Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Oleh :
Restu Amalia
NIM : 2015030071

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PGRI SITUBONDO
JULI 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan
masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan
seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin
ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan.
Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989, pendidikan
dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Bimbingan atau
membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama
dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya
menjadi orang baik. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk mempersiapkan
peserta didiknya dalam memasuki masa depan.
Ujian (Akhir) Nasional UN selama ini diperlakukan semacam upacara ritual tahunan
tanpa memberikan pengaruh berarti terhadap upaya dan pengelola serta pelaksanaan
pendidikan pada tingkat sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Meskipun praktik ujian akhir dapat digunakan untuk memenuhi kualitas pendidikan namun
pada umumnya sering bertentangan dengan kenyataan.. Sebagaimana diketahui bahwa
realitas pendidikan di Tanah Air sangat beragam, baik itu sarana-prasarana pendidikan,
sumber daya guru, dan school leadership. Kualitas pendidikan yang begitu lebar sebagai
akibat  dari keterbatasan kemampuan pengelola pendidikan pada tingkat pusat, daerah, dan
sekolah semakin menguatkan tuduhan masyarakat selama ini bahwa penggunaan instrumen
UN untuk menentukan kelulusan (sertifikasi) dan seleksi berpotensi melanggar keadilan
dalam tes.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.
Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa
yang dipelajari dan terkadang juga teramat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat
tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan
sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang
sama, perbedaan individual ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di
kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar
sebagai mana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar.Tingginya minat siswa-siswi
sekolah formal mengikuti bimbingan belajar merupakan simbol ketidakpercayaan siswa dan
orangtua siswa terhadap proses pembelajaran di sekolah formal. Karenanya, sekolah harus
memperbaiki pelayanannya kepada siswa untuk mengembalikan kepercayaan.
Siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah yang
favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik. Ini berarti sekolah gagal
meningkatkan mutu mereka. Itu adalah simbol ketidak percayaan terhadap sekolah, akhirnya
siswa mengikuti bimbingan belajar agar tetap dapat menjaga prestasi mereka melalui materi
yang diberikan bimbingan belajar dengan metode-metode baru. Guru dan sekolah harus bisa
mengoreksi cara pembelajaran mereka agar bisa menyenangkan dan memberi layanan
pendidikan yang baik sehingga hak siswa tidak tertinggal. Sekolah-sekolah favorit banyak
berbicara tentang peningkatan mutu pendidikan dan membebankan hal itu kepada orangtua.
Maka mereka harus konsekuen dan bisa memberikan pelayanan pendidikan secara optimal.
Karena itulah lembaga bimbingan belajar dengan jeli memanfaatkan peluang dengan
memberikan pelayanan pada siswa apa yang tidak bisa diberikan kepada sekolah.
Berbagai cara ditempuh pengelola LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) untuk menarik
calon siswa. Apalagi mendekati masa kelulusan siswa SD, SMP dan SMA, makin besar saja
promosi yang dilakukan. Mulai dari menyebar brosur yang memuat jumlah siswa tahun
tertentu yang diterima pada sekolah favorit, memberi jaminan dengan pencapaian skor
tertentu pasti bisa di program studi tertentu, hingga memajang foto orang yang diketahui
duduk di kepanitiaan SPMB.
Masuk LBB para pelajar biasa menyebut bimbel (bimbingan belajar) memang
menjadi tren sejak pertengahan tahun 1990-an. Dari zaman sebelum tahun 1990, saat
bimbingan belajar Siky Mulyono mulai dikenal karena begitu agresif memperkenalkan
lembaganya sebagai tempat bimbingan belajar yang berhasil membawa peserta kursus masuk
ke sekolah favorit, promosi yang dilakukan memang luar biasa. Pengelola bisnis kursus
pelajaran sekolah tersebut tahu benar masalah yang satu ini. Mulai dari tidak pede (percaya
diri)-nya para orang tua terhadap pelajaran disekolah.
Perkembangan bisnis LBB tampaknya tak lepas dari menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap pendidikan formal. Orang tua merasa tidak puas  terhadap kemampuan
yang dicapai anaknya dari belajar di sekolah. Namun apakah dengan bimbingan belajar
prestasi siswa akan lebih baik? Bimbingan belajar, lanjut Toemin, hanya dibutuhkan oleh
mereka yang malas belajar. Pada pokoknya, belajar tak bisa dengan cara instant karena
dengan belajar secara instans tak akan bisa memahami ilmunya, karena pemahaman itu
terjadi lewat proses pembelajaran secara terus menerus. Dengan adanya penetapan nilai
minimal kelulusan peserta didik yang ditentukan oleh pemerintah, dengan demikian para
orang tua serta siswa merasa perlu menambah jam belajar di luar jam belajar di sekolah
formal.
Dari latar belakang diatas, masalah bimbingan belajar terhadap prestasi siswa yang
terjadi diluar sekolah, masih perlu diteliti. Dengan demikian penulis ingin meneliti  Apakah
bimbingan belajar tersebut bisa meningkatkan prestasi siswa disekolah atau tidak. Dengan
demikian penulis berminat melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:

1.   Adakah Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa di Sekolah?


2.   Seberapa Besar Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah?

1.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1.3.1 Variabel dalam permasalahan ini adalah :

1. Bimbingan Belajar

2. Prestasi Belajar

1.3.2 Definisi Operasional Variabel

1. Bimbingan Belajar adalah bidang layanan bimbingan dan konseling yang membantu
siswa dalam mengembangkan diri , sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk mengikuti pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi
2. Prestasi Belajar adalah

1.4 Tujuan Penelitian


Dari rumusan permasalahan yang ada diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah:

1.   Untuk mengetahui adakah pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Siswa.

2.   Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bimbingan Belajar terhadap prestasi siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

1.   Peneliti dapat mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2.   Penelitian ini sebagai cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam berkarya ilmu pengetahuan,
disamping sebagai pengalaman yang dapat berguna sebagai bekal apabila ingin berkecimpung di
dalam lingkungan penelitian.

3.   Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi kita guna meningkatkan
prestasi belajar anak.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Data yang digunakan dianggap berdistribusi Normal.

Anda mungkin juga menyukai