Ahmad Furqan - 26040120140127 - Peta Topografi
Ahmad Furqan - 26040120140127 - Peta Topografi
Ahmad Furqan - 26040120140127 - Peta Topografi
GEOLOGI LAUT
MODUL 4: PETA TOPOGRAFI
Oleh :
Nama : AHMAD FURQAN
Nim : 26040120140127
Kelas/Kelompok : IK-C / 5
Asisten
B. Digital
Peta topografi digital adalah visualisasi dari roman muka bumi
yang tidak rata (tinggi, trendah, gunung, lembah, lereng, dan
sebaginya), di representasikan kedalam sebuah peta (map), melalui
beberapa cara yang sudah terkoneksi dengan teknologi canggih seperti
software dan satelit yang berperan dalam mengolah dan
mengumpulkan suatu data yang sangat berguna, baik untuk diteliti
maupun untuk pembelajaran. kemudian dijadiakna sebagai acuan
(peta) petunjuk untuk melakuakan aktivitas dan pengembangan di
suatu daerah yang di gambrkan di peta tersebut.
Manurut Afani, I. Y. N. et al, (2019). Perangkat Lunak
(software) yang digunakan dalam penelitian kontur (ketinggian suatu
wilayah), adalah sebagai berikut:
Setelah diberikan garis khayal antara titik tadi maka kita sudah
dapat melihat hasil lontur yang telahkita ukur secaramanual tadi, kita
dapat menentukan kemiringan dan ketingggian suatu bukit (misalnya),
walaupun tidak terlaluakurat, tetapi sudah dapt menjadi gambaran
secara umum medan yang telah kita gambarkan ke peta topografi
manual ini, dirangkum dalam (Djauhari Noor. 2014).
B. Digital
Pembuatan peta topografi (kontur) dengan menggunakan
ArcGIS, salah satu cara untuk membuat peta ketinggian (topografi)
terbagi menjadi 2 bagain : Memotong data citra ASTER GDEM dan
atau data citra SRTM menggunakan program Global Mapper,
kemudian untuk mengolah potongan data ASTER GDEM dan atau
data SRTM menjadi data/peta ketinggian menggunakan program Arc
GIS, Cara membuat kelas kemiringan lereng dengan menggunakan
data DEM (GDEM ASTER/SRTM)di ArcGIS.
Tahapan awal kita menumpulkan data ketinggian suatu wilayah
dalam koordinat yang telah ditentuka, melalui satelit dengan cara
memotong data citra ASTER GDEM dan atau data citra SRTM
menggunakan program Global Mapper, yamag kemudian diolah
dengan ArcGIS.
Tahapan berikutnya dalam pengolahan data pengukuran
terestris dan foto udara adalah mengolah data hasil survei GPS. Data
tersebut digunakan sebagai referensi untuk data pengukuran terestris
dan foto udara. Pengukuran terestris membutuhkan data koordinat
benchmark (BM) sebagai referensi awal pengukuran, sedangkan
pengukuran foto udara membutuhkan data koordinat Ground Control
Point (GCP). Pengolahan data GPS memerlukan beberapa parameter
untuk dimasukkan yakni data tipe antena, tinggi antena dan jenis
receiver sesuai dengan pengukuran di lapangan. Perlu dimasukkan
juga data RINEX base yang telah diketahui sebelumnya yakni data
CORS.
Pembuatan peta kontur menggunakan metode pemotretan udara
memang membutuhkan biaya paling kecil, namun tidak disarankan
menggunakan metode ini untuk pembuatan peta kontur skala 1:1000
karena data yang dihasilkan tidak memiliki kontrol ketelitian.
Pembuatan peta kontur menggunakan metode pengukuran terestris
memiliki ketelitian data yang baik, namun biaya yang dihasilkan
sangat besar. Solusi untuk membuat peta kontur dengan data yang
baik dan biaya yang tidak terlalu besar yaitu dengan menggunakan
gabungan data pengukuran terestris dan pemotretan udara, semua
rangkuaman diatas diambil dari jurnal penelitian (Afani, I. Y. N. et al.,
2017).
1. Sebagai petunjuk (acuan) arah suatu tempat yang akan dituju dapat
menggunakan peta, nah peta topografi sangat dapat digunakan untuk
mendaki sebuah gunung yang belum terjamah sebelumnya
(eksplorasi) misalnya, dan juga untuk pembuatan proyek
pembangunan jalan yang membelah bukit, sebelum kita langsung
belah belah bukit sebaiknya kita tau dulu daerah mana yang dirasa
aman untuk dilakukan pembuatna jalan dpat dilihat melalui peta
topografi ini, tapi kalau bisa yang ukurannya akurat dan terukur
terangkum didalam penelitian (Irwandi, et al., 2016) dan
(Azeriansyah, R. et al., 2017).
3. Peta topografi banyak juga digunakan sebagai bahan atau data mentah,
yang kemudian diolah menjadi sumber data baru sebagai akibat dari
penyebab yang mengakibatkan terbentuknya sebuah fenomena daerah
alami didaratan, sebut saja sebuah bukit atau sebuah danau, terbentuk
akibat aktivitas tektonik atau juga vulkanik, yang menyebabkan
bergesernya lempeng yang ada dibumi, sehingga turut mengubah
roman (morfologi) bentuk permukaan bumi ity sendiri, nah dipeta ini
juga dapat mengetahui itu, dengan membandingkannya dengan peta
peta yang diambil ditahun-tahun sebelumnya, dirangkum dari jurnal
(Afani, I. Y. N. et al., 2019) dan (Azeriansyah, R. et al., 2017).
6. Peta topografi yang menukur roman permukaan bumi baik darat maupun
laut dapat dibuat dengan cara manula maupun digital dengan beberap
metode yang berbeda. Peta ini sangat digunakan dalam hal eksplorasi
suatu kawasan perbukitan/ pegunungan maupun aktivitas embangunan dan
lainnya, juga sebagai sarana penelitian, pembelajaran dan pengembangan
kemampuan diri dan lingkungan sekitar.
3. Terima kasih untuk kaka kaka pembimbing, PJ dan juga asisten praktikum
Geologi Laut yang telah membimbing kami mahasiswa baru, sehingg kami
dapat mengenal lingkungan kuliah, baik dari pengalaman maupun
pengajaran yang diberikan tetap sehat dan semangat untuk kaka kaka
aisten dan tingkatkan lagi kebaikan sebelumnya untuk praktikum
selanjutnya yang lebih baik lagi, terima kasih.
Daftar Pustaka
Afani, I. Y. N., B. D. Yuwono dan N Bashit. 2019. OPTIMALISASI
PEMBUATAN PETA KONTUR SKALA BESAR MENGGUNAKAN
KOMBINASI DATA PENGUKURAN TERESTRIS DAN FOTO
UDARA FORMAT KECIL. Jurnal Geodesi Undip., 8(1): 180-189.
Dodik” dalam BAHAN AJAR ILMU UKUR TANAH yang dibagikan di website
“Share.its.ac.id”.http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40455/mod_resource
/content/3/3.4-%20Kontur%20%28Dodik%29%20b.pdf, Diakses pada
hari Rabu tanggal 28 Oktober 2020, Pukul 16.08 WIB.
Haryono. 2017. Globalisasi dan Migrasi Tenaga Kerja Indonesia (Studi Deskriptif
Sosiologi Kependudukan). Jurnal Hermeneutika., 3(2): 1-13.
Iqbal Hakim. 2019. Garis Kontur: Pengertian, Peraturan, serta Cara Membuat dan
Membacanya ( https://insanpelajar.com/peta-topografi/), Diakses pada
hari kamis tanggal 29 Oktober 2020, Pukul 7.25 WIB.
Silaban, S. H., B, Sitorus dan P. Marbun. 2016. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica), Kentang (Solanum tuberosum
L.) Kubis (Brassica oleraceae L.) Dan Jeruk (Citrus Sp.) Di Kecamatan
Harian Kabupaten Samosir. Jurnal Agroekoteknologi., 4(3) :2055 – 2068.