Analisis Penyakit Akibat Kerja Industri
Analisis Penyakit Akibat Kerja Industri
Analisis Penyakit Akibat Kerja Industri
Oleh
Anisa Dwi Putri (P05160019057)
Industri pakan ternak merupakan salah satu industri yang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan peternakan di Indonesia. Dalam produksinya dibutuhkan beberapa bahan baku seperti biji
jagung, tepung kedelai, tepung jagung, tepung daging dan tulang, serta bahan baku lainnya. Selain
penggunaan bahan baku, produksi pakan ternak juga membutuhkan bahan premix. Premix adalah
bahan campuran yang terdiri dari beberapa bahan feed additive yang telah diracik sesuai dengan
formula.
Feed additive sendiri merupakan bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan
tujuan meningkatkan produktivitas maupun kualitas produksi pada ternak (Murwani, dkk, 2002).
Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan keparahan akibat potensi
dari bahaya yang ada (ECAST, 2009). Setiap proses produksi yang ada pastinya akan menimbulkan
risiko yang bisa berasal dari material, proses, maupun pekerja. Proses produksi premix umumnya
dapat menimbulkan risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Proses produksi premix terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan produksi, penyusunan formula,
peracikan, pengemasan, dan labelling.
Umumnya di dalam industri pakan ternak, banyak dihasilkan debu yang berasal dari feed
additive maupun bahan baku lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lenhart, dkk. (2008)
akibat paparan debu pada pekerja di industri pakan ternak, menyebabkan pekerja memiliki risiko lebih
besar mengalami kerusakan pada sistem saluran pernafasan. Viegas (2013) menyebutkan bahwa
paparan debu yang berasal dari sisa produk pakan ternak dapat menimbulkan asma, bronkitis kronik,
PPOK, dan organic dust toxic syndrome (ODTS). Bahan feed additive yang digunakan pada proses
produksi premix di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan bermacam jenisnya, yaitu
tepung batu (CaCO3 ), monocalcium phosphate (MCP), garam (NaCl), L-lysine HCl, Lysine sulphate,
L-threonine, sodium bicarbonat, Copper sulfate, dan Choline Cl.
Umumnya, efek yang diakibatkan dari bahan-bahan tersebut berupa iritasi pada kulit, iritasi
mata, gangguan pernafasan serta gangguan pencernaan serta ada bahan yang memiliki efek kronis.
ATSDR (2004) berpendapat bahwa paparan dalam jangka panjang dan kadar yang berlebih dari
copper sulfate dapat menimbulkan penyakit paru obstruktif kronik serta gangguan pada liver. Paparan
bahan kimia tersebut merupakan salah satu bahaya yang dapat berisiko bagi pekerja.
Lampiran jurnal…
ABSTRAK
lama kerja dengan penyakit akibat kerja. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan
penggunaan APD terhadap penyakit akibat kerja.
ABSTRACT
Welders a workplace with high-risk activity that can cause health problems. This study
aims to identify and analyze the factors related with occupational diseases on welders in A. Yani
Street, Banjarbaru.The study design was observational analytic using cross sectional method.
Sample base on quota sampling of 30 respondent. The results showed no relationship between
age (p=0,513), tenure (p=0,729), length of work (p=0,337) with occupational disease. But, there
was a relationship between knowledge (p=0,046) and use of PPE (p=0,000) with occupational
disease. Simultaneously age, tenure, length of work, the level of knowledge and use of PPE is not
related with the incidence of occupational disease on welders. Partially level of knowledge and
use of PPE partial relationship significant to occupational diseases on welders. Welders who
have less knowledge that is
5.442 greater risk than those with a good level of knowledge. Welder who have not use at
least 4 major of PPE 1,000 greater risk than those who use at least four major of PPE. There is
no significant relationship between age, tenure, and length of work with occupational disease.
There is a relationship between the level of knowledge and use of PPE with occupational
diseases.
las di sepanjang jalan A. Yani Kota untuk mengetahui hubungan secara simultan
Banjarbaru. Penting- nya penggunaan APD dan parsial dari setiap variabel bebas
dalam bekerja di bagian las diperlukan oleh terhadap variabel terikat dan mengetahui
pekerja dan bagi pemilik industri yang nilai ekspektasi atau Odds Ratio (OR).
merupakan kewajiban yang tidak terpisah- Bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
kan. Begitu juga dengan faktor usia, masa yaitu panduan dengan kuesioner, semua data
kerja, lama kerja, peningkatan pengetahuan dia- nalisa menggunakan uji statistik analisis
juga mer- upakan bagian penting untuk univari- at dan analisis bivariat (chi square)
mencegah terjadinya penyakit akibat kerja. serta analisis multivariat (uji regresi).
sudah (93,33%),
bekerja, sedangkan pekerja
sedangkan kategori usia tua
sebanyak 25 orang (>40 tahun)
(83,33%) tidak sebanyak 2 orang
mengalami gejala (6,67%).
PAK. Sebagian Sebanyak 20
besar usia pekerja orang (66,67%)
kategori usia memiliki masa
muda (<40 tahun) kerja kurang dari
sebanyak 28 orang 5 tahun,
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las
sikap suka tergea- tua. Beberapa jam terbang ini sejalan dengan
gesa. Dari hasil faktor yang pekerja tersebut, peneli- tian
penelitian di memengaruhi sehingga pekerja Hernawati dan
Ameri- ka Serikat tingginya kejadian akan mampu lebih Hikmawan,
diungkapkan pe- nyakit akibat memahami Moradinazar et
bahwa pekerja kerja pada tentang cara al., yang
usia muda lebih golongan umur beker- ja dengan menunjukkan
banyak muda an- tara lain aman untuk bahwa tidak ada
mengalami karena kurang menghindarkan hubungan masa
penyakit akibat perhatian, kurang diri mereka dari kerja dengan
ker- ja disiplin, penyakit akibat penyakit akibat
dibandingkan cenderung kerja. Tenaga kerja. Masa kerja
dengan pekerja menuruti kata hati, kerja yang baru yang tinggi tidak
yang lebih tua. ceroboh dan terge- umumnya belum menjamin
Pekerja usia muda sa-gesa. mengetahui secara seseorang aman
biasanya kurang mendalam seluk dari penyakit, hal-
Hasil penelitian
berpengala- man beluk pekerjaan. hal seperti
menunjukkan
dalam Sebaliknya mengabaikan
bahwa tidak ada
pekerjaanya.10 dengan bertam- kondisi tidak
hubungan antara
bahnya masa kerja aman dan
Banyak masa kerja dengan
seseorang tenaga tindakan tidak
alasan tenaga penyakit akibat
kerja maka aman serta
kerja golongan kerja. Masa kerja
bertambah pula paparan bahan
umur muda berhubungan
pengetahuan dan toksik yang
mempunyai langsung dengan
keterampilan yang berlangsung lama
kecenderungan pengalaman kerja,
dimiliki pekerja dapat beraki- bat
untuk menderi- ta semakin lama
dan aspek fatal bagi pekerja
penyakit akibat masa kerja
keselamatan dari itu sendiri.13,14
kerja lebih tinggi seseorang maka
pekerjaan yang
dibandingkan semakin tinggi Hasil
dilakukan.12
dengan golongan pengalaman dan penelitian
Hasil penelitian
umur yang lebih
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las
seperti sinar las dari las listrik berba- haya atau terjadinya
potong dengan termasuk sinar berdampak pada penyakit akibat
menggunakan gas yang sangat tajam. keselamatan dan kerja. Beberapa
dan percikan dari Pelindung dada kese- hatannya. bahaya yang
sinar las yang dipakai setelah Terutama bagi berpotensi terjadi
memijar harus baju las. para pekerja yang pada proses
menggunakan sudah bertahun- penge- lasan
Sebagian
pelindung mata tahun melakukan adalah bahaya
besar pekerja
khusus. Pekerjaan pekerjaan radiasi (cahaya),
tidak patuh dalam
pengelasan juga tersebut. bahaya asap dan
menggunakan
menghasilkan Kesalahpahaman gas, bahaya
APD pada saat
radiasi sinar terhadap fungsi percikan api,
bekerja dikare-
tergantung pada APD akibat bahaya kebakaran,
nakan berbagai
pada temperatur kurangnya bahaya jatuh, dan
macam alasan,
tertentu. Pakaian pengetahuan akan bahaya listrik.21
antara lain keti-
kerja yang fungsi dan Ketidaktahuan
daknyamanan
digunakan waktu kegunaan APD, pekerja terhadap
dalam penggunaan
pengelasan APD mengganggu pentingnya
APD selama
berfungsi untuk kelancaran dan penggunaan APD
bekerja.
melindungi kecepatan atau pekerja yang
Ketidaknyamanan
anggota badan pekerjaan adalah terbiasa tidak
disini diantaranya
dari bahaya- alasan lain pekerja menggunakan
ada- lah panas,
bahaya waktu tidak patuh dalam APD,
berat, berkeringat
pengelasan. menggunakan memperlambat
atau lembab, sakit,
Sedangkan bagian APD di tempat gerakan dalam
pu-sing, sesak dan
dada merupakan kerja. bekerja, susah
sebagainya.
bagian yang bernapas bila
Alasan lainnya, Proses
sangat peka memakai masker
yaitu merasa pengelasan
terhadap pengaruh atau penutup
bahwa pekerja memiliki bahaya
panas dan sinar muka, terasa dan
tersebut tidak dan risiko
yang tajam. Sinar menambah panas
Husaini : Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja pada Pekerja Las
E-mail: [email protected]