Anik Maria Agustin - Logam Berat Makanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

ENVIRONMENTAL HEALTH LABORATORY

LOGAM BERAT MAKANAN

DISUSUN OLEH :

ANIK MARIA AGUSTIN

1711.13251.283

PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2020
Laporan
Evironmental Health Laboratory
Logam berat makanan

Disusun oleh:
Anik maria agustin
1711.13251.283

Malang,24 agustus 2020


Dosen Pebimbing Akademik

( Ike Dian Wahyuni SKL .,MKL)


NDP 2017.284
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk

mendukung kesehatan. Ikan asin merupakan bagian dari makanan manusia dan

banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui polutan logam yang dikandung

oleh ikan seperti plumbum atau timbal. Kandungan logam yang ada pada ikan

dianalisis karena merupakan bagian penting yang dikonsumsi manusia. Logam

berat dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam

jangka waktu lama sebagai racun (Suci 2017).

Akumulasi logam berat pada organ dan daging ikan dapat terjadi karena

adanya kontak antara medium yang mengandung toksik dengan ikan. Kontak

berlangsung dengan adanya pemindahan zat kimia dari lingkungan air ke dalam

atau permukaan tubuh ikan, misalnya logam berat masuk melalui insang.

Masuknya logam berat ke dalam tubuh organisme perairan dengan tiga cara yaitu

melalui makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit. Jika keadaan ini

berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah

yang membahayakan kesehatan manusia. Akumulasi plumbum tertinggi dalam

jaringan lunak terjadi berturut-turut pada ginjal disusul hati, otak, paru, jantung otot

dan testis. Salah satu organ yang ikut mengalami perubahan akibat paparan timbal

(Pb) yang berlebihan adalah kerusakan hati (Suci 2017)

Selain ikan asin juga terdapat kandungan logam berat dalam tubuh udang jika

dikonsumsi oleh manusia dapat terserap dan terakumulasi di dalam jaringan tubuh

sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Didalam tubuh udang juga

terdapat logam berat merkuri yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Keracunan merkuri yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran

pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock serta

dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing,

mudah lupa, tremor dan depresi (Endah 2012)

Selain merkuri pada udang, senyawa non logam yang berbahaya dan sering

mencemari lingkungan perairan adalah sianida. Paparan sianida dalam tubuh

menghasilkan timbulnya tanda dan gejala yang lebih cepat karena rute tersebut

memungkinkan sianida untuk berdifusi secara langsung ke target organ melalui

aliran darah. Paparan sianida dalam jumlah kecil sering tidak menimbulkan gejala

pusing, mual dan muntah dalam jangka panjang dalam merusak organ seperti

ginjal karena di dalam tubuh sianida akan cepat di metabolisme dan diekskresi

melalui ginjal.

Oleh sebab itu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan sianida maka

melakukan pemeriksaan dengan menggunakan beras, selain itu berdasarkan

pengertian diatas untuk mengetahui kandungan mercury maka menggunakan

udang serta untuk lebih jelas mengetahui kandungan plumbum pada ikan maka

perlu dilakukan pemeriksaan ikan asin.

1.2 Tujuan pratikum

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui kandungan logam berat pada makanan

b. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kandungan logam berat plumbum, sianida dan mercuri

pada udang,beras dan ikan asin

b. Analisis kandungan logam berat plumbum, sianida dan mercuri pada

udang, beras dan ikan asin


BAB II

METODOLOGI
2.1 WAKTU DAN TEMPAT
2.1.1 Pengambilan Sampel Ikan Asin

Hari, Tanggal : 23 Agustus 2020

Waktu : 11.00 Wib- Selesai

Tempat : Pasar Tumpang, Jalan Raya Tumpang

2.1.2 Pengambilan Sampel Udang Dan Beras

Hari, Tanggal : 23 Agustus 2020

Waktu : 18.23 Wib- Selesai

Tempat : Jl Sulfat 70 Rt 01 Rw 08 Kel.Bunulrejo

Kec. Blimbing Kota Malang

2.1.3 Pemeriksaan Sampel :

Hari,Tanggal : 24 Agustus 2020

Waktu : 11.00 Wib - Selesai

Tempat : Laboratorium Terpadu Kesehatan Lingkungan

Stikes Widyagama Husada Malang

2.2 ALAT DAN BAHAN

a. Alat dan bahan untuk uji merkuri

1 Alat

b. 1 buah spatula

c. 3 buah tabung reaksi

d. 1 buah mortar dan pastle

e. 1 buah beaker glass (100 ml)

f. 1 buah timbangan digital

g. 1 buah gelas ukur (10 ml)


h. 1 gunting

2 Bahan

a. 1 tisu

b. 1 masker

c. 1 handscon

d. 50 ml aquadest

e. 1 alumunium

f. 1 udang

g. 1 kasa

h. reagent

1 buah botol plastik berisi kertas merkuri

2 1 botol pereaksi uji merkuri (100 ml)

b. Alat dan bahan untuk uji plumbum

1. Alat

a. 2 tabung reaksi

b. 1 gelas ukur10 ml

c. 1 mortar dan pestle

d. 1 timbangan digital

e. 1 gunting

2. Bahan

a. 1 masker

b. 1 handscond

c. 1 plumbum tes strip

d. 1 alumunium oil

e. 50 ml aquadest
f. 1 ikan asin

g. 1 kasa

h. reagent

reagent pb-1

c. Alat dan bahan untuk uji sianida

1 Alat

a. 1 buah suntikan plastik grad. 6 ml

b. 1 gelas ukur 10 ml

c. 1 komparator disk warna

d. 1 buah mortar dan pestel

e. 1 buah timbangan digital

f. 2 tabung reaksi

g. 1 beaker glass 100 ml

2 Bahan

a. 1 alumunium oil

b. 50 ml aquadest

c. 1 masker

d. 1 handscoon

e. 1 tisu

f. 1 beras

g. reagent

1buah reagen cn-1, 9 gr

1buah reagen cn-3, 27 m


2.3 Prosedur Pratikum

a. Prosedur pratikum mercury

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) dan dihaluskan

menggunakan mortar, dan Pestle.

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr dalam

volume 50 ml aquadest dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu dilakukan

perlakuan awal.

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa

4. Menyiapkan 3 tabung reaksi masukkan 5 ml sampel, (satu tabung reaksi

sebagai control, 1 sebagai sampel dan 1 sebagai sampel bermercury)

5. Menambahkan reagent “mercury – 1 “ sebanyak 2 tetes pada tabung

reaksi sampel di aduk hingga merata.

6. Menambahkan 1 tetes mercury pada udang bermerkuri dan 1 tetes

reagen mercury-1 lalu menghomogenkan

7. Menyiapkan “kertas mercury” teteskan sampel sebanyak 3 tetes pada

perlakuan “ 3 “ pada permukaannya dan diamkan beberapa saat. Jika

sampel mengandung mercury, kertas mercury akan terjadi perubahan

warna menjadi biru keunguan semakin tinggi konsentrasi mercury semakin

pekat warna birunya.

8. Membandingkan dengan standard mercury yang di perlakukan sebagai

sampel.

9. Membandingkan dengan deret standart warna atau color chart mercury

untuk mengetahui kandungan mercury pada sample.


b. Prosedur pratikum plumbum

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) / dilumatkan

menggunakan mortar dan pestle.

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr dalam

volume 50 ml aquadest dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu

dilakukan perlakuan awal.

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa

4. Memasukkan sampel kedalam tabung uji sebanyak 5 ml.

5. Meneteskan 1-3 reagent pada sampel yang akan diuji

6. Mengaduk beberapa kali dan diamkan selama 1 menit agar bereaksi

7. Menekan test strips dengan perlahan kepermukaan sample agar

terendam pada zone reaksi

8. Menunggu selama 1 menit, kemudian membandingkan bahan bereaksi

dengan skala warna

c. Prosedur pratikum sianida

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) atau dilumatkan

menggunakan mortar dan pestle

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr dalam

volume 50 ml aquadest dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu dilakukan

perlakuan awal

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa


4. Memasukkan 6 ml sampel ke dalam kedua tabung uji dengan

menggunakan gelas ukur

5. Menambahkan 1 level microspoon hijau (peres) yang terdapat pada tutup

botol reagen CN-1, lalu kocok sampai semua reagen terlarut

6. Menambahkan sebanyak 2 tetes CN-2 (ditambahkan hanya pada sisi kanan

tabung uji), tutup tabung lalu dikocok.

7. Mendiamkan selama 5 menit, saat formasi warna telah lengkap, letakkan

pada komparator dan sesuaikan warna.


BAB III

HASIL PRATIKUM
3.1 Data Hasil Pratikum

Hasil pemeriksaan plumbum, mercury dan sianida yang dilakukan dilakukan

diLaboratorium Terpadu Kesehatan Lingkungan Stikes Widyagama Husada

Malang dengan menggunakan sampel ikan asin, udang dan beras mendapatkan

hasil sebagai berikut

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan merkuri pada udang

No Jenis Jenis Hasil Sni FAO/WHO


sampel logam
73872009

Sampe +merkur Control


l i

1 Udang Merkuri 100 50 0 1,0 mg/kg

2 Ikan asin Plumbum 0 - 0 0,3 mg/kg

3 Beras Sianida 0 - 0 50mg/kg

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 3.1 mendapatkan hasil

pemeriksaan merkuri pada udang dengan hasil 100 mg pada sampel penambahan

merkuri mendapatkan hasil 50 mg sedangkan untuk kontrol hasil yang didapatkan 0

mg, untuk pengujian plumbum sampel dan control mendapatkan hasil 0 mg sehingga

jika dibandingkan dengan SNI 73872009 tidak melebihi baku mutu sebanyak 0,3 mg/kg

sehingga ikan asin tidak mengandung plumbum, begitu juga dengan sianida pada

beras sampel dan kontrol mendapatkan hasil 0 mg sehingga jika dibandingkan dengan

FAO/WHO 50 mg/kg maka beras tidak melebihi baku mutu sehingga dapat diketahui

bahwa beras tidak mengandung sianida


BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur

a. Prosedur pratikum mercuri

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) dan

dihaluskan menggunakan mortar, dan pestle fungsinya untuk

menghaluskan sampel (Masthura, 2019) agar sampel dapat mudah

larut dengan menggunakan reagen

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr

dalam volume 50 ml aquadest Pemilihan aquadest karena aman,

murah, dan tersedia dalam jumlah besar dan tidak beracun

(Handayani 2015) dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu

dilakukan perlakuan awal hal ini disebabkan sampel sudah

berbentuk larutan.

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa untuk

memisahkan padatan dan larutan

4. Menyiapkan 3 tabung reaksi masukkan 5 ml sampel, satu tabung

reaksi sebagai control agar dapat membandingkan hasil dengan

yang telah ditambahkan reagen

5. Menambahkan reagent “mercury – 1 “ sebanyak 2 tetes pada tabung

reaksi sampel di aduk hingga merata agar sampel dan reagen dapat

tercamur secara keseluruhan

6. Menambahkan 1 tetes mercuri pada udang bermerkuri dan 1 tetes

reagen mercury-1 untuk perbandingan sampel


7. Menyiapkan “kertas mercury” teteskan sampel sebanyak 3 tetes

pada perlakuan “ 3 “ pada permukaannya dan diamkan beberapa

saat. Jika sampel mengandung mercury, kertas mercury akan terjadi

perubahan warna menjadi biru keunguan semakin tinggi konsentrasi

mercury semakin pekat warna birunya.

8. Membandingkan dengan standard mercury yang diperlakukan

sebagai sampel agar hasil yang didapatkan akurat

9. Membandingkan dengan deret standart warna atau color chart

mercury untuk mengetahui kandungan mercury pada sample.

b. Prosedur pratikum plumbum

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) atau

dilumatkan menggunakan mortar dan pestle. Fungsinya untuk

menghaluskan sampel (Masthura, 2019)

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr

dalam volume 50 ml aquadest pemilihan aquadest karena aman,

murah, dan tersedia dalam jumlah besar dan tidak beracun

(Handayani 2015) dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu

dilakukan perlakuan awal.

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa untuk

memisahkan padatan dan larutan

4. Memasukkan sampel kedalam tabung uji sebanyak 5 ml.

5. Meneteskan 1-3 reagent pada sampel yang akan diuji untuk

mengetahui ada tidaknya kandungan plumbum pada sampel

6. Mengaduk beberapa kali dan diamkan selama 1 menit agar bereaksi


7. Menekan test strips dengan perlahan kepermukaan sample agar

terendam pada zone reaksi

8. Menunggu selama 1 menit, kemudian membandingkan bahan

bereaksi dengan skala warna

c. Prosedur pratikum sianida

1. Memotong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah) atau

dilumatkan menggunakan mortar dan pestle. Fungsinya untuk

menghaluskan sampel (Masthura, 2019)

2. Menyiapkan beaker glass dan masukkan sampel makanan 25 gr

dalam volume 50 ml aquadest pemilihan aquadest karena aman,

murah, dan tersedia dalam jumlah besar dan tidak beracun

(Handayani 2015) dan hancurkan dengan pengaduk sampai larut

seluruhnya, untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu

dilakukan perlakuan awal

3. Menyaring sampel dengan menggunakan saringan dan kasa untuk

memisahkan padatan dan larutan

4. Memasukkan 6 ml sample ke dalam kedua tabung uji dengan

menggunakan gelas ukur agar hasil yang diperoleh lebih akurat

5. Menambahkan 1 level microspoon hijau (peres) yang terdapat pada

tutup botol reagen CN-1, lalu kocok sampai semua reagen terlarut

6. Menambahkan sebanyak 2 tetes CN-2 (ditambahkan hanya pada

sisi kanan tabung uji), tutup tabung lalu dikocok.

7. Mendiamkan selama 5 menit, saat formasi warna telah lengkap,

letakkan pada komparator dan sesuaikan warna


4.2 Analisa Hasil

A. Hasil Pemeriksaan Sianida Pada Beras

Hasil pemeriksaan sampel diLaboratorium Terpadu Kesehatan

Lingkungan Stikes Widyagama Husada Malang yaitu sianida pada

beras sampel dan kontrol mendapatkan hasil 0 mg sehingga jika

dibandingkan dengan FAO/WHO 50 mg/kg maka beras tidak melebihi

baku mutu sehingga dapat diketahui bahwa beras tidak mengandung

sianida. Salah satu keberadaan logam berat yang ada dimakanan

adalah sianida yang ada dilahan, air, dan udara yang dapat

membahayakan kesehatan manusia karena terjadi pemupukan lahan

pertanian sebelum dipanen. Masuknya logam berat dari lingkungan

melalui rantai makanan seperti beras melalui penyerapan akar

sebelum proses pemanenan hingga saat akan menjelang masa panen

hal inilah yang dapat menyebabkan tingkat konsentrasi logam berat di

dalam organisme menjadi tinggi, karena sifatnya yang sulit terurai dan

terdeposit pada permukaan tanah sehingga dapat terserap oleh

organisme. Proses ini dikenal sebagai biomagnifikasi. Proses

biomagnifikasi ini dapat terjadi pada tanaman hasil panen seperti beras

(Kurniawati 2011).

Logam berat yang sering muncul dilahan pertanian adalah

sianida hal ini disebabkan sianida sering digunakan untuk pemupukan

pada lahan pertanian, sianida (CN) adalah kelompok senyawa yang

mengandung gugus siano (-C≡N) yang terdapat dialam dalam bentuk-

bentuk berbeda. Sianida di alam dapat diklasifikasikan sebagai sianida

bebas, sianida sederhana, kompleks sianida dan senyawa turunan


sianida. Sianida dapat berbentuk gas, cair, atau padat dan berbentuk

molekul, ion, atau polimer. Semua bahan yang dapat melepaskan ion

sianida (CN-) sangat toksik, sianida biasanya dapat dijumpai

dipertanian karena adanya penyemprotan pupuk oleh petani (Maksum

2017).

Asam sianida terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa

prekursor (bakal racun), yaitu linamarin dan metil linamarin dimana

kedua senyawa ini kontak dengan enzim linamarase dan oksigen dari

udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida.

Asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, oleh

karena itu untuk menurunkan atau mengurangi kadar asam sianida

dapat dilakukan dengan pencucian atau perendaman karena asam

sianida akan larut dan ikut terbuang dengan air (Hermanto 2019).

Paparan sianida dalam tubuh menghasilkan timbulnya tanda dan

gejala yang lebih cepat karena rute tersebut memungkinkan sianida

untuk berdifusi secara langsung ke target organ melalui aliran darah.

Paparan sianida dalam jumlah kecil sering tidak menimbulkan gejala

karena di dalam tubuh sianida akan cepat di metabolisme dan diekskresi

melalui ginjal. Sianida ini dengan bantuan akan enzim rhodanese diubah

menjadi thiosianat (bentuk yang lebih aman bagi tubuh) baru kemudian

dikeluarkan dari tubuh sianida dalam jangka pendek juga memiliki efek

pada sistem kardiovaskular, dimana pada awalnya pasien akan

mengalami gejala berupa palpitasi, diaphoresis, pusing, atau

kemerahan. Mereka juga akan megalami peningkatan kerja jantung dan

tekanan darah yang disebabkan oleh adanya pengeluaran katekolamin.


Di samping juga terjadi vasodilasi pembuluh darah, hipotensi, dan

penurunan kemampuan inotropik jantung, sianida juga menekan nodus

sinoatrial (Sanode) dan menyebabkan terjadinya aritmia serta

mengurangi kekuatan kontraksi jantung dalam jangka panjang dapat

merusak organ tubuh seperti ginjal serta dapat menyebabkan kematian

(Farm 2017).

B. Hasil Pemeriksaan Plumbum Pada Ikan Asin

Hasil pemeriksaan sampel diLaboratorium Terpadu Kesehatan

Lingkungan Stikes Widyagama Husada Malang yaitu untuk pengujian

plumbum sampel dan kontrol mendapatkan hasil 0 mg jika dibandingkan

dengan SNI 73872009 tidak melebihi baku mutu sebanyak 0,3 mg/kg

sehingga ikan asin tidak mengandung plumbum, Ikan asin merupakan

produk olahan ikan tangkapan hasil laut yang kemudian diolah pada

masyarakat dengan melalui proses penggaraman maupun proses

pengeringan. Akan tetapi pendistribusian ikan asin yang tidak baik dapat

menyebabkan ikan asin yang terjual terdapat kandungan logam berat

timbal. Logam berat pada ikan asin dapat bersumber dari makanan dan

lingkungan yang sudah terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi

makanan dan lingkungan tidak lepas dari aktivitas manusia di darat

maupun pada perairan. Logam berat timbal masuk ke dalam tubuh ikan

asin melalui penyerapan pada permukaan tubuh secara difusi pada saat

proses penggaraman (Ibrahim 2017)

Makanan yang memiliki kadar timbal (Pb) melebihi batas

maksimum yang telah ditentukan dapat menimbulkan efek buruk

terhadap kesehatan logam berat timbal yang tertinggal dalam tubuh


baik melalui udara maupun melalui makanan atau minuman, akan

mengumpul terutama didalam skeleton (90 - 95%). Meskipun jumlah

logam berat timbal yang diserap oleh tubuh hanya sedikit. Logam berat

ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-

senyawa logam berat timbal dapat memberikan efek racun terhadap

banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh (Hestiningsih 2020)

Sumber pencemaran timbal berasal dari asap kendaraan bermotor,

minuman, dan makanan. Akumulasi plumbum tertinggi dalam jaringan

lunak terjadi berturut-turut pada ginjal disusul hati, otak, paru, jantung

otot dan testis. Salah satu organ yang ikut mengalami perubahan akibat

paparan timbal (Pb) yang berlebihan adalah kerusakan hati. Hati

merupakan organ tubuh yang terbesar dan organ metabolisme yang

paling kompleks didalam tubuh. Organ ini terlibat dalam metabolisme

zat makanan serta sebagian besar obat dan toksikan. Adapun

mekanisme kerusakan hati yang diakibatkan oleh timbal (Pb) adalah

timbal (Pb) tingkat tertentu dapat menginduksi pembentukan radikal

bebas dan menurunkan sistem antioksidan tubuh sehingga dengan

sendirinya akan terjadi stres oksidatif (Banun 2012 )

Apabila seseorang terpapar timbal dalam jangka panjang atau

terpapar dalam jumlah yang cukup tinggi akan menyebabkan keluhan

sistem syaraf pusat, gangguan pada sistem hematopoetik, gangguan

saluran pencernaan, gangguan pada sistem kardiovaskuler dan muskulo

skeletal, disfungsi ginjal, dan juga terjadi keluhan sistem reproduksi

(Keman 2017)
C. Hasil Pemeriksaan Merkuri Pada Udang

Hasil pemeriksaan sampel diLaboratorium Terpadu Kesehatan

Lingkungan Stikes Widyagama Husada Malang yaitu merkuri pada

udang dengan hasil 100 mg pada sampel penambahan merkuri

mendapatkan hasil 50 mg, sedangkan untuk kontrol hasil yang

didapatkan 0 mg jika dibandingkan dengan baku mutu SNI 73872009

1,0 mg maka tidak melebihi baku mutu. Udang memiliki harga jual yang

tinggi sehingga dapat menguntungkan para nelayan. Rasa yang enak

menjadikan jenis udang dikonsumsi masyarakat secara luas. Hal ini

memungkinkan masyarakat mengonsumsi udang terpapar logam berat,

seperti timbal maupun merkuri. Konsumsi udang yang terpapar logam

berat merkuri dapat mengganggu kesehatan (Rousdy 2018).

Untuk makanan yang dikonsumsi langsung tanpa diolah,

kandungan merkuri yang dibolehkan maksimum 0,001 ppm. Kadar

merkuri dalam darah yang aman maksimum 0,04 ppm, kadar 0,1-1,0

ppm dalam jaringan dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh.

World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture

Organization (FAO) menetapkan Professional Tolerable Weekly Intake

(PTWI) yaitu untuk merkuri 0,3 mg perminggu, hal ini berarti ikan

dengan kandungan merkuri lebih dari 0,3 ppm tidak aman dikonsumsi

secara terus menerus (Anwar 2008)

Merkuri atau raksa (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting

dalam teknologi di abad modern saat ini. Merkuri adalah unsur yang

mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai massa molekul


relative (MR=200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang

merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang

berarti cairan perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan

karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam suhu

kamar (25°C), titik bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai

kecenderungan menguap lebih besar, mudah bercampur dengan logam-

logam lain menjadi logam campuran, juga dapat mengalirkan arus listrik

sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan

arus listrik rendah ( Hadi 2013).

Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar merkuri yang

terdapat dialam merupakan hasil sisa industri yang jumlahnya mencapai

± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan Merkuri sangat luas, ada ±

3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia,

proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta

sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian, obat-

obatan, cat kertas, pertambangan serta sisa buangan industri. Bahkan

sampai saat ini merkuri juga banyak digunakan dalam kehidupan kita

sehari-hari dirumah kita, seperti penggunaannya untuk lampu

penerangan, dan penggunaan alat-alat kesehatan. Semua bentuk

merkuri, baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk garam

(Hadi 2013)

Paparan merkuri dengan kadar yang rendah akan menimbulkan

gejala seperti, merasa lemah, tidak ada nafsu makan, penurunan berat

badan, dan gangguan saluran cerna. Paparan dengan kadar tinggi

akan menimbulkan gejala gemetar (tremor mercurial), syaraf mudah


terangsang (eretisme), radang gusi (gingivitis), produksi air liur

berlebihan (hipersalivasi), penurunan penglihatan warna dan akuitas

penglihatan, selain itu juga didapatkan perubahan koordinasi gerak,

perubahan kapasitas konsentrasi mental, perubahan ekspresi wajah dan

emosi, poliartritis dan dermatitis (Pruyambodo 2020)

Dalam jangka panjang merkuri dapat menyebabkan efek samping

dampak neurologis pada orang dewasa dan anak-anak, sekarang

dikenal sebagai penyakit minamata, pasien-pasien dengan keracunan

Hg kronis ini mengeluhkan parestesia distal ekstremitas dan bibir

bahkan 30 tahun setelah penghentian paparan MeHg, Selain itu, bukti

yang lebih baru menunjukkan bahwa bahkan populasi umum yang

terpapar MeHg diminamata yang tidak tersertifikasi pasien penyakit

minamata menunjukkan peningkatan risiko gejala kejiwaan (misalnya,

gangguan kecerdasan dan suasana hati dan disfungsi perilaku), dengan

meningkatnya kesadaran akan pengelolaan lingkungan, insiden

keracunan Hg akut dari polusi industri seperti minamata telah menjadi

langka. Namun, skala paparan kronis terhadap dosis Hg yang lebih

rendah sebagai akibat dari polusi global atau bahaya pekerjaan telah

meningkat (Zuhariani 2019)

Logam Berat adalah elemen kimiawi metalik dan metaloida,

memiliki bobot atom dan bobot jenis yang tinggi, yang bersifat racun

bagi makhluk hidup. Batas Maksimum adalah konsentrasi maksimum

cemaran logam berat yang diizinkan dapat diterima dalam pangan

olahan menurut Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor


5 Tahun 2018 Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam

Pangan Olahan.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk menangani adanya

logam berat seperti plumbum, merkuri dan sianida pada bahan pangan

yang berbahaya pada kesehatan, antara lain dengan menghindari

bahan pangan yang memiliki resiko mengandung logam berat, mencuci

bahan pangan yang akan dikonsumsi dengan baik dan seksama,

misalnya dengan menggunakan air yang mengalir atau menggunakan

sanitizer. Pencegahan akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat. Buah-buahan, sayuran, bawang,

dan kacang-kacangan merupakan makanan yang mengandung serat,

seperti pektin, lignin, vitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut dalam air, yang dapat

menetralkan dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem

pencernaan.

Selain itu sebagai produsen harus menjaga kualitas bahan pangan

yang dihasilkan, mulai dari tangkapan ikan, udang maupun penanaman

beras karena logam berat yang masuk dalam tubuh melalaui makanan

sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Masyarakat juga harus

wawas diri dengan memperhatikan asupan gizi dan serat dalam tubuh

sehingga dapat mencegah akumulasi adanya logam berat dalam tubuh

karena dapat diekskresikan melalui sistem pencernaan, untuk dinas

kesehatan yang berhubungan langsung dengan penjualan bahan

pangan dipasar sebaiknya memberikan informasi kepada masyarakat

akan pentingnya menjaga bahan pangan yang akan dikonsumsi.


BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

a. Hasil dari pemeriksaan plumbum, mercury dan sianida yang dilakukan

dilakukan diLaboratorium Terpadu Kesehatan Lingkungan Stikes Widyagama

Husada Malang dengan menggunakan sampel ikan asin, udang dan beras

b. hasil pemeriksaan merkuri pada udang mendapatkan hasil 100 mg pada

sampel penambahan merkuri mendapatkan hasil 50 mg sedangkan untuk

kontrol hasil yang didapatkan 0 mg, untuk pengujian plumbum sampel dan

control mendapatkan hasil 0 mg sehingga ikan asin tidak mengandung

plumbum, begitu juga dengan sianida pada beras sampel dan kontrol

mendapatkan hasil 0 mg sehingga dapat diketahui bahwa beras tidak

mengandung sianida

5.2 Saran

a. Untuk produsen sebaiknya menjaga kualitas bahan pangan yang dihasilkan,

mulai dari tangkapan ikan, udang maupun penanaman beras karena logam

berat yang masuk dalam tubuh melalaui makanan sangat berbahaya bagi

kesehatan manusia.

b. Untuk masyarakat sebaiknya masyarakat memperhatikan asupan gizi dan serat

dalam tubuh sehingga dapat mencegah akumulasi adanya logam berat dalam

tubuh karena dapat diekskresikan melalui sistem pencernaan

c. Untuk dinas kesehatan sebaiknya sebagai dinas yang berhubungan langsung

dengan penjualan bahan pangan dipasar memeberikan informasi kepada

masyarakat akan pentingnya menjaga bahan pangan yang akan dikonsumsi.


DAFTAR PUSTAKA
Anwar.Chairil,Gunawan .2008 Kualitas Perairan Dan Kandungan Merkuri (Hg) Dalam

Ikan Pada Tambak Empang Parit Di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

Ciasem-Pamanukan, Kesatuan Pemangkuan Hutan Purwakarta,

Kabupaten Subang, Jawa Barat.Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi

Alam.Vol 5 No 01hal:-

Http://Ejournal.FordaMof.Org/EjournalLitbang/Index.Php/Jphka/Article/View

/1135/1059 Diakses pada hari selasa tanggal 25 agustus 2020 waktu 04.50

wib

Banun Shaher, Agus Suprijono, Chodidjah.2020. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb)

Per Oral Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Studi Eksperimental

Laboratorik Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Antan Galur Wistar

Majalah Ilmiah Sultan Agung. Vol 50 No 126

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/view/

58 Diakses pada hari selasa tanggal 25 agustus 2020 waktu 07.40 wib

Farm noviana,ikhsan jufri,izal zahram.2017. Keracunan Akut Sianida, Jurnal

Lingkungan & Pembangunan, ISSN 2597-7555

https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/wicaksana/article/download/35

7/255 Diakses pada hari selasa tanggal 25 agustus 2020 waktu 09.40 wib

Hadi, M.Choirul.2013. Bahaya Merkuri Di Lingkungan Kita Jurnal Skala Husada

Volume 10 Nomor 2 September 2013 Vol – No - Hal: 175 – 183

Https://Www.Google.Com/Url?

Sa=T&Source=Web&Rct=J&Url=Http://PoltekkesDenpasar.Ac.Id/Files/Jsh/
V10n2/M.%2520choirul%2520hadi%25201%2520jsh

%2520v10n2.Pdf&Ved=2ahukewjf_Ocjlbbrahv4_3mbhfipdfwqfjaaegqiaxab

&Usg=Aovvaw36mlod641mjvsayxyhldqr Diakses pada hari selasa tanggal

25 agustus 2020 waktu 08.40 wib

Handayani, A., dan Hermita. W. 2015. Pembuatan Film Plastik Biodegradable dari

Limbah Biji Durian. Jurnal Bahan Alam Terbarukan vol 4, No 1 tahun2015.

(online) https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jbat/article/view/3770 di

Diakses pada hari selasa tanggal 25 agustus 2020 waktu 10.40 wib

Hermanto, Tamrin,Solfian Rusli.2019. Pengaruh Perendaman Dalam Berbagai

Konsentrasi Larutan Kapur Dan Garam Terhadap Penurunan Kadar Asam

Sianida (Hcn) Umbi Gadung. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan (Jstp)

Vol. 4, No.6,P.2647-2657 Issn : 2527-6271

http://ojs.uho.ac.id/index.php/jstp/article/view/10906 Diakses pada hari rabu

tanggal 23 agustus 2020 waktu 06.40 wib

Hestiningsih,Retno Dian Dwi Restiani,Dwi Sutiningsih,.2020. Studi Keberadaan

Cemaran Formalin Dan Timbal (Pb) Pada Tahu Yang Dijual Pedagang

Gorengan Tahu Petis Di Sekitar Kampus Universitas Diponegoro Jurnal

Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 5no 1 Hal: 47-56

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jekk/article/view/5922/3750 Diakses

pada hari selasa tanggal 25 agustus 2020 waktu 12.40 wib

Ibrahim Nurlina, Yonelian Yuyun, Andi Riesti Angelin Peuru.2017. Analisis Kandungan

Logam Berat Timbal Dan Kadmium Pada Pengolahan Ikan Asin Di

Kabupaten Banggai Kepulauan. Galenika Journal Of Pharmacy Vol. 3 No 1

hal : 71-76 Issn : 2442-8 Analisis Kandungan Logam Berat Timbal


Dan ...Ejurnal.Stikes-Bth.Ac.Id › Index.Php › Article › Download Diakses

pada hari rabu tanggal 26 agustus 2020 waktu 04.00 wib

Keman, Soedjajadi Mika Vernicia Humairo. 2017. Kadar Timbal Darah Dan Keluhan

Sistem Syaraf Pusat Pada Pekerja Percetakan Unipress Surabaya Blood

Lead Levels And Healthy Complaint In Printing Workers Of Unipress

Surabaya Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 1 Januari 2017: 48–56

Https://E-Journal.Unair.Ac.Id/Jkl/Article/Download/9152/5150

Diakses pada hari selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu 03.00 wib

Kurnia,agus. Hasni, Indriyani Nur, Muhammad Idris.2020. Akumulasi Logam Berat

Merkuri (Hg) serta Tingkat Serangan Parasit pada Kepiting Bakau (Scylla

serrata) di Perairan Desa Tunas Baru Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bssombana Sulawesi Tenggara. Media Akuatika : Jurnal Ilmiah

Jurusan Budidaya Perairan vol 5 No1 hal: 13–23 ISSN 2503-4324

http://ojs.uho.ac.id/index.php/JMA/article/view/12243/8613 Diakses pada

hari selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu 06.00 wib

Kurniawati, Syukria. Woro Yatu Niken Syahfitri, Endah Damastuti.2011. Penentuan

Logam Berat Cr, Co, Zn, Dan Hg Pada Beras Dan Kedelai Dari Wilayah

Kota Bandung.Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Nuklir

Ptnbr – Batan Tema : Peran Sains Dan Teknologi Nuklir Di Bidang

Kesehatan, Lingkungan, Industri Dan Pendidikan Dalam Mendukung

Pembangunan Nasional 213

Http://Digilib.Batan.Go.Id/Ppin/Katalog/File/1858-3601-2011-213.Pdf

Diakses pada hari rabu tanggal 23 agustus 2020 waktu 04.30 wib

Masthura. 2019. Identifikasi Rhodamin B dan Methanyl Yellow pada Manisan Buah

yang Beredar di Kota Banda Aceh Secara Kuantitatif. AMINA vol 1 N0 1, page
39-44. https://journal.ar-raniry.ac.id/index.php/amina/article/download/13/9. Diakses

pada hari rabu tanggal 26 agustus 2020 waktu 10.30 wib

Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Batas

Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan Olahan

Https://Jdih.Pom.Go.Id/Showpdf.Php?

U=Eldx1kvhfcsgm0enknlvyczhr7hvp6ckafnexh4dns0%3d Diakses pada

hari selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu 05.40 wib

Priyambodo Seto, Ardiana Ekawanti.2020. Intoksikasi Merkuri: Faktor Risiko,

Patofisiologi Dan Dampaknya Bagi Wanita Hamil Di Daerah

Lingkar Tambang.Jurnal Kedokteran Vol 9 No 2 E-Issn 2527-7154

Http://Jku.Unram.Ac.Id/Article/View/418/289 Diakses pada hari selasa

tanggal 23 agustus 2020 waktu 03.40 wib

Ratriani, Putri Wening, Aulia Azka.2020. Analisa Logam Berat, Kadar Garam Dan

Salmonella Pada Ikan Lomek (Harpodon Nehereus) Biang (Ilisha Elongata)

Asin Kering Jurnal Perikanan Tropis Available Vol 7, No 1 Hal:

http://180.250.41.45/jptropis/article/view/1822, Diakses pada hari selasa

tanggal 23 agustus 2020 waktu 05.30 wib

Rousdy,Wulandari, Dwi Ayu Lestari, Junardi.2018. Konsentrasi Timbal (Pb) Pada

Daging Udang Hasil Tangkapan Nelayan Di Desa Jungkat Kecamatan

Siantan Kabupaten Mempawah. Jurnal Protobiont Vol. 7 No1 Hal : 20 – 24

Https://Core.Ac.Uk/Download/Pdf/304745657.Pdf Diakses pada hari selasa

tanggal 23 agustus 2020 waktu 05.00 wib

Suci, Nur Fitriani. 2017. Skripsi .Bioakumulasi Logam Berat Timbel (Pb) Pada Ikan Nila

( Oreochromis Niloticus Linn. ) Di Tambak Sekitar Muara Sungai

Pangkajene Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep) Program


Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassarttps://pdfs.semanticscholar.org/94fe/9aeacd7f8ee3592bafb47e26

3240cff22e81.pdf Diakses pada hari selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu

10.40 wib

Standar Nasional Indonesia 7387.2009.Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Pada

Pangan.Ics 67.220.20 Badan Standar Nasioal Indonesia Diakses pada hari

selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu 11.40 wib

Zuhariani may, Lensoni , Noeroel Arham.2019. Analisis Kadar Merkuri Terhadap

Tingkat terjadi Pencemaran pada Sungai Krueng Sabee Kabupaten Aceh

Jaya.jurnal abu yatama vol 3 No 1 hal:-

http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/semdiunaya Diakses pada hari

selasa tanggal 23 agustus 2020 waktu 11.50 wib


LAMPIRAN
Lampiran Gambar 1.

Gambar 1. Gambar.2
Review prosedur Sampel uji
praktikum

lampiran gambar 2.

Gambar.3 Gambar.4
Penimbangan sampel Penimbangan sampel
“Udang” “Beras”
Lampiran gambar 2

Gambar.5
Penimbangan sampel Gambar.6
“Udang” Mengaduk sampel
dengan aquadest

Gambar.7 Gambar.8
Menyaring pada sampel Memasukkan sampel ke
tabung reaksi
Lampiran gambar 3.

Gambar.10
Gambar.9 Melakukan pembacaan
Menanmbahkan reagent pada sampel
pada sampel

Gambar.12
Gambar.11 Membandingkan hasil
Membandingkan hasil dengan indikator
dengan indikator
Lampiran gambar 4.

Gambar.13
Membandingkan hasil
dengan indikator

Anda mungkin juga menyukai