMAIL *
SITUS WEB
ABOUT ME
Hidup hanya sekali, maka jadikan diri sebagai ladang kebajikan bagi orang lain,.. #am writer,.
education :
D3 Gizi Poltekkes Malang, S1 Gizi FKUB & Pascasarjana MIG FK. Undip
email : [email protected]
SEARCH
Search:
Ayo!
STAT BLOG
293.793 Pengunjung
LET’S SHARE,..
About
Alhamdulillah,..
Contoh Penyelesaian Kasus Diabetes Mellitus dengan langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Contoh Penyelesaian Kasus Hiperemesis Gravidarum dengan langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT)
Jangan Sombong,..
Materi Ajar
Menu Favourit-ku,..
Pengaruh Jus Jambu Biji (Psidium guajava linn) Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Rawat Jalan di Kota Mataram
Peran Antioksidan pada Ekstrak Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kadar MDA (hepar)
pada Tikus ‘Rattus novergicus strain wistar’ yang Dipapari Asap Rokok Akut
Perbedaan Tingkat Konsumsi Zat Gizi Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi melalui Home Visit pada DM
Tipe 2 Rawat Jalan di RSU Prov. NTB
Suntik Vitamin C
Tips untuk mengetahui Kecukupan Cairan dalam Tubuh
DEAR HATI,..
Dear hati,..
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang
tulisan baru melalui surat elektronik.
Ikuti
FOLLOW ME @RETNO_SHAFIRA
Sunrise of java.. Banyuwangi... Kota kelahiranku.. #jauh di mata dekat di hati facebook.com/story.php?
stor… 6 months ago
alhamdulillah.. bisa dapat sekaligus setrika, fee, sertifikat & prosiding, colek Meika Purbowati... #thanks
to Panitia & Asdi Jateng.. 7 months ago
Ibu dosen yg saya kagumi... Terimakasih Ibu, sudah menyediakan waktu untuk berbagi ilmu &
pengalaman.. #semoga bisa… twitter.com/i/web/status/1… 8 months ago
alhamdulillah.. Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan angkatan II Prov NTB 25-29 Nopember
2019.. #sampai berju… twitter.com/i/web/status/1… 8 months ago
MY JOURNEY
HTTPS://WWW.FACEBOOK.COM/RETNORW
META
Daftar
Masuk
Feed entri
Feed Komentar
WordPress.com
LOVE FAM
Mataram
Iklan
AWAN TAG
Blog di WordPress.com.
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan