W1. Proses Pemisahan
W1. Proses Pemisahan
W1. Proses Pemisahan
Oleh:
Nove K. Erliyanti, S.T., M.T
Referensi :
❖ Geankoplis, C.J., (2003), Transport Process and Separation Processes Principles, 4th edition,
Prentice Hall
❖ McCabe, W.L., (2001), Unit Operations of Chemical Engineering, 6th edition, McGraw Hill, Inc.
Komponen Bobot
Keaktifan 5%
Tugas 20%
Quiz 1 15%
Ujian Tengah Semester 20%
Quiz 2 15%
Ujian Akhir Semester 25%
❖ Mahasiswa yang berhalangan mengikuti kuliah karena izin/sakit diharapkan memberikan pemberitahuan kepada
dosen via sms/telepon/surat keterangan. Bila dosen berhalangan hadir maka dosen akan memberitahukan via
sms/telepon kepada ketua kelas, dan akan mengganti perkuliahan di hari lain.
❖ Bila dalam presentasi tugas kelompok salah satu anggota kelompok tidak hadir, maka anggota yang tidak hadir
tersebut mengerjakan tugas mandiri yang akan diberikan sesuai dengan tema presentasi.
4. Selama proses belajar mengajar di kelas, handphone dalam kondisi silent dan tidak diperbolehkan
bermain handphone.
5. Pada saat quiz, UTS, dan UAS dilarang memakai handphone, handphone dan tas dikumpulkan di depan.
Apabila open book, hanya diperbolehkan membawa
❖ hand books, dan print out materi kuliah. Diharapkan membawa kalkulator, bukan kalkulator
handphone.
❖ Selama proses quiz, UTS, dan UAS dilarang pinjam-meminjam alat tulis. Apabila saat quiz, UTS,
dan UAS diketahui melanggar tata tertib yang telah dibuat, maka yang bersangkutan
diperkenankan meninggalkan kelas dan dianggap tidak mengikuti quiz, UTS, dan UAS.
❑ Pemisahan ini dilakukan dengan kontak antara dua fase dan perhitungan didasarkan
pada proses equilibrium stage.
❑ Konsep equilibrium stage dapat dipakai bila dua fase dibiarkan berkontak dan
kemudian dipisahkan. Karena kontak yang baik antara kedua fase ini, solute dapat
pindah dari satu fase ke fase lainnya.
2. Distilasi
3. Ekstraksi
4. Leaching
✓ Bila dua fase yang berkontak adalah gas dan liquid, satuan operasi ini disebut absorpsi.
✓ Didalam absorpsi, solute A atau beberapa solute di absorb dari fase gas ke dalam fase liquid. Proses
ini menyangkut diffusi molekular dan turbulen atau perpindahan massa dari solute A melalui gas B
(stagnan, non diffusing) ke dalam liquid C yang stagnan.
Contoh:
✓ Stripping minyak non volatile dengan steam, dimana
steam berkontak dengan minyak dan sejumlah kecil
komponen yang volatile dari minyak ikut bersama-
sama steam
✓ Absorber-stripper system untuk pemisahan H2S
o Absorpsi atau scrubbing: Suatu proses untuk menghilangkan suatu komponen terlarut atau menyerap
dari aliran gas yang masuk menggunakan pelarut liquid non-volatile.
o Desorpsi atau stripping: proses pengambilan atau menghilangkan suatu komponen dari aliran liquid
yang masuk melalui penguapan atau pengambilan menggunakan pelarut gas yang tidak ikut larut.
o Jadi, absorpsi dan stripping adalah unit yang proses operasinya berkebalikan dan sering digunakan
dalam satu siklus.
o Absorpsi dan stripping dapat dioperasikan dengan dasar proses equilibrium stage menggunakan
trayed columns atau packed tower.
o Multiple stage process: fase-fase tersebut dicampur dalam satu stage, dipisahkan dan
kemudian dikontakkan lagi dalam stage berikutnya.
o Kedua metode ini dapat dilakukan dalam proses batch atau kontinyu. Metode umum
lainnya, dua fase dapat dikontakkan secara kontinyu dalam packed tower.
✓ Untuk memprediksi konsentrasi solute dalam tiap fase kesetimbangan, data kesetimbangan
secara ekseprimen harus tersedia.
✓ Dalam semua kasus yang menyangkut kesetimbangan, dua fase harus ada, seperti gas-liquid
atau liquid-liquid. Variabel-variabel penting yang mempengaruhi kesetimbangan dari suatu
solute adalah temperatur, tekanan dan konsentrasi.
✓ Kesetimbangan antara dua fase dalam keadaan tertentu dinyatakan dengan aturan fase:
F=C–P+2
dimana: P = jumlah fase pada kesetimbangan
F = derajat kebebasan
Untuk sistem biner ethanol-air, C = 2, P = 2 (uap dan liquid), maka F = 2 – 2 + 2 = 2. Bila suhu
dan tekanan ditetapkan, maka semua derajat kebebasan telah terpakai, dan komposisi pada
keadaan kesetimbangan telah tertentu pula dari hasil percobaan
✓ Banyaknya bahan tidak dikontrol oleh aturan fase, hanya variabel intensif saja yang dikontrol,
yaitu temperatur, tekanan dan fraksi mol komponen dalam liquid dan dalam uap.
✓ Variabel ekstensif seperti banyaknya mol, flow rate, volume yang bergantung dari banyaknya
bahan, tidak termasuk dalam derajat kebebasan. Untuk sistem biner dengan dua derajat
kebebasan dapat dinyatakan dalam bentuk tabel atau grafik, dengan satu derajat kebebasan
dibuat konstan (biasanya tekanan).
Uap, P, T, yA dan yB
Liquid, P, T, xA dan xB
❑ Perhatikan uap dan liquid yang berkontak satu sama lain seperti dalam Gambar.
❑ Molekul-molekul liquid secara kontinyu menguap dan bersamaan dengan itu molekul-molekul uap mengembun.
❑ Bila ada dua komponen, pada umumnya mereka akan menguap dan mengembun dengan rate yang berbeda.
❑ Dalam keadaan kesetimbangan, temperatur, tekanan dan fraksi mol dari kedua fase tidak lagi berubah.
❑ Meskipun molekul-molekul itu secara terus menerus menguap dan mengembun, rate penguapan dari suatu
spesies sama dengan rate pengembunannya
❑ Dilihat dari skala molekular proses berjalan terus, namun dilihat secara skala makro, dimana pada umumnya
proses diobservasi, tidak ada perubahan pada temperatur, tekanan dan komposisi.
YA = 10 XA
XA YA 0,0003
0 0 0,00025
0,0002
5 x 10-6 5 x 10-5
0,00015
1,0 x 10-5 1,0 x 10-4
0,0001
L0
L1
Proses single-stage :
L0 + VN+1= LN + V1 = M
L0 + VN+1 = LN + V1
L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1 = M xM
L0 + VN+1 = LN + V1
L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1 = M xM
Ln xn V1 y1 − L0 x0
y n+1 = + → operating line
Vn+1 Vn+1
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
y1 x0 yN+1
1 Garis operasi
y2 x1
y4
2
y3 x2
3
Garis kesetimbangan
y4 x3
N=4
y5 x4
x4
Immiscible stream :
V stream : A + B (no C)
L stream : A + C (no B)
L & V berubah → slope berubah → garis lengkung
L & V konstan → slope konstan → garis lurus
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Hubungan Mol Ratio dan Mol Fraksi
y p x
Y= = X =
1 − y P1 − p 1− x
V L
V ' = V (1 − y ) = L' = L(1 − x) =
1+ Y 1+ X
x0 y N +1 xN y1
L' + V ' = L' + V '
1 − x0 1 − y N +1 1 − xN 1 − y1
Tekanan parsial CO2, 5,6 12,8 29,0 56,0 98,7 155 232
mmHg
Mol CO2/mol larutan 0,050 0,060 0,062 0,064 0,066 0.068 0,07