Askep Combutio Kelp 3A
Askep Combutio Kelp 3A
Askep Combutio Kelp 3A
M DENGAN
COMBUSTIO GRADE II
DISUSUN OLEH
KELOMPOK III A:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung
masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas,
permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi
gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang
seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50% dan bukan
merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkan pasien dengan luka 95% yang
untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan teknik
rehabilitas yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup pada
sejumlah klien dengan luka bakar serius. (www. luka bakar net)
setiap tahunnya yang disebabkan karena luka bakar 70.000 diantaranya dirawat di rumah
saki dengan luka yang berat. Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat
kecelakaan pada semua kelompok umur laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka
bakar dari pada wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia (di atas 70 tahun).
rehabilitasnya masih sukar memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih
dan terampil mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien.
Dalam lima tahun terakhir ini rumah sakit pertamina menerima antara 33-53 penderita
luka bakar sedang dan berat yang dirawat di unit luka bakar rumah sakit pusat pertamina
(rerata : 40 penderita/tahun) dari jumlah tersebut yang masuk dlam kategori luka bakar
berat rerata 21%. Angka kematian luka bakar berat dimanapun di pusat-pusat luka bakar
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai tugas
sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri , kulit juga
mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu, perasaan nyeri,
sentuhan ringan dan tekanan pada bagian stratum korneum mempunyai kemampuan
menyerap air sehingga dengan demikian mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolism makanan yang
memproduksi energy, panas ini akan hilang melalui kulit , selain itu kulit yang terpapar
sinar ultraviolet dan mengubah substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D,
kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu epidermis,dermis dan jaringan subkutan.
a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya
sudah mati dan mengandung keratin suatu protein fibrosa tidak larut yang
membentuk barrier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir
b. Stratum lusidum
Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan sel-
sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan.
mempunyai tanduk.
e. Stratum basal/germinatum
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar
adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti
otot dan tulang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak merupakan factor penting
Kelenjar pada kulit, kelenjar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar
permukaan tubuh, kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki .
Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar
ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. Kelenjar apokrin berukuran lebih besar dan
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu
Luka bakar adalah respon kulit dan jaringan sub kutan terhadap trauma
suhu/termal. Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka bakar yang tidak
merusak epitel kulit maupun hanya merusak sebagian dari epitel. (At a glance ilmu,
bedah, 2007)
Luka bakar adalah terpaparnya tubuh manusia oleh zat yang bersuhu tinggi (heat)
atau yang dapat memicu suhu tinggi, baik karena reaksi kimia maupun reaksi fisika.
B. Klasifikasi
b. Derajat 3 dengan luas lebih dari 10% atau terdapat dimuka, kaki dan tangan
c.Luka bakar disertai trauma jalan napas atau jaringan lunak luas, atau fraktus
b. Derajat 3 dengan luas kurang dari 10%, kecuali muka, kaki dan tangan
3. Ringan bila :
C. Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ketubuh panas
tersebut dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik berbagai faktor dapat
menjadi penyebab luka bakar beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara lamanya
kontak dengan sumber air panas, misalnya suhu benda yang membakar, jenis pakaian
yang terbakar, sumber panas, api, air panas, dan zat kimia, minyak panas, listrik dan
radiasi.
D. Patofisiologi
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondiisi panas langsung atau
radiasi elektromgnetik. Drajat luka bakar berhubungan dengan beberapa factor, termasuk
konduksi jaringan yang terkena, waktu kontak dengan sumber tenaga panas dan
pigmentasi permukaan. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan
terhadap konduksi panas, sedang tulang, paling tahan. Jaringan lain memiliki kondisi
sinar ultraviolet, dan cahaya tampak. Radiasi ini dapat merusak jaringan baik dan
Antara 44-51C, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk setiap kenaikan
derajat temperature dan waktu penyiaran yang terbatas yang dapat ditoleransi. Diatas 51C
, protein terdenaturasi dan kecepatan kerusakan jaringan yang sangat hebat. Temperature
diatas 70C menyebabkan kerusakan selular yang sangat cepat dan hanya periode
penyiaran yang sangat singkat yang dapat ditahan. Pada rentang panas yang lebih rendah,
tubuh dapat mengeluarkan tenaga panas dengan perubahan sirkulasi, tetapi pada rentang
Luka bakar terbentu dari beberapa daerah, dimulai dengan daerah koagulasi
jaringan pada titik kerusakan maksimal. Mengelilingi daerah koagulasi terdapat daerah
statis yang ditandai adanya akiran l=darah ang cepat dan terdiri dari sel-sel yang masih
bisa diselamatkan. Di sekeliling daerah statis terletak daerah hiperemia, tempat sel
kurang rusak dan dapat smebuh smepurna. Dengan pengeringan atau infeksi, sel pada
daerah statis dapat hilang dan luka dengan kedalaman tidak penuh diubah menjaid
kedalaman penuh. Salah satu tujuan perawatan luka bakar adalah menghindari hilangnya
Luka bakar secara klasik, dibagi atas derajat satu, dua, dan tiga, luka drajat satu
hanya mengenai epidermis luar dan tampak sebagai daerah hieperemia dan eritema. Luka
derajat dua mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam dan sebagian dermis serta lepuh
dan edema dan basah. Luka derajat tiga mengenai semua lapisan epidermis dan dermis
serta biasanya tampak sebagai luka kering, seringkali dengan vena koagulasi yang
Walaupun klasifikasi luka bakar ini cukup bermanfaat dan dewasa ini sering di
gunakan, namun luka bakar lebih baik digunakan,namun luka bakar lebih baik
diklasifikasi sebagai ‘sebagian ketebalan kulit meliputi luka derajat satu dan dua,luka
seluruh ketebalan kulit meliputi luka derajat tiga. Penggunaan system klasifikasi
kedalaman luka ini dapat memberi gambaran klinik tentang apakah luka sembuh secara
spontan atau apakah membutuhkan cengkokan. Pada evaluasi awal,sering sulit untuk
memeriksa kedalaman luka,terutama pada luka dermis yang dalam (derajat dua)
Kedalaman luka tidak hanya tergantung pada tipe agen bakar dan saat
kontaknya,tetapi juga terhadap ketebalan kulit didaerah luka dan penyediaan darahnya.
Daerah-daerah kulit tebal membutuhkan kontak lebih lama terhadap sumber panas untuk
mendapat luka seluruh ketebalan kulit dari pada daerah berkulit tipis.kulit pasien lebih
lanjut usia dan bayi lebih tipis pada semua daerah dari pada kelompok umjur lain,serta
merupakan factor pertimbangan penting untuk menentukan kedalaman luka bakar pada
pasien ini.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala bergantung pada tipe luka bakar dan dapat meliputi :
1. Nyeri dan eritema setempat yang biasa terjadi tanpa lepuh dalam waktu 24 jam
2. Menggigil, sakit kepala, edema lokal dan nausea serta vomitus ( pada luka bakar
3. Lepuhan berdinding tipis berisi cairan, yang muncul dalam tempo beberapa menit
sesudah cedera disertai edema ringan hingga sedang dan rasa nyeri (luka bakar derajat
4. Tampilan putih seperti lilin pada daerah yang rusak (luka bakar derajat 2 dengan
5. Jaringan seperti bahan dari kulit yang berwarna putih, cokelat, atau hitam dengan
pembuluh darah yang terlihat dan mengalami trombosis akibat destruksi elastisitas
kulit (bagian dorsum tangan merupakan lokasi paling sering terdapat vena yang
6. Daerah yang menonjol dan berwarna seperti perak, yang biasa terlihat pada tempat
7. Bulu hidung yang berbau sangit, luka bakar mukosa, perubahan suara, batuk batuk,
mengi, hangus pada mulut atau hidung, dan sputum berwarna gelap (karena inhalasi
Sindrum kompartemen dari luka bakar sirkumferensial (luka bakar pada ekstremitas
→ iskemia ekstremitas. Luka bakar turaks → hipoksia dari gagal nafas restriktif) cegah
a. Hiperkalemia
c. Infeksi
G. Pemeriksaan penunjang
2. SDP : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisa luka
3. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan PaCO2 mungkin
terlihat pada referensi karton monoksida. Asidosis dapat terjadi sehubungan dengan
4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan/kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal, hipokalemia dapat terjadi bila
dan kehilangan protein (khususnya terlihat pada luka bakar listrik serius). Warna
hitam kemerahan pada urine sehubungan dengan mioglobin, kultur luka : mungkin
1. Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien dirawat
melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup
pasien luka bakar antara lain tetapi cairan, terapi nutrisi, fisioterapi dan psikiatri.
2. Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lagi sesegera mungkin, pencegahan
infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan
3. Pada saat kejadian, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjauhkan korban dari
sumber trauma. Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air pada trauma
yaitu:
b. Bila dijumpai obstruksi jalan nafas, buka jalan nafas dengan pembersihan jalan
c. Berikan oksigen
parahtik.
g. Pasang pemantau tekanan vena sentral (central venous pressure / CVP) untuk
secara intravena.
j. Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil pencucian luka dilakukan dengan
larutan antiseptik.
k. Berikan antibiotik topikal pasca pencucian luka dengan tujuan untuk mencegah
Berikan serum anti tetanus / toksoid. (Arief Manjoer, tahun 2000, hal 368)
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
I. IDENTITAS PASIEN :
b. Umur :-
c. No.Rekam Medis :-
Klien masuk dengan keluhan luka bakar pada dada, kedua kaki dan kedua tangan
dengan luas luka bakar 38% derajat 2 akibat terkena api dan kompor gas.
Klien mengatakan dada, kedua kaki dan kedua tangan terkena api dari kompor gas.
Klien mengatakan dada,kedua kaki dan kedua tangan terasa nyeri. Klien tampak
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Klien kurang
menyukai tubuhnya, semenjak terkena luka bakar status klien dalam keluarga
adalah sebagai istri dan ibu. Pasien puas terhadap posisi dalam keluarga dan pasien
terhadap jenis kelaminya, pasien ingin melanjutkan tugasnya sebagai ibu rumah
tangga, pasien ingin kembali kerumah dan berjumpa dengan tetangganya. Pasien
berharap lukanya cepat sembuh, dengan pasien sering mendapat dukungan dari
sebagai cobaan.
e. Aktifitas :
Klien mengatakan kalau keluarga tidak ada menderita penyakit yang sama.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital :
TD : 130/78
N : 110x/mnt
P : 22x/mnt
S : 36℃
b. Tinggi badan :-
c. Berat badan : 65 kg
j. Jantung :
l. Ektremitas : kedua kaki ada luka bakar dan kedua tangan ada luka
bakar
IX. Pengkajian Data Fokus Sistem Integumen
Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
X. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan
XI. Pengobatan
A. Pengkajian Keperawatan :
a.Klien mengatakan dada, kedua kaki dan kedua tangan terkena api dari kompos gas.
TD : 130/78
N : 110x/mnt
P : 22x/mnt
S : 36,8℃
e. BB : 65kg
B. Analisa Data
gas.
DO :
TTV
TD : 130/78mmHg
N : 110x/mnt
P : 22x/mnt
S : 36,8℃
DS :
DO :
TTV
N : 110x/mnt
P : 22x/mnt
S : 36,8℃
DS :
DO :
Combustia
D. Rumusan Diagnosis Keperawatan (NANDA/SDKI)
1. Kerusakan integritas kulit b.d agens cedera kimiawi
2. Nyeri akut b.d agens cedera kimiawi
3. Hambatan rasa nyaman b.d kurang control situasi