BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas (Yusuf, PK, & Nihayati,
2015).
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
8
9
a. Respon Adaptif
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
b. Respon Psikososial
panca indera.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
11
c. Respon Maladaptif
(Stuart, 2017).
12
a. Faktor pengembangan
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi hilang percaya diri.
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor biokimia
d. Faktor psikologis
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.
a. Dimensi fisik
yang lama.
b. Dimensi emosional
c. Dimensi Intelektual
d. Dimensi sosial
kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan dalam dunia nyata.
individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting dalam
e. Dimensi spiritual
1) Halusinasi Pendengaran
Data objektif antara lain: bicara atau tertawa sendiri, marah tanpa
berbahaya.
2) Halusinasi Penglihatan
sesuatu yang tidak jelas. Data subjektif anatar lain: melihat bayangan,
3) Halusinasi Penciuman
tertentu dan menutup hidung. Data subjektif antara lain: mencium bau-
bau seperti bau darah, feses, dan kadang-kadang bau itu menyenagkan.
4) Halusinasi Pengecapan
5) Halusinasi Perabaan
sebagai berikut :
a. Data Objektif :
b. Data Subjektif :
bercakap-cakap.
orang lain.
4 tahap, yaitu :
a. Tahap I (Comforting)
pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat, diam dan
berkonsentrasi.
19
b. Tahap II (Condeming)
realitas.
Perilaku klien pada tahap III ini adalah perintah halusinasi ditaati,
d. Tahap IV (Conquering)
terhadap lingkungan.
(2016), diantaranya:
a. Regresi
ansietas.
b. Proyeksi
c. Menarik diri
psikologis.
21
apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan
bermusuhan.
a. Psikofarmakoterapi
obatannya seperti :
promactile.
100 mg pada malam hari saja, atau sesuai dengan advis dokter
(Yosep, 2016).
22
b. Terapi Somatis
lain.
frontalis) klien.
pada klien dengan risiko bunuh diri, klien agitasi yang disertai
Kelompok
afektif tetapi saat ini telah dikembangkan untuk klien yang resisten
terhadap pengobatan.
25
halusinasi.
Family Psycho Education (FPE) yang terdiri dari lima sesi yaitu sesi
mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang
dll).
27
orang lain.
penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut
terganggu.
gangguan jiwa :
reinforcement.
sebelum kita support dengan terapi – terapi lain, jika pasien masih
korban.
secara holistik, yakni meliputi aspek biologis, psikologis, social dan spiritual.
sebagai berikut :
a. Identitas Klien
dengan klien tentang : Nama perawat, Nama klien, Tujuan yang akan
3) Agama.
4) Alamat.
Tanyakan pada keluarga klien alasan klien dibawa kerumah sakit jiwa, apa
yang sudah dilakukan keluarga terhadap klien sebelum klien dibawa ke rumah
sakit jiwa serta hasilnya. Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi
perilaku klien dan gejala yang tidak normal yang dilakukan klien seperti
c. Faktor Predisposisi
1) Apakah pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, karena pada
d. Pemeriksaan fisik
umumnya yang dikaji meliputi TTV (Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan dan
e. Psikososial
1) Genogram
ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami oleh klien, pola
keluarga.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
disukai.
31
b) Identitas diri
masyarakat tidak efektif sehingga klien merasa tidak puas akan status
c) Peran diri
dalam masyarakat.
d) Ideal diri
dengan baik.
32
e) Harga diri
3) Hubungan sosial
tempat mengadu, dan tempat bicara, serta tanyakan kepada klien kelompok
apa saja yang diikutinya dalam masyarakat. pada umumnya klien dengan
dengan kedua orang tuanya, teutama dengan ibunya. Karena klien sering
klien tidak pernah berkunjung kerumah tetangga dan klien tidak pernah
4) Spiritual
a) Nilai keyakinan
terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang
b) Kegiatan ibadah
keyakinannya.
f. Status mental
1) Penampilan
sampai ujung kaki seperti : rambut acak acakkan, kancing baju tidak
tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti serta
2) Pembicaraan
pindah dari satu kalimat ke kalimat lain. Pada umumnya klien dengan
3) Aktivitas Motorik
4) Alam perasaan
klien merasakan sedih, putus asa, gembira yang berlebihan, serta marah
tanpa sebab.
5) Afek
klien mempunyai emosi labil tanpa ada sebab. Tiba tiba klien menangis
banyak diam diri, pandangan mata melihat kearah lain ketika diajak
bicara.
7) Persepsi
sesuatu yang tidak nyata dengan waktu yang tidak diketahui dan tidak
nyata.
8) Proses pikir
9) Isi pikir
kepala.
11) Memori
kembali.
kepada klien untuk memilih mandi dahulu sebelum makan atau makan
seperti jika disuruh untuk memilih mana yang dilakukan dahulu antara
dahulu.
37
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
gigi, cuci rambut, gunting kuku, dan bercukur serta observasi kebersihan
tubuh dan bau badan klien. Klien dengan gangguan persepsi sensori :
4) Berpakaian
memilih, dan mengenakan pakaian serta alas kaki klien serta observasi
setelah tidur.
6) Penggunaan obat
dengan obat oral serta reaksi obat dapat tenang dan tidur (sesuai advis
dokter).
7) Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan pada klien dan keluarga tentang apa, bagaimana, kapan dan
tempat perawatan lanjutan serta siapa saja sistem pendukung yang dimiliki
penggunaannya.
39
sehari-hari.
pos/dan ke bank).
h. Mekanisme koping
lain:
1) Regresi
2) Proyeksi
3) Menarik diri
seperti pasien yang tidak dapat berinteraksi dengan keluarga atau masyarakat
j. Pengetahuan
biasanya memiliki pengetahuan yang baik dimana dia bisa menerima keadaan
k. Aspek medis
sebagai berikut :
Objektif
1. Klien tampak bicara sendiri
2. Klien tampak tertawa sendiri
3. Klien tampak marah-marah tanpa sebab
4. Klien tampak mengarahkan telinga ke arah
tertentu
5. Klien tampak menutup telinga
6. Klien tampak menunjuk-nunjuk kearah tertentu
7. Klien tampak mulutnya komat-kamit sendiri
e. Isolasi sosial
dengan kondisi pasien saat ini (here and now) (Yusuf dkk. 2015).
terdiri dari fase orientasi, fase kerja, dan terminasi (Yusuf dkk. 2015).
kontrak waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan. Fase kerja berisi
2015).
44
Gangguan SP 1 :
Persepsi 1. Bantu klien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya,
Sensori: frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi).
Halusinasi 2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
4. Peragakan cara menghardik.
5. Minta pasien memperagakan ulang.
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien.
SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1), Berikan Pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan
orang lain saat terjadi halusinasi.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
dan bercakap-cakap.
SP 3 :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, dan SP 2), Berikan Pujian.
2. Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
3. Diskusikan kegiatan/kemampuan positif yang biasa
dilakukan oleh klien.
4. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
harian (mulai 2 kegiatan).
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
bercakap-cakap dan kegiatan harian.
SP 4 :
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, SP 2, dan SP 3), Berikan
Pujian.
2. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
3. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
4. Jelaskan akibat bila putus obat.
5. Jelaskan prinsip 6B (jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat).
6. Latih klien minum obat.
7. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
bercakap-cakap, kegiatan harian dan minum obat.
45
keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat
ini (here and now) dan sebelumnya harus dilakukan kontrak dengan klien.
kriteria hasil yang sudah ditetapkan, yaitu terjadi adaptasi pada individu
(Nursalam, 2016).
penelitian. Pada pasien halusinasi yang membahayakan diri, orang lain dan
yang pasien sudah tidak mengamuk lagi, bicara dan tertawa sendiri, sikap
dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata (Yusuf, 2015).
51
muncul.
obat.
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, dan cara-
pasien