Proposal Tugas Akhir Ria Harmonis
Proposal Tugas Akhir Ria Harmonis
Proposal Tugas Akhir Ria Harmonis
Disusun Oleh:
Ria Harmonis
472017440
Pembimbing
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Knowledge, Attitudes, and Practices of Infant and Child Feeding and its
Relation to the Nutritional Status of Children Under Five in Puskesmas
Sidorejo Lor
Sarah Melati Davidson1, Gelora Mangalik1, Ria Harmonis
1
Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Email : [email protected]
Abstrak
Masa balita merupakan usia yang rentan dan kelompok masyarakat yang rawan gizi
dimana prevalensi tertinggi kurang gizi ditemukan pada kelompok tersebut. Masalah gizi
yang terjadi pada balita terjadi karena kesalahan dalam pemberian makanan, oleh karena itu
praktik pemberian makan bayi dan anak harus dilakukan secara tepat dan benar. Praktik
pemberian makan bayi dan anak dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan status gizi balita. Desain penelitian ini
adalah cross sectional study dengan subjek dan populasi ibu yang memiliki balita usia 24-59
bulan. Lokasi dan subjek dipilih secara purposive di Puskemas Sidorejo Lor. Status gizi anak
diukur menggunakan indeks BB/U. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang pemberian
makan bayi dan anak diukur menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan praktik.
Kata kunci: Pengetahuan ibu, sikap ibu, praktik pemberian makan, status gizi
Abstract
Gizi kurang merupakan suatu permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh asupan
zat gizi dari makanan yang kurang, terdapat penyakit infeksi. Masalah gizi kurang pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan atau sanitasi, kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan serta adanya daerah miskin gizi (Liestyawati, L, 2018).
Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang gizi yang cukup akan berdampak terhadap status
gizi balita yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena ibu yang memiliki pengetahuan, sikap,
dan praktik yang baik akan lebih mengetahui informasi terkait pemenuhan gizi anak dan
tentunya akan berpengaruh pula terhadap praktek pemberian dan penyediaan makanan sehat
dan beragam (Yulianti, 2010).
WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations Children’s Fund)
memberikan rekomendasi tentang 4 standar emas pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
yang tercantum dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yaitu memberikan
air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan
ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Rahmawati dkk.,2019).
Praktik pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) harus dilakukan secara
benar dan tepat. Kesalahan pemberian makanan dapat mengakibatkan masalah gizi kurang
dan balita pendek. Rendahnya praktik pemberian makan bayi dan anak yang tepat sangat
terkait dengan pengetahuan, sikap dan motivasi yang dimiliki oleh ibu. Salah satu faktor
sulitnya melakukan penanganan gizi kurang di Indonesia adalah pengetahuan ibu atau
pengasuh yang tidak memadai dan praktik pemberian makanan yang tidak tepat (Rahmawati
dkk., 2019). Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh ibu akan berpengaruh terhadap sikap
dan praktik dalam pemberian makanan bayi dan anak. Pemberian makan bayi dan anak yang
salah akan berpengaruh pada keadaan gizi anak, sehingga kesalahan ini akan memberikan
dampak terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada anak. Sikap merupakan perasaan positif
dan negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek,
orang, dan keadaan (Liestyawati, L, 2018).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa masalah gizi yang terjadi pada balita
umumnya disebabkan karena kebiasaan pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak tepat dari
segi kualitas dan kuantitas, serta kurangnya pemahaman ibu bahwa bayi sejak berusia 6 bulan
sudah seharusnya mendapatkan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang baik. Pertumbuhan
balita dipengaruhi oleh kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga penting
untuk memperhatikan pola asuh makan anak (Nurhayati dan Tri, 2018). Pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat terjadi pada kelompok anak usia balita, maka dari itu
kebutuhan gizi balita sangat penting dan pemberian gizi seimbang pada periode ini dilakukan
untuk mendukung perkembangan anak secara optimal (Davidson dkk., 2020).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak serta
kaitannya dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Sidorejo Lor, Salatiga. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan status gizi balita.
Metode
Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik subjek (pekerjaan dan pendidikan
ibu, usia balita), data antropometri berupa berat badan dan tinggi badan anak, data
pengetahuan, data sikap, dan data praktik pemberian makan bayi dan anak. Berat badan balita
diukur langsung menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi, sedangkan pengukuran
tinggi badan menggunakan microtoice. Status gizi balita dinilai berdasarkan indeks berat
badan menurut umur (BB/U) dengan kategori Z-score berdasarkan Permenkes RI Nomor 2
tahun 2020 yaitu < -3SD (berat badan sangat kurang atau severly underweight), -3SD sd < -
2SD (berat badan kurang atau underweight), -2SD sd +1SD (berat badan normal), dan >
+1SD (risiko berat badan lebih) (Kemenkes RI, 2020). Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu
tentang pemberian makan bayi dan anak diukur menggunakan kuesioner pengetahuan tentang
PMBA, kuesioner sikap tentang PMBA, dan kuesioner praktik PMBA. Pengetahuan, sikap,
dan praktik ibu tentang PMBA diukur dengan menggunakan kuesioner dengan ketentuan nilai
0 bila ibu menjawab salah dan nilai 1 bila ibu menjawab benar. Total nilai tersebut masing-
masing dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar
<60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban benar
>80%) (Khomsan, 2000).
Data yang diperoleh kemudian diinput dengan proses editing, coding, processing, dan
cleaning. Analisis data yang akan digunakan yaitu Analisis bivariat dan univariat. Analisis
univariat untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, baik variabel terikat
maupun variabel bebas. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, sikap, dan praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak dengan status gizi balita.
Sebelum dilakukan analisis bivariat, data akan diuji normalitasnya terlebih dahulu
menggunakan Kolmogrof Smirnov. Uji statistik yang akan digunakan adalah Uji Korelasi
Spearman atau Pearson yaitu untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, sikap, dan praktik
pemberian makan bayi dan anak dengan status gizi balita.
Daftar Pustaka
Darmawan, F.H. & Sinta, E.N.M. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan
Perilaku Pemberian MP-ASI yang tepat pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa
Sekarwangi Kabupaten Sumedang. Jurnal Bidan, Midwife Journal. 1(2),32-42
Davidson, S.M., Khomsan A., & Riyadi, H. (2020). Status Gizi dan Perkembangan Anak
Usia 3-5 tahun di Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal
of Nutrition). 8(2),143-148.
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. (2018). Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018.
Khomsan A. (2000). Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor, Intitusi Pertanian Bogor
Liestyawati, L. (2018). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Ibu Baduta Tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Desa
Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Nurhayati, Sri dan Tri Wibowo Anang S.B., S.KM. M. Gizi (2018) Hubungan Praktik
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Baduta di
Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Skripsi thesis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yulianti, J. 2010. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Praktek Pemberian
Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 6 sampai 12 bulan di
Puskesmas Karangmalang, Kabupaten Sragen. Skripsi. Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PEMBERIAN
MAKAN BAYI DAN ANAK SERTA KAITANNYA DENGAN
STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIDOREJO LOR
B. Pengukuran antropometri
1. Panjang badan atau tinggi badan anak saat ini ....................... Cm
2. Berat badan anak saat ini ..................................................... Kg
KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
4. Yang dimaksud makanan pendamping ASI terlalu dini adalah pemberian MP-ASI pada bayi
usia..
a. <4 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
d. >6 bulan
6. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan?
a. Makanan lunak
b. Makanan padat
c. Mie
d. Kemiri
8. Menurut Ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang
berusia 6-8 bulan?
a. 1-3 kali
b. 4-6 kali
c. 7-10 kali
d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis
9. Jenis MP-ASI yang sudah bisa diberikan pada bayi usia 7-9 bulan adalah nasi tim yang terdiri
dari beras, tahu, tempe, dan kacang kacangan
a. Benar
b. Salah
10. Pemberian MP ASI sebelum usia enam bulan adalah sangat dianjurkan karena bayi akan
terhindar dari risiko berat badan lebih dan alergi
a. Benar
b. Salah
Sumber : Hajrah (2016). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dini di RB Mattiro Baji Kabupaten Gowa. Skripsi Thesis. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Jurusan Kebidanan, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
KUESIONER SIKAP TENTANG PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
Petunjuk: Berilah tanda ceklis √ dalam kotak pada setiap pertanyaan yang tersedia jika pilihan
tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung tanyakan
pada peneliti yang bersangkutan.
Ket : SS = sangat setuju
S = setuju
N = netral
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Setiap bayi berhak menerima Asi
eksklusif dan diberikan sampai berusia 2
tahun
2. Pemberian ASI diperlukan keahlian atau
latihan khusus agar ASI dapat diberikan
seluruhnya dan produksi ASI lancar.
3. Terdapat perbedaan dalam pertumbuhan
dan perkembangan antara bayi yang diberi
ASI eksklusif dan yang tidak
4. Pada bayi berusia >6 bulan baru boleh
diberikan makanan tambahan
1. Apakah selama ini ibu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kecuali
air putih, vitamin, dan obat-obatan selama 6 bulan setalah kelahiran anak?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi tidak terjadwal dan sesering mungkin
sesuai kebutuhan bayi?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu memberikan makanan tambahan lain kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu memberikan minuman tambahan lain kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa usia anak diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pertama kali?
a. < 6 bulan
b. 6 bulan
c. > 6 bulan
6. Berapa jenis bahan dasar dalam MP-ASI yang diberikan kepada anak?
a. 1 jenis bahan dasar
b. 2 jenis bahan dasar
c. 3 jenis bahan dasar
d. 4 jenis bahan dasar
7. Bagaimana tekstur M-PASI yang diberikan kepada anak?
a. makanan semi cair
b. makanan semi padat
c. makanan lunak
d. makanan padat
8. Berapakah frekuensi pemberian MPASI kepada anak dalam sehari?
a. 1-2 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
b. 2-3 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
c. 3-4 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
9. Porsi pemberian MPASI kepada anak dalam setiap kali makan adalah?
a. 2-3 sendok makan dan ditingkatkan bertahap sampai ½ mangkok kecil atau setara dengan
125 ml
b. ½ mangkok kecil atau setara dengan 125ml
c. ¾ sampai 1 mangkok kecil atau setara dengan 175–250 ml
10. Apakah saat ini anak diberikan susu formula?
a. Ya
b. Tidak