CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
CBR Filsafat Pendidikan
Skor Nilai:
FILSAFAT PENDIDIKAN
NIM : 4203131002
EXECUTIVE SUMMARY
Buku yang saya analisis berjudul Filsafat Pendidikan karya Muhibbin syah
adalah buku yang bagus. Filsafat Pendidikan digambarkan sedemikian rupa agar
pembaca dapat memahami betul apa sebenarnya Filsafat Pendidikan itu.
EXECUTIVE SUMMARY............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB I................................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................... 4
BAB III.............................................................................................................. 5
BAB IV.............................................................................................................. 6
BAB V............................................................................................................... 10
BAB VI.............................................................................................................. 12
BAB VII............................................................................................................ 15
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 20
a. Kesimpulan............................................................................................. 20
b. Rekomendasi ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno yang diadopsi oleh orang Arab
dengan mengalami sedikit perubahan bunyi, yaitu falsafat dan oleh orang Indonesia
disebut filsafat.
Dalam bahasa Yunani istilah fisafat dikenal dengan kata philosophia yang
berasal dari dua unsur kata, yaitu philo yang berarti cinta dan kata Sophia yang
berarti kearifan, hikmah, kebijaksanaan, keputusan ataupun pengetahuan yang benar.
Dari kata ini dapat diketahui, bahwa secara harfiah fisasat dapat diartikan sebagai
cinta akan kebenaran dan atau kebijaksanaan.
Ruang Lingkup
Metafisika
Epistemologi
Aksiologi
Dalam bidang aksiologi, pemikiran filsafat diarahkan pada persoalan nilai, baik
dalam konteks estetika, moral maupun agama.
Bahan filsafat tidaklah sama dengan bahan ilmu pengetahuan. Bahan pada
filsafat bersifat universal, sedangkan ilmu terbatas hanya pada bidang- bidang
tertentu, sifatnya parsial. Hal lain yang membedakan dunia filsafat dengan ilmu
pengetahuan adalah aktivitasnya. Filsafat memulai kerjanya dengan langkah yang
tidak memberikan kepemihakan. Lain halnya dengan pengetahuan yang memiliki
nilai kebenaran yang bersifat parsial, maka dalam aktivitas pencariannya, ia mesti
mengabaikan aspek-aspek yang lai, kendatipun ilmuwan menyadari bahwa hubungan
interdepedensi antar- realitas itu tidak dapat dielakkan.
Pengetahuan
Kebenaran
Dalam konteks kajian filsafat pengetahuan, paling tidak ada enam teori
kebenaran, yaitu:
Ada tiga hal yang berhubungan langsung dengan sistematika berpikir filsafat,
yaitu bagaimana seseorang itu berupaya membentuk dan membangun suatu ide,
pengertian dan atau konsep; bagaiman prosedur yang dapat ditempuh seseorang
dalam membuat keputusan; dan bagaimana pula sistem yang dapat dipedomani
dalam upaya penuturan dan atau pengungkapan apa yang tengah subjek pikirkan.
A. Pengertian
Filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada
mkna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan dalam satu
terma khusus, maka iapun memiliki makna tersendiri yang menunjuk kedalam suatu
kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari filsafat keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
1. Hakikat Manusia
Manusia secara sederhana dapat saja dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang
unik yang bermukim dibumi yang memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan dirinya dari makhluk-makhluk lain yang berada di dunia.
1. Hakikat Pendidikan
Pendidika dalam halam hal ini dapat dilihat sebagai manusia sejatinya,
disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan manusia-
manusia yang ideal bagi kehidupannya, atau dengan kata lain, pendidikan tidak lain
adalah segala pengupayaan yang dilakukan secara sadar dan terarah untuk
menjadikan manusia yang baik dan ideal.
Hal yang dipikirkan dalam wilayah epistemologi adalah tentang hakikat dan
seluk beluk ilmu pengetahuan dalam keseluruhan realitasnya, seperti persoalan
apakah esensi da eksistensi pengetahuan; tentang persoalan-persoalan aktivitas apa
saja yang berkaitan dengan persoalan-persoalan seperti mengetahui, mengenai
perbedan mendasar antara “mengetahui” dengan “memercayai”, mengenai apakah
kita dapat mengetahui sesuatu yang melampaui indra kita.
1. Tipe-tipe Pengetahuan
a. Pengetahuan Wahyu
b. Pengetahuan Intuitif
Pengetahuan intuitif adalah, suatu pengetahuan tentang kebenaran yang
dianugerahkan Tuhan dalam diri manusia yang paling dalam yang dalam variannya
selalu melibatkan integritas akal dan hati sebagai dua daya jiwa yang tidak
terpisahkan. Pengetahuan intuitif adalah pengetahuan dimana seseorang
mendapatkan didalam dirinya suatu insight. Insight atau intuisi
itu merupakan sesuatu peristiwa yang dating tiba-tiba dan memunculkan suatu ide
dan atau kesimpulan yang dihasilkan melalui proses ketidaksadaran individu yang
panjang.
c. Pengetahuan Rasional
Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperolah melalui latiha
akal budi dalam mencerna ragam realitas yang ada dan hal-hal yang munkin ada, baik
melalui dan atau tanpa observasi dari keadaan-keadaan aktual.
d. Pengetahuan Empiris
e. Pengetahuan Otoritatif
Tokoh utama aliran idealism ini adalah Plato dengan ajaran filosofinya yang
fundamental dengan mengatakan bahwa suatu yang riil adalah sesuatu yang berada
diruang idea. Idealisme berkeyakinan bahwa apa yang tampak dalam alam realitas
bukanlah merupakan sesuatu yang riil, tetapi lebih merupakan bayangan atas apa
yang bersemayam dalam alam pikiran manusia yang tidak lain merupakan ekspresi
jiwa piker manusia dalam merumuskan dunia ideanya kea lam material. Idea dalam
epistemologi idelisme ini merupakan sesuatu yang memiliki relasi penting dalam
alam kosmos.
antara lain: Aristoteles, John Amos Comenius, Francis Bacon, John Locke, Galileo,
David Hume, dan John Stuart Mill.
Aliran realisme dalam konteks ini meyakini, bahwa memuaskan subjek didik
hanyalah sebagai instrumen untuk peraihan tujuan pendidikan, bukan sebagai focus
aktifitas pembelajaran. Epistemologi realisme tentang pendidikan meniscahyakan
bahwa setiap proses pembelajarn mesti didekati dengan pendekatan induktif bukan
deduktif. Pendekatan ini baginya adalah cara yang relevan untuk menanamkan
pengetahuan dan nilai kedalam diri subjek didik.
Mengingat ibadah dalam islam selalu dikaitkan dengan aktivitas berpikir dan
memang berpikir adalah perintah ilahi agar manusia bias beriman, maka manusia
meniscayakan pengetahuan rasional didalam proses kependidikan islam berorientasi
pada nilai-nilai ketuhanan.
Nilai adalah gambaran tentang sesuatu yang indah dan menarik, yang
mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan merupakan
sesuatu yang menjadikan seseorang atau sekelompok orang ingin memilikinya. Nilai
pada hakikatnya tidak timbul dengan sendirinya, tetapi ada faktor-faktor yang
menjadi prasyarat dan pembangkit.
Secara sederhana nilai merupakan sebuah ide atau konsep tentang sesuatu
yang amat penting dalam kehidupan dan memang menjadi perhatian seseorang,
sehingga jika seseorang sedang memikirkan sesuatu nilai, maka pada dasarnya ia
telah mengushakan nilai-nilai dari
Ajaran filsafat memperlihatkan, bahwa suatu yang riil atau sesuatu yang benar
adalah sesuatu yang merupakan gambaran nyata atau salinan sebenarnya dari dunia
realitas. Realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang
hanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, serta yang hakikatnya tidak
terpengaruh oleh seseorang.
Bagi kelompok pragmatis nilai itu bersifat relatif. Etik dan aturan-aturan
moral tidak permanen tetapi tampil karena perubahan budaya dan masyarakat.
Semakin kompleks sebuah masyarakat, tuntutan kepada individu pun juga semakin
besar.Tetapi kelompok pragmatis menolak konsep individualism ini yang mengarah
pada eksploitasi dan jiga persetujuan sosial yang menggabungkan individualitas
orang.
Nilai dalam konteks islam terbagi kepada dua hal, yaitu yang tetap dan yang
tidak tetap. Yang pertama disebut dengan nilai-nilai yang wajib yang entitasnya telah
disepakati dan jelas, sedangkan yang kedua bersifat fleksibel dan lahir dari dinamika
masyarakat.
Paling tidak ada tiga unsur yang tidaj dapat terlepas dari nilai, yakni
Nilai, moral dan etika merupakan tiga sitilah yang saling terkait yang biasanya
dalam bahasa sehari-hari dianggap sepadan, baik dalam makna maupun dalam fungsi,
pada hal hetiga kata itu memiliki hakikat dan orientasi yang berbeda-beda kendati
pun antara satu dengan yang lain terkait erat.
Nilai adalah gambaran seseorang tentang sesuatu yang indah dan yang
menarik, yang mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang
dan ingin memilikinya. Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
karena aktifitasnya yang membutuhkan nilai estetis, tetapi juga mengingat entitasnya
yang memang juga akan membangun nilai-nilai estetis dalam diri subjek didik.
BAB V TEORI-TEORI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pendidikan adalah usaha sadar bersama yang dilakukan secara sistematis dan
terarah menuju terwujudnya generasi-generasi yang di cita-citakan.
1.Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya
disandarkan dengan filsuf besar Plato. Aliran memiliki suatu keyakinan, bahwa
realitas ini terditi dari substansi sebagaimana ide-ide atau spirit.
Aliran ini menekankan realitas moral dan spiritual sebagai sumber untuk
menerangkan alam. Aliran ini memandang nilai adalah suatau yang absolut dan
universal.
Idealisme meyakini, bahwa manusia lahir kedunia dengan membawa ide yang
disebutnya dengan innate idea (ide bawaan). Disini ide merupakan suatu ultimate.
Ajaran tersebut menjadikan aliran ini sampai pada suatu pemahaman bahwa manusia
lahir dengan membawa nila-nalai kebaikan yang dengannya manusia mesti
memeliharanya agar apa yang telah dibawanya menjadi nyata dalam realitas.
2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern
dengan menekannkan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil. Rasionalisme
menekankan bahwa kesempurnaan manusia tergantung pada kualitas rasionya
dalam mencerna realitas yang ada disekitarnya.
Pada hakikatnya kelahiran realism sebagai suatu aliran dalam filsafat sebagai
sintesis antara filsafat idealism Immanuel Kant di satu sisi dan empirisme John Locke
disisi lainnya. Menurut aliran realism, sesuatu dikatakan benar jika memang riil dan
secara substantif ada. Aliran ini meyakini, bahwa adanya hubungan interaksi pikiran
manusia dan alam semesta tidak akan memengaruhi sifat dasar dunia.
4. Eksistensialisme
5. Eksperimentalisme
6. Dialog Antar-Aliran
Secara keseluruhan, tampak bahwa orientasi aliran-aliran dalam
pengembangan sumber daya manusia pada dua kelompok pengembangan, dalam
konteks idealism-rasionalisme di satu sisi dan realisme-empirisme disisi lainnya.
Yang pertama menjadikan rasionalitas sebagai tujuan dan orientasi pengembangan,
sedangkan yang lain menjadikan rasionalitas sebagai instrument pengembangan.
Konsekuensinya jika yang pertama mengabaikan pengalaman riil manusia, maka
yang kedua mereduksi kebenaran semata-mata yang teramati,terukur dirasakan
manfaatnya secara riil.
A. Pengantar
B. Progresivisme
Asas pokok aliran ini adalah bahwa karena manusia selalu tetap survive
terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa
mengalami kemajuan. Oleh krena itu aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan
tidak lain adalah proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap
untuk senantiasa memodiifkasi berbagi metode dan strategi dalam pengupayaan
ilmu-ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi
kecenderungan dalam suatu masyarakat.
C.Perenialisme
Aliran ini memandang bahwa hakikat manusia sebagai makhluk rasional yang
akan selalu sama bagi setiap manusia di manapun dan sampai kapanpun dalam
pengembangan historitasnya. Menurut psikologi Plato, manusia pada hakikatnya
memiliki tiga potensi dasar yaitu nafsu, kemauan dan pikiran. Ketiga potensi ini
merupakan asas bagi bangunan watak manusia.
D. Esensialisme
Aliran ini yakin bahwa pendidikan tidak lain adalah tanggung jawab sosial. Hal
ini mengingat eksistensi pendidikan dalam keseluruhan realitasnya diarahkan untuk
pengembangan dan atau perubahan masyarakat.
F. Dialog Antar-Aliran
1. Sebagai agen utama untuk sosialisasi politik bagi generasi muda dalam
pengembangan politik suatu negara.
2. Sebagai agen yang menentukan bagi ketersediaan pelaku politik.
3. Sebagai pemasok utama bagi penumbuhkembangan integrasi politik dan
kesadaran politik.
4. Sebagai agen bagi pengembangan ideologi politik kelompok yang berkuasa
dan atau pemilik wewenang.
5. Sebagai agen aktivitas aktualisasi misi dan visi suatu golongan atau lebih yang
berada pada level dominasi.
Apapun yang dilakukan oleh dunia pendidikan selalu merujuk pada tatanan
yang dibangun oleh dunia politik melalui putusan-putusan politik yang terjelma
dalam rumusan undang-undang pendidikan. Rumusan ini banyak variannya sangat
tergantung pada sistem berpikir dan tata kerja orang-orang yang bergabung didalam
memikirkan dunia pendidikan kedepan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran
dengan cara berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu
dibutuhkan suatu buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami
secra mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami apa
yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai salah
satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview
menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik
guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam
berbagai hal kehidupan
DAFTAR PUSATAKA