Resume Bioteknologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

Nama Anggota Kelompok:

1. Fiola Alifia Putri ( 12/ G-6 )


2. Kamila Bainana D. H. ( 15/ G-6 )
3. N. Azka Hanifa ( 19/ G-6 )
4. Naomi Argya ( 20/ G-6 )
5. Prajna Cisya Naufallah A. ( 23/ G-6 )

RESUME BIOTEKNOLOGI
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol,antibiotik, asam organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.
B. Perkembangan Bioteknologi

No. Periode Tahun Peristiwa


1. Tradisional 8000 SM -Bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi telah mengenal cara
bercocok tanam yang baik dengan cara pengumpulan dan
pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu, di bidang peternakan,
mereka telah mengembangbiakkan hewan ternak secara selektif
6000 SM untuk peningkatan kualitas ternak.
Manusia mengetahui cara membuat minuman bir dan anggur
4000 SM menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga membuat roti
dengan bantuan ragi.
1500 SM Bangsa Tionghoa telah membuat yogurt dan keju dari susu
dengan bakteri asam laktat.
Bangsa Aztec memanfaatkan gangga sebagai sumber makanan
2. Ilmiah 1665 -Penemuan sel oleh Robert Hooke pada sayatan gabus yang
diamati dengan mikroskop sederhana.
1670 -Pemanfaatan mikroba dalam usaha penambangan tembaga di Rio
Tinto, Spanyol
1686 -Ditemukan lensa mikroskop yang lebih maju oleh Antony Van
Leeuwenhoek yang dapat digunakan untuk melihat mikroba.
Karena penemuannya tersebut, Antony menjadi manusia pertama
yang melihat mikroba. Setelah penemuan lensa mikroskop
1800 tersebut, penelitian tentang mikroorganisme semakin berkembang
pesat.
1856-1865 -Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian yang komprehensif
tentang perkembangbiakan hewan.
1870 -Gregor Mendel mengawali penelitian genetika tumbuhan dengan
menggunakan tanaman kacang ercis. Pada akhirnya dari
penelitian tersebut Mendel menemukan hukum pewarisan sifat
1890 induk pada turunannya.
1897 -Ditemukannya mikroba dalam makanan dan minuman oleh
Louis Pasteour, yang merupakan awal berkembangnya bidang
1912-1915 mikrobiologi
-Ditemukannya alkohol yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bakar motor
1919 -Ditemukannya enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah
1928 gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner
Ditemukan teknik pengelolahan limbah dengan menggunakan
1953 mikroba. Selain itu, mulai ditemukan pula produksi aseton,
1994 butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri
-Mulailah digunakan kata “bioteknologi” oleh seorang insinyur
berkebangsaan Hongaria bernama Karl Ereky
-Merupakan tahun ditemukannya zat antibiotik “penisillin” oleh
Alexander Fleeming
Ditemukannya struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh
Crick dan Watson
Mulailah diproduksi penisillin dalam jumlah besar
3. Modern 1970 -Teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa
genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi
oleh Dussoix dan Boyer. Adanya enzim tersebut memungkinkan
kita dapat memotong DNA pada posisi tertentu, mengisolasi gen
dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan
DNA lain yang dikenal dengan teknik DNA rekombinan.
1976 -Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, pada tahun
1976 dimulai program bahan bakar alkohol dari Brazil dan
1980 teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal.
Pada tahun 1980, Rank Hovis Mc. Dougall diberikan izin untuk
memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
1982 Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa
dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan
rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika
Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi oleh
2000-2005 perusahaan Eli Lilly Company.
-Pada tahun 2000-2005, proyek genom manusia dimulai dan
berhasil dilakukan, sehingga peta genom manusia dapat dibuat
secara utuh. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya
dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup

C. Perbedaan Bioteknologi Modern dan Konvensional


Bioteknolgi Konvensional Bioteknologi Modern
Cara sederhana Cara canggih, modern, dan ilmiah
Memproduksi dalam jumlah kecil Memproduksi dalam jumlah massal
Tidak bisa memodifikasi agen biologis Bisa dan sering memodifikasi agen biologis
Tidak dapat mengatasi masalah yang Dapat mengatasi masalah kesesuaian genetik
berhubungan dengan kesesuaian genetik.
Menggunakan langsung hasil yang memanfaatkan peralatan yang lebih canggih
diproduksi oleh mikroorganisme maupun atau lebih modern.
organisme berupa senyawa kimia atau bahan
pangan tertentu yang memberikan manfaat
untuk manusia.
Sudah dikenal sejak awal peradaban manusia. Berkembang sejak ditemukannya DNA
Contoh dari bioteknologi konvensional Contoh produk bioteknologi modern
diantaranya adalah pembuatan tape, kecap, diantaranya adalah pada produksi asam
tempe, dan tuak. amino, vaksin, pengolah limbah, obat
pembasmi hama tanaman, serta penghasil
logam.

D. Bioteknologi Ditinjau dari Proses dan Produknya


1. Bioteknologi Produksi Makanan/ Minuman
Pengolahan Bahan Makanan yang memanfaatkan mikrorganisme dalam
pembuatannya secara umum dapat digolongkan kedalam dua produk, yaitu
pengolahan produk susu dan pengolahan produk non – susu.
 Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan
mentega.
 Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu,
selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan
pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama
± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan tersebut pH akan
turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
 Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat,
yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi
memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses
pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 oC
atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai30oC. Selanjutnya
bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut
pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan
enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya
dipanaskan pada temperature 32oC – 420oC dan ditambah garam,
kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.
Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan
sapi.
 Mentega
Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya,
susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian
lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap
dimakan.
 Produk Makanan Non Susu
Produk – produk makanan yang juga menggunakan proses bioteknologi
konvensional namun tidak berasal dari susu antara lain sebagai berikut.
 Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada
kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama
dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah
dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi
karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk
kecap.
 Tempe
Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini
kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan
empat jenis kapang dari genus  Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus
oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping
biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada
protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan
kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
 Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-
sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung
menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita
membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
 Anggur
Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah
anggur. inuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar
alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai
wine buah (fruit wine).
 Roti
Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi,
yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida
tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan
menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak
lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan
mengembang jika temperatur tinggi. Hasilnya seperti yang Anda lihat roti akan
berwarna kekuningan dan lembut, tetapi jika tidak beruntung roti akan keras dan
padat (bantat).
2. Bioteknologi di Bawah Kondisi non-Steril
Berdasarkan kondisi pelaksanaanya bioteknologi pada kondisi non steril proses
bioteknologi masih dilakukan dalam kondisi belum menggunakan area khusus,
umumnya masih menggunakan mikroorganisme secara langsung dan dilakukan
dengan cara sederhana.
 Pembuatan Aseton dan Butanol
 Aseton
Mekanisme atau proses terbentuknya aceton berawal dari hasil
spora yang matang dari bakteri Clostridium acetobutylicum.
Dimana kumpulan dari spora tersebut keadaan lingkungan dari
sel vegetatif (yang berfungsi sebagai sel pertumbuhan) menjadi
asam organik yang mengalami farmasi gramelosa atau
terdeferensiasi sehingga menjadi Clostridium acetobutylicum
yang dapat menghasilkan larutan aceton. Sebagai media
menggunakan gula/glukosa.
 Butanol
Biobutanol, seperti bioetanol, dapat dibuat dari biomassa, dan
pengolahan untuk dua bahan bakar berbeda divergen hanya
pada tingkat fermentasi. Fermentasi gula menjadi butanol
membutuhkan strain tertentu dari bakteri Clostridium
acetobutylicum dikenal sebagai, kadang-kadang disebut
organisme Weizmann, ahli kimia dinamai Chaim Weizmann.
Itu Weizmann yang awalnya digunakan bakteri ini
memfermentasi pati menjadi aseton, tetapi, tiba-tiba,
Weizmann dilakukan dua kali jumlah dari produk samping
yang tidak diinginkan-butanol. Menyadari butanol yang dapat
berfungsi sebagai sumber energi terbarukan, para ilmuwan
telah menyelidiki potensinya selama beberapa dekade terakhir.
Clostridium acetobutylicum adalah bakteri yang berkembang
sebelum bumi memiliki atmosfer oksigen. Beberapa spesies
menyebabkan penyakit yang menghancurkan, seperti
Clostridium difficile super. Di sisi lain, sebagian sama sekali
tidak berbahaya, dan membuat berbagai bahan kimia yang
berguna untuk manusia. Contoh terbaik adalah Clostridium
acetobutylicum yang membuat butanol dan dapat digunakan
sebagai pengganti bensin.
 Pengolahan Limbah
 Biomining
Teknik mengekstraksi logam dari bijih dan bahan padat lainnya
yang biasanya menggunakan prokariota , jamur atau tumbuhan
( fitoekstraksi juga dikenal sebagai phytomining atau
biomining). Organisme ini mengeluarkan senyawa organik
berbeda yang mengkelat logam dari lingkungan dan
membawanya kembali ke sel tempat mereka biasanya
digunakan untuk mengoordinasikan elektron. Pada pertengahan
1900-an ditemukan bahwa mikroorganisme menggunakan
logam di dalam sel. Beberapa mikroba dapat menggunakan
logam stabil seperti besi , tembaga , seng , dan emas serta atom
tidak stabil seperti uranium dan thorium . Biomining adalah
teknik bisa dibilang lebih ramah lingkungan dibandingkan
dengan penambangan biasa . Penambangan melepaskan banyak
polutan sementara bahan kimia yang dilepaskan dari biomining
hanyalah metabolit atau gas yang dikeluarkan oleh bakteri.
Konsep yang sama dapat digunakan untuk bioremediasi model.
Bakteri dapat diinokulasi ke lingkungan yang terkontaminasi
logam, minyak, atau senyawa beracun lainnya. Bakteri dapat
membersihkan lingkungan dengan menyerap senyawa beracun
ini untuk menciptakan energi di dalam sel. Mikroba dapat
mencapai sesuatu pada tingkat kimiawi yang tidak pernah bisa
dilakukan oleh manusia. Bakteri dapat menambang logam,
membersihkan tumpahan minyak, memurnikan emas, dan
menggunakan unsur radioaktif untuk energi.
 Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses menggunakan sistem mikroba
untuk memulihkan lingkungan ke keadaan sehat.
Mikroorganisme tertentu dapat bertahan hidup di lingkungan
kaya logam di mana mereka kemudian dapat melepaskan kation
logam untuk digunakan di dalam sel. Mikroba ini dapat
digunakan untuk menghilangkan logam dari tanah atau air.
Ekstraksi logam ini dapat dilakukan in situ atau ex situ dimana
in situ lebih disukai karena lebih murah untuk menggali
substrat. Bioremediasi tidak spesifik untuk logam. Pada tahun
2010 terjadi tumpahan minyak besar- besaran di Teluk
Meksiko. Populasi bakteri dan archaea digunakan untuk
meremajakan pantai setelah terjadinya tumpahan minyak.
Mikroorganisme ini dari waktu ke waktu telah
mengembangkan jaringan metabolisme yang dapat
memanfaatkan hidrokarbon seperti minyak bumi dan minyak
bumi sebagai sumber karbon dan energi. Bioremediasi mikroba
adalah teknik modern yang sangat efektif untuk memulihkan
sistem alami dengan membuang racun dari lingkungan.
 Pembuatan Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Biogas bisa dibakar seperti elpiji. Dalam skala besar biogas dapat
dijadikan sumber energi listrik alternatif ramah lingkungan dan
terbarukan.
Biogas adalah salah satu jenis bahan bakar nabati yang dihasilkan
secara alami dari penguraian sampah organik. Bahan organik, seperti
sisa makanan dan kotoran hewan, terurai dalam lingkungan anaerobik
atau lingkungan tanpa oksigen. Kemudian melepaskan campuran gas,
terutama metana dan karbondioksida. Pencernaan anaerobik tersebut
merupakan bentuk alami dari limbah menjadi energi, menggunakan
proses fermentasi.
 Bahan Baku Pembuatan Biogas
 Kotoran Sapi
Hasil pencernaan sapi ini secara alami telah menggunakan
mikroorganisme dalam sistem pencernaan. Berfungsi dalam
mencerna selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi. Oleh
sebab itu kotoran sapi memiliki kandungan selulosa yang
tinggi. Kotoran sapi sangat cocok menjadi bahan baku
pembuatan biogas, maupun sebagai biostarter dalam proses
fermentasi. Setiap 1 kilogram kotoran sapi berpotensi
menghasilkan 36 liter biogas.
 Sekam Padi
Bahan baku pembuatan biogas yang umum digunakan
selanjutnya ialah sekam padi yang sudah tak terpakai. Sekam
padi dikategorikan sebagai biomassa yang bisa dimanfaatkan
untuk berbagai kebutuhan, seperti bahan baku industri, pakan
ternak, dan energi atau bahan bakar.
 Bahan Organik
Bahan organik berupa berupa sampah, kotoran ternak, serasah,
rumput dan daun-daunan. Kemudian menggunakan bantuan
teknologi Effective Microorganisme atau EM-4 untuk
mempercepat proses fermentasi. Sebab EM-4 terdiri dari
bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik
(Rhodopseudomonas sp), Streptomycetes sp, Ragi (yeast),
Actinomycetes.
 Proses Pembuatan Biogas
 Tahap Hidrolisis
Langkah pertama ialah tahap pelarutan atau hirolisis. Bahan
yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida dan lemak akan
diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti glukosa.
Selanjutnya peran bakteri akan mendekomposisi rantai panjang
karbohidrat, protein dan lemak menjadi bagian yang lebih
pendek. Sebagai contoh, polisakarida diubah menjadi
monosakarida. Tahap pelarutan ini berlangsung pada suhu 25
serajat celcius di digester.
 Tahap Asidogenesis
Langkah berikutnya adalah tahap pengasaman atau tahap
asidogenesis. Terjadi proses bakteri asam menghasilkan asam
asetat dalam suasana anaerob. Bakteri akan menghasilkan asam
yang berfungsi mengubah senyawa pendek hasil hidrolisis
menjadi asam organik sederhana, seperti asam asetat, H2 dan
CO2.
 Tahap Metanogenesis
Langkah terakhir masuk tahap pembentukan gas metana atau
tahap metanogenesis. Bakteri metana membentuk gas metana
secara perlahan secara anaerob. Tahap ini berlangsung selama
14 hari dengan suhu 25 derajat celcius di dalam digester. Proses
ini akan menghasilkan 70 persen CH4, 30 persen CO2, sedikit
H2 dan H2S.
 Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh
populasi berbagai macam mikrob dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik pengomposan adalah
proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikrob-mikrob yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan
aktivator pengomposan.
Manfaat Kompos
 Tanah

o Meningkatkan kesuburan tanah


o Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
o Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

 Ekonomi

o Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah


o Mengurangi volume/ukuran limbah
o Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya

 Lingkungan

o Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah di tempat


pembuangan sampah
o Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

3. Bioteknologi di Bawah Kondisi Steril


Bioteknologi pada kondisi steril dilakukan dengan melakukan sterilisasi media
dan bioreactor serta menggunakan perlengkapan rekayasa yang dapat menghindari
terjadinya kontaminasi, sehingga hanya biokatalis dan mikroorganisme tertentu
yang diinginkan saja yang ada dalam reactor. Dengan cara ini pertumbuhan
organisme yang diinginkan dalam akhir kondisi optimal agar membentuk produk
secara maksimal dapat diatur
 Kloning
Kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama
persis (identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan
(jumlah dan gen) yang sama. Sedangkan klon adalah sejumlah
organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui hasil
reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap
bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang sama
dan kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama.
 Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknologi reproduksi tumbuhan secara vegetatif
yang dilakukan di dalam laboratorium secara in vitro. Teknik dengan
kultur jaringan dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara
menumbuhkan sebagian jaringan tumbuhan di dalam suatu media
pertumbuhan. Jaringan tumbuhan yang digunakan umumnya masih
mengandung jaringan meristem yang aktif membelah, atau jaringan
parenkim yang masih dapat melakukan diferensiasi. Organ yang umum
digunakan untuk proses kultur jaringan adalah potongan daun,
potongan batang, atau potongan akar.
Potongan jaringan yang akan ditumbuhkan akan diletakkan di atas agar
media pertumbuhan. Media pertumbuhan ini akan menyediakan segala
nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan individu tumbuhan baru
dari potongan jaringan yang diberikan. Setelah terbentuk individu
tumbuhan baru dengan akar, batang, dan daun yang lengkap, bibit
tumbuhan hasil kultur jaringan ini dapat ditanam di dalam tanah.
Dengan menggunakan teknik kultur jaringan, satu individu tumbuhan
dapat diperbanyak dalam jumlah besar, yang setiap anakannya
memiliki sifat genetis yang identik. Teknik ini telah banyak digunakan
untuk memperbanyak bibit unggul untuk pertanian, agar hanya
tanaman unggul saja yang ditanam di ladang dan kebun pertanian.

4. Aplikasi Hasil Bioteknologi


Rekayasa Genetika/DNA Rekombinan/Genetic Engenering
1) Pemanfaatan mikroorganisme yang struktur gennya telah diubah, dalam
produksi metabolit sekunder (hasil metabolisme yang tidak berperan
langsung dalam kehidupan organisme tersebut)
 Pengertian :
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau
berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme
biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan
pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu.

 Prinsip Kerja :
Pemanfaatan teknik-teknik bioteknologi antara lain seperti teknik
kultur jaringan, in-vitro propagsi, rekayasa genetika, dan peran mikroba
endofit dalam meningkatkan produksi metabolit sekunder dari berbagai
tanaman obat tersebut.

 Kegunaan :
Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa
genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit
sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang
berasal dari tanaman obat ini. Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam
bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman
transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan (Maksum R.
2004).

 Alat dan Bahan


 Mekanisme/Alur Proses kerja :
 Dampak yang Menguntungkan dan Merugikan
Dampak yang dihasilkan bergantung kepada produk metabolit
sekunder yang diproduksi.
2) Bakteri Corybacterium glutanicum mutan yang memproduksilisin
 Pengertian :
L-lisin adalah salah satu asam amino esensial yang diperlukan oleh
tubuh manusia maupun hewan.Kebanyakan pakan berbasis sumber pati
sepertiumbi-umbian atau serelia kekurangan asam amino L-lisin.
Keseimbangan kandungan asam amino merupakan salah satu indikator nilai
gizi pakan maupun pangan
 Prinsip Kerja:
Pada percobaan pendahuluan dilakukan proses fermentasi pada labu
erlenmeyer untuk menentukan medium basal terbaik, selanjutnya hasil
terbaik inidiproduksi pada fermentor 2 liter. Produksi L-lisin dilakukan
dengan menggunakan dua basal mediumyaitu medium basal A dan medium
Basal B dengankonsentrasi glukosa yang berbeda yaitu 50 gn dan 100gA.
Selanjutnya digunakan molase pada konsentrasi 10 dan 20 % (blv).

 Kegunaan :
L-lisin dapat ditambahkan pada rotiuntuk meningkatkan nilai
gizinya. Selain itu L-lisinjuga dipergunakan sebagai suplemen pada pakan
dibeberapa negara maju seperti Jepang, Australia danTaiwan.
Keuntungannya L-lisin dapat meningkatkanbobot dari hewan ternak seperti
kambing dan ayam.Sementara itu di Indonesia, L-liein belum
banyakdiaplikasikan sebagai suplementasi pada bahanpangan maupun
pakan. Oleh karena itu teknologiproses produksi L-lisin dalam skala industri
padasaat ini menggunakan sintesis secara mikrobial atauteknologi
fermentasi. Secara mikrobial, bakteri yangbiasa digunakan adalah
Corynebacterium ap danBreuibacterium ap (Nakayama, 1973).
Untukmeningkatkan produksi L-lisin telah banyakdigunakan perbaikan sifat
genetik dari bakteritersebut dengan manipulasi metabolisme danrekayasa
genetika (Nakayama, 1985).

 Alat dan Bahan :


Medium kultivasi yang digunakan dalahNutrien Agar (NA), Nutrien
Broth (NB), Medium Kaya (MK), Medium Basal A dan Medium Basal B.
Sedangkan alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah fermentor
Biostat-M kapasitas2 liter, Spektrofotometer (merk Shimadzu),
Sentrifuse(merk Eppendorf), Sentrifuse (merk Hettich), autoklaf (merk
ALP), orbital shaker (merk orbit shaker), pHmeter, vortex dan alat-alat
gelas.

 Mekanisme/Alur Proses kerja :


Medium Kaya yang digunakan ditetapkan pHnya+7 sebelum
dilakukan proses sterilisasi. Sebanyak10 ml medium yang ditempatkan pada
labuerlenmeyer 250 ml, diinokulasi dengan koloni bakteriyang berasal dari
agar miring NA dengan jarum osesebanyak dua loop. Kemudian diinkubasi
selama 1hari (24 jam) pada shaker orbital dengan kecepatan150 rpm pada
suhu 30°C.Sebanyak 5 ml inokulum diinokulasikan kedalam medium yang
berisi medium basal A atau Bsejumlah 50 ml dalamerlenmkyer 500 ml.
Mediumbasal telah ditetapkan pH + 7 sebelum sterilisasi dantelah diberikan
CaCO, sebanya1% dari medium.Kemudian diinkubasi dengan
menggunakan shakerdengan kecepatan 150 rpm pada suhu
30°C.Pengambilan sampel sebanyak 4 ml dilakukan setiap24 jam sekali
yaitu pada jam ke 0,24,48, dan 72.Pada setiap sampling dilakukan
pemeriksaanterhadap pH agar pertumbuhan bakteri tetapoptimum. Bila pH
kurang dari 7 maka dilakukanpenambahan NKOH 10 %.
 Dampak yang Menguntungkan dan Merugikan
 +L-lisinsebagai suplemen asam amino pada bahan
panganmaupun pakan telah mengalami kemajuan.
 +L-lisin dapat ditambahkan pada roti untuk meningkatkan nilai
gizinya.
 +L-lisin dapat meningkatkan bobot dari hewan ternak seperti
kambing dan ayam
 Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar
serta SDM dan alat yang canggih untuk memproduksi Lisin

3) Bakteri E. coli mutan, yang memproduksi insulin(pembuaanhormon)


 Pengertian :
Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada
tahun 1921 oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting
dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal Inggris John James
Richard Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip kemudian
memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan
sebagai obat pada manusia. Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil
disintesis secara kimia. Insulin merupakan protein manusia pertama yang
disintesis secara kimia. 

 Prinsip Kerja :
Prinsip kerja pembuatan insulin dengan Bakteri E.coli yaitu dengan
memasukkan sel dari bakteri E.coli yang nantinya akan mengonstruksi
bahan bahan untuk pembuatan insulin sintetis

 Kegunaan :
Untuk pengobatan seseorang yang terkena penyakit diabetes melitus

 Alat dan Bahan :


-Enzim : ligase (penggabung) dan endonuklease restriksi
(pemotong)
- Vektor : plasmid dan virus
 Mekanisme/alur Proses Kerja :
Plasmid pPICZA-PI ditransformasi ke dalam sel kompeten E. coli
TOP10 mengikuti metode dari Sambrook dan Russel (2001). Sel E. coli
rekombinan ditumbuhkan ke dalam media Luria Broth (LB) rendah
garam padat (1% tripton, 0,5% yeast extract, 0,5% NaCl, dan 2% agar)
dengan suplementasi 25 μg/mL ZeocinTM pada suhu 37ºC, 16-18 jam.
Koloni tunggal yang tumbuh kemudian diregenerasi untuk keperluan
isolasi plasmid dalam media LB rendah garam cair dengan suplementasi
ZeocinTM pada suhu 37ºC, 160 rpm, 16-18 jam. Isolasi plasmid
dilakukan dengan kit high-speed plasmid mini dari Geneaid (Taipei).
Hasil isolasi kemudian dilinearisasi dengan SacI sesuai prosedur
Thermo Fisher (Massachussets). Hasil isolasi dan linearisasi dianalisis
dengan elektroforesis agarosa.
 Dampak menguntungkan dan merugikan :
+ Produksi banyak
+harga murah
- hypersensitive
- Punah plasma nutfah

4) Tanaman Transgenic(GMO/ Genetically ModifiedOrganism)


 Pengertian :
Genetically modified organism (GMO) merupakan organisme yang
gen-gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.

 Prinsip Kerja :
Benih dewasa dari kultivar Tarom Molaii diinkubasi dalam media
induksi kalus, 96% benih membentuk kalus. Kalus embriogenik diseleksi
untuk ditembak dengan partikel emas yang dilapisi dua plasmid, satu
plasmid membawa gen hpt dan satu lagi membawa potongan gen cryIA(b)
sintetik. Setelah ditembak, kalus diseleksi selama 6 minggu dalam
higromycin B 50 g/l, dan kalus yang hidup diinkubasi selama 4-8 minggu
dalam media regenerasi yang juga mengandung antibiotik. Sepuluh
regeneran ditempatkan pada media pertumbuhan akar tanpa hygromycin
hingga akar pertama memiliki panjang 5 cm, kemudian ditanam secara
hidroponik hingga cukup besar untuk analisis PCR. Setelah itu, tanaman-
tanaman ditumbuhkan dalam pot untuk analisis DNA blot, bioassay
serangga dan produksi benih. Hasil PCR menunjukkan bahwa kesepuluh
regeneran membawa gen hpt. Hasil ini dikonfirmasi oleh DNA blot
dengan probe hpt (tidak ditunjukkan).

 Kegunaan :
Menghasilkan tanaman pangan dengan kandungan gizi yang lebih
banyak daripada tanaman aslinya

 Alat dan Bahan :


Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan tanaman
transgenik antara lain peralatanlaboratorium biologi molekuler, bakteri
Eschericia coli, beberapa macam enzim, bahantransformasi tanaman, serta
perlengkapan kultur jaringan.

 Mekanisme/Alur Proses Kerja:


Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama
1. dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan
menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
2. Gen yang diinginkan dapat diambil
daritanamanlain,hewan,cendawan, ataubakteri.
3. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan
perbanyakan gen yang disebut dengan istilahkloninggen.
4. Pada tahapankloninggen, DNA asing akan dimasukkan ke
dalamvektor kloning(agen pembawa DNA),
contohnyaplasmid(DNA yang digunakan untuk transfer gen).
5. Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri
sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan
perkembangbiakanbakteritersebut.
6. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah
yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke
dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah
satunya adalah bagian daun.
7. Transfergen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
metodesenjata gen, metodetransformasi DNAyang
diperantaraibakteriAgrobacterium tumefaciens,
danelektroporasi(metode transfer DNA denganbantuan listrik).

 Dampak Menguntungkan dan Merugikan


 + tanaman transgenik yang dapat menghasilkan senyawa
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti vitamin
dan vaksin
 +padi emas (golden rice) merupakan tanaman transgenik
yang sudah diteliti sejak tahun 1980 untuk mengurangi
jumlah penderita kekurangan vitamin A
 - Tanaman transgenik tahan hama yang disisipi gen Bt
ternyata tidak hanya bersifat racun terhadap serangga tetapi
juga pada manusia
 - Penggunaan gen Bt pada tanaman jagung dan kapas dapat
menyebabkan alergi pada manusia 

5) Teknologi Hibridoma/antibodi Monoklonal/fusisel


 Pengertian :
Teknik hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan
dari fusi antara sel B limfosit dengan sel kanker.

 Prinsip Kerja :
Teknik plasmid adalah teknik pemindahan gen2 baru ke organisme
target agar menghasilkan gen yang diingankan ,teknik ini adalah yang
tahan lama tehadap penyakit,hama contohnya pembuatn insulin
manusia dan hewan
teknik hibridoma adalah teknik peleburan dua sel yang berbeda
karakter dgn cara memasukan semua karakter gen dari neukleus ke
dalam setiap sel yang akan menghasilkan embrio contoh dalam
kehidupan kita adalah antibodi monoklonal

 Kegunaan :
Hibridoma ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi dalam
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur
menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein yang sangat
baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk
mendiagnosis penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker.
 Alat dan Bahan Yang dipakai:
Sel Limfosit B, Sel kanker , enzim Ligase, enzim endonuklease
restriksi

 Mekanisme / Alur Proses Kerja :

 proses imunisasi dengan menggunakan antigen  tertentu yang


disuntikan ke dalam tubuh  mencit (Mus musculus)
 sel B-limfosit mencit akan merespon antigen sehingga
terbentuk antibodi
 pemisahan  sel B-limfosit yang sudah mengandung antibodi
dari organ limpa mencit

 sel B-limfosit kemudian  difusikan dengan sel kanker immortal


menghasilkan sel hibridoma
 fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan membuat membran sel
menjadi lebih permeabel sehingga kedua sel bisa menyatu
 sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga
dihasilkan banyak sel yang memiliki anti bodi tertentu
sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal yang bisa
disimpan lama dalam keadaan dibekukan
 Dampak Menuntungkan dan Merugikan :
 +Menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar
 +Menghasilkan sel yang fungsinya sama dengan hormon dan
antibodi
 +Digunakan untuk pemetaan genom manusia dan
menyilangkan spesies secara genetic dalam sel eukariotik.
 -Dapat digunakan untuk pembuatan spesies baru
 -Merusak keseimbangan ekosistem
 -Proses pembuatan yang rumit

6) Terapi gen
 Pengertian
Teknik-teknik yang disempurnakan untuk manipulasi gen yang
dikombinasikan dengan pemahaman yang mendalam atas fungsi gen
dalam tubuh, sehingga dapat memperbaiki atau mengobati kelainan
genetik dalam suatu individu yang disebabkan oleh satu gen.

 Prinsip Kerja
Setiap kelainan genetik yang bisa ditelusuri hingga ke alel rusak
tunggal ada kemungkinan untuk mengganti atau melengkapi alel rusak
itu dengan alel normal menggunakan teknik DNA rekombinan. Alel
baru dapat diselipkan ke dalam sel somatik dari jaringan yang
dipengaruhi kelainan tersebut atau mungkin juga ke dalam sel germinal
(lini nutfah) (penghasil-gamet) atau sel embrionik.Agar terapi gen sel
somatik itu permanen, sel yang menerima alel normal haruslah sel yang
memperbanyak diri sepanjang hidup si pasien, sehingga alel cangkokan
akan bereplikasi dan terus diekspresikan, seperti sel sumsum tulang.Jadi
dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja terapi gen adalah menggantikan
gen defektif dengan gen korektif.

 Kegunaan
Terapi gen memiliki potensi besar untuk mengobati kelainan
yang dapat ditelusuri ke gen tunggal yang rusak. Berikut ini adalah
beberapa kegunaan yang lebih spesifik dari terapi gen:
a) Mengganti gen yang mengalami mutasi
Sel tubuh yang rusak karena gen tertentu tidak dapat bekerja
dengan baik. Penggantian gen yang rusak ini dapat membantu dalam
mengobati penyakit. Salah satu contohnya adalah gen p53 yang
berfungsi mencegah pertumbuhan tumor. Ketika gen p53 yang rusak
diganti dengan gen yang sehat, sel-sel kanker diharapkan akan mati.
b) Memperbaiki gen yang mengalami mutasi
Gen yang mengalami mutasi dapat dihentikan agar tidak
menyebabkan penyakit. Gen yang sehat bisa diatur untuk bekerja
sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit.
c) Membuat sistem imun mengenali sel yang sakit
Pada beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh tidak menyerang
sel-sel sakit. Pasalnya, sistem imun tidak menganggap sel sakit
tersebut sebagai ancaman. Terapi gen dapat digunakan untuk melatih
sistem imun agar mampu mengenali dan menyerang sel-sel tubuh yang
sakit.
 Alat dan Bahan
a) Virus
- Retro virus
Golongan virus yang dapat membuat rantai ganda DNA
dari genomnya dan disatukan dengan kromosom sel inangnya,
seperti HIV.
- Adeno virus
Golongan virus dengan rantai DNA gadanya dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, saluran pencernaan,
dan menimbulkan kematian, seperti Orthomyxovirus
- Adeno-associated virus
Non-enveloped virus (virus tanpa selubung) yang dapat
direkayasa untuk mengirimkan DNA ke sel target.
- Herpes simpleks
Golongan virus dengan rantai ganda DNA yang
menginfeksi sebagian dari sel seperti sel neuron.
b) Gel eletroforesis

 Mekanisme
Dalam terapi gen diperlukan satu molekul yang berfungsi
sebagai karier dan disebut sebagai vector. Vektor inilah yang
membawa gen/DNA yang normal ke sel target pasien dan vector
yang dipakai adalah virus yang telah diubah secara genetik. Secara
umum mekanisme terapi gen adalah seperti gambar dibawah ini.
Terapi yang paling menjanjikan ialah terapi yang melibatkan sel
sumsum tulang, karena meliputi sel induk yang menghasilkan
semua sel darah dan sistem kekebalan. Berdasarkan jenisnya terapi
gen dibedakan menjadi dua yakni ex vivo dan in vivo. Berikut
adalah mekanisme terapi gen ex vivo dan in vivo pada pasien
dengan kerusakan hati genetik.

 Dampak Positif
- Terapi gen adalah sumber harapan
Terapi genetic dapat memperbaiki cacat lahir. Selain itu,
terapi gen menjanjikan kesembuhan untuk penyakit kronis yang
saat ini tidak dapat disembuhkan seperti kanker. Hal ini dapat
memberi secercah harapan kepada pasien dan keluarganya yang
sudah pesimis karena tidak adanya obat untuk kondisi seperti ini.
- Efek terapi tahan lama dan tepat waktu
Dengan mengganti gen yang rusak dengan gen fungsional
biasanya hanya dengan satu kali pengobatan akan membuat pasien
bebas dari gejala seumur hidup. Terlebih lagi terapi gen bukan
hanya pengobatan untuk individu yang menderita suatu kondisi
tertentu, tetapi juga mencakup seluruh generasi. Saat Anda
menghapus gen yang menyebabkan seseorang terkena kanker
payudara, mereka tidak akan mentransfer gen yang rusak tersebut
ke keturunannya, melainkan gen fungsional baru.
- Terapi gen dapat memberantas penyakit dan
meningkatkan kualitas hidup
Beberapa penyakit yang awalnya tidak dapat disembuhkan
dapat dikelola dan mungkin dihilangkan jika kita melibatkan terapi
gen. Perubahan gen terutama gen reproduktif dengan menggunakan
metode germline dapat membantu menghindari penularan gen yang
rusak sehingga tidak ada lagi kejadian penyakit, seperti parkinson,
huntington, dan Alzheimer.
 Dampak Negative
- Tidak adanya jaminan dan dapat terjadi kesalahan
Saat ini, terapi gen sedang dalam tahap perkembangan, dan
sebagian besar eksperimen dilakukan pada hewan dengan harapan
keberhasilan akan tercermin pada manusia. Namun, apapun bisa
terjadi, dan terapi gen bisa gagal bekerja sehingga membatasi
kemampuan Anda atau bahkan memperburuk kondisi. Masalah
ketidakcocokan dan respons imun juga dapat menyebabkan
kegagalan prosedur.
- Terapi gen adalah opsi pengobatan dengan biaya yang
tinggi
Biaya melakukan terapi gen kemungkinan besar akan tinggi
karena melibatkan peralatan canggih dan keahlian tingkat tinggi.
Biaya semacam itu mungkin tidak terjangkau bagi banyak orang,
dan ini akan menciptakan pemisahan sosial ekonomi.
- Ada potensi untuk mengembangkan resistensi
Meski kelihatannya luar biasa, terapi gen mungkin berumur
pendek. Tidak ada jaminan bahwa terapi gen akan memenuhi
harapannya untuk mengobati kelainan eksplisit, melakukan
penyesuaian gen dapat menciptakan cacat baru untuk generasi
mendatang tanpa disadari.

- Masalah etis
Salah satu rintangan terbesar bagi kemajuan terapi gen
adalah penentangan atas dasar bahwa hal itu dapat membuka ruang
bagi sains yang tidak etis yang mungkin merendahkan umat
manusia. Pemikiran bahwa terapi gen menciptakan "manusia yang
sempurna" telah menjadi sangat kontroversial. Beberapa kritikus
percaya bahwa merusak gen manusia dengan cara apapun adalah
tidak bermoral.
7) DNAProfiling/fingerprint
 Pengertian
Pengujian DNA (DNA testing), juga dikenal sebagai profiling DNA
(DNA profiling), penyidikan genetik/DNA, atau penyidikjarian
genetik/DNA (genetic/DNA fingerprinting, adalah suatu pengujian
forensik yang melibatkan teknik biologi molekuler untuk mendapatkan
profil DNA sejumlah materi uji yang merupakan bahan biologis. Profil
DNA ini biasa disebut sebagai sidik jari DNA (DNA fingerprint).
Melalui suatu alur penalaran tertentu, profil DNA dari berbagai sumber
dapat dicocokkan untuk menunjukkan keterkaitan biologis berbagai
materi uji, sehingga dapat mendukung suatu pembuktian forensik.
 Prinsip kerja
Prinsip kerja dari DNA fingerprint dan DNA profiling (pengujian
DNA) terdiri dari empat langkah utama, yakni ekstraksi, kuantisasi,
amplifikasi, dan elektroforesis kapiler.
 Ekstrasi (Isolasi)
Langkah ekstraksi bertanggung jawab untuk membuka inti sel dan
melepaskan molekul DNA ke dalam larutan. Selain itu, ekstraksi
juga memungkinkan untuk memisahkan molekul DNA dari semua
bahan seluler lainnya dan kotoran lain yang mungkin ada dalam
sampel biologis tertentu.
 Kuantisasi
Memastikan bahwa DNA yang diperoleh dari ekstraksi adalah DNA
manusia,bukan dari sumber lain seperti bakteri. Hal ini dilakukan
melalui kuantitasi di mana kualitas dan kuantitas DNA yang ada
dalam sampel diukur dan dinilai.
 Amplikasi (Fragmentasi)
Amplifikasi DNA dilakukan melalui penggunaan teknik yang
dikenal sebagai Polymerase Chain Reaction (PCR). Hal ini penting
untuk sampel DNA forensik karena DNA yang sering ditemukan di
TKP memiliki batasan kuantitas dan kualitas.
 Elektroforesis kapiler (CE) (Separasi)
Campuran besar molekul DNA hasil reaksi PCR perlu dipisahkan
untuk membedakan berbagai molekul satu sama lain melalui
elektroforesis kapiler. Produk PCR kemudian dipisahkan
berdasarkan ukurannya. Data dari proses ini kemudian dikumpulkan
pada komputer yang terpasang pada instrumen CE dan kemudian
melalui penggunaan program perangkat lunak profil DNA
dikembangkan.
 Perbandingan
Membandingkan hasil pengujian DNA dengan DNA lainnya
 Kegunaan
Biasa untuk menyelidiki kasus seperti pemerkosaan/pembunuhan,
penetuan orang tua, dan penyelundupan narkotika
 Mekanisme
Berikut ini adalah proses dari DNA profiling dengan RFLP yang
digunakan sebelum adanya PCR
Berikut ini adalah proses dari DNA profiling dengan PCR

Berikut ini adalah proses dari DNA fingerprint


 Dampak Positif
 Para ahli menganggap bukti DNA sebagai "kemungkinan kemajuan forensik
terbesar sejak munculnya sidik jari"
 Dapat membuktikan bahwa seseorang tidak bersalah bahkan ketika bukti
tepercaya lainnya berada di pihak tergugat
 Jika ditangani dengan benar, bukti DNA dapat disimpan selama bertahun-tahun
karena investigasi dan proses pengadilan pidana dapat berlangsung lama
 Petugas polisi dengan sampel tak dikenal dapat mencari kecocokan
menggunakan database DNA
 Bukti DNA dapat mengalahkan bukti saksi mata dalam hal keandalan
 Profil DNA dapat digunakan untuk menentukan paternitas
 Profil DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelainan genetik secara dini
 Dampak Negatif
 Bukti DNA hanya ditemukan disebagian kecil TKP
 Bukti seperti pengakuan, senjata pembunuhan, dan bukti forensik lainnya harus
melengkapi bukti DNA, karena hakim tidak selalu mendasarkan putusan pada
bukti DNA saja
 Kesalahan manusia yang melibatkan kurangnya pelatihan, pekerjaan yang
ceroboh, dan kontaminasi silang, di antara masalah lainnya, dapat mengganggu
keandalan bukti DNA
 Sampel DNA dapat menimbulkan masalah privasi saat mereka mengidentifikasi
hubungan keluarga, keturunan, dan potensi penyakit
 Penjahat dapat menanamkan bukti DNA untuk menjebak orang yang tidak
bersalah atas kejahatan tersebut.

8) Transplantasi Inti
 Pengertian
Istilah kloning (bahasa Inggris = cloning) dapat diartikan sebagai
pembentukan kumpulan gen, sel, atau organisme yang identik. Adapun klon
(bahasa Inggris = clone) adalah kumpulan sel atau organisme yang identik secara
genetis. Secara alami, proses reproduksi aseksual dapat dikatakan sebagai kloning,
karena menghasilkan hewan yang memiliki sifat genetis sama dengan induknya.
Metode yang paling umum digunakan saat ini untuk menghasilkan klon
hewan adalah teknik transplantasi inti (Somatic Cell Nuclear Transfer / SCNT).
Teknik ini merupakan bioteknologi pada tingkat sel. SCNT atau rekayasa sel telur
dilakukan dengan memindahkan inti sel somatis (sel tubuh) ke dalam sel telur lain.
Tentu saja inti sel telur tujuan telah dibuang intinya (enukleasi) ketika inti sel donor
akan ditransfer.
Selanjutnya telur yang telah disisipkan inti dari sel somatik, kemudian
dikembangkan hingga menghasilkan klon embrio. Oleh karena itu, teknik ini
disebut juga kloning inti. Ada dua jenisnya, yaitu kloning reproduktif dan kloning
terapetik.

 Prinsip Kerja
Pada dasarnya mekanisme transplantasi inti adalah memasukan materi
genetik suatu sel ke dalam ovum pada tahun 1928, Hans Spemann, melakukan
eksperimen dengan embrio salamander dengan melakukan percobaan  dengan
tehnik transfer inti sel embrio salamander ke sel tanpa inti atau tanpa nukleus.
Transfer nukleus pada dasarnya membutuhkan dua sel, yaitu suatu sel donor dan sel
oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya.
Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan proses enukleasi. Hal ini dilakukan
untuk menghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi
tadi kemudian dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik. Penelitian
membuktikan bahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila berada dalam kondisi
anfertilisasi, sebab hal ini akan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti
dirinya sendiri. Di dalam telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel
zigot dan membelah serta berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya
ditransfer ke dalam uterus induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses
tadi berjalan baik, suatu replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi
sebenarnya setelah terbentuk blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan
proses bayi tabung yang tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli obstetri
ginekologi.

 Kegunaan
Secara garis besar kloning memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1. Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan ilmu biologi,
khususnya reproduksi embriologi dan diferensiasi.

2. Untuk Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul


Seperti telah kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal
yang serupa tentu saja dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada
domba, kambing dan lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil
dari bibit unggul, maka anggota klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul
tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih meningkat lagi, jika dikombinasikan
dengan tehnik transgenik. Dalam hal ini ke dalam nukleus zigot dimasukkan
gen yang dikehendaki, sehingga anggota klonnya akan mempunyai gen
tambahan yang lebih unggul.

3. Untuk Tujuan Diagnostik dan Terapi 


Sebagai contoh jika sepasang suami isteri diduga akan menurunkan
penyakit genetika thalasemia mayor. Dahulu pasangan tersebut dianjurkan
untuk tidak mempunyai anak. Sekarang mereka dapat dianjurkan menjalani
terapi gen dengan terlebih dahulu dibuat klon pada tingkat blastomer. Jika
ternyata salah satu klon blastomer tersebut mengandung kelainan gen yang
menjurus ke thalasemia mayor, maka dianjurkan untuk melakukan terapi gen
pada blastomer yang lain, sebelum dikembangkan menjadi blastosit. Penelitian
Kloning dapat berkontribusi untuk pengobatan penyakit dengan memungkinkan
para ilmuwan untuk memprogram ulang sel. Melalui penelitian ini, misalnya,
sel-sel kulit bisa memprogram ke dalam sel-sel memproduksi insulin di
pankreas. Sel-sel kulit yang kemudian akan dimasukkan ke dalam pankreas
pasien diabetes, yang memungkinkan mereka untuk memproduksi insulin.
Penyakit Parkinson adalah penyakit degeneratif yang mempengaruhi neuron.
Karena neuron tidak regenerasi, kloning penelitian dapat memungkinkan
pemrograman ulang sel ke neuron untuk mengganti yang rusak oleh Parkinson.
4. Menolong atau Menyembuhkan Pasangan Infertil untuk Mempunyai
Keturunan 
Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat
membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. Secara medis
infertilitas dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan secara psikologis ia
merupakan kondisis yang menghancurkan, atau membuat frustasi. Salah satu
bantuan ialah menggunakan tehnik fertilisasi in vitro. (in vitro fertilization =
IVF). Namun IVF tidak dapat menolong semua pasangan infertil. Misalnya bagi
seorang ibu yang tidak dapat memproduksi sel telur atau seorang pria yang tidak
dapat menghasilkan sperma, IVF tidak akan membantu. Dalam hubungan ini,
maka tehnik kloning merupakan hal yang revolusioner sebagai pengobatan
infertilitas, karena penderita tidak perlu menghasilkan sperma atau telur.
Mereka hanya memerlukan sejumlah sel somatik dari manapun diambil, sudah
memungkinkan mereka punya turunan yang mengandung gen dari suami atau
istrinya.
 Alat dan Bahan

a) Alat:
Sentrifuge
Mortar and Pastle
Elektroforesis
b) Bahan
Sel Inang: Untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang sudah di klon
Enzim ligase: Digunakan untuk menyambung DNA
Enzim restriksi: Digunakan untuk memotong DNA
DNA Vektor: Berfungsi sebagai wadah DNA sisipan
DNA sisipan: Digunakan sebagai gen yang diperbanyak
 Mekanisme

a) Kloning pada tumbuhan

Secara singkat kloning pada sel tumbuhan (baik dari akar, batang, dan
daun) bisa dilakukan dengan cara memotong organ tumbuhan yang di-
inginkan. Lalu kita mencari eksplan, mengambil selnya dan memindahkan ke
media berisi nutrisi agar cepat tumbuh. Eksplan ini akan menggumpal menjadi
gumpalan yang bernama kalus. Kalus adalah cikal bakal akar, batang, dan
daun. Kalus kemudian ditanam di media tanah dan akan menjadi sebuah
tanaman baru.
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu
suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan
menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur
tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

b) Kloning pada hewan

Proses kloning hewan melalui tahap berikut, yaitu mengekstrak nukleus


DNA dari suatu sel embrio kemudian ditanamkan dalam sel telur yang
sebelumnya intinya sudah dihilangkan. Kadang-kadang proses ini distimulasi oleh
manusia menggunakan alat dan bahan-bahan kimia. Sel telur yang sudah dibuahi
ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh sel hewan inangnya dan
membentuk sifat yang identik.

c) Kloning pada manusia


Proses kloning manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :

 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi
berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian
dipisahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan
perempuan kemudian intinya dipisahkan.
 Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah
membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan
diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis
sama dengan sel stem donor.

 Dampak positif
 Teknik kloning merupakan alternatif untuk melestarikan hewan langka
sehingga keberadaan hewan langka dapat terus dipertahankan.
 Teknik kloning membantu meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang
lebih banyak dengan melakukan klonning pada hewan ternak.
 Teknik kloning berperan dalam menghasilkan sel, jaringan, atau organ yang
sesuai untuk pengobatan akibat kelainan atau gangguan suatu fungsi organ.
 Teknik kloning membantu menumbuhkan spesies baru yang bebas penyakit
keturunan.
 Teknik kloning sangat berperan terhadap kemajuan bidang sains.
 Dampak negatif
 Penyalahgunaan teknik kloning seperti menciptakan spesies baru yang
bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning sangat rentan terhadap suatu
penyakit dikarenakan teknik kloning menghasilkan individu yang tidak
memiliki sistem imunitas.
 Teknik kloning akan menyebabkan spesies yang dihasilkan bersifat
monoton, karena DNA maupun sifat dan fisik hasil klonning persis sama
dengan induknya.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning cenderung memiliki masa
hidup yang sama dengan induknya, karena sel-selnya diperoleh dari
induknya.
9) Teknologi Plasmid
 Pengertian
- Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal yang terdapat pada bakteri
- Sifat Plasmid : dapat diklon dan berfungsi sebagai vector
Teknologi plasmid merupakan salah satu teknik yang dipakai dalam bioteknologi modern
yang memanfaatkan plasmid bakteri sebagai vector dalam manipulasi DNA atau
manipulasi gen makhluk hidup target.
 Prinsip Kerja
Penyisipan satu atau sejumlah gen dan kemudian diisolasi. Gen yang dimasukkan
umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu.
 Kegunaan
Plasmid digunakan sebagai vektor dalam rekayasa genetika. Dalam hal ini plasmid
digunakan untuk membawa suatu rangkaian fragmen DNA asing masuk dalam sel inang
dengan harapan plasmid rekombinan itu mengalami replikasi dan mengekspresikan sifat baru
pada DNA asing tersebut, sehingga sifat yang diinginkan dapat diperoleh dari plasmid
rekombinan tersebut.
 Alat dan Bahan
- Enzim restriksi
- Enzim ligase
- Ti plasmid
- Gen yang diinginkan (sifat yang ingin ada pada makhluk hidup tersebut)
 Mekanisme Kerja
Memasukan sel asing ke dalam plasmid
Contoh : produksi hormon insulin, rekayasa bakeri Bacillus thuringiensis

 Dampak Positif
 Menciptakan bibit unggul
 Melestarikan plasma nutfah
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan manusia

 Dampak Negatif
 Mengganggu proses seleksi alam
 Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi secara alami
 Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk kepentingan
pribadi yang dapat merugikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai