Makalah Akuntansi Keuangan Islam (Akuntansi Istishna)
Makalah Akuntansi Keuangan Islam (Akuntansi Istishna)
Makalah Akuntansi Keuangan Islam (Akuntansi Istishna)
MAKALAH
AKUNTANSI TRANSAKSI ISTISHNA
DAN ISTISHNA PARALEL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Islam
Dosen Pengampu :
Solikhul Hidayat, S.E. ,M.Si
Di susun Oleh :
2020
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengalaman dan data-data yang kami peroleh
dari sebagai sumber.Makalah ini disusun sedemikian rupa dengan tujuan dapat
diterima dan dipahami oleh dosen serta mahasiswa atau mahasiswi.
Kami menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu izinkan kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak. Aan Zainul Anwar, S.H.I.,M.E,Sy. Selaku Kaprodi. Ekonomi
Islam.
2. Bapak Solikhul Hidayat, S.E. ,M.Si Selaku Dosen Pengampu Akuntansi
Keuangan Islam Universitas Islam Nahdhlatul Ulama.
3. Ayah dan ibu selaku orang tua yang mendukung kami.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa laporan masih jauh dari sempurna walaupun kami
telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang ada pada kami.
Semoga Makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Karina Zulaikha
Della Awaliya
Indah Nur Aini
Anis Zunita Badriyah
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan Makalah.........................................................................................5
1.4. Manfaat......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1. Konsep Dasar Transaksi Istishna..............................................................6
2.1.1. Landasan Fiqh dan Fatwa DSN tentang Transaksi Istishna.............11
2.2. Standar Akuntansi Keuangan Transaksi Istishna....................................13
2.2.1. Akuntansi untuk penjual..................................................................13
2.2.2. Akuntansi Pembeli...........................................................................18
2.2.3. Penyajian..........................................................................................19
2.2.4. Pengungkapan..................................................................................19
2.3. Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Akuntansi Transaksi Istishna.........20
2.3.1. Perlakuan akuntansi istishna............................................................20
2.3.2. Jurnal Standar...................................................................................23
2.4. Aplikasi Akuntansi Transaksi Istishna....................................................31
BAB III PENUTUP...............................................................................................32
3.1. Simpulan..................................................................................................32
3.2. Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
3
4
BAB 1
PENDAHULUAN
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Al-Quran
ًُمًّى فَا ْكتُبُوهVW يا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا تَدَايَنتُ ْم بِ َدي ٍْن إِلَى أَ َج ٍل ُم َس
“hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang tidak di tentukan, hendaklah kamu
menuliskannya….”(al-Baqarah:282)
11
Akuntansi transaksi istishna dari sudut pandang penjual antara lain sebagai
berikut :
Penyatuan dan Segmentasi Akad
1) Bila suatu akad istishna mencakup sejumlah aset pengakuan dari
setiap aset diperlakukan sebagai suatu akad yang terpisah jika:
a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap asset
14
b) tidak ada harga pokok istishna' yang diakui sampai dengan pekerjaan
tersebut selesai
c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna' dalam
penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan
d) pengakuan pendapatan istishna', harga pokok istishna', dan keuntungan
dilakukan hanya padaakhir penyelesaian pekerjaan.
Istishna' dengan Pembayaran Tangguh
1) Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses
pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari
penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna' dilakukan secara tunai diakui sesuai persentase penyelesaian;
dan
b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran.Meskipun istishna' dilakukan dengan pembayaran
tangguh, penjual harus menentukan nilai tunai istishna' pada saat
penyerahan barang pesanan sebagai dasar untuk mengakui margin
keuntungan terkait dengan proses pembuatan barang pesanan. Margin
ini menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan dari proses pembuatan
barang pesanan. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai akad dalam
istishna' dengan pembayaran langsung adalah harga yang disepakati
antara penjual dan pembeli akhir.
2) Jika menggunakan metode akad selesai dan proses pelunasan
dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari penyerahan barang
pesanan maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna' dilakukan secara tunai, diakui pada saat penyerahan barang
pesanan; dan
16
b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran
3) Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna'
dan termin istishna' (istishna' billing) pada pos lawannya.Penagihan
termin yang dilakukan oleh penjual dalam transaksi istishna' dilakukan
sesuai dengan kesepakatan dalam akad dan tidak selalu sesuai dengan
persentase penyelesaian pembuatan barang pesanan.
Biaya Perolehan Istishna'
1) Biaya perolehan istishna' terdiri dari:
a) biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk
membuat barang pesanan; dan
b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan
pra-akad.
Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan
sebagai biaya istishna' jika akad disepakati. Namun jika akad tidak
disepakati, maka biaya tersebut di bebankan pada periode berjalan.
2) Biaya perolehan istishna' yang terjadi selama periode laporan
keuangan, diakui sebagai aset istishna' dalam penyelesaian pada saat
terjadinya.Beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya
riset dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna'.
Biaya Perolehan Istishna' Paralel
1) Biaya istishna' paralel terdiri dari:
a) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau
kontraktor kepada entitas
b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasukbiaya akad dan
praakad; dan
c) semua biaya akibat produsen atau kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajibannya, jika ada.
17
barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan harga pokok istishna.
2.2.3. Penyajian
1) Penjual menyajikan dalam laporan keuangan halal sebagai berikut :
a) Piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah
yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
b) termin istishna yang berasl dari transaksi istishna sebesar jumlah
tagihan termin penjual kepada pembeli akhir.
2) Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan halal sebagai berikut :
a) Hutang istishna sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang
belum dilunasi.
b) Aset istishna dalam penyelesaian sebesar :
i. Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada
pembeli akhir, jika istishna parallel.
ii. Kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna
2.2.4. Pengungkapan
1) Penjual mengungkapkan transaksi-transaksi istishna dalam laporan
keuangan tetapi tidak terbatas pada :
a) Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan dan
keuntungan kontrak istishna.
b) Metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian
kontrak yang sedang berjalan.
c) Rincian piutang istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis mata
uang, dan kualitas piutang.
d) Pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Satndar Akuntansi
Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan keuangan Syariah.
2) Pembeli mengungkapakan transaksi istishna dalam laporan keuangan,
tetapi tidak terbatas pada :
a) Rincian hutang istishna berdasarkan jumlah dan jangka waktub.
20
lebih rendah antara nilai wajar dari biaya perolehan. Selisih yang
terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
4. Dalam istishna paralel, jika pembeli menolak menerima barang
pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka
barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dari harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.
5. Jika secara substansi terdapat transaksi bank syariah yang
mengadakan/membeli barang pesanan dengan cara istishna dan
menjual dengan cara murabahah sehingga menimbulkan tenggang
waktu yang lama (lebih dari 1 tahun) antara waktu penyelesaian barang
pesanan yang dikonstruksi dan waktu pelunasan tagihan bank dari
pembeli akhir maka pengakuan pendapatannya mengikuti ketentuan
transaksi murabahah
2.3.2. Jurnal Standar
1. Istishna Biasa-Akuntansi Penjual
a. Saat pengeluaran biaya sebelum akad
(Dr) Beban Istishna yang ditangguhkan XX
(Cr) Kas XX
b. Jika akad tidak ditandatangani
(Dr) Beban pra-akad XX
(Cr) Beban Istishna yang ditangguhkan XX
c. Saat pengeluaran biaya istishna setelah akad ditandatangani
(Dr) Aktiva Istishna dalam penyelesaian XX
(Dr) Beban Istishna yang ditangguhkan XX
(Cr) Kas XX
d. Pada saat penagihan kepada pembeli
(Dr) Piutang Istishna XX
(Cr) Termin Istishna XX
e. Pada saat penerimaan pembayaran dari pembeli
24
(Dr) Kas XX
(Cr) Piutang Istishna XX
f. Pengakuan keuntungan pada akhir periode dengan menggunakan metode
persentase
(Dr) Beban pendapatan Istishna XX
(Dr) Aktiva Istishna dalam penyelesaian XX
(Cr) Pendapatan Istishna XX
(sesuai porsi penyelesaian)
g. Pengakuan kerugian pada akhir periode dengan menggunakan metode
persentase
(Dr) Beban pendapatan Istishna XX
(Cr) Aktiva Istishna dalam penyelesaian XX
(Cr) Pendapatan Istishna XX
(sesuai porsi penyelesaian)
h. Pengakuan keuntungan/kerugian pada akhir periode dengan
menggunakan metode akad selesai. Maka,tidak ada jurnal, karena metode
ini mengakui pendapatan istishna hanya pada akhir masa kontrak.
i. Pengakuan keuntungan pada akhir masa kontrak dengan menggunakan metode
persentase.
(Dr) Beban pendapatan Istishna XX
(Dr) Aktiva Istishna dalam penyelesaian XX
(Cr) Pendapatan Istishna XX
(sesuai porsi penyelesaian)
j. Pengakuan kerugian pada akhir masa kontrak dengan menggunakan metode
persentase.
(Dr) Kerugian Istishna XX
(sebesar selisih antara pendapatan dan beban
Istishna)
(Cr) Aktiva Istishna dalam penyelesaian XX
25
Pendapatan istishna xx
Catatan: istishna paralel tidak diperbolehkan menggunakan metode akad
selesai.
o. Pengakuan kerugian pada akhir periode menggunakan metode persentase
Beban pendapatan istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx
(sesuai porsi penyelesaian)
Catatan: istishna paralel tidak diperbolehkan menggunakan metode akad
selesai.
p. Pengakuan keuntungan pada akhir masa kontrak menggunakan metode
persentase
Beban pendapatan istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx
(sesuai porsi penyelesaian)
Catatan: istishna paralel tidak diperbolehkan menggunakan metode akad
selesai.
q. Pengakuan kerugian pada akhir masa kontrak menggunakan metode
persentase
Beban pendapatan istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx
(sesuai porsi penyelesaian)
Catatan: istishna paralel tidak diperbolehkan menggunakan metode akad
selesai.
30
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani
(produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Bedasarkan akadtersebut,
pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan)
31
3.2. Saran
Apapun makalah ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang didasari
dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik berupa buku diperpustakaan
maupun dari pengetahuan online. Jika terjadi kesalahan dan kekurangan dari
makalah kami, kami berharap kritik dan saran untuk mewujudkan kelebihan
dikemudian harinya.
DAFTAR PUSTAKA
32