Teks tersebut membahas tentang audit organisasi syariah. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan pengertian audit syariah, tujuannya, perbedaannya dengan audit konvensional, konsep kepatuhan syariah dalam audit, landasan yang mendasari audit organisasi syariah, serta persyaratan dasar menjadi auditor syariah.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan7 halaman
Teks tersebut membahas tentang audit organisasi syariah. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan pengertian audit syariah, tujuannya, perbedaannya dengan audit konvensional, konsep kepatuhan syariah dalam audit, landasan yang mendasari audit organisasi syariah, serta persyaratan dasar menjadi auditor syariah.
Deskripsi Asli:
Berisikan tentang rangkuman mengenai bab Audit Organisasi Syariah
Teks tersebut membahas tentang audit organisasi syariah. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan pengertian audit syariah, tujuannya, perbedaannya dengan audit konvensional, konsep kepatuhan syariah dalam audit, landasan yang mendasari audit organisasi syariah, serta persyaratan dasar menjadi auditor syariah.
Teks tersebut membahas tentang audit organisasi syariah. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan pengertian audit syariah, tujuannya, perbedaannya dengan audit konvensional, konsep kepatuhan syariah dalam audit, landasan yang mendasari audit organisasi syariah, serta persyaratan dasar menjadi auditor syariah.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7
KELOMPOK 9
Nama : 1. Rini Fitri Fidiyanti (185221054)
2. Faradila Andin Pradina C (185221201) 3. Yasin Alfi Magfuri (185221208) Kelas : AKS 6B AUDIT ORGANISASI SYARIAH
A. Pengertian Audit Syariah
Audit adalah faktor penting untuk menjamin akuntabilitas perusahaan, hal ini untuk mengeksplorasi audit Syari’ah yang selanjutnya memungkinkan praktisi dan pengguna menggunakan pengetahuan yang diperoleh baik dalam audit konvensional serta perspektif Islam. Berdasarkan AAOIFI-GSIFI menjelaskan bahwa audit syariah adalah laporan internal syariah yang bersifat independen atau bagian dari audit internal yang melakukan pengujian dan pengevaluasian melalui pendekatan aturan syariah, fatwa-fatwa, intruksi dan lain sebagainnya yang diterbitkan fatwa IFI dan lembaga supervisi syariah. Secara Umum Audit syariah adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh bukti yang cukup dan relevan untuk membentuk opini apakah subyek yaitu personil, proses, kinerja keuangan serta non-keuangan konsisten dengan aturan Syariah dan prinsip-prinsip yang diterima secara luas oleh masyarakat Islam dan melaporkan kepada pengguna Penilaian independen dan jaminan obyektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan tingkat kepatuhan lembaga keuangan syari’ah, dengan tujuan utama untuk memastikan sistem pengendalian internal yang efektif dan untuk kepatuhan syari’ah B. Tujuan Audit Syariah Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Untuk melakukan audit, harus ada informasi dalam bentuk terverifikasi dan beberapa standar (kriteria) dimana auditor dapat mengevaluasi informasi. Informasi diperoleh dan diambil dari semua lini. Auditor Islam melakukan audit atas dua tujuan informasi obyektif dan informasi subjektif untuk memastikan kepatuhan syariah dengan bank Islam. Berikut ini juga merupakan tujuan audit syariah : 1. Untuk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mengoperasikan bank syariah, 2. Untuk menilai tingkat penyelesaian (progress of completness) dari suatu tindakan, 3. Untuk memperbaiki (koreksi) kesalahan, 4. Memberikan reward (ganjaran baik) atas keberhasilan pekerjaan, 5. Memberikan punishment (ganjaran buruk) untuk kegagalan pekerjaan. C. Perbedaan Audit Syariah dengan Audit Konvensional
No Audit Syariah Audit Konvensional
1. Objeknya LKS atau Lembaga Objeknya Lembaga Keuangan Bank Keuangan Bank maupun Non Bnak maupun Non Bank yang tidak yang beroperasi dengan prinsip beroperasi berdasarkan pronsip syariah syariah 2. Mengharuskan adanya peran DPS Tidak ada peran DPS (Dewan Pengawas Syariah) 3. Audit dilakukan oleh auditor Audit dilakukan oleh Auditor Umum bersertifikasi SAS ( Sertifikasi tanpa ketentuan bersertifikasi SAS Akuntansi Syariah) 4. Standar Audit AAOIFI Standar Auditing IAI 5. Opini Berisikan tentang Shari’a Opini berisikan tentang kewajiban Compliance tidaknya LKS atau tidaknya atas penyajian laporan keuangan perusahaan
D. Konsep Compliance Syariah pada Audit Syariah
Compliance syariah (kepatuhan syariah) pada audit syariah ditujukan untuk menentukan apakah proses bekerja seorang auditor telah memenuhi prosedur syariah, standar syariah, dan aturan-aturan syariah tertentu yang telah ditetapkan oleh otoritas. Kepatuhan syariah memiliki standar internasional yang disusun dan ditetapkan oleh Islamic Financial Service Board (IFSB) dimana kepatuhan syariah merupakan bagian dari tata kelola lembaga (cooperate governance). Berdasarkan suatu penelitian, compliance syariah berpengaruh terhadap praktik audit syariah. Tingkat compliance syariah yang semakin tinggi menandakan bahwa praktik audit syariah semakin baik. Dengan demikian, tingkat kepatuhan yang dimiliki auditor berdampak pada kualitas auditor dalam menjalankan praktik audit pada perusahaan yang berbasis syariah. Seorang auditor khususnya auditor internal dalam perusahaan yang berbasis syariah disyaratkan untuk dapat memenuhi compliance syariah yaitu meliputi prinsip-prinsip kepatuhan, budaya kepatuhan, manajemen risiko dan kode etik kepatuhan dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan prinsip-prinsip kepatuhan, budaya kepatuhan, manajemen risiko dan kode etik kepatuhan auditor dalam suatu perusahaan berbasis syariah berdampak pada praktik audit syariah yang mencakup kerangka kerja, ruang lingkup, kualifikasi dan independensi auditor syariah. Selain kepatuhan syariah dari sisi auditor, kepatuhan syariah juga harus diterapkan pada perusahaan berbasis syariah, hal ini dimaksudkan sebagai jaminan apakah praktik bisnis yang dijalankan manajemen dalam perusahaan berbasis syariah telah berjalan sesuai syariah atau belum. Dengan demikian, tidak hanya penyajian saldo- saldonya saja yang harus sesuai dengan PABUI, tetapi juga ditekankan pada cara pemerolehan nominal saldo yang terdapat dalam statemen keuangan, apakah diperoleh melalui praktik yang halal atau tidak. E. Landasan dalam Audit Organisasi Syariah Audit organisasi syariah memiliki sejumlah landasan, yaitu landasan syariah dan landasan hukum positif yang berlaku di Indonesia. Landasan syariah mengacu pada Al- Qur’an dan Hadits, yang mana didalam Al-Quran dan Hadits banyak dijelaskan bahwasanya Allah senantiasa mengawasi umatnya dan malaikat-malaikat selalu mencatat apa yang kita kerjakan sehingga apa yang kita kerjakan hasus berpedoman pada Al- Quran. Allah memerintahkan kita untuk selalu menyempurnakan takaran dan timbangan (tidak melebihkan atau mengurangi sesuatu) dan memerintahkan kita untuk berlaku adil. Allah juga memerintahkan kita dalam untuk memeriksa secara teliti setiap informasi yang diterima agar tidak menyebabkan musibah atau penyesalan nantinya. Berdasarkan pemaparan tersebut, artinya seorang auditor harus bersikap jujur dan adil serta memahami tugasnya dan berpedoman pada Al-Qur’an agar mendapat hasil yang terbaik dan mencapai tujuan syariah. Seorang auditor harus teliti terhadap pekerjaannya, meneliti setiap bukti-buktu fisik transaksi dalam laporan keuangan dan sistem pengendalian internal di dalam perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar audit syariah atau belum, auditor tidak boleh melakukan kecurangan dengan melebihkan atau mengurangi bukti-bukti yang ada agar tidak ada pihak yang dirugikan. Saat bekerja seorang auditor muslim seharusnya menerapkan kode etik akuntan muslim seperti ketakwaan, keikhlasan, integritas audit, bekerja dengan baik sesuai tugas dan kompetensinya. Kode etik akan membangun sikap kehati-hatian akuntan sehingga berperilaku etis sesuai ketentuan syariah. Adapun landasan lain audit syariah yaitu landasan hukum positif yang berlaku di Indonesia, hal ini merujuk pada prinsip umum audit AAOIFI yaitu: a. Auditor lembaga keuangan Islam harus mematuhi “Kode etik professi akuntan” yang dikeluarkan oleh AAOIFI dan The International Federation of Accountans yang tidak bertentangan dengan aturan dan prinsip Islam. b. Auditor harus melakukan auditnya menurut standar yang dikeluarkan oleh Auditing Standard for Islamic Financial Institutions (ASIFIs). c. Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan kemampuan professional, hati-hati dan menyadari segala keadaaan yang mungkin ada yang menyebabkan laporan keuangan salah saji F. Persyaratan Dasar sebagai Auditor Syariah Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang auditor syariah yaitu Knowledge, Skill, &Other characteristic. 1. Knowledge (Pengetahuan) Ada dua kategori pembagian yang harus dikuasai oleh para auditor syariah, yaitu pengetahuan umum dan khusus. Pengetahuan umum didapatkan dari latar belakang jurusan yang diambil selama kuliah di perguruan tinggi. Peran dari perguruan tinggi disini sebagai yakni menciptakan SDM yang unggul, dengan pemahaman standar ilmu audit syariah, akuntansi syariah, dan fiqh muamalah serta kompetensi dasar yang penting lainnya guna menyokong lulusan untuk siap terjun ke dunia kerja. Sedangkan pengetahuan khusus didapatkan melalui pelatihan-pelatihan dari suatu lembaga dalam memberikan bekal pengetahuan lanjutan pada calon auditor syariah dan dinyatakan lulus, setelah melalui beberapa tahapan. Contoh, seorang calon auditor syariah dinyatakan lulus setelah melewati rangkaian tes oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2. Skill (Keahlian) Dalam proses auditing, auditor juga harus punya keahlian sehingga pelaksanaan audit syariah bisa tercapai. Keahlian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu skill teknis dan personal. Skill teknis adalah keterampilan khusus setidaknya dalam lima bidang yang harus dikuasai oleh auditor syariah, memahami bisnis klien, analisis risiko, penilaian kontrol teknik, mengidentifikasi jenis kontrol, dan paham SOP industri. Sedangkan skill personal adalah pemahaman terkait perilaku pribadi, yang harus dipahami. Keterampilan ini setidaknya mencakup lima aspek, yaitu kerahasiaan, objektivitas, komunikasi, independensi, dan etika audit. 3. Other characteristic (Karakteristik lainnya) Karakteristik ini bisa diamati dari sifat dan perilaku seorang auditor. Hal ini juga dapat menunjukkan sifat dasar seorang calon auditor yang bias berdampak pada kondisi psikologis di masa depan. Pembangunan karakter bisa dilakukan dengan mengadakan training auditor secara terus-menerus dan juga bias dengan interpersonal seperti identifikasi masalah, solusi pemecahannya, serta tes tulis. Melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan bisa adanya calon auditor syariah yang kompeten sebagai auditor syariah, mendukung capaian proses audit pada entitas syariah, dengan kompetensi yang unggul dan sesuai dengan maqashid syariah. G. Metodologi Pelaksanaan Audit Syariah Ada beberapa metode dalam pendekatan audit syariah, yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan prinsip halal-haram Pendekatan ini mengobservasi secara ketat kehalalan dan ketiadaan keharaman sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Dalam praktik jaman sekarang, prinsip- prinsip syariah merefleksikan bahwa aturan ketuhanan melarang keras prinsip bunga (riba), ketidakpastian (gharar), judi (maisir) dan komoditas terlarang seperti khamr dan babi. 2. Pendekatan Akad Akad dapat didefiniskan sebagai penghubung permohonan (ijab) dan penerimaan (qabul). Adapun kontrak yang terjadi tersebut berdasarkan pada pemenuhan empat prinsip akad, yaitu pembeli dan penjual, harga, objek dan ijab qabul. 3. Pendekatan dokumentasi legal Tujuan dari dokumentasi legal ini adalah sebagai sarana memberikan rasa aman dalam pelaksanaan transaksi, di mana hak-hak, kewajiban, dan tanggung jawab secara jelas terpaparkan pada kontrak. 4. Pendekatan maqasid syariah Salah satu tujuan dari Maqasid Shariah adalah penyediaan dan perlindungan hal- hal yang mendasar dari seseorang, yang jika tidak terpenuhi maka kelangsungan hidupnya akan terancam. Kebutuhan mendasar dalam hukum Islam adalah agama (Din), jiwa (Nafs), keturunan (Nasl), akal ('Aql) dan harta (Maal). 5. Pendekatan pelaporan keuangan Tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang kondisi keuangan, keadaan perusahaan dan perubahan-perubahan di dalam posisi keuangan perusahaan. Hal tersebut tentu juga perlu untuk menghilangkan unsur ketidakpastian (gharar) dalam kontrak keuangan melalui pelaporan yang faktual dari transaksi yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA
Auditing-Syariah (diakses pada 12 Februari 2021). Wahid, Soleh Hasan. 2020. Audit Syariah dan Urgensinya dalam Penerapan Prinsip Syariah di LKS. https://hukumline.com/audit-syariah/ (diakses pada 12 Februari 2021). Hasibuan, Abdul Nasser, Rahmad Annam, dan Nofinawati. 2020. Audit Bank Syariah. Jakarta: Kencana. Farida, F., & Dewi, V. S. (2018). Kompetensi Auditor Dan Shariah Compliance Terhadap Praktik Audit Syariah. Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, 16(1), 45–52. https://doi.org/10.31603/bisnisekonomi.v16i1.2130. Prakosa, N., & Zuchri, L. (2011). Menggagas Konsep Penerapan Shariah Compliance Audit: Sebuah Upaya Pencapaian Islamic Corporate Governance. Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam, 1(1), 79–87.). Pujiati, Ani. 2017. Pengaruh Masa Penugasan Audit, Pendidikan Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indek Tahun 2008 s.d. 2014). Masters thesis, UIN Raden Intan Lampung. http://repository.radenintan.ac.id/239/3/BAB_II.pdf . Halwani, Halwani. 2018. Tiga Formulasi Kompetensi Auditor Syariah di Indonesia. https://sharianews.com/posts/tiga-formulasi-kompetensi-auditor-syariah-di-indonesia (diakses pada 12 Februari 2021). ta-meen.blogspot.com. 2013. Resume Paper: URGENSI DAN METODE AUDIT KEPATUHAN SYARIAH (SHARIA COMPLIANCE AUDIT). http://ta- meen.blogspot.com/2013/11/resume-paper-urgensi-dan-metode-audit.html (diakses pada 12 Februari 2021).
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya