Sop Fiksasi Dan Immobilisasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

SOP PRAKTIKUM FIKSASI (PEMBALUTAN) DAN IMMOBILISASI


(PEMBIDAIAN)

Fasilitator :

Ratna Yunita Sari, S. Kep. Ns. M. Tr. Kep

Disusun oleh :

Sikha Zafira (1130018109 / 5C)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
TINDAKAN FIKSASI (PEMBALUTAN)
DEFINISI Membalut adalah tindakan untuk menyangga
atau menahan bagian tubuh agar tidak
bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendaki.
TUJUAN 1. Menghindari bagian tubuh agar tidak
bergeser pada tempatnya.
2. Mencegah terjadinya pembengkakan.
3. Menyokong bagian tubuh yang cidera
dan mencegah agar bagian itu tidak
bergeser.
4. Mencegah terjadiny kontaminasi.
INDIKASI 1. luka terbuka.
2. Perdarahan eksternal.
3. Luka tusuk dari benda yang masih
menancap.
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN ALAT Alat dan bahan :
1. Mitella (pembalut berbentuk sagitiga).
2. Dasi (mitella yang berlipat lipat).
3. Pita (pembalut gulung).
4. Plester.
5. Pembalut yang spesifik.
6. Kassa steril.
PERSIAPAN RUANGAN 1. Atur suhu ruangan senyaman mungkin.
2. Jaga privasi klien dgn menutup tirai dan
jendela.
TAHAP KERJA Dengan mitella segitiga

1. Beri salam atau sapa klien


2. Memperkenalkan diri
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
4. Minta persetujuan pasien
5. Perhatikan tempat atau letak yang akan
dibalut.
6. Amati apakah ada luka yang terbuka
atau tidak sehingga
7. Amati luas luka tersebut dan apakah
perlu membatasi gerak bagian tubuh
tertentu atau tidak.
8. Beri desinfeksi apabila ada luka yang
terbuka atau biasa menggunakanqq
pembalut berdesinfeksi atau dislokasi
perlu di reposisi.
9. Tentukan posisi balutan dengan
mempertimbangkan :
a. Dapat membatasi pergeseran atau
gerak bagian tubuh yang memang
perlu di fiksasi
b. Sedikit mungkin gerak bagian tubuh
yang lain.
c. Ushakan posisi balutan yang paling
nyaman untuk kegiatan pokok
klien.
d. Tidak menggangu perderan darah.
e. Tidak mudah kendor atau lepas
10. Salah satu sisi mitela dilipat 3 – 4
cmsebnayak 1-3x
11. Pertengahan sisi yang telah terlipat
diletakkan diluar bagian yang akan
dibalut
12. Lalu tarik secukupnya dan kedua ujung
sisi itu diikatkan.
13. Salah satu ujung yang bebas lainnya
ditarik dan dapat diikatkan atau
diikatkan pada tempat lain maupun
dapat dibiarkan bebas, hal ini
tergantung pada tempat dan
kepentingan nya.

Dengan DASI :
1. Pembalut mitella dilipat lipat dari slah
satu sisi sehingga berbentuk pita
dengan masing –masing ujung lancip
2. Bebatkan pada tempat yang akan
dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan
3. Diusahakan agar balutan tidak mudah
kendor dengan cara sebelum diikat
arahnya saling menarik
4. Kedua ujungnya diikat secukupnya.

Dengam Pita :
1. Berdasar besar bagian tubuh yang akan
dibalut maka dipilih pembalutan pita
ukuran lebar yang sesuai
2. Balutan pita biasanya beberapa lapis,
dimulai dari salah satu ujung yang
diletakkan dari proksimal de distal
menutup sepanjang bagian tubuh yang
akan dibalut kemudian dari distal ke
proksimal dibebatkan dengan arah
bebatan saling menyilangkan dan
tumpang tindih antara bebatan yang
satu dengan bebatan yang berikutnya.
3. Kemudian ujung yang dalam diikat
dengan ujung yang lain secukupnya.
Dengan Plester :
1. Jika ada luka terbuka beri obat
antiseptic lalu tutup luka dengan kassa
lalu lekatkan pembalut plester.
2. Untuk fiksasi : balutan plester dibuat
strapping dengan membebat berlapis
lapis dari distal ke proksimal dan untuk
membatasi gerakan tertentu perlu kita
yang masing-masing ujungnya difiksasi
dengan plester .

A. Setelah semua telah dilkukan dan


terlaksana dengan baik rapikan alat
B. Lepas handscoon
C. Rapikan pasien
D. cuci tangan
E. Berpamitan dengan pasien
F. Dokumentasi
(hari,tanggal,jam,tindakan yang telah
dilakukan,dan hasil tindakan).

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


TINDAKAN IMOBILISASI : PEMBIDAIAN
DEFINISI Memasng alat byang bersifat kaku maupun
fleksibel untuk immobilisasi (mempertahankan
kedudukan tulang).
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang yang
patah
2. Mencegah bertambahnya perlukaan
pada patah tulang
3. Mengurangi ras sakit
4. Menistirahatkan daerah fraktur
INDIKASI 1. Patah tulang terbuka atau tertutup
2. Dislokasi persendian
3. Multiple trauma
KONTRAINDIKASI 1. Gg. Sirkulasi atau berat pada distal
daerah fraktur
2. Luka terinfeksi
3. Resiko memperlambat sampai nya klien
ke rumah sakit
PERSIAPAN ALAT 1. Masker
2. Handscoon
3. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
4. Mitela atau perban
5. Gunting
TAHAP KERJA 1. Beri salam /sapa klien
2. Memperkenalkan diri sesuai dengan
pergantian shif
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
4. Minta persetujuan pasien/kluarga
pasien
5. Gunakan masker dan handscoon
6. Periksa bagian yang akan di bidai
(dilihat,diraba,digerakkan)
7. Melakukan pembersihan atau
perawatan luka, tutup dengan kassa
steril
8. Pilih jenis bidai yang sesuai
9. Pembidaian meliputi dua sendi, sendi
yang masuk dalam pembidaian adalah
sendi bawah dan diatas patah tulang.
Mis. Jika tungkai bawah mengalami
fraktur maka bisdai harus bisa
memobilisasi pergelangan kaki maupun
lutu
10. Luruskan posisi anggota gerak yang
mengalami fraktur scr hati-hati dan
jangan memaksa gerakan , jika sulit di
luruskan maka pembidaian dilakuakan
seadanya
11. Beri bantalan yang empuk pada
anggota gerak yang dibidai
12. Ikatlah bidai diatas atau dibawah
daerah fraktur , jangan mengikat tepat
di daerah fraktur dan jangan terlalu
kencang .
13. Setelah selesai rapikan alat,, lepas
hanscoon
14. Rapikan klien
15. Cuci tangan
16. Berpamitan dengan klien
17. Lakukan dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai