Tugas Kelompok 10 Sistem Bilangan
Tugas Kelompok 10 Sistem Bilangan
Tugas Kelompok 10 Sistem Bilangan
Oleh: Kelompok 10
Universitas Udayana
Tahun 2020/2021
SISTEM BILANGAN
Dalam matematika, bilangan-bilangan yang ada dapat digolongkan sebagaimana terurai di dalam
Skema 1 berikut:
Bilangan
Nyata Khaya
l
Irrasional Rasional
Bulat Pecahan
Bilangan nyata dapat positif maupun negatif. Bilangan khayal adalah bilangan yang berupa
akar pangkat genap dari suatu bilangan negatif. Perbedaan antara kedua jenis bilangan ini
ialah bahwa bilangan nyata mengandung salah satu “sifat” secara tegas yaitu :atau positif
dan negatif, dan tidak kedua-duanya. Sedangkan bilangan khayal tidak jelas sifatnya,
apakah positif ataukah negatif. Bilangan khayal yang mengandung kedua sifat positif dan
negatif sekaligus disebut bilangan kompleks.
Bilangan rasional adalah hasil bagi antara dua bilangan, yang berupa bilangan bulat; atau
berupa pecahan dengan desimal terbatas, atau desimal berulang. Sedangkan bilangan
irrasional adalah hasil bagi antara dua bilangan, berupa pecahan dengan desimal tak
terbatas dan tak berulang, termasuk bilangan π dan bilangan e. Bilangan bulat adalah hasil
bagi antara dua bilangan yang hasilnya bulat, termasuk 0 (nol). Bilangan pecahan adalah
hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya pecahan dengan desimal terbatas atau desimal
berulang.
- Semua bilangan bulat adalah bilangan rasional, tapi tidak semua bilangan rasional
berupa bilangan bulat
- Semua bilangan pecahan adalah bilangan rasional, tapi tidak semua bilangan
rasional berupa bilangan pecahan.
- Semua bilangan irrasional adalah bilangan berdesimal, tapi tidak semua bilangan
berdesimal adalah bilangan irrasioanl.
Selain jenis-jenis bilangan sebagimana terurai pada skema di muka, masih terdapat lagi
tiga jenis bilangan yang menyakut bilangan bulat positif. Mereka adalah bilangan asli,
bilangan cacah, dan bilangan prima.
Bilangan asli ialah semua bilangan bulat positif, tidak termasuk nol. Seandainya
himpunan bilangan asli kita lambangkan dengan notasi A, maka:
A = {1,2,3,4,5……………dan seterusnya }.
Bilangan cacah ialah semua bilangan bulat positif atau nol. Jika himpunan bilangan
cacah kita lambangkan dengan notasi C, maka :
C = {0,1,2,3,4,5,…..…....dan seterusnya }.
Bilangan prima ialah bilangan asli yang besarnya tidak sama dengan satu dan “habis”
(maksudnya bulat ) dibagi oleh dirinya sendiri. Jika himpunan bilangan prima di
lambangkan dengan notasi P, maka :
P = {2,3,5,7,11,…………dan seterusnya}.
1. Kaidah Komutatif
Dalam menjumlahkan dua bilangan a dan b, perubahan urutan antara keduanya tidak
akan mengubah hasil penumlahan.
a+ b=b+a
4 +6=6+ 4
Hal yang sam berlaku juga untuk perkalian, perubahan urutan perkalian antara dua
bilangan tidak akan mengubah hasilnya.
a × b=b× a
4 ×6=6 × 4
2. Kaidah Asosiatif
Dalam menjumlahkan tiga bilangan a, b, dan c−¿ atau lebih −¿ perubahan cara
pengelompokan bilangan-bilangan tersebut tidak akan mengubah hasil penjumlahan.
( a+ b ) +c=a+(b +c)
( 4 +6 )+5=4 +( 6+5)
Begitu pula dalam hal perkalian, perubahan cara pengelompokan bilangan-bilangan
tidak akan mengubah hasil perkalian.
( a × b ) × c=a×(b × c)
( 4 ×6 ) ×5=4 ×( 6× 5)
3. Kaidah Pembatalan
Jika jumlah a dan c sama dengan jumlah b dan c, maka a sama dengan b; dengan kata
lain:
Jika hasil kali a dan c sama dengan hasil kali b dan c, di mana c adalah bilangan nyata
bukan-nol, maka a sama dengan b; jadi:
4. Kaidah Distributif
Dalam pengalian bilangan a terhadap jumlah (b + c), hasil kalinya adalah sama dengan
jumlah hasil kali ab dan hasil kali ac. Dengan perkataan lain , hasil kali sebuah bilangan
terhadap suatu penjumlahan adalah sama dengan jumlah hasilkali-hasilkalinya.
a ( b+ c )=ab+ ac
5. Unsur Penyama
Unsur penyama dalam penjumlahan (pengurangan) adalah bilangan nol, sebab jumlah
(selisih) anatara suatu bilangan tertentu dan 0 adalah bilangan itu sendiri.
a ± 0=a
ܽേͲൌ
ܽ
4 ±0=4
Unsur penyama dalam ܽሺܾperkalian
ܿሻൌ
ܾܽ ܽܿ (pembangian) adalah bilangan satu,sebab hasil kali
(hasil bagi) anatara suatu bilangan tertentu dan 1 adalah bilangan itu sendiri.
a ×1=a a :1=a
4 ×1=4 4 :1=4
6. Kebalikan
a+(−a)=0
4 +(−4)=0
Setiap bilangan nyata bukan –nol mempunyai sebuah balikan pengali (multiplicative
inverse); hasil kali bilangan tertentu terhadap balikan penggalinya adalah sama dengan
dengan satu.
1
a × =1
a
1
4 × =1
4
1
Bilangan disebut balikan pengali dari 4.
4
Sampai sejauh ini, dalam pengoperasian bilangan kita baru membahas bilangan-bilangan
dengan satu macam tanda yakni positif. Sekarang marilah kita bahas bagaimana
pengoperasian bilangan-bilangan tersebut berkenaan dengan tanda-tanda yang melekat
padanya.
a) Jumlah dari dua bilaangan positif (+a) dan (+b) adalah sebuah bilangan positif bary
(+c) yang nilainya lebih besar.
(+a)+ ( +b )=(+ c)
(+ 4)+ ( +6 )=(+10)
b) Jumlah dari dua bilagan negatif (-a) dan (-b) adalah sebuah bilangan negatif bari
(-c) yang nilainya lebih kecil.
d) Jumlah dari bilangan negatif (-a) dan bilangan positif (+b) adalah bilangan positif (+c) jika
harga mutlak a lebih kecil dari harga mutlak b, atau bilangan negatif (-d) jika harha mutlak
a lebih besar dari harga mutlak b.
(+ 4)+ ( +6 )=(+2)
atau
(+ 9) – (+ 6) = (+ 3)
Atau
(+ a) – (+ b) = (- d) jika |a| < |b|
(+4) – (+ 6) = (- 2)
b) Selisih antara dua bilangan negatif (-a) dan (-b) adalah bilangan positif (+c) jika
harga mutlak a lebih kecil dari harga mutlak b, atau bilangan negatif (-d) Jika harga
mutlak a lebih besar dari harga mutlak b.
c) Selisih antar bilangan positif (+a) dan bilangan negatif (-b) adalah sebuah bilangan
positif baru (+c) ;hal ini identik dengan penjumlahan dua bilangan positif.
(+ 4) – (-6) = (+10)
d) Selisih antara bilangan negatif (-a) dan bilangan positif (+b) adalah sebuah bilangan
negatif baru (-c). Hal ini identik dengan penjumlahan dua bilangan negatif
a) Hasil kali antara dua bilangan positif (+a) dan (+b) serta antara dua bilangan
negatif (-a) dan (-b) adalah sebuah bilangan positif (+e).
(+a) x (+b) = (+c) (-a) x (-b) = (+c)
b) Hasil kali antara dua bilangan yang berlainan tanda (+a) dan (-b) atau (-a) dan
(+b) adalah sebuah bilangan negatif.
a) Hasil bagi antara dua bilangan positif (+a) dan (+b) serta antara dua bilangan
negatif (-a) dan (-b) adalah sebuah bilangan positif (+c).
b) Hasil bagi antara dua bilangan yang berlainan tanda (+a) dan (-b) atau (-a) dan
(+b) adalah sebuah bilangan negatif (-c).
Pecahan Kompleks pada akhirnya akan mengarah ke salah satu bentuk : menjadi
pecahan layak atau menjadi pecahan tak layak. Bila kita selesaikan atau sederhanakan,
pecahan Kompleks a dan c dalam contoh diatas akan menjadi pecahan layak sedangkan
pecahan Kompleks b dan d tak lain adalah pecahan tak layak.
Apabila sebuah bilangan terdiri dari sebuah bilangan bulat dan sebuah pecahan,
3
yang dinamakan bilangan campuran. Angka 2 atau 2,75 adalah sebuah bilangan
4
3 3
campuran sebab 2 adalah sama dengan 2 + ; atau di lain pihak 2,75 adalah sama
4 4
dengan 2 + 0,75. Pecahan tak layak pada hakekatnya adalah bilangan campuran, karena ia
dapat diuraikan menjadi sebuah bilangan bulat dan sebuah pecahan, ia bahkan dapat
berubah menjadi sebuah bilangan bulat saja. Itulah sebabnya ia dijuluki sebagai pecahan
tak layak, karena ia tidak murni sebagai sebuah pecahan.
Setelah membahas secara panjang lebar berbagai jenis dan pengertian bilangan
pecahan, kini marilah kita pahami prinsip-prinsip pengoperasiannya, dalam hal ini
pengoperasian pecahan biasa.
a a xc a a :c
= =
b b xc b b :c
2 2 x 5 10 10 10 x 4 40 40 40 xc
= = ; = = ; = ; dst .
3 3 x 5 15 15 15 x 4 60 60 60 xc
2 10 40 40 c
Pecahan – pecahan , , , adalah sepadan.
3 15 60 60 c
2
Pembesaran padanan dapat dilakukan secara tak terbatas.
3
24 12 4
Pecahan – pecahan , , dan adalah sepadan.
30 15 5
5 2
5. + =? spbt−nya adalah a x b
a b
5 2 5 b 2 a 5 b+ 2 a
+ = + =
a b ab ab ab
5 2
6. + =? spbt−nya adalah 8 x 3
8 3
5 5 x 3 15
= =
8 8 x 3 24
5 2 15 16 15+16 31 7
+ = + = = =1
8 3 24 24 24 24 24
2 2 x 8 16
= =
3 3 x 8 24
Penjumlahan (pengurangan) bilangan bilangan campuran dapat dilakukan dengan
cara menambahkan (mengurangkan) bilangan bilangan bulatnya dulu, kemudian
menambahkan (mengurangkan) pecahan dengan pecahannya. Jadi tidak harus dengan
mengubah bilangan bilangan campuran tersebut menjadi pecahan tak layak terlebih
dahulu.
5 2 5 2 7 7
8 ( )
7. 2 +3 =( 2+3 ) + + =5+ =5
8 8 8 8 8
Alternatifnya :
5 2 21 26 21+ 26 47 7
2 +3 = + = = =5
8 8 8 8 8 8 8
3 5 15 5
2. x = =
4 6 24 8
3 1 23 13 299 3
3. 5 x6 = x = =37
4 2 4 2 8 8
Cara 1 Kalikan pecahan terbagi pecahan yang akan dibagi dengan kebalikan dari
pecahan pembagian.
Contoh :
5 3 5 4 20 5 5 3 5 4 5
: = x = = atau : = x =
8 4 8 3 24 6 8 4 8 3 6
Cara 2 Ubah terlebih dahulu pecahan terbagi dan pecahan pembagi dan keduanya
mempunyai suku pembagi bersama terkecil (spbt), batal spbt tersebut dan
kemudian bagilah suku-suku terbagi yang tersisa
Contoh :
5 3 5 6 5
: = : =5 :6=
8 4 8 8 6
Bilangan 8 merupakan spbt.
Cara 3 Kalikan terlebih dahulu kedua pecahan dengan spbt nya selesaikan dan
sederhanakan masing-masing pecahan dan kemudian baru dibagi
Contoh :
5 3 5 3 5
( )( )
: = x 8 : x 8 =5: 6=
8 4 8 4 6