Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minta Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minta Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minta Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
menimbulkan proses belajar pada siswa. Oleh karena itu berhasil tidaknya
pendidikan pada siswa sangat tergantung pada tanggung jawab guru itu. Dari
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa keberadaan seorang guru memiliki peran
yang sangat penting, guru merupakan penggerak dalam KBM di kelas. Karena
pentingnya peran guru, maka ia harus memiliki kompetensi dalam mengajar. Baik
yang bersifat pribadi maupun profesional. Karena hanya guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakkan kegiatan belajar sehingga hasil belajar berada
yang dimilikinya, disesuaikan dengan teori dan praktek yang dianggap lebih tepat
dari waktu ke waktu makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari
1
sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah
demikian mutu yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang
telah dilakukan pemerintah tidak ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang
tua siswa, siswa dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu
pendidikan Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan
belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses
kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang
diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh
peserta didik.
Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang
tua, siswa dan terlebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal
tidak lepas dari kondisi yang kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan
prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhi.
2
Diantara faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: faktor internal,
yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan,
mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Serta faktor eksternal, yaitu
faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah, udara, iklim
sekolah, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan prasarana belajar.
semakin mendesak sejalan dengan tuntutan para guru terhadap kapasitas mereka
untuk menjadi manajer kelas yang profesional. Berarti selain melakukan tugas
tinggi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi salah
satu kemampuan profesional mereka. Apalagi pada era globalisasi yang semakin
maju tanpa didukung oleh manusia yang berkualitas suatu Negara akan tertinggal
jauh, begitu juga dengan lembaga pendidikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) program studi
3
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan diperoleh dari program
administratif. Sehingga kompetensi guru profesional dalam hal inti tidak menjadi
memberikan celah seorang guru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan
keahliannya. Sehingga yang menjadi imbasnya adalah siswa sebagai anak didik
tidak mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Padahal siswa ini adalah
baik dari seorang guru. Maka hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut
Dengan demikian, apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap
hasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan baik, maka
Maka dari itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar
adalah output (lulusan) pendidikan dari sekolah itu sendiri, semakin output yang
4
dihasilkan semakin baik artinya Sumber daya manusia mampu bersaing dan
berkualitas. Selain itu mutu sekolah tidak hanya dilihat dari outputnya saja
kepada siswa, baik kenyamanan bersifat fisik maupu non fisik, lingkungan
sekolah yang sehat dan di dukung dengan fasilitas yang memadai maka akan
hasil belajar di kelas. Karena itu lingkungan sekolah harus semaksimal mungkin
linkungan sekolah yang kurang sehat dan kurang layak untuk mendukung suasana
proses belajar dan mengajar termasuk di sekolah yang akan diteliti di smp negeri
01, dari hasil observasi pada magang III lingkungan sekolah ini masih terbatas
tidak banyak fasilitas saran dan prasarana (SARPRAS) yang memadai diantaranya
ekstrakulikuler dll, begitupun porses belajar dan mengajarnya yang kurang terlihat
minatnya siswa terhadap proses belajar di sekolah. Dalam lingkungan sekolah ada
5
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dan salah satunya adalah
digolongkan menjadi dua faktor diantaranya adalah faktor intern dan faktor
ekstern.
Minat belajar siswa antara yang satu dengan yang lainnya berbeda maka
dalam mengikuti pembelajaran, dengan begitu hasil belajar yang baikpun tercapai.
Sementara masih banyak siswa yang kurang minat belajar di sekolah, sehingga
masih banyak siswa yang merasa tidak senang pergi ke sekolah untuk belajar,
termasuk di sekolah yang akan dit eliti, masih banyak siswa yang tidak hadir
dalam poses belajar di kelas, begitupun kurang minat mengikuti kegiatan ekstra
yang diadakan oleh sekolah, lebih asik bermain di luar sana, kumpul-kumpul di
jalanan, bahkan sudah menjadi hal biasa yaitu tawuran antar sekolah.
bermaksud untuk meneliti se Cbuah penelitian yang penulis beri judul “Pengaruh
Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP NEGERI 01
KABUPATEN SORONG ”
6
1.2. Rumusan Masalah
dalam pembelajaran.
dan kajian keilmuan tentang lingkungan sekolah dan minat belajar. Sebagai
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
orang, dimana sekolah sebagai pendidikan formal harus bisa memenuhi kebutuhan
pendidikan dalam menunjang proses belajar dan mengajar dalam hal ini sekolah
merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar anak.
sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Jadi
lingkungan adalah sesuata yang ada diwilayah yang memiliki makna yang dapat
8
Menurut (Andriana 2017) Lingkungan dalam pengertian umum
berarti situasi disekitar kita. Dalam pendidikan lingkungan adalah semua faktor
yang terdapat diluar diri anak dan yang mempunyai arti bagi pengembangannya
lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial yang berpengaruh dan bermakna bagi
menjelaskan bahwa dalam lingkungan sekolah banyak sekali faktor- faktor yang
mempengaruhi terhadap belajar siswa, yang otomatis juga berimbas pada prestasi
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi dari siswa. sehingga
metode yang digunakan dapat menarik siswa untuk semangat dalam belajar,
9
dengan begitu suasana pembelajaran yang semula pasif menjadi aktif.
b. Kurikulum berasal dari bahasa yunani yang semula dalam bidang olah raga,
yaitu curere yang berarti jarak terjauh lari yakni jarak yang harus di tempuh
dalam kegiatan berlari mulai dari start sampai finish. Dalam konteks
c. Relasi Guru dengan Siswa Hubungan antara guru dengan siswa didalam
tidak efektif. Menurut (Siahaan 2017) hubungan guru dengan siswa kurang
baik, bermula pada sifat guru yang tidak disenangi oleh siswa, seperti:
10
Sikap-sikap guru seperti ini tidak disenangi oleh siswa, hal ini
d. Relasi Siswa dengan Siswa Sebagian siswa dapat mempengaruhi sikap dan
tingkah laku siswa lain di sekolah. Bila terjadi relasi yang baik antara siswa
satu dengan siswa yang lainnya, karena dengan adanya relasi yang baik
tersebut maka proses belajar mengajar akan menjadi lancar. Dan guru juga
kondisi belajar mengajar yang kondusif, sehingga proses belajar akan lancar
mengajar, waktu itu dapat pagi, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah
juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk
11
sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan
sebagainya.
h. Keadaan Gedung Suasana gedung sekolah dan juga kapasitas gedung juga
di dekat jalan raya, dan gedung sekolah yang tidak sesuai dengan jumlah
i. Metode Belajar Metode belajar atau cara belajar yang dilakukan siswa
sedikit banyak juga akan mempengaruhi belajar, karena cara belajar yang
benar, seperti siswa yang belajar teratur setiap hari akan berdampak positif
pada hasil belajar, begitu juga sebaliknya siswa yang cara belajarnya salah
seperti belajar hanya ketika akan menghadapi ujian, akan berdampak negatif
12
2.1.1.2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah
dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Terdapat tiga, yang paling
manusia mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide dan standar tingkah laku dalam
13
lanjutan dalam keluarga. Berkenaan dengan perkembangan sekolah terhadap
hubungan hierarkis.
harus diselesaikan.
Jadi dari beberapa sifat dan ciri sekolah dapat dipahami bahwa sekolah
memiliki kapabilitas dan peran yang sangat penting bagi penujang pelaksanaan
14
2.1.1.4. Syarat-Syarat Lingkungan Sekolah Yang Sehat
mengajar sekolah juga memerlukan suasan yang sehat dan nyaman. Adapun
a. Lapangan bermain
Fasilitas lapangan bermain adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi
ketangkasan dan pendidikan jasmani. Selain itu lapangan bermain juga dapat
b. Pepohonan rindang
rindang habis ditebangi untuk dijadikan bangunan, terlebih jika harga tanah
Oksigen adalah salah satu pendukung kecerdasan anak. Kadar oksigen yang
sedikit pada manusia akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat,
padahal nutrisi yang kita makan sehari-hari disampaikan oleh darah ke seluruh
Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting sebuah lingkungan layak
untuk ditinggali. Dengan sistem sanitasi yang bersih, maka seluruh warga
sekolah akan dapat lebih tenang dalam mengadakan proses belajar mengajar.
15
Selain itu diperlukan juga sistem sumur resapan air untuk mengaliri air hujan
agar tidak menjadi genangan air yang dapat menjadikan kotor lingkungan
nyamuk.
Sampah adalah salah satu musuh utama yang mempengaruhi kemajuan suatu
peradaban. Semakin bersih suatu tempat, maka semakin beradab pula orang-
maju yang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dalam masalah
dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang
berada di pinggir jalan raya yang selalu padat, atau bahkan lingkungan sekolah
bau tak sedap. Kasus-kasus tersebut adalah kasus yang perlu penanganan
langsung dan serius dari pemerintah. Lingkungan sekitar sekolah yang seperti
itu akan dapat menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar, atau
16
bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi tersebut. Karena itulah
sebuah sekolah yang sudah berada di lingkungan yang mendukung, tapi tiba-
tiba harus merasakan imbas dari pembangunan proyek di sekitar sekolah itu
akibat pemerintah yang tidak mengindahkan sistem tata kota yang sudah ada.
yang sehat, seperti ventilasi yang cukup dan luas masing- masing ruang
berikut:
17
a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
a. Tanggung jawab formal kelembagaan, sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ketentuan-ketentuan jabatannya.
Jadi Tanggung jawab sekolah sangatlah besar bagi pendidikan anak, orang
memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak, besar harapan
18
perkembangan anak dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku
keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan
memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. (Roza 2015)
a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, anatar guru dengan anak didik,
dan anatara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
pengaruh dari sekolah. Fungsi sekolah itu, sebagaimana diperinci oleh Suwarno
19
c. Efisiensi Pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan
sistematis
e. Konserfasi dan transmisi kultural. Fungai lain dari sekolah adalah memelihara
serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana
Dapat dipahami bahwa fungsi dan peran sekolah sangatlah membantu dalam
mendidik anak untuk meberikan pendidikan dan perubahan yang baik, sekolah
haurus bisa meberikan layanan yang baik bagi peserta didik fungsi serta peran
sekolah harus bisa direalsasikan sebaik mungkin sesuai fungsi dan peran sekolah
20
disertai dengan rasa senang. Jadi, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut
(Andriana 2017) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga adalah yang sesuai dengan
yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu pada anak didik. Kaitannya dengan
minat belajar akan peneliti uraikan satu persatu makna minat dan belajar itu
sendiri. Menurut para ahli makna minat belajar sangat beragam tergantung dari
perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek
minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu yang
ingin dicapai, Minat Belajar dapat didefinisikan sebagai ketertarikan dari dalam
diri siswa sebagai wujud kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar
21
yang diekspresikan melalui partisipasi dalam proses pembelajaran agar mencapai
kuat, dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik
yang berulang.
22
d. Sosial Tipe ini dapat bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan
muncul dengan sendirinya. Akan tetapi, banyak faktor yang menimbulkan minat
siswa terhadap beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru. Faktor-
23
dan mempelajarinya. Minat erat hubungannya dengan dorongan, motif, dan
respon emosional.
b. Minat dapat timbul dari situasi belajar. Minat akan timbul dari suatu yang
telah diketahui, dan kita bisa mengetahui sesuatu itu melalui belajar, karena
itu semakin banyak belajar, semakin luas pula bidang minatnya. Situasi
sendiri, dan bebas berpartisipasi secara aktif selama proses belajar mengajar
pembimbing.
batas kemampuan yang dimiliki. Minat siswa akan bertambah bila ia dapat
melihat dan mengalami bahwa dengan bantuan yang dipelajari itu ia akan
tidak akan belajar dengan baik apabila dari bahan pelajaran tersebut tidak ada
daya tarik baginya, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. “Bahan
24
pelajaran yang menarik siswa akan lebih mudah dipelajari dan disimpan
e. Pelajaran dan sikap guru. Pelajaran akan menjadi menarik bagi siswa, jika
mereka dapat melihat dan mengetahui adanya hubungan antar pelajar dengan
kehidupan yang nyata yang ada di sekitarnya. Sikap guru yang diperlihatkan
tidak maju”.
f. Cita-cita, suatu dorongan yang besar pengaruhnya dalam belajar, bahkan cita-
cita itu dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam
prospek kehidupan di masa yang akan datang. Cita-cita ini senantiasa dikejar
seseorang tetap berusaha untuk mencapainya. Bagi siswa yang memiliki cita-
cita, maka minat belajarnya akan lebih daripada minat siswa yang lain yang
tidak mempunyai cita- cita. Ia akan terdorong terus untuk belajar guna
mencapai cita-cita.
g. Motivasi. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik
keinginan yang dapat berkembang jika ada motivasi, seseorang siswa akan
25
h. Keluarga. Orang tua adalah orang terdekat dalam keluarga, karena itu
terhadap pelajaran. Tidak semua siswa memulai belajar baru karena faktor
tersebut karena pengaruh dari guru, teman sekitar, dan orang tua.
dikelompokkan menjadi dua, yaitu “yang bersumber dari dalam diri individu yang
seseorang.
mempengaruhi hasil belajar anak didik. Kebanyakan anak didik kurang berminat
untuk belajar, terutama pada mata pelajaran dan guru yang menurut mereka sulit
atau menyulitkan.
26
a. Hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan anak didik.
Minat akan tumbuh apabila ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu
antaranya yaitu penghargaan, karena sebagai manusia sudah kodrat mereka untuk
(pengalaman) masa lalu dengan realita saat ini, melalui cara tersebut maka minat
dapat dibangkitkan.
kualitas belajar mengajar, harus ditunjang dan didukung oleh guru profesional
pesan sangat besar dalam membangkitkan minat belajar peserta didik, agar peserta
didik memiliki minat untuk belajar, guru harus berusaha membangkitkannya agar
proses pembelajaran yang efektif tercipta di dalam kelas dan anak didik mencapai
suatu tujuan sebagai hasil dari belajar. Guru kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelas sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal
27
2.1.2.5. Fungsi Minat Dalam Belajar
berpengaruh terhadap cara belajar siswa, misal seorang siswa yang ingin
minat belajar yang tinggi akan berpengaruh dalam proses keberhasilan kegiatan
belajar mengajar. Secara lebih rinci arti penting minat dalam kaitanya dengan
Minat belajar yang tinggi diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
tinggi pula. Karena dengan minat siswa dapat lebih perhatian tehadap pelajaran,
lebih berkonsentrasi, pelajaran lebih mudah melekat dan tidak cepat bosan saat
belajar.
dengan hasil yang relevan. Hal tersebut dapat digunkan sebagai pedoman awal
penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang relevan
28
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
sampling jenuh
29
(angket) dan metode dokumentasi.”
bisa belajar secara baik, Jadi belajar pada intinya bertumpu pada kegiatan
memberi kemungkinan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar yang
30
Kondisi dilapangan Masalah
1. Kurangnya penyediaan ruang Kurangnya Penyediaan
kelas bagi perserta didik dan Penyelenggaraan
untuk belajar Lingkungan Sekolah
2. Kurangnya penyediaan sehingga berpengaruh
fasilitas lapangan terhadap Minat Belajar
3. bermain dan berolahraga Siswa kelas VII SMP N
4. Penyediaan ruang fasilitas 01
belajar seperti labolatorium
yang tidak ada sehingga
dapat mempengaruhi minat Strategi
eksteren siswa dalam 1. Penyediaan Saran dan
melaksanakan proses belajar. Prasaran di sekolah
5. Proses pembalajaran dikelas yang sesuai standarisasi
yang kurang menarik 2. Menciptakan
6. Minat mengikut poreses Lingkungan Sekolah
belajar siswa di SMP N Yang Sehat
masih relatif rendah. 3. Terselanggaranya
7. Kurangnya interaksi antara Kegiatan Intrakurikuler
murid dengan guru, antara dan Ekstarkurikuler
guru dengan sesama guru, 4. Budaya Interakasi
dan antara murid dengan hubungan baik antara
murid sehingga minat belajar siswa dengan temannya,
relatif rendah. Kurangnya hubungan siswa dengan
kehadiran dalam mengikuti guru, hubungan siswa
kegiatan ekstra (di luar jam dengan karyawan dan
belajar di kelas) yang 5. Pengelolaan dan tata
diadakan oleh sekolah tertib serta segala
peraturan sekolah
Hasil
Terciptanya Lingkungan
sekolah yang sehat dan
bermutu sehingga dapat
menyalurkan motivasi minat
belajar siswa di sekolah
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.
3.1. Jenis Penelitian
peserta didik. Di sini dilihat apakan ada pengaruh yang ditimbulkan dari suatu
treatment tertentu terhadap gejala suatu kelas dibandingkan dengan yang tidak
akan tetapi kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhya untuk mengontrol
(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan
data statistik. Dalam penelitian kuantitatif memiliki berbagai macam jenisnya dan
32
berkaitan dengan pengumpulan data tentang perulangan, kejadian peristiwa, atau
Kabupaten Sorong. Sasaran dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A
Penelitian diawali dengan adanya observasi pada magang III bulan November
2019 ..
Variabel penelitian adalah objek dari apa yang akan diteliti atau titik temu
penelitian yang akan menjadi fokus peneliti dalam penelitian. Maka dalam
penelitian ini peneliti menghubungkan antara dua variabel yakni variabel bebas
dan variabel terikat dan disimbolkan dengan X untuk variabel bebas dan Y untuk
variabel bebas yang dilambangkan dengan (X) dan minat belajar siswa sebagai
1.
2.
3.
3.1.
33
3.2.
a. Populasi
b. Sampel
kelas XII sudah fokus pada ujian sekolah sehingga tidak bisa diganggu maka
pertimbangannya siswa kelas VII yang berjumlah 21 siswa di ambil sebagi sampel
penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
a) Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian
34
one group tes, sehingga untuk mengetahui minat belajar peserta didik maka
digunakan tes yaitu pre-test dan post-tes. Pre-test digunakan untuk mengukur
b) Lembar Observasi
pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang
digunakan untuk mengobservasi dapat berupa lembar pengamatan atau check list.
Pada alat tersebut, perilaku yang akan diamati sudah ditulis sehingga pada saat
peneliti melakukan pengamatan, peneliti tinggal memberi tanda cek atau skor
ditetapkan
c) Dokumentasi
RPP, silabus, Program Semester, Program Tahunan. Dokumen ini berupa lembar
dokumentasi atau chek list, lembar dokumen ini digunakan untuk menggali
35
3.6. Teknik Analisis Data
validitas, reliabilitas,
apakah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sebelum
analisis SPSS for Windows 17.0. Syarat validitas instrumen adalah jika r lebih
besar dari 0.3. jika korelasi butir soal kurang dari 0.3 maka instrument dinyatakan
tidak valid. Dari 3 instrumen yang diuji cobakan pada 21 peserta didik di SMP
Negeri 01
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r XY =
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) } (Arikunto, 2012: 87)
2 2 2 2
membandingkan nilai signifikansi yang terdapat pada output SPSS versi 17.0,
dengan α = 0,05. Dengan kriteria, nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka
36
butir instrumen valid dan nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka butir
b) Uji Reliabilitas
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
6 . ∑ bi
2
'
r =1− 2
Keterangan: n.( n −1 )
penilai tidak terjadi perbedaan atau sepakat dengan instrumen yang telah
disusun.
sebagai berikut:
r 11= ( n
n−1 )( s2 −∑ pq
s2 )
37
Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrument
s2 = varians tes
c) Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui populasi berdistribusi
normal atau tidak. Hipotesis nihil yang akan diuji mengatakan bahwa data
penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas
dilakukan pada skor hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas
keputusan: tolak H0, jika nilai signifikansi (probabilitas) lebih kecil dari α = 0,05
yang berarti data tidak berdistribusi normal, dan terima H0, jika nilai signifikansi
d) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data
kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji
VariansTerbesar
Fhit = (Sudjana, 2005: 250)
Varians Terkecil
38
F<F 1
α (n 1−1,n 2−1)
Kriteria uji homogenitas data adalah jika 2 , maka H0 diterima. Ini
F≥F 1
α ( n1−1 ,n2−1)
homogen. Sebaliknya, jika 2 , maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa
kedua kelompok sampel yang diselidiki mempunyai varians yang tidak homogen.
DAFTAR PUSTAKA
39
Rizkiani. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas
Vii Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mts Fathurrahman Jeringo Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.”
Roza, Nola. 2015. “Pengaruh Lingkungan Pendidikan Terhadap Minat Belajar
Bahasa Arab Siswa Kelas Viii Mtsn Wonokromo, Bantul, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2014/2015.”
Siahaan, Wildan Pratama. 2017. “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap
Pembentukan Karakter Siswa Di Mas Miftahussalam Kecamatan Medan
Petisah Tahun Ajaran 2016/2017.”
Widiarsih, Tasya. 2017. “Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Jasa Siswa Kelas X
Akuntansi Smk Muhammadiyah Wonosari Tahun Ajaran 2016/2017.”
Wulanjar, Yulia Christyanti. 2018. “Hubungan Antara Minat Belajar, Konsep
Diri, Lingkungan Sekolah, Komunitas Teman Sebaya Dengan Motivasi
Belajar Siswa Sma Negeri Di Kabupaten Sleman Yogyakarta.”
Yulina. 2018. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar, Disiplin Belajar
Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ips
Terpadukelas Vii Smp Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.”
40