Peran Kognisi Dalam Perkembangan Bahasa Anak
Peran Kognisi Dalam Perkembangan Bahasa Anak
Peran Kognisi Dalam Perkembangan Bahasa Anak
Kognisi anak berkembang sejalan dengan perkembangan otaknya. Bayi belum bisa
menyatakan keinginannya, kecuali dengan menangis dan melakukan gerakan refleks. Setelah
usia satu bulan, anak mulai mengembangkan cara untuk mengenal lingkungan. Semakin
bertambah usia anak, kemampuan berpikir, menangkap sesuatu dengan indera, mengerti, dan
memberi arti semakin baik. Sejalan dengan itu, bahasa anak pun semakin jelas dan
dimengerti orang dewasa.
Kognisi anak usia 0,1-2 tahun disebut sensorimotorik, yakni motorik (gerak) sebagai
reaksi dari rangsang sensorik. Yang penting adalah tindakan konkret. Benda dianggap tidak
ada jika tidak tampak. Setelah berumur 9-12 bulan, anak dapat menemukan benda yang
disembunyikan di tempat yang dilihat. Setelah umur dua tahun, anak tahu bahwa benda bisa
disimpan dan disembunyikan di suatu tempat. Setelah usia 18 bulan, anak mulai berpikir
bahwa kata mewakili benda. Kata disebut sebagai simbol.
Anak terlihat kreatif, bebas, dan imajinatif. Daya serap terhadap lingkungan
meningkat: orang, benda, situasi baru; minat pada penalaran : ditandai dengan suka bertanya,
“Kenapa”; fokus pada satu dimensi (tinggi saja atau panjang saja); berpusat pada diri
Santrock dan Yusen (1992), menegaskan bahwa tuntutan dasar teori kognitif
adalah intelegensi anak yang tumbuh dan keinginan untuk mengekspresikan maksud
bersama-sama dengan masukan bahasa dari orang tua mendorong perolehan bahasa.
Fokus pandangan kognitif lebih pada tingkat semantik dan pragmatik bahasa
dibandingkan tingkat sintaksis, morfologis, dan fonologis.