SAP Hipertensi Andre Krisnandha
SAP Hipertensi Andre Krisnandha
SAP Hipertensi Andre Krisnandha
OLEH :
P07120320068
A. LATAR BELAKANG
C. MATERI PENYULUHAN
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
6. Makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
7. Cara pembuatan jus melon
D. KEGIATAN
F. MEDIA
1. Leaflet
G. SUMBER
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension : The Silent
Killer : Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama
Pharmacy Association. https://doi.org/0178-0000-15-104-H01-P
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal-Bedah. (B. G.
Suzanne C. Smeltzer, Ed.). Jakarta.
H. SASARAN
Keluarga Tn.T di Desa Bungaya Kabupaten Karangasem
I. WAKTU
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2021
Jam : 10.00 WITA
J. TEMPAT
Rumah Tn.A di Tn.T Desa Bungaya, Kabupaten Karangasem
K. SETTING TEMPAT
Penyaji
Peserta Peserta
Peserta
L. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan
lembar balik. Kurun waktu dalam persiapan media 3 hari
b. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan
akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan
tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 3 hari
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Seperti:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, penyebab, dan tanda gejala hipertensi
mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali tentang pencegahan dan komplikasi hipertensi mencapai
75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan
makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan mencapai 80%
d. Peseta penyuluhan mampu menjelaskan dan
mendemonstrasikan cara pembuatan jus melon dengan baik dan
benar
Lampiran 1
A. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah yang meningkat
pada sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
(Brunner and Suddarth, 2013). Hipertensi merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan
darah persisten yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan. Satu kali
pengukuran tekanan darah tidak memenuhi syarat sebagai diagnosis
hipertensi (Potter and Perry, 2010). Jadi dapat disimpukan hipertensi
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali
kunjungan.
B. PENYEBAB/FAKTOR RISIKO
Menurut Kemenkes RI (2013), faktor risiko hipertensi dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Umur
Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja awal dan mulai
meningkat pada usia dewasa awal. Kemudian meningkat lebih
nyata selama masa pertumbuhan dan pematangan fisik di usia
dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem siskulasi darah
akan terganggu, karena pembuluh darah sering megalami
penyumbatan dinding pembuluh darah menjadi tebal serta
berkurang elastisitasnya pembuluh darah sehingga menyebabkan
tekanan darah menjadi tinggi (Guyton and Hall, 2013). Semakin
tua seseorang pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium)
terganggu sehingga banyak zat kapur yang beredar bersama darah.
Banyaknya kalsium dalam darah (Hypercalcemia) menyebabkan
darah menjadi lebih padat, sehingga tekanan darah meningkat.
Endapan kalsium pada dinding pembuluh darah (arteriosclerosis)
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya aliran
darah menjadi terganggu hal ini dapat memacu peningkatan
tekanan darah. Bertambahnya usia juga menyebabkan elastisitas
arteri berkurang, arteri tidak lentur dan cenderung kaku, sehingga
volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar. Agar
kebutuhan darah dalam jaringan tercukupi, maka jantung harus
memompa darah lebih kuat lagi sehingga tekanan darah akan
menjadi semakin meningkat (Potter and Perry, 2009).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh erhadap terjadinya hipertensi. Laki-laki
mempunyai risiko lebih besar daripada perempuan yaitu 2,3 kali
lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan
3,76 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah
diastolik dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah,
seperti kebiasaan merokok, begadang, stres kerja, hingga pola
makan yang tidak teratur. Namun setelah memasuki menopause
prevalensi hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
pria akibat faktor hormonal.
c. Keturunan/genetik
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama
pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari
data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi cenderung
merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita
mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25%
kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita
mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit
tersebut 60%. Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih
banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada
heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar
30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi menurut Noorhidayah (2016) adalah:
1. Payah Jantung, payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi
jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik
jantung.
2. Stroke . Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan
darah yang macet dipembuluh yang sudah menyempit.
3. Kerusakan ginjal. Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan
aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring
kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring
lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah.
4. Kerusakan pengelihatan. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi
kabur atau buta. Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan
menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan memeriksa fundus mata
untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu
retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak,
jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi
mengalami kerusanan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.
E. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap hipertensi yaitu sebagai berikut :
1. Makan gizi seimbang
Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Manajemen diet bagi penderita
hipertensi yaitu membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran,
makanan rendah lemak, usahakan makan ikan berminyak seperti tuna,
makarel dan salmon (Kemenkes RI, 2013).
2. Mengurangi berat badan
Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat badan.
Mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan darah karena
mengurangi kerja jantung dan volume sekuncup (Aspiani, 2015).
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas)
dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai IMT
normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang <90 cm untuk laki-laki
dan <80 cm untuk perempuan (Kemenkes RI, 2013).
3. Olahraga yang teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kinerja jantung (Aspiani, 2015). Senam aerobik atau jalan cepat
selama 30-45 menit lima kali perminggu dapat menurunkan tekanan
darah baik sistol maupun diastol. Selain itu, berbagai cara relaksasi
seperti meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi penderita
hipertensi tanpa obat (Kemenkes RI, 2013).
4. Berhenti Merokok
Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti
nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok dapat
menurunkan aliran darah ke bebagai organ dan meningkatkan kerja
jantung (Aspiani, 2015).
j. Sayuran Hijau
Makanan hipertensi yang bisa anda komsumsi adalah sayuran hijau
seperti bayam. Bayam merupakan sayuran yang banyak
mengandung serat, potasium, magnesium, dan nutrisi yang ampuh
untuk menurunkan tekanan darah didalam tubuh jadi anda
komsumsi bayam secara rutin dengan memasukan bayam kedalam
menu makanan anda.
Lampiran 2
EVALUASI
Kunci jawaban
1. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali
kunjungan.
2. Penyebab/faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor
yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang
tidak dapat diubah antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik. Faktor risiko
yang dapat diubah antara lain kebiasaan merokok, konsumsi serat, stres,
aktivitas fisik, konsumsi garam, kegemukan, kebiasaan konsumsi alkohol dan
dislipidemia
3. Tanda dan gejala hipertensi seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur
4. Komplikasi pada penyakit Hipertensi yaitu payah jantung, stroke, kerusakan
ginjal, kerusakan pengelihatan
5. Pencegahan hipertensi yaitu makan gizi seimbang, mengurangi berat badan,
olahraga yang teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol dan
mengurangi stres
6. Makanan yang harus dihindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
seperti otak, ginjal, minyak kelapa, gajih, makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium seperti biscuit, cracker, keripik dan makanan
kering asin. Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet,
sayuran, serta buaha-buahan dalam kaleng, soft drink. Makanan yang
diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin dan selai kacang. Susu full cream, mentega. Margarin, keju,
mayonnaise, kafein, minuman bersoda, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambin), kuning telur dan kulit
ayam. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi,terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco, serta bumbum penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tape
7. Makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi timun, melon, seledri, bawang
putih, tomat, gandum, kentang, pisang, kedelai dan sayuran hijau
Mengetahui, Karangasem, Januari 2021
Pembimbing Akademik/CT Mahasiswa
……………………………… …………………….
NIP. NIM.