Kelompok 10 - Gizi Kerja Pada Pekerja Wanita

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KELOMPOK 10
GIZI KERJA PADA PEKERJA WANITA

NAMA KELOMPOK:
➢ DZAKIAH REZKY ANNISA B_K011201153
➢ ARDAYANTI ASMUDIN_K011201120
➢ USWA MUSTAINA _K011201010
➢ LOLA AZZAHRA_K011201068
➢ VINCENT ARYA PUTRA_K011201201
➢ HIKMALIA IRIANI_K011201039

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KIRJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Gizi pada Pekerja Wanita” dengan baik tanpa
ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Makassar, 15 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 7
2.1 Pengertian Ilmu Gizi, Gizi Kerja, dan Pekerja Wanita ................................... 7
2.2 Faktor yg mempengaruhi Kesehatan Tenaga Kerja Wanita ........................... 9
2.3 Kecukupan Gizi Pekerja Wanita ................................................................... 10
2.4 Masalah Kesehatan Pada Pekerja Wanita ..................................................... 11
2.5 Kebutuhan Energi pada Pekerja Wanita Dalam Kondisi Hamil dan Menyusui
11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 17
3.2 Saran ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSKATA ................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu
bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari
upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek
kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas
kerja. Asupan kalori bagi tenaga kerja ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja yang optimal,
untuk itu kebutuhan harus sesuai dengan beban kerjanya. Jika asupan gizi pekerja
tidak cukup maka tubuh akan mengambil cadangan lemak tubuh untuk diubahkan
menjadi tenaga, dan bila berlangsung lama akan terjadi penurunan berat badan
tenaga kerja tersebut. Maka dari itu, salah satu cara untuk menghindari pekerja dari
kelelahan sebelum melakukan pekerjaannya.

Beberapa tahun terakhir ini, keterlibatan wanita pada sector public


menunjukkan angka yang terus meningkat dan mendorong motivasi wanita untuk
bekerja. Jumlah pekerja wanita di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pada
tahun 2007 mencapai 2,12 juta orang (35,37%). Peningkatan ini dilihat dari segi
positif bertambahnya tenaga produktif, dan dari segi negatif status kesehatan
maupun gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang baik. Masalah
kecukupan pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja, tanpa makanan
dan minuman yang cukup maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil
dari energi cadangan yang yang terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan makanan
yang terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu.
Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat
melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitas kerja akan menurun bahkan
dapat mencapai target rendah, kekurangan zat gizi, khususnya energy dan protein,
pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan
menurun yang disertai dengan kemampuan (produktivitas) kerja. Kekurangan yang
berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk.

Sementara itu, gizi yang berkualitas dalam jumlah yang cukup sangat
dibutuhkan untuk kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Ibu hamil di
Indonesia masih banyak yang mengalami masalah gizi. Masalah gizi yang dialami
ibu hamil dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin, sehingga tercukupinya gizi
pada ibu hamil merupakan hal yang penting. Jam kerja yang panjang, posisi berdiri
yang lama, mengangkat beban berat atau beban kerja yang tinggi dapat menjadi
ancaman bagi ibu hamil yang bekerja. Salah satu cara untuk menghindari lelah pada
ibu hamil adalah membatasi jumlah kerja selama kehamilan, baik itu bentuk
pekerjaan rumah yang berat atau pekerjaan berat di luar rumah harus dihindari.
Tenaga kerja wanita, terutama ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan gizi sesuai
dengan pekerjaannya agar tingkat kesehatan serta produktivitas kerja tercapai
optimal dan kelelahan kerja bisa dihindari

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari ilmu gizi, zat gizi, gizi kerja, dan pekerja wanita?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja wanita?
3. Apa sajakah kecukupan gizi pekerja wanita?
4. Apa saja masalah gizi pekerja wanita?
5. Bagaimana cara mengukur kebutuhan energi pada pekerja wanita dalam kondisi
hamil dan menyusui?
6. Kiat-kiat apa saja yang dapat dilakukan wanita agar tetap sehat dalam bekerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu gizi, zat gizi, gizi kerja, dan pekerja
wanita
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja wanita
3. Untuk mengetahui apa saja kecukupan gizi pekerja wanita
4. Untuk mengetahui masalah gizi pekerja wanita
5. Untuk mengetahui cara mengukur kebutuhan energi pada pekerja wanita
dalam kondisi hamil dan menyusui
6. Untuk mengetahui kiat-kiat apa yang dapat dilakukan wanita agar tetap sehat
dalam bekerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Gizi, Gizi Kerja, dan Pekerja Wanita
a. Ilmu Gizi
Pengertian dari ilmu gizi (nutrition science) adalah “Ilmu yg mempelajari
segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal”.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
b. Pengertian Zat Gizi
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,
mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan
makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari- hari
bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara posisi tubuh dalam pertumbuhan
dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung
dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh
dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan
menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat
tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi.
Status gizi menggambarkan kondisi yang disebabkan dari keseimbangan antara
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh.
c. Pengertian Gizi Kerja
Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga
kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja
guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya.
Gizi kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan
produktivitas pekerja. Secara khusus, gizi adalah zat yang terkandung dalam
makanan yang bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh pekerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk meningkatkan
dan mempertahankan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan
kalori terhadap tuntutan tugas kerja.
Prestasi pekerja dapat ditentukan oleh status gizi pekerja. Kecukupan dan
distribusi kalori yang seimbang selama bekerja dapat membuat pekerja lebih
berenergi selama bekerja dan melakukan pekerjaan dengan baik. Seseorang yang
berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal
karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Pekerja yang
sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah
kecelakaan yang mungkin terjadi saat bekerja (Anonim, 2009).
Status gizi mempengaruhi produktivitas pekerja. Ketika perusahaan ingin
memaksimalkan produktivitas pekerja, perusahaan tersebut perlu memberikan
makanan yang bergizi atau memberikan kemudahan terhadap akses makanan sehat.
Selain itu, tempat kerja juga dapat dijadikan inisiatif penyediaan makanan yang
sehat dan pendidikan terkait gizi. Penyelenggaraan makanan sebaiknya didasarkan
atas kebutuhan akan zat gizi pekerja agar memperoleh tingkat kesehatan yang
optimal.
d. Pengertian Pekerja Wanita
Pekerja wanita adalah pekerja yang memiliki kekuatan fisik hanya 2/3 dari
kekuatan fisik pekerja lelaki. Serta memiliki keadaan biologis tertentu yang tidak
dimiliki oleh pekerja lelaki seperti haid, menyusui dan hamil. Salah satu bentuk
pembangunan dalam bidang SDM adalah tenaga kerja. Tercatat pasar tenaga kerja
di Indonesia terus mengalami perkembangan selama tahun 2014 dan 2015, di mana
pekerjaan mengalami pertumbuhan sedangkan pengangguran terbuka mengalami
penurunan. Namun, dalam pertumbuhan itu terdapat permasalahan yang berpotensi
menggagalkan pembangunan SDM. Permasalahan itu adalah adanya diskriminasi
gender tenaga kerja, dimana banyak perempuan yang bekerja dengan diberi upah
yang rendah dan prospek pengembangan karir yang lebih terbatas. Hal tersebut
membuat tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih sangat rendah
jika dibandingkan dengan laki-laki. Sebagaimana diketahui, setiap orang dari
lapisan manapun berhak memperoleh manfaat dari pembangunan. Bila salah salah
satu mengalami ketertinggalan, maka pembangunan dianggap tidak sukses.
2.2 Faktor yg mempengaruhi Kesehatan Tenaga Kerja Wanita
1. Faktor lingkungan kerja

a. Tekanan panas
Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air
dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat
perhatian. Pada lingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat
sekurang-kurangnya 2,8 It air minum, untuk kerja ringan 1,9 It. Bagi
pekerja di tempat dingin dibutuhkan makanan dan minuman hangat.

b. Bahan kimia
Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat
penurunan berat badan. Beberapa zat kimia lain dapat mengganggu
metabolisme tubuh. mengganggu selera makan dan berpengaruh terhadap
pencernaan.Timah hitam dapat mempengaruhi pembentukan sel darah
merah yang berakibat pekerja menjadi pucat dan kurus. Keracunan
Berillium selalu disertai penurunan berat badan. Zat kimia yang bersifat
asam akan merangsang lambung dan merusak selaput lendir.

2. Faktor biologi

Pekerja yang bekerja di pertambangan, perkebunan, peternakan berisiko


terinfeksi cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.
3. Faktor psikologis

Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia


dalam pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat
badan, intake makanan dan produktivitas kerja.

4. Gaya hidup dan kebiasaan

Pendapatan keluarga berasal dari pendapatan suami atau kepala dalam


keluarga. Namun tidak jarang istri juga membantu atas pendapatan tersebut
karena wanita sekarang bukan sekedar bekerja menjadi ibu yang mengurus
keluarga melainkan dapat bekerja di luar pekerjaan rumah tangga. Tuntutan
ekonomi rumah tangga mendorong wanita bekerja untuk menambah
penghasilan. Motif wanita memutuskan bekerja salah satunya mencari
penghasilan, menambah pendapatan rumah tangga dan mengisi waktu
senggang. Wanita yang terlalu banyak bekerja, tetapi aktivitas olahraga kurang
seringkali tidak memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi
lemak tinggi, dapat menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi,
penyakit jantung dll. Pekerja wanita yang hamil akibat terpapar zat radiasi,
obat- obatan seperti obat anestesi dan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan
kelainan janin.

2.3 Kecukupan Gizi Pekerja Wanita


Kecukupan gizi pekerja merupakan suatu ukuran kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari untuk pekerja yang disesuaikan dengan golongan umur, jenis pekerjaan,
jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal dan mencegah terjadinya defisiensi zat gizi (Depkes, 2005).

Kebutuhan gizi bisa diketahui melalui penilaian status gizi terlebih dahulu.
Penilaian yang sering dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT)
melalui parameter berat badan dan tinggi badan. Juga dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, ukuran tubuh, aktifitas, keadaan fisiologis dan kondisi khusus misalnya
hamil, menyusui, kondisi sedang pemulihan serta kondisi lingkungan kerja.

2.4 Masalah Kesehatan Pada Pekerja Wanita


Anemia (Kekurangan Gizi) merupakan salah satu masalah kekurangan gizi
yang dihadapi oleh pekerja wanita sebab anemia gizi terjadi pada kondisi tertentu
wanita seperti disaat seorang pekerja wanita sedang mengalami haid, hamil dan
menyusui. Prevalensi anemia gizi pada pekerja wanita sekitar 30% sehingga
membuat produktivitas pekerja menurun sebanyak 20%.
Berikut adalah penanggulangan anemia gizi pada kondisi tertentu pekerja wanita:
1. Pekerja Wanita dalam Kondisi Hamil
Pada ibu hamil akan diberikan suplemen penambah darah dengan dosis 3x1
sehari selama masa kehamilan. Diberikan asupan makanan tambahan yang
seimbang berupa: Sumber kalori (karbohidrat & lemak), protein, asam folat, vit
B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin B16, vitamin E
dan vitamin D.
2. Pekerja Wanita dalam Kondisi Menyusui
Pada ibu menyusui akan diberikan suplemen penambah darah dengan dosis 3x2
sehari selama 3-6 bulan menyusui. Tambahan asupan gizi seimbang berupa:
protein, cairan, vitamin dan mineral.
3. Pekerja Wanita dalam Kondisi Haid
Pada kondisi ini pekerja akan diberikan suplemen penambah darah sesuai
kebutuhan selama haid berlangsung. Selain itu diberikan pula asupan gizi
tambahan berupa:air, magnesium, sayuran, kalsium, vitamin B6, vitamin C dan
vitamin E.

2.5 Kebutuhan Energi pada Pekerja Wanita Dalam Kondisi Hamil dan
Menyusui
Penilaian status gizi pada pekerja dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan
antromopometri. Antropometri merupakan penilaian status gizi yang paling
sering digunakan dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan
parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Kebutuhan energi
dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh dan jenis kelamin. Faktor lain penentu
kebutuhan gizi yaitu, jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari
, keadaan fisiologis, keadaan khusus (seperti pemulihan kesehatan dan anemia)
dan keadaan lingkungan kerja.

Kebutuhan energi pekerja wanita hamil :

1. Kebutuhan Kalori
Untuk kondisi khusus seperti pekerja wanita yang hamil membutuhkan asupan
300 kalori lebih banyak setiap harinya. Untuk itu, ibu hamil yang bekerja
dianjurkan untuk membawa makanan ringan sebagai konsumsi tambahan.
2. Pemenuhan gizi seimbang
Ibu hamil yang bekerja dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, mengonsumsi air putih yang cukup, mengonsumsi suplemen,
memperbanyak konsumsi protein, rutin mengonsumsi buah-buahan segar dan
berwarna dan sayuran untuk menu makanan sehari-hari.
3. Nutrisi yang perlu dipenuhi
Asam folat, zat besi dan kalsium merupakan tiga elemen penting yang harus
selalu terjaga asupannya oleh ibu hamil, terutama jika ibu hamil aktif bekerja.
Asam folat membantu meningkatkan berat badan janin. Zat besi berfungsi
untuk mencegah anemia, sementara kalsium baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.

Kebutuhan energi pada pekerja wanita menyusui :

1. Kebutuhan kalori
Pada periode 6 bulan pertama menyusui, ibu menyusui membutuhkan
tambahan energi sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu
normal. Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat
menjadi 2400 kkal per hari yang akan diguanakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri yang dalam pelaksanannya dapat dibagi menjadi
6 kali makan (3x makan utama dan 3x makan selingan ) sesuai dengan Pedoman
Gizi Seimbang yang dianjurkan.
2. Pemenuhan Gizi Seimbang
a. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama manyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per
hari atau setara dengan 11/2 porsi nasi.
b. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu
menyusui membutuhkan tambahan protein 17 gr atau setara
dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).
c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam
produksi ASI serta pembawa vitamin larut lemak dalam ASI.
Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4
porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr). Lemak
yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda
seperti omega-3 dan omega-6.
d. Vitamin dan mineral
- Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral
dari ibu hamil. 8 Kadar vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi
oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi suplementasi vitamin
pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI.
- Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin
B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium & selenium. Jumlah
kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari
sayuran dan buah-buahan.
e. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat
menghasilkan air susu dengan cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter
air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13 gelas
sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan
demam sangat dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.
Menjaga Kesehatan Wanita yang Bekerja
1. Pola Makan
Salah satu kiat agar wanita tetap sehat saat bekerja adalah
menerapkan pola makan yang sehat. Hal ini dapat dimulai dengan
menerapkan kebiasaan sarapan dengan menu yang sehat. Selain itu,
makan siang juga penting dan tidak boleh dilewatkan, makan siang
penting untuk menjaga energi dan membuat tubuh tetap bugar.
Memilih camilan yang tepat juga menjadi hal yang tidak kalah
penting. Camilan sehat seperti yoghurt, cokelat hitam, kacang-
kacangan dan buah-buahan adalah camilan yang tepat dan sehat
selama bekerja.
2. Aktif bergerak
Berolahraga dapat dilakukan setidaknya 30 menit olahraga intensitas
sedang setiap hari dalam seminggu. Selain itu, olahraga sebanayak
dua hingga tiga hari seminggu juga dapat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan jantung. Olahraga dan aktif bergerak dapat menurunkan
risiko diabetes tipe 2, meningkatkan kesehatan mental, dan menjaga
berat badan tetap sehat.
3. Meningkatkan kesehatan tulang
Pria dan wanita cenderung mengalami penurunan kepadatan tulang
disekitar usia 30 tahun yang dapat menyebabkan osteoporosis.
Namun kondisi tersebut, lebih banyak mempengaruhi wanita
daripada pria karena ukuran tulang wanita lebih kecil daripada pria.
Untuk itu, diperlukan kalsium, vitamin dan kalium untuk membantu
membangun kembali massa tulang. Nutrisi tersebut dapat diperoleh
dari makanan dan suplemen, dan disertai dengan olahraga.
4. Mempertahankan Berat Badan Sehat
Metabolisme akan melambat seiring bertambahnya u sia. Selain itu,
hormone akan berfluktuasi yang dapat menyebabkan penambahan
berat badan. Untu itu, penting untuk tetap menjaga berat badan.
5. Periksa Hormon
Menurut pendapat beberapa ahli sekitar 80% wanita mengalami efek
ketidakseimbangan hormone. Terutama dalam hal hormone wanita,
estrogen dan progesterone. Tingkat hormone yang abnormal dapat
menjadi gejala kondisi kronis, seperti endometriosis atau sindrom
ovarium polikistik.
6. Menjaga Pola Tidur
Tidur yang cukup dapat menjamin kesehatan tubuh yang baik. Tu buh
membutuhkan 7 hingga 8 jam tidur setiap hari. Hal tersebut dapat
membantu menyegarkan pikiran, dan memberi energi pada tubuh
untuk bekerja secara efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada
tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja
setinggi- tingginya. Status gizi mempengaruhi produktivitas pekerja. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja seperti lingkungan kerja,
biologi, psikologis serta gaya hidup dan kebiasaan. Salah satu masalah pada
pekerja wanita adalah anemia dimana prevalensi anemia gizi pada pekerja
wanita sekitar 30% sehingga membuat produktivitas pekerja menurun sebanyak
20%. Pengukuran kebutuhan energi pada pekerja wanita bisa dilakukan sesuai
dengan keadaan pekerja tersebut seperti pada keadaan hamil serta menyusui.
Dengan menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga, menjaga pola
makan, menjaga pola tidur, mempertahankan BB sehat, meningkatkan
kesehatan tulang serta melakukan pemeriksaan hormon dapat menjaga
kesehatan tubuh pada pekerja wanita.

3.2 Saran
Tempat kerja yang memiliki pekerja wanita sebaiknya mampu
mempertimbangkan keperluan-keperluan pekerja wanitan dalam pemenuhan
gizi sesuai dengan jenis pekerjaan masing-masing. Dengan memperhatikan
status gizi pada pekerja wanita mampu meningkatkan produktifitas kerja yang
akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.
DAFTAR PUSKATA
Yuliawati, D. (2021). Konsep Dasar Ilmu Gizi.

Puspitasari, M. (2021). Literature Review: Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Pada
Balita. Jurnal Kesehatan, 14(1), 18-22.

Hartriyanti, Y., Suyoto, P. S. T., Sabrini, I. A., & Wigati, M. (2020). Gizi kerja. UGM
PRESS.

Banjarani, D. R., & Andreas, R. (2019). Perlindungan Dan Akses Hak Pekerja Wanita
Di Indonesia: Telaah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Atas Konvensi ILO. Jurnal HAM, 10(1), 115-126

Partuti, T., & Ekawati, R. (2019). Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas
TenagaKerja Wanita IKM Gipang Wilayah Cilegon. Jurnal Harkat: Media
Komunikasi Gender, 15(2), 126-131.

Nuradhiani, A. (2021). Status Gizi dan Kelelahan Kerja pada Ibu Hamil
Bekerja. Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas, 2(2), 99-102.

Partuti, T., & Ekawati, R. (2019). Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas
Tenaga Kerja Wanita IKM Gipang Wilayah Cilegon. Jurnal Harkat: Media
Komunikasi Gender, 15(2), 126-131.

Anda mungkin juga menyukai