Reformasi Gereja
Reformasi Gereja
Reformasi Gereja
KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA :
1. LELA SETIAWATI
2. MEYLANI PRIATNA
3. M. SADAM H
4. M. FAUZI
5. MULTI SALBILA
6. NURBAETI ANISA
XI IPS 3
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI
SMA NEGERI 2 CIKAMPEK
JL. JED,A.YANI. DAWUAN CKP(41373) KAB. KARAWANG, JULI 2019
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................. I
A. Latar belakang.....................................................................
B. Masalah yang dibahas.........................................................
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................. II
A. Pengertian.............................................................................
B. Tokoh tokoh..........................................................................
C. Bentuk – bentuk reformasi gereja........................................
D. Dampak reformasi gereja bagi Eropa...................................
E. Proses terjadinya reformasi..................................................
BAB 3 PENUTUP.............................................................................III
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Daftar pustaka........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
4. Desiderius Erasmus
Desiderius Erasmus lahir pada tanggal 27 Oktober 1469 di Rotterdam, Belanda dan
meninggal pada tanggal 12 Juli 1536 di Basel, Swiss. Gerakan reformasi Erasmus tidak
sepenuhnya terjadi sebelum Martin Luther, namun bersamaan dengan masa gerakan
reformasi Luther.
Sebagai orang yang terpelajar, Erasmus sendiri dikenal dengan partisipasinya dalam
menterjemahkan Alkitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa sehari-hari. Karena
pemahamannya akan bahasa Latin dan Yunani, ia dapat membandingkan naskah-
naskah Alkitab pada zaman itu dan menyadari bahwa pengertian akan Alkitab
semestinya terbuka bagi banyak orang.
Kitab Suci hasil terjemahan Erasmus kemudian dijadikan pegangan bagi orang-orang
dalam menterjemahkan Alkitab ke bahasa-bahasa lain di Eropa. Bahkan, hasil
terjemahan Erasmus itu dipercaya juga menjadi dasar bagi para tokoh-tokoh reformasi
yang muncul pada abad ke-16 dan seterusnya (seperti Martin Luther).
Walau demikian, ketika Luther melakukan gerakan reformasinya, Erasmus mengambil
sikap “netral”, dalam arti ia tidak sepenuhnya setuju dengan Luther. Namun, ia sendiri
juga tetap menentang Gereja Katolik Roma dalam beberapa hal dan mendukung
adanya reformasi dalam tubuh gereja.
C. Bentuk bentuk reformasi gereja
Abad kelima belas dan keenam belas adalah abad paling menentukan bagi
semua umat beragama. Periode itu merupakan periode paling krusial,
khususnya bagi Kristen Barat, yang bukan hanya berhasil mengejar
ketertinggalannya dari kebudayaan-kebudayaan lain dalam Oikumene,
bahkan nyaris menaklukannya.
Dua abad ini telah menjadi saksi bagi Renaisans Italia yang dengan cepat
menyebar ke Eropa Utara, serta penemuan Dunia Baru dan awal revolusi
ilmiah yang akan menimbulkan pengaruh sangat menentukan bagi
perjalanan nasib seluruh dunia.
Pada akhir abad keenam belas, Barat mulai menciptakan bentuk peradaban
yang sangat berbeda. Periode ini merupakan sebuah masa transisi dan
karenanya, ditandai oleh kecemasan dan berbagai prestasi.
Hal ini terlihat dengan jelas dalam konsepsi barat tentang tuhan pada
periode tersebut. Di tengah keberhasilan sekular mereka, orang barat
semakin menaruh perhatian pada iman melebihi pada masa-masa
sebelumnya.
Kaum awam merasa tidak puas terhadap bentuk agama Abad Pertengahan
yang tak mampu lagi memenuhi kebutuhan mereka di dunia yang baru dan
hal ini ditandain dengan sebuah gerakan yang disebut dengan Reformasi
Gereja. Para Reformis menyeruakan kegelisahan ini dan menemukan cara
baru dalam memandang Tuhan dan penyelamatan.