Ergonomi Kuli Bangunan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

UGAS UTS DASAR K3

MANAJEMEN RESIKO PADA BURUH/KULI BANGUNAN


(Di Desa Tasik Juang SP3 jalur 5 Kecamatan Lubuk Batu Jaya, INHU)

Oleh:
RIZAL HUSFAUDIN
NIM : 1605023

Dosen : dr. Erna Tresnaningsih, MOH., PhD

PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2017-2018

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan
prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua
sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan
untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah
ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang
menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam
seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat
bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya
diambil dari alam.
Manusia hidup selalu dihadapkan pada masalah kebutuhan dan keinginan atau alat
pemuas kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi agar orang dapat
bertahan hidup. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan
utama yang benar-benar sangat dibutuhkan dan sifatnya wajib untuk dipenuhi agar seseorang
dapat mempertahankan hidupnya. Di dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan 3
kebutuhan primer, yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan tersebut sangat
penting dan harus dipenuhi untuk kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu
kebutuhan primer itu adalah papan/tempat tinggal atau lebih sering disebut rumah.
Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan
bantuan dari orang lain. Begitu pula halnya terhadap usaha kita dalam memenuhi kebutuhan
primer di atas. Salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi adalah rumah atau tempat
tinggal. Kita menyadari kemampuan yang ada dalam diri kita berbeda-beda. Dalam hal ini,
tidak semua orang mempunyai kemampuan untuk membangun sebuah rumah. Untuk itu, kita
membutuhkan bantuan dari orang yang memiliki skill dalam hal membangun sebuah rumah.
Tentunya tidak mudah untuk membangun atau membuat sebuah rumah, belum lagi dengan
risiko yang akan dihadapi. Dalam hal ini adalh kuli bangunan yang secara khusus dan ahli
dalam membuat atau membangun suatu bangunan.
Tanpa jasa seorang kuli bangunan, rumah tempat kita tinggal saat ini tidaklah ada.
Tidak mungkin seseorang dapat membangun rumahnya sendiri tanpa bantuan orang lain,
karena kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat hidup tanpa
bantuan orang lain. Setiap pekerjaan yang di lakukan oleh manusia mana pun di muka bumi
ini selalu memiliki sebuah dampak negative dan bahaya yang dapat berisiko ringan hingga
fatal. Bahaya atau lebih di kenal dengan istilah Hazard ini, perlu di hindari agar tidak
mengganggu kenyamanan dan keamanan dalam melakukan berbangai pekerjaan. Oleh karena
itulah, dilakukan penelitian mengenai resiko dari pekerjaan tersebut.

B.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pada kegiatan pembangunan suatu rumah
menggunakan batako di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Desa Tasik Juang SP3 jalur 5.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui faktor risiko dari pembangunan rumah yang menggunakan batako
b.      Untuk mengetahui pengendalian risiko dalam manajemen risiko pada kegiatan pembanguna
rumah menggunakan  batako.

                                                                               
C.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Praktisi
a.       Dapat menjadi referensi bagi para pekerja bangunan tentang potensi bahaya kecelakaan kerja
yang bisa didapat dari rutinitas bekerja sehari-hari dari yang paling sering terjadi sampai
kepada kecelakaan paling berat yang mungkin dihadapinya.
b.      Dapat mengetahui cara pengendalian risiko guna mengurangi bahaya
 kecelakaan kerja.
2.      Bagi penulis
a.       Menambah pengetahuan tentang manajemen risiko khususnya bagi pekerja bangunan yang
akan disampaikan pada materi dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II

LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Bangunan
Yang Dimaksud Dengan Bangunan Adalah Ilmu Pengetahuan Yang Mempelajari
Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembuatan Maupun
Perbaikan Bangunan. Dalam Penyelenggaraan Bangunan Diusahakan Ekonomis Dan
Memenuhi Persyaratan Tentang Bahan, Konstruksi Maupun Pelaksanaannya. Bangunan
Merupakan Hasil Karya Orang Yang Mempunyai Tujuan Tertentu Untuk Kepentingan
Perorangan Maupun Untuk Umum. Bangunan Yang Bersifat Penambahan Atau Perubahan
Dan Telah Ada Menjadi Sesuatu Yang Lain/Berbeda, Tetapi Juga Dengan Tujuan Tertentu
Dan Untuk Kepentingan Perorangan Maupun Untuk Umum.
Bangunan rumah tinggal dibuat orang untuk kepentingan tempat tinggal dalam arti
yang luas. Untuk masa sekarang tidak hanya sekedar tempat berlindung atau berteduh tetapi
sebagai tempat pembinaan keluarga.Kantor dibuat untuk pelayanan masyarakat, sedangkan
jembatan dan bendungan dibuat orang untuk tujuan prasarana kemakmuran rakyat. Kesemua
hal di atas disebut dengan bangunan karena tidak dapat dengan mudah dipindahkan
mengingat berat kecuali bila dibongkar.
Dalam pembuatannya bangunan tidak cukup hanya satu orang pekerja saja, tetapi
kadang-kadang memerlukan ratusan sampai ribuan pekerja tergantung besar kecilnya
bangunan yang dibuat. Pekerja dalam mengerjekan pembangunan suatu rumah, kantor dan
fasiltas masyarakat dapat disebut sebagai kuli ban b gunan.
B.     Kuli Bangunan
Hadirnya tukang bangunan atau kuli bangunan dalam proses membangun atau
merenovasi rumah merupakan pendukung penting dalam membangun rumah atau merenovasi
rumah karena tanpa adanya tukang siapa yang akan mengerjakan apa yang telah di desain
oleh arsitek.     
   Para pekerja bangunan dituntut bekerja dengan maksimal dan menghasilkan produk
yang diharapkan. Para pekerja melakukan pekerjaan yang kurang nyaman seperti mengaduk
bahan bangunan secara membungkuk, memecahkan batu dilakukan secara membungkuk,
menata batu bata yang dilakukan dengan berdiri, mengecat tembok dengan miring. Kebiasaan
seseorang seperti duduk, berdiri, membungkuk dapat menyebabkan terjadinya kelelahan,
ketegangan otot, dan akhirnya rasa sakit selain itu tulang tidak jadi lurus, otot-otot, ruas serta
ligamen pun akan tertarik lebih keras 
Kuli bangunan adalah orang yang bekerja di bidang pembangunan suatu proyek
dengan mengandalkan kekuatan fisik serta keahlian dan kuli bangunan merupakan suatu
pekerjaan yang memiliki resiko tinggi. Situasi dalam lokasi proyek pembangunan,
mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks sulit
dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina dari pekerja yang melaksanakannya. Menjadi
seorang kuli bangunan bukan lah hal yang mudah, disamping fisik dan stamina yang kuat,
pola fikir juga harus diperhatikan dalam keselamatan kerja. Seorang kuli bangunan dan
seorang mandor memiliki tanggung jawab yang sama dalam kegiatan pembangunan suatu
proyek, tetapi faktanya seorang mandor hanya bisa menyuruh-nyusuh bawahannya (kuli
bangunan) dan seorang mandor hanya bisa duduk-duduk santai tanpa menghiraukan laporan
dari pekerja (kuli bangunan) sehingga berdampak kecelakaan.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dikehendaki, terjadi pada waktu
melakukaan pekerjaan dan menimbulkan akibat kerugian personil, harta benda atau kedua-
duanya. Kebutuhan K3 yang semakin meningkat tidak hanya pada masyarakat industri
(sektor formal) tetapi juga penting bagi masyarakat khususnya pelaku sektor usaha skala kecil
dan menengah (small medium enterprise). Fakta menunjukkan bahwa seorang mandor tidak
memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan yang seharusnya menjaga
keselamatan jiwa anak buahnya (kuli bangunan). Bukan hal yang asing jika kita mendengar
berita di televisi atau media masa tentang kecelakaan kerja pada kegiatan pembangunan
proyek.
Penyebab kecelakaan kerja itu sendiri bukan hanya akibat kelalaian mandornya, tetapi
juga terjadi karena kurangnya pendidikan kuli bangunan akan K3 sehingga mereka bekerja
tanpa mempedulikan bahaya yang mungkin terjadi selama proses pembangunan. Meski
mereka mengerti akan peralatan kerja, tetapi mereka selalu beranggapan bahwa sebelumnya
selalu aman meski tanpa peralatan kerja sehingga mereka tidak mau mengenakannya. Hal
inilah yang banyak menyebabkan kecelakaan kerja.
Maka dari itu setiap tenaga kerja termasuk kuli bangunan di lindungi oleh Undang-Undang
tentang perlindungan tenaga kerja, seperti :
1.      UU RI No. 1 tahun 1970  tentang keselamatan kerja
Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik
didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
2.      Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
3.      Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3
Sistern Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistern
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko,
yang berkaitan dengan kegiatan keja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif
C.    Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembangunan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer. Maka dari itu kita harus sangat
memperhatikan kebutuhan kita yang satu ini. Dalam pembuatan rumah ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan agar dalam pembangunan tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
1.      Keadaan tempat tinggal didalam lokasi proyek
a.       Kebersihan tempat kerja
1)      Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang
aman
2)      Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan
3)      Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk)
4)      Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk ditempat kerja.
5)      Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus dibersihkan
atau disiram pasir, abu atau sejenisnya
6)       Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat
penyimpanaan semula.
b.      Pembuangan kotoran limbah diatur perletakannya agar tidak menggangu kesehatan
2.      Peralatan kerja
a.       Peralatan kerja harus lengkap, yaitu:
1)      Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama bekerja
2)      Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya
3)      Kacamata keselematan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan
yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya
4)      Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat,
masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5)      Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya
b.      Peralatan kerja dijaga mutunya (jangan sampai usang dan kondisinya rusak)
c.       Adanya penyuluhan jika menggunakan mesin berat dan peralatan elektronika dengan benar
d.      Adanya pengaman pada mesin berat dan peralatan elektronika
3.      Fisik Pekerja
a.       Stamina pekerja
b.       Kondisi emosi pekerja yang labil
c.       Pola fikir pekerja yang biasanya kurang memperhatikan keselamatan kerja
d.      Motivasi dalam bekerja
e.       Pengetahuan pekerja tentang standar K3, penggunakan fasilitas kerja, dan berbagai hal dalam
pekerjaan konstruksi
4.      Pengaturan Lain
a.       Jumlah pekerja
b.      Pengaturan jam kerja dan jam lembur
c.       Penerapan shift kerja
d.       Umur pekerja
e.       Jenis kelamin pekerja
f.        Pengelolaan tempat tinggal di dalam proyek
D.    Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah  pengelolaan resiko dengan menerapkan secara sistematis
suatu kebijakan manajemen, prosedur dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi, analisa,
penilaian, pengendalian bahaya dan pemantaun serta review resiko.
Adapun tujuan dari manajemen resiko adalah sebagai berikut:
1.      Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas
2.      Memotong mata rantai kejadian kerugian, sehingga efeknya tidak terjadi.
3.      Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat hubungan kerja.
Manfaat manajemen resiko adalah sebagai berikut :
1.      Pemenuhan perundangan
2.      Mencegah kerugian finansial
3.      Meningkatkan nilai saham
4.      Menekan gangguan bisnis
5.      Memelihara kelangsungan usaha.
E.     Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya potensial pada petugas
pengelolaan limbah medis padat di lingkungan rumah sakit. Bahaya potensial
atau hazards yang akan di identifikasi adalah:
1.    Bahaya potensial fisik
2.    Bahaya potensial kimia
3.    Bahaya potensial biologi
4.    Bahaya potensial ergonomi
5.    Bahaya potensial psikologi

BAB III
PROSES KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Gambar proses kerja pembangunan rumah di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Desa Tasik Juang
SP3 jalur 5, INHU
B.     Analisa Resiko
Penyakit Manaje Pen
Kecelaka
Bahaya Potensial an Kerja
Akibat men
Proses Kerja kerja Risiko
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
Mengangkat Menghir Membungkuk Sesak Badan pegal- Ber
sendirian dan up debu dan menahan nafas dan pegal, batuk seca
Membuka semen beban otot dan
kantong semen tegang 6 men
tanpa mas
menggunakan
masker
Mengaduk   Panas Terkena Bakteri Membungkuk Dehidras Gatal-gatal Men
semen tanpa mataha adonan dan terlalu lama Bekerja berul i, tulang pada tangan APD
menggunakan ri semen kuman punggun dan kaki, beri
molen dan dari ang ulang g kaku sakit berk
tidak  pasir dan gatal pinggang dan 9 perb
menggunakan tercam pada satu pada stres kerja min
sarung tangan pur tangan
dan sepatu bot semen objek. dan kaki
Melepas papan Panas Terhiru Jamur Menjinjit dan Terjatuh Patah tulang, Men
dengan mataha p serbuk dari Membungkuk dari sesak APD
keamanan ri sisa cat papan terlalu lama pijakan nafas,gatal- mem
seadanya dan  pada yang dan  Pijakan kaki dan gatal , kram 12 pija
Pijakan kaki papan sudah kaki yang batuk, safe
yang tidak lapuk tidak aman iritasi
aman kulit
Membawa Panas Terkena Peregangan Dehidras Kelelahan,Inf Ber
adonan semen mataha adonan otot tangan i dan eksi luka berk
tanpa APD ri, semen dan menahan kaki benda tajam, perb
beban terkena kram min
benda 15
tajam
dan
pegal-
pegal
Menaikan , Jamur Menjinjit  dan Bekerja berul Tangan Kulit tangan Men
batako keatas akibat membungkuk ang ulang kapalan, mengeras, saru
tanpa keringa terlalu lama pada satu tertimpa gatal-gatal dan
menggunakan t objek batako dan kram pos
sarungan tercam dan
9 men
tangan pur iritasi bata
semen kulit
batako
Pemasangan Panas Menjinjit dan Stres karena Dehidras Kelelahan  Men
batako dengan mataha membungkuk pekerjaan i, dan kulit APD
pijakan kaki ri, terlalu lama  memasang Terjatuh hitam, Patah perb
tidak aman dan  Pijakan batako dari tulang, iritasi min
kaki yang sendirian pijakan mata dan dan
tidak aman kaki posisi tulang tem
yang dapat kak
tidak berubah
aman,
20
mata
terkena
semen
saat
pemasan
gan
batako
Pekerja Panas Jamur Stres karena Dehidras  Kelelahan  perb
bangunan tidak mataha dari 1 bidang  i, kulit dan kulit min
ada yang ri keringa pekerjaan iritasi hitam, gatal- sela
menggunakan t hanya dan tidak gatal, stres han
APD pekerja dilakukan konsen kerja
15 keri
oleh 1 orang beri
sehingga seca
monoton sam
C.    Analisa Semikualitatif

Hazard Severity

Jarang Terjadi Kurang Mungkin Terjadi Sangat Mungkin Hampir Pasti


Mungkin Terjadi Terjadi Terjadi
1 2 3 4 5

Tidak Ada
Pengaruh
1
Menghirup debu Stres karena 1
ngaruh Sangat semen bidang  pekerjaan
Ringan 6 hanya dilakukan
oleh 1 orang
2 sehingga
monoton
15
Bakteri dan Terhirup serbuk
Pengaruh kuman dari pasir sisa cat pada
Ringan tercampur semen papan dan Terken
9 a adonan semen
3 12
Jamur akibat
ngaruh Serius keringat
4 tercampur semen
batako, Jamur
dari keringat
pekerja
9
Peregangan otot Menjinjit dan
ngaruh Fatal tangan dan membungkuk
5 menahan beban terlalu lama  dan 
15 Pijakan kaki yang
tidak aman
20

D.    Evaluasi Resiko

No Hazard Skor dan Resiko

Menjinjit dan membungkuk


20
terlalu lama  dan  Pijakan kaki
1 Pengaruh Fatal dan Sangat Mungkin
yang tidak aman
Terjadi

Peregangan otot tangan dan 15


2 menahan beban Pengaruh Fatal dan Mungkin Terjadi

Stres karena 1 bidang  15


pekerjaan hanya dilakukan oleh Pengaruh Ringan dan Sangat Mungkin
3
1 orang sehingga monoton terjadi

Terhirup serbuk sisa cat pada 12


papan dan Terkena adonan Pengaruh Ringan dan Sangat Mungkin
4
semen Terjadi
Jamur akibat keringat tercampur 9
semen batako, Jamur dari Pengaruh Serius dan Sangat Mungkin
5
keringat pekerja Terjadi

Bakteri dan kuman dari pasir 9


6
tercampur semen Pengaruh Ringan Dan Mungkin Terjadi
Menghirup debu semen 6
7 Pengaruh Sangat Ringan dan Mungkin
Terjadi

E.     Pengendalian Risiko
No Hazard Pengendalian
Menjinjit dan membungkuk Sebaiknya pekerja membuat pijakan
terlalu lama  dan  Pijakan kaki kaki yang lebih aman baik saat naik,
1 yang tidak aman bekerja serta turun dan menggunakan
kaca mata safety saat pemasangan
batako serta istirahata secara berkala F.     
Peregangan otot tangan dan Pekerja diwajibkan istirahat secara Kesi
menahan beban berkala untuk menghindari terjadinya
mpul
2 peregangan otot karena beban yang
berat dan menggunakan alat untuk an
mengangkat benda yang erat Dan
Stres karena 1 bidang  pekerjaan Pekerja harus beristirahat secar berkala
hanya dilakukan oleh 1 orang dan bersama-sama, dikarenakan pekerja
3
sehingga monoton yang tersedia sangat terbatas untuk
menghindari stres kerja
Terhirup serbuk sisa cat pada Pekerja harus menggunakan masker,
papan dan Terkena adonan dan menggunakan sarung tangan serta
4
semen sepatu safety saat melepasa panan dan
mengelola semen
Jamur akibat keringat tercampur Pekerja sebaiknya selalu membersihkan
semen batako, Jamur dari dengan kain atau air setiap bagian tubuh
5
keringat pekerja yang berkeringat

Bakteri dan kuman dari pasir Sebaiknya pekerja menggunakan APD


tercampur semen sarung tangan saat mengambil pasir,
6 sebab pasir bisa saja terkontaminasi
oleh hewan serta saat mengelola pasir
dengan semen harus menggunakan APD
Menghirup debu semen Sebaiknya semua pekerja menggunakan
7 masker, terutama bagi pekerja yang
mengelola semen.
Saran
1.      Kesimpulan
Masih terabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja oleh pekerja pada proses
pembangunan rumah di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Desa Tasik Juang SP3 jalur 5.
Dikarenakan para pekerja mendapat keahlian membangun rumah berdasarkan keahlian secara
otodidak dan tidak pernah mengikuti pelatihan dan seminar tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Ditambah lagi para pekerja buruh atau kuli bangunan berada di daerah yang
jauh dari perkotaan.
2.      Saran
Sebaiknya para pekerja lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya,, serta membuat
fasilitas pendukung yang lebih aman baik saat naik, bekerja diatas dan turun. Selain itu para
pekerja harus benar-benar memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam melakukan
pengangkatan beban berat dan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai