Analisis Penyakit Akibat Kerja Industri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Analisis Penyakit Akibat Kerja Industri

Dosen Pengampu: Andriana

Oleh
Anisa Dwi Putri (P05160019057)

POLITEKNK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KOTA BENGKULU PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM
D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA
BENGKULU
2021
A. Penyakit akibat kerja industry pengelasan
Penyakit akibat kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu lingkungan kerja dan
hubungan kerja. Penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan pekerjaan dapat
disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja.
Industri pengelasan merupakan tempat kerja dengan aktivitas yang berisiko tinggi
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kelelahan kerja yang berdampak pada
kecelakaan kerja. Beberapa bengkel las berada pada jalan raya yang ramai dilewati oleh
masyarakat umum, Aktivitas jalan raya dapat menimbulkan kebisingan lalu lintas di jalan
raya yang tinggi yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan yang mengganggu
konsentrasi kerja sehingga pekerja dapat mengalami kelelahan dan menyebabkan
penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja yang dapat diderita oleh pekerja las diantaranya adalah sakit
di tengkuk, bahu, dada, pinggang, perut, punggung, paha, pergelangan tangan,
lutut, betis, atau pergelangan kaki. Selain itu, bisa juga terkena penyakit seperti batuk,
gatal pada kulit dan mata, mata perih dan demam.

B. Penyakit akibat paparan bahan kimia pada unir premix.

Industri pakan ternak merupakan salah satu industri yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan peternakan di Indonesia. Dalam produksinya dibutuhkan beberapa bahan baku seperti biji
jagung, tepung kedelai, tepung jagung, tepung daging dan tulang, serta bahan baku lainnya. Selain
penggunaan bahan baku, produksi pakan ternak juga membutuhkan bahan premix. Premix adalah
bahan campuran yang terdiri dari beberapa bahan feed additive yang telah diracik sesuai dengan
formula.

Feed additive sendiri merupakan bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan
tujuan meningkatkan produktivitas maupun kualitas produksi pada ternak (Murwani, dkk, 2002).
Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan keparahan akibat potensi
dari bahaya yang ada (ECAST, 2009). Setiap proses produksi yang ada pastinya akan menimbulkan
risiko yang bisa berasal dari material, proses, maupun pekerja. Proses produksi premix umumnya
dapat menimbulkan risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Proses produksi premix terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan produksi, penyusunan formula,
peracikan, pengemasan, dan labelling.
Umumnya di dalam industri pakan ternak, banyak dihasilkan debu yang berasal dari feed
additive maupun bahan baku lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lenhart, dkk. (2008)
akibat paparan debu pada pekerja di industri pakan ternak, menyebabkan pekerja memiliki risiko lebih
besar mengalami kerusakan pada sistem saluran pernafasan. Viegas (2013) menyebutkan bahwa
paparan debu yang berasal dari sisa produk pakan ternak dapat menimbulkan asma, bronkitis kronik,
PPOK, dan organic dust toxic syndrome (ODTS). Bahan feed additive yang digunakan pada proses
produksi premix di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan bermacam jenisnya, yaitu
tepung batu (CaCO3 ), monocalcium phosphate (MCP), garam (NaCl), L-lysine HCl, Lysine sulphate,
L-threonine, sodium bicarbonat, Copper sulfate, dan Choline Cl.

Umumnya, efek yang diakibatkan dari bahan-bahan tersebut berupa iritasi pada kulit, iritasi
mata, gangguan pernafasan serta gangguan pencernaan serta ada bahan yang memiliki efek kronis.
ATSDR (2004) berpendapat bahwa paparan dalam jangka panjang dan kadar yang berlebih dari
copper sulfate dapat menimbulkan penyakit paru obstruktif kronik serta gangguan pada liver. Paparan
bahan kimia tersebut merupakan salah satu bahaya yang dapat berisiko bagi pekerja.

Bahaya resiko Tingkat resiko


Debu jagung Ganggua saluran pernafasan, tinggi
sesak nafas
Bahan feed additive Iritasi kulit, iritasi mata tinggi
kenisingan di atas NAB Ketulian, pendengaran tinggi
berkurang
Tangan tertusuk jarum jahit Tangan terluka dan berdarah sedang
Bekerja dengan membungkuk Sakit punggung sedang
Tutup mesih tidak rapat Jatuh, jari kelingking pekerja sedang
putus
Tangan terjepit penjepit Tangan cidera sedang
karung di unit bagging
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017

Lampiran jurnal…

FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA LAS

Factor Related with Occupational Disease on Welders

Husaini, Ratna Setyaningrum, Maman Saputra

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung


Mangkurat, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia

([email protected])

ABSTRAK

Pengelasan merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi menimbulkan gangguan


kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang berhubungan
dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja las di Jalan A.Yani, Kota Banjarbaru. Desain
penelitian adalah observasional analitik menggunakan metode cross sectional. Jumlah sampel
berdasarkan quota sampling sebanyak 30 orang. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara
usia (p=0,513), masa kerja (p=0,729), lama kerja (p=0,337) terhadap PAK. Namun, ada
hubungan pengetahuan (p=0,046) dan penggunaan APD (p=0,000) terhadap PAK. Secara
simultan usia, masa kerja, lama kerja, tingkat pengetahuan, dan penggunaan APD tidak
berhubungan dengan kejadian PAK pada pekerja las. Secara parsial tingkat pengetahuan dan
penggunaan APD hubungan parsial yang signifikan terhadap penyakit akibat kerja pada pekerja
las. Tukang las yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang berisiko 5,442 kali lebih besar
dibanding yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Tukang las yang tidak menggunakan
minimal empat APD utama berisiko 1,000 kali lebih besar dibanding yang menggunakan
minimal empat APD utama. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, masa kerja, dan
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 1, Maret 2017

lama kerja dengan penyakit akibat kerja. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan
penggunaan APD terhadap penyakit akibat kerja.

Kata kunci: Penyakit akibat kerja, pekerja las

ABSTRACT

Welders a workplace with high-risk activity that can cause health problems. This study
aims to identify and analyze the factors related with occupational diseases on welders in A. Yani
Street, Banjarbaru.The study design was observational analytic using cross sectional method.
Sample base on quota sampling of 30 respondent. The results showed no relationship between
age (p=0,513), tenure (p=0,729), length of work (p=0,337) with occupational disease. But, there
was a relationship between knowledge (p=0,046) and use of PPE (p=0,000) with occupational
disease. Simultaneously age, tenure, length of work, the level of knowledge and use of PPE is not
related with the incidence of occupational disease on welders. Partially level of knowledge and
use of PPE partial relationship significant to occupational diseases on welders. Welders who
have less knowledge that is

5.442 greater risk than those with a good level of knowledge. Welder who have not use at
least 4 major of PPE 1,000 greater risk than those who use at least four major of PPE. There is
no significant relationship between age, tenure, and length of work with occupational disease.
There is a relationship between the level of knowledge and use of PPE with occupational
diseases.

Keywords: Occupational diseases, welders


Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

PENDAHULUAN faktor, yaitu lingkungan kerja dan hubungan


kerja. Penyakit akibat kerja atau
Masalah Keselamatan dan Kesehatan
berhubungan dengan pekerjaan dapat
Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih
disebabkan oleh pemajanan di lingkungan
sering ter- abaikan. Hal ini ditunjukkan
kerja.3
dengan masih ting- ginya angka kecelakaan
kerja. Pada tahun 2014, terdapat 40.694 Industri pengelasan merupakan
kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) di tempat ker- ja dengan aktivitas yang berisiko
Indonesia. Sebanyak 418 kasus terjadi di tinggi yang dapat menimbulkan gangguan
Kalimantan Selatan.1 kesehatan dan kelelahan kerja yang
berdampak pada kecelakaan kerja. Di
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Indonesia, bengkel las mudah dijumpai di
Ke- celakaan Kerja (KK) di kalangan
ping- gir jalan.4 Beberapa bengkel las
masyarakat di Indonesia belum tercatat
berada pada jalan raya yang ramai dilewati
dengan baik. Jika dilihat angka kecelakaan
oleh masyarakat umum seperti yang terdapat
dan penyakit akibat kerja di be- berapa
di sepanjang jalan A. Yani Kota Banjarbaru
negara maju (dari beberapa pengamatan)
yang merupakan jalur utama an- tar provinsi
menunjukkan kecenderungan peningkatan
di Kalimantan Selatan. Aktivitas jalan raya
pre- valensi. Sebagai faktor penyebab, sering
dapat menimbulkan kebisingan lalu lintas di
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja
jalan raya yang tinggi yang dapat
dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
menimbulkan ketidaknyamanan yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang
mengganggu konsentrasi kerja sehingga
meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
pekerja dapat mengalami kelelahan dan
menggunakan alat-alat pengaman walaupun
menyebabkan penyakit akibat kerja.
sudah tersedia. Penjelasan Undang-Un- dang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Hasil penelitian Zulfina
telah mengamanatkan antara lain, setiap menyebutkan bah- wa sebanyak 63%
tempat kerja harus melaksanakan upaya pekerja las mengalami kele- lahan kerja
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan berat sehingga dapat berakibat pada kejadian
kesehatan pada peker- ja, keluarga, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.5
masyarakat dan lingkungan diseki- tarnya.2 Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor
Penyakit akibat kerja disebabkan oleh dua penyebab penyakit akibat kerja pada pekerja
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

las di sepanjang jalan A. Yani Kota untuk mengetahui hubungan secara simultan
Banjarbaru. Penting- nya penggunaan APD dan parsial dari setiap variabel bebas
dalam bekerja di bagian las diperlukan oleh terhadap variabel terikat dan mengetahui
pekerja dan bagi pemilik industri yang nilai ekspektasi atau Odds Ratio (OR).
merupakan kewajiban yang tidak terpisah- Bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
kan. Begitu juga dengan faktor usia, masa yaitu panduan dengan kuesioner, semua data
kerja, lama kerja, peningkatan pengetahuan dia- nalisa menggunakan uji statistik analisis
juga mer- upakan bagian penting untuk univari- at dan analisis bivariat (chi square)
mencegah terjadinya penyakit akibat kerja. serta analisis multivariat (uji regresi).

BAHAN DAN METODE HASIL

Metode penelitian yang digunakan Penyakit akibat kerja yang dapat


adalah cross sectional. Sampel yang diderita oleh pekerja las diantaranya adalah
digunakan adalah quota sampling sebanyak sakit di tengkuk, bahu, dada, pinggang,
30 responden. Instru- men yang digunakan perut, punggung, paha, pergelangan tangan,
dalam penelitian adalah kuesioner. lutut, betis, atau pergelangan kaki. Selain
Kuesioner digunakan untuk mengeta- hui itu, bisa juga terkena penyakit seperti batuk,
kecelakaan kerja, usia kerja, masa kerja, gatal pada kulit dan mata, mata perih dan
lama kerja, tingkat pengetahuan dan demam. Berikut distribusi frekuensi kondisi
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). pekerja las diJalan A. Yani Kota Banjarbaru.
Variabel bebas pada pe- nelitian adalah usia
Sebanyak 5 orang (16,67%) pekerja
kerja, masa kerja, lama kerja, tingkat
mengalami gejala PAK, baik saat, sebelum,
pengetahuan, sedangkan variabel terikat
atau se
dalam penelitian ini adalah penyakit akibat
kerja. Analisis data dilakukan secara
univariat, bivariat dan multivariat. Analisis
univariat untuk mengeta- hui distribusi
frekuensi dari variabel yang diteliti. Analisis
bivariat untuk mengetahui hubungan an- tara
masing-masing variabel bebas dengan varia-
bel terikat, sedangkan analisis multivariat
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

Menderita Penyakit Akibat Kerja n % N %


Usi
Variabel Total a
Usia muda (<40 tahun) 5 17,86 23 82,
Usia tua (>40 tahun) 0 0,00 2 10
Masa kerja
Masa kerja <5 tahun 3 15,00 17 85,
Masa kerja ≥5 tahun 2 20,00 8 80,
Lama kerja
Lama kerja 6-8 jam 0 0,00 4 10
Lama kerja 8-10 jam 5 19,23 21 80,
Lama kerja 10 jam per hari 0 0,00 0 0,0
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Baik 5 29,41 12 70,
Pengetahuan Kurang 0 0,00 13 10
Penggunaan APD
Menggunakan minimal 4 APD 0 0,00 0 0,0
utama
Tidak menggunakan 4 APD 5 16,67 25 83,
utama
Table 1. Penyakit akibat kerja pada
pekerja las

sudah (93,33%),
bekerja, sedangkan pekerja
sedangkan kategori usia tua
sebanyak 25 orang (>40 tahun)
(83,33%) tidak sebanyak 2 orang
mengalami gejala (6,67%).
PAK. Sebagian Sebanyak 20
besar usia pekerja orang (66,67%)
kategori usia memiliki masa
muda (<40 tahun) kerja kurang dari
sebanyak 28 orang 5 tahun,
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

sedangkan masa menggunakan Sebanyak 6 orang Hasil uji statis- tik


(20,00%) pekerja diperoleh nilai
kerja yang lebih APD mi- nimal
las yang p=0,729. Hal ini
dari 5 tahun empat APD menggunakan berarti tidak ada
sebanyak 10 orang utama. Hal ini APD jenis topi, hubungan antara
sedangkan masa kerja dengan
(33,33%). berarti sebanyak sebanyak 2 orang kejadian PAK.
Berdasarkan lama 30 orang (100%) (26,67%) pekerja Hasil penelitian
las yang yang diperoleh
kerja, sebagian tidak menggunakan menunjuk- kan
be- sar antara 8-10 menggunakan APD je- nis baju bahwa responden
kerja (Tabel 2). yang bekerja
jam per hari empat APD utama selama 6-8 jam
sebanyak 26 orang (Tabel 1). Hasil penelitian per hari maupun
yang diperoleh 8-10 jam per hari,
(86,67%), menunjuk- kan memiliki risiko
APD yang
sedangkan lama bahwa responden dan peluang yang
digunakan yang berusia sama untuk
kerja 6-8 jam per sebagian besar muda (<40 ta- menderita PAK.
hari sebanyak 4 hanya kacamata hun) maupun yang Ha- sil uji statistik
las dan sarung berusia tua (>40 diperoleh nilai
orang (13,33%) tangan (76,67%). tahun), memi- liki p=0,337, hal ini
dan tidak ada Seba- nyak 23 risiko dan peluang ber- arti tidak ada
orang (76,67%)
(0,00%) yang yang sama untuk hubungan antara
pekerja las yang menderita PAK. lama kerja dengan
bekerja selama 10 menggu- nakan Hasil uji statistik kejadian PAK
APD jenis sarung
jam per hari. diperoleh nilai (Tabel 1).
tangan. Sebanyak p=0,513. Hal ini
Pekerja yang 8 orang (26,67%) berarti tidak ada Hasil penelitian
pekerja las yang
memiliki tingkat hubungan antara yang diperoleh
menggunakan usia kerja dengan menun- jukkan
pengetahuan baik APD jenis kejadian PAK. bahwa responden
masker/penutup
sebanyak 17 orang Hasil penelitian yang memiliki
hidung dan muka. yang diper- oleh tingkat
(56,67%) dan Seba- nyak 14 menunjukkan pengetahuan
orang (46,67%)
yang memiliki bahwa responden kurang baik
pekerja las yang yang memi- liki berisiko dan
tingkat penge- menggu- nakan masa kerja <5 berpeluang 5,442
tahuan kurang APD jenis sepatu tahun maupun kali lebih besar
kulit. Sebanyak 23
baik sebanyak 13 yang memiliki untuk menderita
orang (76,67%) masa kerja ≥5 PAK. Hasil uji
orang (43,33%). pekerja las yang tahun, memiliki statistik diperoleh
menggunakan
Tidak ada pekerja risiko dan peluang nilai p=0,046, hal
APD jenis kaca yang sama untuk ini berarti ada
yang mata hitam/anti menderita PAK. hubungan antara
cahaya api.
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

tingkat dengan variabel dependen pengaruh terhadap


pengetahuan
digunakan uji PAK.7 Golong- an
regresi dengan usia tua
nilai R Square mempunyai
n
yang didapatkan kecenderungan
Tabel 2. Jenis APD pada Pekerja Las
sebesar 0,342 yang lebih tinggi
yang untuk mengalami
Jenis APD
menunjukkan bah- kecelakaan akibat

Sarung tangan 23 wa kemampuan kerja


Masker/penutup hidung dan muka 8 variabel dibandingkan
Sepatu kulit 14
independen dalam dengan golongan
Kaca mata hitam/anti cahaya api 23
Topi 6 men- jelaskan usia muda karena
2
variabel dependen usia muda
Baju kerja
sebesar 0,342 atau mempunyai reaksi
se- besar 34,2% dan kegesitan
kejadian ini berarti ada
dan terdapat yang lebih tinggi.8
PAK. Hasil hubungan antara
100%-34,2% = Dalam beberapa
penelitian yang penggunaan APD
65,8% di luar kasus, tenaga
diperoleh dengan kejadian
model yang kerja berusia tua
menunjukkan PAK (Tabel 1).
menjelaskan cenderung
bahwa responden Secara simultan
variabel dependen mengalami
yang tidak meng- variabel
penyakit akibat
gunakan minimal independen tidak PEMBAHASAN
dari penurunan
empat APD utama berhubungan
Hasil kualitas fisik.9
selama beker- ja dengan kejadian
penelitian Namun, usia muda
berisiko dan PAK pada peker-
menunjukkan juga sering pula
berpeluang 1,500 ja las. Untuk
bahwa tidak ada mengalami
kali lebih besar melihat
hubungan antara penyakit akibat
untuk menderita kemampuan
usia dengan PAK. ker- ja, hal ini
PAK. Hasil uji variabel inde-
Usia me- mang mungkin karena
statistik diperoleh penden dalam
memiliki kecerobohan dan
nilai p=0,000, hal menjelaskan
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

sikap suka tergea- tua. Beberapa jam terbang ini sejalan dengan
gesa. Dari hasil faktor yang pekerja tersebut, peneli- tian
penelitian di memengaruhi sehingga pekerja Hernawati dan
Ameri- ka Serikat tingginya kejadian akan mampu lebih Hikmawan,
diungkapkan pe- nyakit akibat memahami Moradinazar et
bahwa pekerja kerja pada tentang cara al., yang
usia muda lebih golongan umur beker- ja dengan menunjukkan
banyak muda an- tara lain aman untuk bahwa tidak ada
mengalami karena kurang menghindarkan hubungan masa
penyakit akibat perhatian, kurang diri mereka dari kerja dengan
ker- ja disiplin, penyakit akibat penyakit akibat
dibandingkan cenderung kerja. Tenaga kerja. Masa kerja
dengan pekerja menuruti kata hati, kerja yang baru yang tinggi tidak
yang lebih tua. ceroboh dan terge- umumnya belum menjamin
Pekerja usia muda sa-gesa. mengetahui secara seseorang aman
biasanya kurang mendalam seluk dari penyakit, hal-
Hasil penelitian
berpengala- man beluk pekerjaan. hal seperti
menunjukkan
dalam Sebaliknya mengabaikan
bahwa tidak ada
pekerjaanya.10 dengan bertam- kondisi tidak
hubungan antara
bahnya masa kerja aman dan
Banyak masa kerja dengan
seseorang tenaga tindakan tidak
alasan tenaga penyakit akibat
kerja maka aman serta
kerja golongan kerja. Masa kerja
bertambah pula paparan bahan
umur muda berhubungan
pengetahuan dan toksik yang
mempunyai langsung dengan
keterampilan yang berlangsung lama
kecenderungan pengalaman kerja,
dimiliki pekerja dapat beraki- bat
untuk menderi- ta semakin lama
dan aspek fatal bagi pekerja
penyakit akibat masa kerja
keselamatan dari itu sendiri.13,14
kerja lebih tinggi seseorang maka
pekerjaan yang
dibandingkan semakin tinggi Hasil
dilakukan.12
dengan golongan pengalaman dan penelitian
Hasil penelitian
umur yang lebih
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

menunjukkan ja.14,15 Namun, menimbulkan kurang berisiko


bahwa tidak ada pada penelitian penyakit akibat 5,442 kali lebih
hubungan antara ini, lama kerja kerja.16 Selain besar terkena
lama kerja dengan tidak berhubungan itu, perilaku penyakit akibat
penya- kit akibat dengan penyakit seseorang kerja
kerja. Seseorang akibat kerja seringkali dibandingkan
dapat bekerja karena hanya dipengaruhi oleh dengan responden
dengan baik merupakan salah tingkat yang memiliki
dalam sehari satu faktor yang pengetahuannya.1 pengetahuan yang
selama 8 jam atau mungkin 7 Penge- tahuan baik. Tingkat
40 jam dalam memengaruhi seseorang tentang penge- tahuan
seminggu. Waktu terjadinya faktor bahaya, dapat
sisa dalam satu penyakit akibat sumber bahaya memengaruhi
hari (16 jam) kerja. dan jenis bahaya kepatuhan sese-
dipergunakan di tempat kerja orang dalam
Hasil
untuk kehidupan yang ku- rang penggunaan APD.
penelitian
dalam keluarga akan berdampak Hasil penelitian
menunjukkan
dan masyarakat, pada kesadaran yang dilakukan
bahwa ada
istirahat dan lain- untuk me- oleh Noviandry,
hubungan antara
lain.13 Jam kerja lindungi diri dari pada 46 pekerja
tingkat
dapat berbagai macam penge- lasan dari
pengetahuan
memengaruhi potensi bahaya 12 bengkel yang
dengan pe- nyakit
penyakit akibat kerja.18 ada di Kelurahan
akibat kerja.
kerja, karena jam Gon- drong,
Pekerja yang Hasil
kerja yang lama Kecamatan
memiliki penelitian
dapat Cipondoh, Kota
pengetahuan yang menunjukkan
menyebabkan Tangerang yai- tu
kurang tentang bahwa res-
kelelah- an dan menyatakan
cara bekerja dan ponden yang
memperbesar terdapat hubungan
kese- lamatan memiliki
risiko penyakit antara penge-
kerja dapat pengetahuan yang
akibat ker- tahuan dengan
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

penggunaan APD APD adalah salah melindungi jari- dilindungi hanya


pada industri satu pengenda- jari tangan dan dengan pelindung
pengelasan lian risiko kulit dari benda mata saja. Sepatu
informal.19 pengendalian panas dan se- kerja digunakan
Peningkatan kecelakaan kerja. ngatan listrik untuk melindungi
pengetahuan Peng- gunaan dingin, radiasi kaki dan kulit dari
merupakan salah APD dapat elektromagnetik, benda-benda
satu pencegahan mengurangi risiko dan radiasi tajam, kejatuhan
penyakit akibat terjadinya mengion, bahan benda-benda
kerja dan kecelakaan kerja kimia, benturan tajam dan
manajemen risiko dan penyakit dan puku- lan, percikan cairan
kesehatan kerja.20 akibat kerja. APD luka, lecet dan logam serta
utama dalam infeksi, maka goresan-goresan
Hasil
pengelasan ada tukang las harus benda-benda
penelitian
enam, yaitu helm memakai sarung tajam. Kaca mata
menunjukkan
atau topi penutup tangan yang tahan las (googles) digu-
bahwa ada
kepala (safety panas dan ber- nakan untuk
hubungan antara
helm), kacamata sifat isolasi menghindari
penggunaan APD
las (googles), terhadap listrik. pengaruh radiasi
dengan
penutup muka energi seperti
kecelakaan kerja. Pelindung
(face shield), sinar ultra violet,
Responden yang muka digunakan
pakaian sinar infra merah
tidak menggu- untuk melindungi
kerja/pelindung dan lain-lain yang
nakan APD seluruh muka
dada (apron), dapat merusak
berisiko 1,500 terhadap
sarung tangan mata. Para pekerja
lebih besar kebakaran kulit
(safe- ty glove), yang
terhadap PAK sebagai akibat dari
dan sepatu kerja kemungkinan
dibandingkan cahaya busur,
(safety shoes). dapat terkena
dengan responden percikan dan
Sarung tangan bahaya dari sinar
yang meng- lainnya, yang
(safety glove) yang
gunakan APD. tidak dapat
digunakan untuk menyilaukan,
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

seperti sinar las dari las listrik berba- haya atau terjadinya
potong dengan termasuk sinar berdampak pada penyakit akibat
menggunakan gas yang sangat tajam. keselamatan dan kerja. Beberapa
dan percikan dari Pelindung dada kese- hatannya. bahaya yang
sinar las yang dipakai setelah Terutama bagi berpotensi terjadi
memijar harus baju las. para pekerja yang pada proses
menggunakan sudah bertahun- penge- lasan
Sebagian
pelindung mata tahun melakukan adalah bahaya
besar pekerja
khusus. Pekerjaan pekerjaan radiasi (cahaya),
tidak patuh dalam
pengelasan juga tersebut. bahaya asap dan
menggunakan
menghasilkan Kesalahpahaman gas, bahaya
APD pada saat
radiasi sinar terhadap fungsi percikan api,
bekerja dikare-
tergantung pada APD akibat bahaya kebakaran,
nakan berbagai
pada temperatur kurangnya bahaya jatuh, dan
macam alasan,
tertentu. Pakaian pengetahuan akan bahaya listrik.21
antara lain keti-
kerja yang fungsi dan Ketidaktahuan
daknyamanan
digunakan waktu kegunaan APD, pekerja terhadap
dalam penggunaan
pengelasan APD mengganggu pentingnya
APD selama
berfungsi untuk kelancaran dan penggunaan APD
bekerja.
melindungi kecepatan atau pekerja yang
Ketidaknyamanan
anggota badan pekerjaan adalah terbiasa tidak
disini diantaranya
dari bahaya- alasan lain pekerja menggunakan
ada- lah panas,
bahaya waktu tidak patuh dalam APD,
berat, berkeringat
pengelasan. menggunakan memperlambat
atau lembab, sakit,
Sedangkan bagian APD di tempat gerakan dalam
pu-sing, sesak dan
dada merupakan kerja. bekerja, susah
sebagainya.
bagian yang bernapas bila
Alasan lainnya, Proses
sangat peka memakai masker
yaitu merasa pengelasan
terhadap pengaruh atau penutup
bahwa pekerja memiliki bahaya
panas dan sinar muka, terasa dan
tersebut tidak dan risiko
yang tajam. Sinar menambah panas
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

sewaktu beker- ja berhubungan Hasil akibat kerja pada


bila menggunakan dengan kejadian menunjukkan pekerja las. Selain
baju lengan PAK pada pekerja tidak ada itu, secara
panjang, sarung las. Faktor usia, hubungan antara simultan usia,
tangan, penutup masa kerja, lama usia (p=0,513), masa kerja, lama
kepala dan sepatu kerja, masa kerja kerja, tingkat
kulit pengetahuan dan (p=0,729), lama pengetahuan, dan
menyebabkan penggunaan APD kerja (p=0,337) penggunaan APD
risiko tinggi secara simultan terhadap PAK. tidak berhubungan
terhadap mungkin saja Namun, ada dengan kejadian
keselamatan dan tidak berpengaruh hubungan penyakit akibat
kesehatan kerja. terhadap penyakit pengetahuan kerja pada pekerja
Keterkaitan akibat kerja, (p=0,046) dan las. Secara parsial
pentingnya karena ada faktor- penggunaan APD tingkat
seorang pekerja faktor lain lagi (p=0,000) pengetahuan dan
untuk melindungi yang dapat terhadap PAK. penggunaan APD
dirinya dari memengaruhinya Secara simultan hubungan parsial
berbagai potensi seperti tingkat usia, masa kerja, yang signifikan
dan risiko bahaya kepatuhan, gizi lama kerja, tingkat terhadap penyakit
kerja terutama kerja, stres kerja, pengetahuan, dan akibat kerja pada
penggunaan APD kebiasaan penggunaan APD pekerja las. Saran
mutlak diperlukan merokok dan tidak berhubungan kepada
sebagai suatu posisi atau sikap dengan kejadian Pemerintah Kota
kebutuhan. Sikap bekerja. PAK pada pekerja Banjarbaru dan
pekerja yang tidak las. Secara parsial instansi di
mendukung tingkat bawahnya, agar
berpengaruh pengetahuan dan turun ke lapangan
dalam penggunaan penggunaan APD untuk pembinaan
APD. 22 Secara KESIMPULAN hubungan parsial agar pekerja
simultan variabel DAN SARAN yang signifikan sektor informal
independen tidak terhadap penyakit seperti tukang las
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

dalam penelitian Lambung n Rumah


ini dapat selalu Mangkurat atas Kesehatan Sakit dan
dibina sehingga kerjasama dan RI. 2015. Pencegaha
kesehatan mereka dukungannya. nnya.
2. Riyadina
dan produktivitas Kami ucapkan Cermin
W,
tetap terjaga terima kasih juga Dunia
Suharyant
dengan baik. kepada Kedoktera
o FX, and
Pemerintah Kota n. 2012;
Tana L.
Banjarbaru dan 134.
Keluhan
seluruh tempat
Nyeri 4. Azir A.
pengelasan yang
Muskulosk Pengaruh
UCAPAN menjadi
eletal pada Pemakaian
TERIMA KASIH responden dalam
Pekerja Alat
penelitian ini.
Terima Industri di Pelindung
kasih kami DAFTAR Kawasan Mata
sampaikan kepada PUSTAKA Industri terhadap
Rektor dan Dekan Pulo Ketajaman
1. Departeme
Fakultas Gadung Penglihata
n
Kedokteran Jakarta. n Pegawai
Kesehatan
Universitas Majalah Bengkel
Republik
Lambung Kedoktera Las di
Indonesia.
Mangkurat serta n Wilayah
Pusat Data
Ketua Prodi dan Indonesia. Terminal
dan
seluruh staf 2008; Bus
Informasi
Program Studi S1 58(1). Wisata
Kesehatan
dan S2 Kesehatan Ngabean
Kerja. 3. Wichaksa
Masyarakat Kota
2011- na A.
Fakultas Yogyakart
2014. Penyakit
Kedokteran a. Jurnal
Jakarta: Akibat
Universitas Respati.
Deperteme Kerja di
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

2014; 9(3): Rajware E. Occup Nyeri


222-233. Occupatio Med. Punggung
nal Injuries 2013; 63: Bawah
5. Zulfina M.
and 284–286. (Low Back
Hubungan
Personal Pain) pada
Kelelahan 8. Internation
Protective Pekerja
Kerja al Labour
Equpiment Batik
dengan Office.
s Adopted Tulis. e-
Kejadian Buku
by Journal
Kecelakaa Pedoman
Welding Pustaka
n Kerja Pencegaha
Workers: Kesehatan.
pada n
A Cross 2014; 2(1).
Pekerja Kecelakaa
Sectional
Las di n. Jakarta : 10. Suma’mur.
Study in
Sepanjang PT. Hygiene
South
Jalan A. Pustaka Perusahaa
India.
Yani Kota Binaman n dan
Journal of
Banjarbaru Pressindo; Kesehatan
GJMEDP
. Jurnal 1989. Kerja.
H. 2014;
Penelitian Jakarta:
3(5).
9. Umami, et
Kesehatan PT.
al.
Masyaraka 7. Reddy R, Sagung
Hubungan
t et al. Seto;
Antara
Indonesia. Workplace 2009.
Karakterist
2015; 3(1): Injuries in
ik 11. Hutama
56-64. Fiji: a
Responden AP.
Population
6. Bhumika dan Sikap Hubungan
-Based
TV, Kerja antara
Study
Thakur M, Duduk Masa
(TRIP 7).
Jaswal R, dengan Kerja dan
Jurnal of
Pundird P, Keluhan Penggunaa
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

n Alat Constructi Kerja. dengan


Pelindung on Yogyakart Penyakit
Diri Workers of a: Gosyen Akibat
dengan Ilam Publishing Kerja pada
Kapasitas (Western ; 2014. Pekerja
Vital Paru Iran) Batu Bata.
15. Hedge A.
pada During Jurnal
Human
Pekerja 2006– Kesehatan
Factors:
Unit 2009. Masyaraka
Ergonomic
Spinning I Journal of t.
s,
Bagian Iran Red 2015;1(2).
Anthropo
Ring Crescent
metrics 17. Yasari.
Frame PT. Med
and Perilaku
Pisma 2013;15:
Biomecha Penggunaa
Putra e8011.
nics. n Alat
Tekstil
13. Suma‫׳‬mur, Cornell Pelindung
Pekalonga
PK. University Diri dan
n. Unnes
Keselamat Ergonomic Kejadian
Journal of
an dan s Web. Dermatitis
Public
Kesehatan 2003; Akibat
Health.
Kerja. 8(19). Kerja pada
2013; 2(3).
Jakarta: Pekerja
16. Sarinah
12. Moradinaz CV. Mas Pengangku
BK and
ar M, et al. Agung; t Sampah
Supri E.
Epidemiol 1987. di PT.
Hubungan
ogy of USB Kota
14. Cecep D. Pengetahu
Work- Jambi
S. an dan
Related [Tesis].
Keselamat Sikap
Injuries Yogyakart
an dan Kesehatan
Among a:
Kesehatan Kerja
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las

Universita the Faculty Penyakit pada PT.


s Gadjah of Paru Harta
Mada;200 Medicine, Akibat Samudra
8. University Kerja. Pelabuhan
of Gadjah Jurnal Perikanan
18. Husaini.
Mada. Respirasi Nusantara
Relationsh
Indonesia. Indonesia. Ambon
ip
2014. 54- 2010; Tahun
Exposure
55. 30(4). 2012.
CO, SO2 ,
Jurnal
NO2 , 19. Daniel. 21. Notoatmod
Pelangi
Fume and Prinsip jo S.
Ilmu.
Vapor Ergonomik Pendidikan
2012;5(2).
With Lung Kurangi dan
Function Gangguan Perilaku
and Kesehatan Kesehatan.
Immunogl Kerja. Jakarta:
obulin Jurnal Rineka
Serum Farmacia. Cipta;2012
levels of 2006;5(6). .
Blacksmit
20. Kurniawid 22. Ahmad R.
h.
jaja LM. Hubungan
Disertation
Program Pengetahu
of
Perlindung an dan
Doctoral
an Sikap
Program-
Kesehatan Karyawan
Medicine
Respirasi dengan
and Health
di Tempat Penggunaa
Sciences
Kerja n Alat
Graduate
Manajeme Pelindung
Program of
n Risiko Diri (APD)
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las
Jurnal ke 2.

RISK ASSESSMENT PENYAKIT AKIBAT PAPARAN BAHAN KIMIA PADA UNIT


PREMIX

RISK ASSESSMENT OF DISEASES CAUSED BY CHEMICAL EXPOSURE AT PREMIX


UNIT

Rieneke Puspita Eka Suci

Magister Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

E-mail: [email protected]

Anda mungkin juga menyukai