Materi 1 Persiapan Lahan. 02

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Menerapkan tenik tanaman penutup tanah

Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam
untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan atau untuk
memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Dalam budi daya tanaman
perkebunan, seperti sawit dan karet, pada proses penanam awal kelapa sawit
seteleh dilakukan persiapan lahan dan penanaman bibit kelapa sawit. Maka yang
harus diperhatikan selanjutnya, yaitu penanaman tanaman penutup tanah atau
sering juga disebut LCC (Legumus Cover Crop). Salah satu contoh tanaman
penutup tanah adalah tanaman Pueraria javanica (PJ)
Penggunaan tanaman penutup tanah pada lahan perkebunan memiliki tujuan
untuk memperbaiki sifat fisik, biologi maupun kimia tanah, mencegah terjadinya
erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma.
Mengingat tujuan penanaman LCC adalah memperbaiki struktur tanah agar dapat
ditanami kembali, maka tanaman LCC harus memenuhi beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut.
1. Perakaran tidak mengganggu tanaman utama
2. Mudah diperbanyak secara vegetatif maupun generatif dan cepat tumbuh
Dengan adanya kemudahan perbanyakan tanaman ini, semakin banyak
tanaman LCC yang tumbuh sehingga semakin cepat kesuburan diperoleh dan
semakin luas lahan yang bisa diperbaiki strukturnya dalam waktu singkat.
3. Tahan terhadap kekeringan, naungan, hama dan penyakit
Ketahanan tanaman ini terhadap berbagai gangguan membuat tanaman ini
tidak mudah mati, sehingga proses peningkatan kesuburan tanah pun tidak
terganggu.
4. Memiliki potensi dalam memberikan bahan organik yang tinggi
Potensi yang dimaksud adalah kemampuan tanaman ini dalam mengikat zat-
zat dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Tanaman yang memenuhi syarat-syarat diatas adalah tanaman dari suku
Leguminosae atau biasa dikenal dengan tanaman kacanag-kacangan. Akar dari
tanaman ini adalah serabut, sehingga mudah dicabut dan tidak mengganggu
perakaran tanaman utama nantinya. Selain itu, tanaman jenis ini mudah
diperbanyak, mudah tumbuh dan juga cepat tumbuh. Tanaman jenis ini juga
memikliki ketahanan terhadap berbagai gangguan, serta memiliki potensi untuk
memberi bahan organik terhadap tanah karena dapat mengikat nitrogen dari udara
bebas.

Contoh tanaman penutup tanah

Gambar bintil akar pada tanaman kacangan


Jenis-jenis Tanaman Penutup Tanah
Jenis tanaman LCC yang digunakan adalah tanaman yang tumbuh menjalar
dan bersifat noncompetitor atau tidak menjadi pesaing bagi tanaman utama,
cara perbanyakannya mudah dan cepat tumbuh. Jenis tanaman penutup tanah
yang banyak digunakan oleh perusahaan perkebunan, yaitu sebagai berikut.
1. Peuraria Javanica (PJ)
Tanaman kacangan Pueraria Javanica (PJ) merupakan salah satu tanaman
penutup tanah yang banyak dipakai di perkebunan. Biasanya PJ ditanam
bersamaan tanaman kacangan lain, seperti, Calopogonium mucunoides (CM) dan
Centrosema pubescens (CP). Kebutuhan PJ di Indonesia diperkirakan mencapai
1600 ton per tahun.
Pembungaan merupakan suatu proses perubahan dari fase vegetatif menjadi
fase generatif. Sebagian besar tanaman proses pembungaan dikontrol oleh durasi
pencahayaan atau disebut fotoperiode. Adanya dinamika lamanya pencahayaan ini
akan menginduksi zat pengatur tumbuh yang sering disebut florigen di daun.
Senyawa tersebut kemudian ditransportasikan melalui fluem sampai ke meristem
apical dan lateral tunas. Di dalam jaringan tunas zat pengatur tumbuh ini akan
menginduksi pembentukan bunga.
Beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sudah sering digunakan untuk
menginduksi pembungaan, mengatur produksi buah dan mengatur perkembangan
biji (Khrishnamoorthy, 1981). Kacangan jenis ini memiliki sifat tumbuh awal
agak lambat, setelah tumbuh dapat bertahan lama dan lebih tahan terhadap
naungan. Ukuran biji kecil dengan warna putih agak abu-abu dan kusam

Gambar tanaman Peuraria Javanica

2. Centrosema Pubescens (CP)


Centrosema Pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan,
merupakan tumbuhan perennial. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Sutopo,
1985). Centrosema Pubescens merupakan legum herba yang membelit, menjalar
atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu, dan tidak berkayu, mempunyai tiga
daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10
cm. Butir kacang berwarna cokelat kehitaman, daun berbentuk bulat telur sampai
bundar diameter 3 cm, dan lebar 1,3-2 cm panjang, halus di bawah umur. Pada
daun muda bagian stolons biasanya kemerahan segitiga. Perbungaan terdiri dari 3-
5 lembar mahkota bunga berwarna violet kebiruan.
Kehidupan kacangan ini yang tumbuh merambat dan menjalar, mempunyai
pengaruh buruk terhadap sawit muda, banyak daun dengan panjang sulur 1-4 m,
tumbuh sampai ketinggian 250 m dpl, tidak peka sulurnya, bizinya di panen pada
bulan Mei sampai Agustus, tahan terhadap musim kering, produksi daun tanaman
berumur 10 bulan 400-500 kwintal/ha yang mengandung 400-500 kg N dan 30-40
kg P2O5, pada tanah yang sesuai dibutuhkan biji 3-4,5 kg/ha. Centrosema
Pubescens (CP) memiliki sifat lambat tumbuh, tetapi tidak tahan naungan, sehingga
tidak dapat bertahan lama.

Gambar Centrosema Pubescens

Anda mungkin juga menyukai