W1. Proses Pemisahan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

OPERASI TEKNIK KIMIA III

Oleh:
Nove K. Erliyanti, S.T., M.T

Program Studi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pokok Bahasan
❖ Pengantar operasi pemisahan
❖ Absorpsi
❖ Distilasi

Referensi :

❖ Geankoplis, C.J., (2003), Transport Process and Separation Processes Principles, 4th edition,
Prentice Hall

❖ McCabe, W.L., (2001), Unit Operations of Chemical Engineering, 6th edition, McGraw Hill, Inc.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


KONTRAK PERKULIAHAN

Komponen Bobot
Keaktifan 5%
Tugas 20%
Quiz 1 15%
Ujian Tengah Semester 20%
Quiz 2 15%
Ujian Akhir Semester 25%

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


TUGAS

1. Tugas individu : mengerjakan soal-soal


2. Tugas kelompok: mengerjakan soal-soal.
3. Penyerahan tugas harus disiplin (sesuai urutan). Apabila
tugas satu belum dikumpulkan, maka tidak diperkenankan
untuk mengumpulkan tugas berikutnya. Waktu
pengumpulan tugas akan diberitahu pada waktu tugas
diberikan. Jika ada keterlambatan dalam mengumpulkan
tugas, maka ada kompensasi tersendiri/pemotongan nilai.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


TATA TERTIB MAHASISWA dan DOSEN
1. Pakaian
❖ Rapi dan berkerah.
❖ Sepatu bebas bukan selop/sandal.
2. Keterlambatan
❖ Mahasiswa dan dosen 15 menit setelah jam masuk (disepakati)

3. Pertemuan dan Perijinan

❖ Satu semester 16 kali pertemuan (14 pertemuan tatap muka perkuliahan).

❖ Mahasiswa yang berhalangan mengikuti kuliah karena izin/sakit diharapkan memberikan pemberitahuan kepada
dosen via sms/telepon/surat keterangan. Bila dosen berhalangan hadir maka dosen akan memberitahukan via
sms/telepon kepada ketua kelas, dan akan mengganti perkuliahan di hari lain.

❖ Bila dalam presentasi tugas kelompok salah satu anggota kelompok tidak hadir, maka anggota yang tidak hadir
tersebut mengerjakan tugas mandiri yang akan diberikan sesuai dengan tema presentasi.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


TATA TERTIB MAHASISWA dan DOSEN

4. Selama proses belajar mengajar di kelas, handphone dalam kondisi silent dan tidak diperbolehkan
bermain handphone.

5. Pada saat quiz, UTS, dan UAS dilarang memakai handphone, handphone dan tas dikumpulkan di depan.
Apabila open book, hanya diperbolehkan membawa

❖ hand books, dan print out materi kuliah. Diharapkan membawa kalkulator, bukan kalkulator
handphone.

❖ Selama proses quiz, UTS, dan UAS dilarang pinjam-meminjam alat tulis. Apabila saat quiz, UTS,
dan UAS diketahui melanggar tata tertib yang telah dibuat, maka yang bersangkutan
diperkenankan meninggalkan kelas dan dianggap tidak mengikuti quiz, UTS, dan UAS.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


PROSES-PROSES PEMISAHAN
❑ Proses pemisahan sangat penting dalam Teknik Kimia. Kira-kira 50-90% capital
investment dalam bentuk alat-alat pemisahan

❑ Pemisahan ini dilakukan dengan kontak antara dua fase dan perhitungan didasarkan
pada proses equilibrium stage.

❑ Konsep equilibrium stage dapat dipakai bila dua fase dibiarkan berkontak dan
kemudian dipisahkan. Karena kontak yang baik antara kedua fase ini, solute dapat
pindah dari satu fase ke fase lainnya.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


PROSES-PROSES PEMISAHAN
❑ Dengan menganggap bahwa stage itu adalah stage kestimbangan, maka kita bisa
menghitung konsentrasi dan suhu tanpa harus mengetahui bentuk aliran, rate
transfer panas dan transfer massa.

❑ Teknik pemisahan yang umum :

1. Absorpsi dan Stripping

2. Distilasi

3. Ekstraksi

4. Leaching

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


ABSORPSI

✓ Bila dua fase yang berkontak adalah gas dan liquid, satuan operasi ini disebut absorpsi.
✓ Didalam absorpsi, solute A atau beberapa solute di absorb dari fase gas ke dalam fase liquid. Proses
ini menyangkut diffusi molekular dan turbulen atau perpindahan massa dari solute A melalui gas B
(stagnan, non diffusing) ke dalam liquid C yang stagnan.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


ABSORPSI
Contoh :
1. Absorpsi gas amoniak A dari udara B
dengan air C. Biasanya larutan ammonia-
air yang dihasilkan didistilasi untuk
mendapatkan ammonia murni.
2. Absorpsi SO2 dari flue gases dengan
larutan alkaline.
3. Dalam industri makanan (hidrogenasi
minyak), gas hidrogen digelembungkan
ke dalam minyak dan diabsorb.
Hidrogen dalam larutan kemudian
bereaksi dengan minyak dengan suatu
katalis.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


STRIPPER

o Kebalikan dari absorpsi adalah stripping / desorpsi.

Contoh:
✓ Stripping minyak non volatile dengan steam, dimana
steam berkontak dengan minyak dan sejumlah kecil
komponen yang volatile dari minyak ikut bersama-
sama steam
✓ Absorber-stripper system untuk pemisahan H2S

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


ABSORPSI DAN STRIPPING

o Absorpsi atau scrubbing: Suatu proses untuk menghilangkan suatu komponen terlarut atau menyerap
dari aliran gas yang masuk menggunakan pelarut liquid non-volatile.
o Desorpsi atau stripping: proses pengambilan atau menghilangkan suatu komponen dari aliran liquid
yang masuk melalui penguapan atau pengambilan menggunakan pelarut gas yang tidak ikut larut.
o Jadi, absorpsi dan stripping adalah unit yang proses operasinya berkebalikan dan sering digunakan
dalam satu siklus.
o Absorpsi dan stripping dapat dioperasikan dengan dasar proses equilibrium stage menggunakan
trayed columns atau packed tower.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


DISTILASI
✓ Suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan suatu campuran liquida yang miscible dan volatile
menjadi komponennya masing-masing.
✓ Dalam proses distilasi, terjadi kontak antara fase uap yang volatile dan fase liquid yang menguap.
Contoh :
1. Distilasi larutan etanol-air, dimana uap mengandung konsentrasi etanol yang lebih besar
daripada di dalam liquid
2. Distilasi larutan ammonia-air untuk menghasilkan uap yang kaya ammonia
3. Dalam distilasi crude petroleum, beberapa fraksi seperti gasoline, kerosene dan heating oil
didistilasi.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Metode Pemisahan
o Single stage process: kedua fase seperti gas-liquid, liquid-liquid dapat dicampur
bersama dalam satu tangki dan kemudian dipisahkan.

o Multiple stage process: fase-fase tersebut dicampur dalam satu stage, dipisahkan dan
kemudian dikontakkan lagi dalam stage berikutnya.

o Kedua metode ini dapat dilakukan dalam proses batch atau kontinyu. Metode umum
lainnya, dua fase dapat dikontakkan secara kontinyu dalam packed tower.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Phase Rule dan Equilibrium

✓ Untuk memprediksi konsentrasi solute dalam tiap fase kesetimbangan, data kesetimbangan
secara ekseprimen harus tersedia.

✓ Dalam semua kasus yang menyangkut kesetimbangan, dua fase harus ada, seperti gas-liquid
atau liquid-liquid. Variabel-variabel penting yang mempengaruhi kesetimbangan dari suatu
solute adalah temperatur, tekanan dan konsentrasi.

✓ Kesetimbangan antara dua fase dalam keadaan tertentu dinyatakan dengan aturan fase:

F=C–P+2
dimana: P = jumlah fase pada kesetimbangan

C = jumlah komponen total dalam fase

F = derajat kebebasan

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Phase Rule dan Equilibrium
Contoh:
Sistem campuran SO2/udara/air

Jumlah komponen (C) = 3


Jumlah fase (P) = 2

Maka derajat kebebasannya (F):

F = C – P + 2 = 3 – 2 + 2 = 3 → variabel yang dibutuhkan 3 (misalnya: Temperatur, tekanan, dan


komposisi) untuk mengidentifikasi variabel-variabel lainnya misalnya entalpi dan volume

Untuk sistem biner ethanol-air, C = 2, P = 2 (uap dan liquid), maka F = 2 – 2 + 2 = 2. Bila suhu
dan tekanan ditetapkan, maka semua derajat kebebasan telah terpakai, dan komposisi pada
keadaan kesetimbangan telah tertentu pula dari hasil percobaan

Tidak menginformasikan tentang tekanan parsial dalam


persamaan → tekanan parsial diperoleh dari eksperimen
atau dikondisikan ideal

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Phase Rule dan Equilibrium

✓ Banyaknya bahan tidak dikontrol oleh aturan fase, hanya variabel intensif saja yang dikontrol,
yaitu temperatur, tekanan dan fraksi mol komponen dalam liquid dan dalam uap.

✓ Variabel ekstensif seperti banyaknya mol, flow rate, volume yang bergantung dari banyaknya
bahan, tidak termasuk dalam derajat kebebasan. Untuk sistem biner dengan dua derajat
kebebasan dapat dinyatakan dalam bentuk tabel atau grafik, dengan satu derajat kebebasan
dibuat konstan (biasanya tekanan).

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Konsep Kesetimbangan
(Equilibrium)
• Proses pemisahan berdasarkan konsep equilibrium stage, dimana aliran yang
meninggalkan stage berada dalam kesetimbangan.

• Apa yang dimaksud kesetimbangan?

Uap, P, T, yA dan yB

Liquid, P, T, xA dan xB

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Konsep Kesetimbangan (Equilibrium)

❑ Perhatikan uap dan liquid yang berkontak satu sama lain seperti dalam Gambar.
❑ Molekul-molekul liquid secara kontinyu menguap dan bersamaan dengan itu molekul-molekul uap mengembun.
❑ Bila ada dua komponen, pada umumnya mereka akan menguap dan mengembun dengan rate yang berbeda.
❑ Dalam keadaan kesetimbangan, temperatur, tekanan dan fraksi mol dari kedua fase tidak lagi berubah.
❑ Meskipun molekul-molekul itu secara terus menerus menguap dan mengembun, rate penguapan dari suatu
spesies sama dengan rate pengembunannya
❑ Dilihat dari skala molekular proses berjalan terus, namun dilihat secara skala makro, dimana pada umumnya
proses diobservasi, tidak ada perubahan pada temperatur, tekanan dan komposisi.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Konsep Kesetimbangan (Equilibrium)

Pada keadaan kesetimbangan,


T liq = T uap → thermal equilibrium
P liq = P uap → mechanical equilibrium
 liq =  uap → phase equilibrium
(tidak ada perubahan komposisi)

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
Hubungan kesetimbangan antara konsentrasi komponen A dalam fase gas dan konsentrasinya dalam
fase liquid dapat ditentukan dengan beberapa cara
1. Dari tabel data (bila ada). Ini bisa dilihat pada handbooks atau buku-buku unit operasi
2. Bila tidak ada tabel data, dapat digunakan hukum Henry, terutama untuk larutan encer
pA = HA . xA

di mana pA = tekanan parsial A dalam fase gas


HA = konstanta Henry
xA = fraksi mol A dalam fase liquid
Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam yA (fraksi mol dalam fase gas) dengan membagi pA dengan
P
dimana yA = HA’ . xA
HA’ = HA/P
HA hanya fungsi temperatur, sedang HA’ merupakan fungsi temperatur dan tekanan total P

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
Hubungan kesetimbangan antara konsentrasi komponen A dalam fase gas dan konsentrasinya dalam
fase liquid dapat ditentukan dengan beberapa cara
Henry’s Law Constants

Henry’s Law is valid at low


concentrations of solute I,
approximately less than 10%

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
3. Untuk larutan ideal, hubungan kesetimbangan dapat ditentukan dengn menggunakan
hukum Raoult

pA = PAo xA → yA = PAo xA/P

dimana: PA° = tekanan uap murni komponen A pada suhu operasi

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
4. Data kelarutan
Contoh: Data kelarutan A terhadap B yang diukur pada T = 20 oC, P = 760 mmHg
Misal: BM A = 17 dan BM B = 18

Lbm A/100 10 12,5 17,5 22,5 27,5


lbm B
Tekanan 60 79,6 124 176 237
parsial A,
mmHg

❖ Pembuatan kurva kesetimbangan didasarkan mol fraksi → x dan y diplot

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
4. Data kelarutan
Contoh: Data kelarutan A terhadap B yang diukur pada T = 20 oC, P = 760 mmHg
Misal: BM A = 17 dan BM B = 18

Lbm A/100 10 12,5 17,5 22,5 27,5


lbm B
Tekanan 60 79,6 124 176 237
parsial A,
mmHg

❖ Pembuatan kurva kesetimbangan didasarkan mol ratio → X dan Y diplot

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kesetimbangan antara Fase Gas dan Liquid
Contoh: Sebuah kolom stripper disajikan sebagai berikut. Persamaan garis kesetimbangan Y= 10 XA
Tabelkan antara Xo sampai XN dengan
persamaan garis kesetimbangan Y = 10 XA

YA = 10 XA
XA YA 0,0003

0 0 0,00025

0,0002
5 x 10-6 5 x 10-5
0,00015
1,0 x 10-5 1,0 x 10-4
0,0001

1,5 x 10-5 1,5 x 10-4 0,00005

2,0 x 10-5 2,0 x 10-4 0


0 0,000005 0,00001 0,000015 0,00002 0,000025 0,00003

2,5 x 10-5 2,5 x 10-4

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kontak Kesetimbangan Single-Stage
V1 V2

L0
L1

Proses single-stage :

✓ 2 fase yang berbeda dikontakkan satu sama lain (L0 + V2)

✓ Selama waktu t, mixing + diffusi komponen-komponen diantara 2 fase

✓ Komponen-komponen dalam kesetimbangan (2 fase) setelah pemisahan (L1+V1)

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kontak Kesetimbangan Single-Stage
Neraca massa total :

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Kontak Kesetimbangan Single-Stage
Neraca massa total :

Neraca massa komponen : (A+B+C)

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Sistem Gas-Liquid
Phase gas : Solute A + inert udara B → V
Phase liquid : Solute A + inert air C → L
Asumsi : - udara tidak larut dalam air
- air tidak menguap dalam fase gas
Neraca Komponen A :
Data yang diperlukan:
✓ Hubungan yA1 & xA1 dalam
kesetimbangan
✓ Hk. Henry: yA1 = H’ xA1 (larutan encer)
✓ Plot pA vs xA atau yA vs xA

dimana : L’, mol air C (inert) → constant


V’, mol udara B (inert) → constant

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Sistem Multiple Stage Counter-Current
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1
L0 1 2 Ln-1 n LN-1 N
L1 L2 Ln LN

Inlet stream : L0, VN+1 L Stream : Komp. C>>


Outlet stream : LN, V1 V Stream : Komp. B >>
Jumlah Stage : N B&C : miscible/immiscible

Neraca Overall, semua stage :

L0 + VN+1= LN + V1 = M

L0, LN, V1 dan VN+1 dalam mole/j

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Sistem Multiple Stage Counter-Current
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1
L0 1 2 Ln-1 n LN-1 N
L1 L2 Ln LN

✓ Neraca komponen overall : ✓ Neraca total untuk n stage :

L0 + VN+1 = LN + V1
L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1 = M xM

x dan y, fraksi mol


✓ Neraca komponen untuk n stage :

L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Sistem Multiple Stage Counter-Current
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1
L0 1 2 Ln-1 n LN-1 N
L1 L2 Ln LN

✓ Neraca komponen overall : ✓ Neraca total untuk n stage :

L0 + VN+1 = LN + V1
L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1 = M xM

✓ Neraca komponen untuk n stage :


x dan y, fraksi mol
L0 x0+ VN+1 yN+1 = LN xN + V1 y1

Ln xn V1 y1 − L0 x0
y n+1 = + → operating line
Vn+1 Vn+1
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
y1 x0 yN+1
1 Garis operasi
y2 x1
y4
2
y3 x2

3
Garis kesetimbangan
y4 x3
N=4

y5 x4

x4
Immiscible stream :
V stream : A + B (no C)
L stream : A + C (no B)
L & V berubah → slope berubah → garis lengkung
L & V konstan → slope konstan → garis lurus
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Hubungan Mol Ratio dan Mol Fraksi
y p x
Y= = X =
1 − y P1 − p 1− x
V L
V ' = V (1 − y ) = L' = L(1 − x) =
1+ Y 1+ X

Neraca massa dengan mol fraksi

 x0   y N +1   xN   y1 
L'   + V '   = L'   + V '  
 1 − x0   1 − y N +1   1 − xN   1 − y1 

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Soal
1. Diketahui data kesetimbangan Sistem NH3 – Air pada 20 oC. Buatlah kurva
kesetimbangan dengan mol fraksi dan mal ratio!

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Soal
2. Diketahui data kesetimbangan CO2 dan larutan monoethanolamine pada T = 25 o C
dan P = 1,2 atm. Buatlah kurva kesetimbangan dalam mol fraksi dan mol ratio!

Tekanan parsial CO2, 5,6 12,8 29,0 56,0 98,7 155 232
mmHg
Mol CO2/mol larutan 0,050 0,060 0,062 0,064 0,066 0.068 0,07

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Soal
3. Kolom scrubber digunakan untuk mengabsorp suatu komponen A bekerja pada tekanan 2 psig dan
temperatur 24 oC secara isothermal. Jika tekanan uap komponen A pada 24 oC tersebut adalah 346
mmHg. Buatlah kurva kesetimbangannya! Kurva kesetimbangan dikerjakan dalam mol fraksi dan mol
ratio

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT


Soal
3. Tower scrubber countercurrent digunakan untuk mengabsorp acetone dalam udara (fase gas)
menggunakan pelarut air murni. Proses beroperasi secara isotermal pada 300K dan 101,3 kPa.
Kesetimbangan acetone pada sistem gas-liquid adalah y=2,53 x. Buatlah kurva kesetimbangan dari
system tersebut! Kurva kesetimbangan dikerjakan dalam mol fraksi dan mol ratio. Sistem disajikan pada
gambar di bawah ini.

Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT

Anda mungkin juga menyukai