Implementasi Manajemen Kurikulum Islam Terpadu Pada SD It Insan Sejahtera Sumedang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ISLAM TERPADU PADA SD IT

INSAN SEJAHTERA SUMEDANG

Destryana Riffandi
Program Studi Pengembangan Kurikulum, Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Manusia
dari sejak lahir sangat membutuhkan Pendidikan untuk memgembangkan segenap potensi
yang dimiliki (Casiska Winda; dkk, 2017) Pendidikan juga menjadi upaya memanusiakan
manusia, karena manusia yang baru lahir ke dunia tidak berdaya. Dengam demikian, manusia
sebagai makhluk harus dan perlu dididik dan mendidik, manusia juga sebagai makhluk yang
bisa dididik dan mendidik (Waini Rasyidin; dkk, 2013). Pendidikan diartikan juga sebagai
upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki idealisme
nasional dan keunggulan profesional,serta kompetensi yang dimanfaatkan untuk
kepentingan bangsa dan Negara (Alhamuddin, 2017: 123).

Tujuan nasional Pendidikan adalah: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan,
aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
(Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).

Berbagai perundangan dan peraturan yang dihasilkan oleh pemerintah seperti UU Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peraturan tersebut mengatur seluruh pelaku
Pendidikan termasuk Pendidikan Islam didalamnya untuk turut serta membenahi seluruh
aspek dalam Pendidikan Islam agar dapat setara, bahkan lebih berkualitas dibandingkan
dengan Pendidikan umum yang telah lebih dahulu matang dan mapan (Setyaningsih, hlm.
34).

Menurut Atho’ Mudzhar (dalam Ahmad Nur, 2019) mengemukakan hasil studi Litbang
Agama dan Diklat Keagamaan tahun 2000 bahwa merosotnya moral dan akhlak peserta didik
disebabkan antara lain akibat kurikulum pendidikan agama yang terlampau pada materi, dan
materi tersebut lebih mengedepankan aspek pemikiran ketimbang membangun kesadaran
keberagaman yang utuh. Selain itu metodologi pendidikan agama kurang mendorong
penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan, serta terbatasnya bahanbahan bacaan keagamaan.
Buku-buku paket yang tersedia belum memadai untuk membangun kesadaran beragama,
memberikan keterampilan fungsional keagamaan, dan mendorong perilaku bermoral dan
berakhlāq mulia bagi peserta didik.

Dalam konteks metodologi, Furchan (1993) menunjukan bahwa metode pembelajaran


PAI disekolah kebanyakan masih ceramah monoton dan statis kontekstual, cenderung
normatif, monotolik, lepas dari sejarah dan semakin akademis. Maka dari itu haruslah
adanya kurikulum yang bisa menjadikan pembelajaran lebih bisa dimaknai oleh para
peserta didik. Dari segi afektif, kognitif, psikomotortik dan nilai-nilai agama (Ahmad Nur,
2019).

Kurikulum menempati posisi sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. hal ini
berarti kurkulum menjadi bagian yang terpenting dari keseluruhan proses pendidikan
yang berlangsung disuatu lembaga pendidikan. Pengertian kurikulum yang demikian
adalah karena adannya perluasan makna kurikulum yang tidak lagi melihat kurikulum
sebatas “rencana” pengajaran atau pembelajaran, akan tetapi, sudah menjadi “aktifitas”
pembelajaran atau mencapai tujuan-tujuan pendidikan (Lias, 2010: 106). Adapun tujuan
pendidikan Islam adalah untuk”... to create a good man. It aims at the balanced growth
of the total personality of man through of the training of man’s spirit, intellect, the
rational self, feelings and bodily senses (Alhamuddin, 2018: 98).

Kurikulum Islam terpadu sebagai salah satu program pendidikan memiliki peran yang
strategis dalam membentuk, membangun, membina dan mengarahkan peserta didik
menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang berkarakter dan berkepriabadian yang
positif, memahami diri sendiri, terampil dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
Kurikulum islam terpadu selalu peduli dalam kegiatan belajar mengajar baik proses
maupun isi materi agar relevan dengan tingkah laku peserta didik, sehingga kegiatan
belajar bisa mudah dipahami, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Kurikulum dalam arti luas menyangkut seluruh aspek dalam sebuah proses belajar
mengajar yang terjadi dalam upaya pendidikan dalam sebuah lembaga untuk mencapai
tujuan yang diharapkan (Alhamuddin, 2016: 5).
METODE

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan
didalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (Qualitative Research). Adapun yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2012, hlm.
3). Sedangkan definisi kuantitatif menurtu Sugiyono (2011 : 9) Penelitian kuantitatif adalah metode
yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara
triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna dari generalisasi. Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Insan Sejahtera Sumedang.

Sumber Data Penelitian dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Sumber utama
adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, orang tua, dan peserta didik.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian meliputi: Wawancara atau interview, Observasi dan
Dokumentasi. Teknik Analisis Data setelah terkumpul dari responden adalah: Reduksi Data (Data
Reduction), Penyajian Data (Data Display) dan Conclusion Drawing dan penarikan kesimpulan
tentang deskripsi implementasi kurikulum Islam Terpadu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
Insan Sejahtera Sumedang. Sedangkan Verifikasi data dalam penelitian ini adalah triagulasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kurikulum Pendidikan Sekolah Islam Terpadu

Menurut Muhaimin bahwa pelaksanaan pemaduan sistem pendidikan sekolah dan pendidikan
luar sekolah, dengan fokus pada pemaduan kurikulum madrasah dengan kurikulum
pendidikan keterampilan, dalam upaya pengembangan bakat dan minat yang dilakukan
kebanyakan lembaga pendidikan Islam Terpadu (pesantren, madrasah dan sekolah Islam).
Secara rinci permasalahan yang diajukan adalah bagaimana: (1) Gambaran umum Pondok,
(2) Faktor dominan yang melatarbelakangi pemaduan, (3) bentuk keterpaduan program
pendidikan, (4) Keterpaduan kurikulum pendidikan yang diterapkan, (5) Peran program
pemaduan dalam rangka pembinaan bakat dan minat santri, (6) Dampak pemaduan terhadap
dunia kewirausahaan, (7) Faktor - faktor penghambat dan pendukung upaya pemaduan, dan
(8) Upaya-upaya dalam mengatasi hambatan. Tujuan penelitian untuk memperoleh data
obyektif, mendalam, dan komprehensif tentang keterpaduan sistem pendidikan sekolah dan
pendidikan luar sekolah, dalam hal ini keterpaduan kurikulum pendidikan madrasah dan
kurikulum pendidikan keterampilan, dalam upaya pengembangan bakat dan minat santri.

Pemanduan sistem pendidikan sekolah (kurikulum madrasah) dan pendidikan luar sekolah
(kurikulum pendidikan keterampilan) dalam upaya pembinaan bakat dan minat santri telah
direncanakan secara sistematis dan terprogram, serta dilakukan secara terintegrasi melalui
berbagai program yang dikembangkan. Namun, karena berbagai faktor, baik yang sifatnya
internal maupun eksternal, hasilnya masih belum maksimal sesuai yang diharapkan. Untuk
itu drekomendasikan perlunya penerapan manajemen pondok yang profesional,
pemberdayaan potensi pondok melalui kerja sama sinergik dengan isntansi atau lembaga lain,
penyediaan program pendidikan keterampilan yang bervariasi sesuai bakat dan minat santri
sesuai hasil identifikasi dan dilaksanakan secara intensif, sehingga pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan ke-Islaman mampu terus mempertahankan eksistensinya dalam
menyahuti tuntutan kebutuhan masyarakat sesuai perubahan zaman (Muhammad Saleh,
2020).

Manajemen Kurikulum Islam Terpadu

Manajemen kurikulum Islam Terpadu merupakan bagian yang cukup penting dalam
pendidikan karena di dalamnya terdapat proses memadukan sumber-sumber belajar yang
terdiri dari berbagai aspek mulai dari pendidik sebagai fasilitator, peserta didik, materi
pelajaran, buku maupun media sebagai alat bantu yang digunakan untuk mencapai
keberhasilan Pendidikan.

Tujuan manajemen kurikulum Islam Terpadu adalah untuk menciptakan proses belajar yang
mudah dalam merencanakan, pelaksanaan dan evaluasi dengan baik. Dengan proses belajar
mengajar demikian itu maka pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien. Efektif disini
dapat mendidik peserta didik sehingga dapat membentuk dan meletakkan dasar-dasar kea rah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan peserta
didik dalam menyesuaiakan diri dengan lingkungannya. Dalam manajemen kurikulum Islam
Terpadu terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Oleh karena itu manajemen kurikulum Islam Terpadu diartikan sebagai suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan sesuai dengan kondisi
lingkungan sekitar.
Manajemen Kurikulum Islam Terpadu Pada SDIT Insan Sejahtera

Pendidikan harus hadir dan terlibat dalam perkembangan seorang anak menjadi dewasa, yang
ditandai dengan bertambahnya umur dan sikap yang berubah secara bertahap. Pendidikan
merupakan sesuatu yang penting baik Pendidikan secara umum maupun secara agama. Dalam
rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Indonesia pada ranah afektif, pemerintah
mengeluarkan kebijakan yaitu setiap sekolah wajib melaksanakan Pendidikan budi pekerti
adalah Pendidikan nilai – nilai yang bersumber dari agama, adat istiadat dan budaya bangsa
yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik menjadi manusia yang baik
menurut pandangan manusia dan baik menurut pandangan Tuhan.

Kurikulum adalah salah satu komponen Pendidikan yang akan menentukan berhasil atau
tidaknya program Pendidikan yang telah direncanakan oleh pemangku kebijakan, menurut
pandangan lama memang hanya sebatas mata pelajaran yang harus ditempuh oelh pelajar
untuk dapat lulus dan mendapat ijazah. Namun dalam pandangan modern, kurikulum adalah
keseluruhan pengalaman belajar siswa selama mereka berada di sekolah. Ketika seorang anak
mendaftar ke sekolah, maka dia telah mendaftar untuk segera memulai belajarnya
(perlombaanya), dan dalam perlombaan nanti memungkinkan siswa untuk mendapatkan
banyak pengalaman yang nyata dari proses belajarnya. Kurikulum menjadi sangat penting
karena di dalamnya berisi deskripsi yang luas tentang tujuan pendidikan secara keseluruhan,
sebuah kurikulum juga dapat mempengaruhi kebudayaan, trend nasional dan trend
perpolitikan pada sebuah Negara

Sekolah Islam terpadu memiliki karakteristik yang berbeda dengan sekolah ataupun madrasah
pada umumnya, sekolah Islam terpadu mencoba memperkuat nilai-nilai Islam pada istilah
terpadu itu sendiri, penguatan ini berupa Islamisasi pada segala aspek aktivitas pendidikan
selama berada di sekolah, mulai dari pembiasaan, ekstra kurikuler dan segala bentuk
pembelajaran di kelas yang lainnya. Sekolah Islam terpadu juga memiliki jalinan kurikulum
hasil dari penyatuan pendidikan umum dan pendidikan agama, di mana selama ini dikotomi
kurikulum tersebut menjadi masalah yang utama bagi pendidikan Islam di Indonesia. Sekolah
Islam terpadu senantiasa mencoba untuk mengimplementasikan konsep pendidikan dengan
berdasarkan kepada dua sumber utama ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Dua
sumber tersebutlah yang menjadi pedoman dalam penananaman nilai Islam, penguatan materi
keIslaman, serta pembinaan dalam berakhlakul karimah.
Kurikulum Islam terpadu merupakan integrasi dari dua bentuk Pendidikan yang selama ini
terpisah yaitu Pendidikan Islam dan Pendidikan umum. Kurikulum yang telah padu tersebut
bertujuan untuk membentuk, membangun, membina dan mengarahkan peserta didik
menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang berkarakter dan berkepriabadian yang
positif, memahami diri sendiri, terampil dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
urikulum islam terpadu selalu peduli dalam kegiatan belajar mengajar baik proses maupun
isi materi agar relevan dengan tingkah laku peserta didik, sehingga kegiatan belajar bisa
mudah dipahami, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Adapun implementasi manajemen kurikulum Islam Terpadu pada SD IT Insan Sejahtera


berkenaan dengan bagaimana kurikulum terpadu dirancang, diimplementasikan
(dilaksanakan) dan dikendalikan (dievaluasi dan disempurnakan) oleh siapa, kapan dan
lingkup mana. Selain itu implementasi dari manajemen kurikulum islam terpadu juga
meliputi penerapan 4 fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning) kurikulum,
pengorganisasian (organizing) kurikulum, pengarahan (actuating/ directing) kurikulum, dan
pengawasan (controlling) kurikulum. Keempat fungsi manajemen kurikulum tersebut dimulai
dari perencanaan kurikulum, perencanaan kurikulum Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan
kalender akademik, yaitu pada awal tahun ajaran baru sebelum peserta didik masuk sekolah.
Selanjutnya dalam tahapan penerapan kurikulum, terdapat 4 ciri atau karaktersitik, yaitu : (1)
keterpaduan kurikulum, mengacu pada Kurikulum Diknas plus yang dipadukan dengan
muatan pendidikan Islam yang dirancang khusus dengan pendekatan teori kecerdasan
spiritual, emosional, intelektual dan fisik. (2) keterpaduan dalam metode pembelajaran
sehingga mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan konatif. Dalam aplikasinya dapat dilihat
antara lain dari masa belajar penuh waktu (Full Day School) mulai pukul 07.30 hingga 16.00
(hari Senin s/d Jum’at). (3) memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah, antara
lain dapat dilihat dari 284 program unggulan dan program kegiatan ekstra kurikuler, yang
mencakup: kurikulum riset, portofolio, teknologi informasi, kurikulum al-Qur’an, applied
management, caracter building, dan native program : Bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa
kedua. (4) keterpaduan dalam penerapan manajemen kurikulum, yaitu memadukan
keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu : sekolah, rumah dan masyarakat.
Dengan demikian jelaslah, bahwa perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan
pengadministrasian, evaluasi dan perbaikan kurikulum bergerak dalam suatu sistem dalam
siklus yang berkesenambungan, dalam lingkungan proses sistem pendidikan menyeluruh.

KESIMPULAN

Manajemen kurikulum mencakup bidang-bidang: perencanaan kurikulum, manajemen


kurikulum, evaluasi dan riset kurikulum. Pokok kegiatan utama studi manjemen kurikulum
adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan
kurikulum, dengan rincian sebagai berikut: pokok kegiatan utama studi manjemen kurikulum
adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan
kurikulum

Impelementasi manajemen kurikulum Islam Terpadu pada SD IT Insan Sejahtera mencakup


penerapan 4 fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning) kurikulum,
pengorganisasian (organizing) kurikulum, pengarahan (actuating/ directing) kurikulum, dan
pengawasan (controlling) kurikulum. Keempat fungsi manajemen kurikulum tersebut dimulai
dari perencanaan kurikulum, dan perencanaan kurikulum Pendidikan. Selanjutnya dalam
penerapan kurikulum terdapat 4 ciri karakteristik yaitu: 1. Keterpaduan kurikulum, 2.
Keterpaduan dalam metode pembelajaran, 3. Memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan
jasadiyah, 4. Keterpaduan dalam penerapan manajemen kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nur, (2019). Manajemen Kurikulum Terpadu di SMPIT Luqmanul Hakim Bandung.
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 4 (1).

Atmojo Doso, (2018) Manajemen Kurikulum Islam terpadu di SDIT Al Firdaus Gubug
Grobogan. Universitas Islam Negeri Walisongo

Alhamuddin, A. (2016). Kurikulum pendidikan tinggi keagamaan Islam: Mutu dan


relevansi. Al-Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman,

Alhamuddin, A. (2017). Studi perbandingan kurikulum pendidikan dasar negara Federasi


Rusia dan Indonesia. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman,

Alhamuddin, A. (2018). Abd Shamad al-Palimbani’s Concept of Islamic Education:


Analysis on Kitab Hidayah al-Sālikin fi Suluk Māsālāk lil Muttāqin. QIJIS (Qudus
International Journal of Islamic Studies).

Beuchamp, G.A. (2010). Curriculum Theory, Wilmette Illionis: The Kagg Press
Fullan. (2011) The New Meaning Of Educational Change, (New York: Teachers College
Press

Hamalik, Oemar. (2012). Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: UPI Press.

Maunah, Binti. (2013). Pengembangan kurikulum Berbasis kompetensi, Yogyakarta: Sukses


Offset.

Subarsono, AG. (2012) Analisis Kebijakan Publik : Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Pidarta, Made. (2012) Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai