Modul 12 Pengantar Ekonomi Paulus Rambe Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Dan Pengangguran

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Pengantar
Ekonomi
PERTUMBUHAN EKONOMI,
INFLASI DAN
PENGANGGURAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Industri 16004 Paulus M Rambe, SE.MM.

Abstract Kompetensi
Memberikan pengetahuan dasar Mahasiswa mampu mengenali dan
kepada mahasiswa tentang arti mendeskripsikan dasar-dasar teori
penting ilmu ekonomi dan ilmu makroekonomi untuk
mendiskusikan fenomena ekonomi
perananya dalam mengkaji
pada level agregat secara
masalah-masalah ekonomi. sederhana, membandingkan
bekerjanya mekanisme pasar,
kebijakan ekonomi dan kinerja
perekonomian
MODUL 12

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pengertian Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan


dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah
negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi
selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah
negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

1. Kenaikan penawaran tenaga kerja

Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak.
Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan
kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia

Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun
menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya
manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.

3. Kenaikan produktivitas

2019 Pengantar Ekonomi


2 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi
lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk
perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case
dan Fair, 1999;326)

MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan


nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran
penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin
tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas
pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.

Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi


perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya
(tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses,
(2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses,
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan


negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi
penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan
kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.

Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi
dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di
bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan (ekspor).

2019 Pengantar Ekonomi


3 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan
populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara
keseluruhan atau terutama produktivitas tenaga kerja.

2. Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan


tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.

3. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional :


kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh
dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan
ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga populasi dunia.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal
besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para
pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses untuk
mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha
besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan
ekonomi perdagangan internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia
yang semakin meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan – kemungkinan
pertumbuhan ekonomi yang kurang membanggakan bagi bangsa Indonesia.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:

1. Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri sekaksimal mungkin.

2. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan
berpihak pada pasar.

3. Faktor perdagangan Luar Negari dan Neraca Pembayaran, harus surplus sehingga
mampu meningkatkan cadangan devisa dan mestabilkan nilai rupiah.

4. Faktor kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan
tingkat suku bunga ini juga harus antisipasif dan dapat diterima pasar.

2019 Pengantar Ekonomi


4 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Faktor Keuangan Negara, yaitu barupa kebijakan fiskal yang kontruktif dan mampu
untuk membiayai pengeluaran pemerintah ( tidak defisit ).

Setiap Negara akan selalu berusaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal
untuk membawa bangsanya kepada kehidupan yang lebih baik. Setiap pemerintahan akan
mengukur keberhasilan perekonomian Negaranya dengan berbagai metode atau indicator
yang paling representative terhadap perubahan perekonominya. Hal ini tentunya untuk
mengetahui unjuk kerja elemen pemerintahan dan semua pihak yang berkepentingan.

Pendapatan Nasional Riil

Indicator pertama yang umum digunakan diberbagai Negara untuk menilai perkembangan
ekonomi adalah perubahan pendapatan nasional riil dalam jangka waktu panjang.
Pendapatan nasional riil menunjukkan output secara keseluruhan dari barang-barang jadi
dan jasa suatu Negara.

Negara dikatakan tumbuh ekonominya jika pendapatan nasional riil-nya naik dari periode
sebelumnya. Tingkat petumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan pendapatan nasional
riil yaitu Produk Nasional Bruto riil yang berlaku dari tahun ke tahun.

Contoh Aplikasi:

Jika pada tahun 2011 Produk Nasional Bruto riil bernilai 150 trilyun rupiah dan pada tahun
2012 menjadi 160 trilyun rupiah, berapa tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut pada
tahun 2012 ?

Pertumbuhan ekonominya adalah:

Tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2012 =

= [(Rp 160 trilyun – Rp 150 trilyun)/Rp 150 trilyun ] x 100%

= 6,67 %

Pendapatan Riil Per Kapita

Indicator kedua yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan ekonomi adalah
pendapatan riil per kapita dalam jangka waktu panjang. Ekonomi suatu Negara dikatakan
tumbuh jika pendapatan masyarakat nya meningkat dari waktu kewaktu.

Contoh Aplikasi:

2019 Pengantar Ekonomi


5 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada tahun 2011 jumlah penduduk suatu Negara adalah 15 juta dengan nilai Produk
Nasional Bruto Riil-nya Rp 150 trilyun. Satu tahun kemudian, pada tahun 2012 jumlah
penduduknya bertambah menjadi 15,5 juta dan nilai Produk Nasional Bruto Riil-nya sebesar
Rp 160 trilyun. Hitung perubahan pendapatan per kapitanya.

Tingkat pendapatan per kapita 2011 = Rp 150 trilyun/15 juta = Rp 10,00 juta

Tingkat pendapatan per kapita 2012 = Rp 160 trilyun/15,5 juta = Rp 10,323 juta

Pertambahan pendapatan per kapita 2012 =

= [(Rp 10,323 juta – Rp 10,000 juta)/Rp 10 juta ] x 100%

= 3,23 %

INFLASI

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan
uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara
untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator. CPI adalah data yang mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh
konsumen (dalam rata-rata) untuk sekelompok barang dan jasa tertentu. CPI merupakan
indikator inflasi yang paling umum digunakan dan dianggap juga sebagai indikator
keefektifan kebijakan pemerintah. Naiknya CPI mengindikasikan naiknya tingkat inflasi yang
akan menyebabkan turunnya harga obligasi dan naiknya tingkat suku bunga. Sedangkan
Gross Domestic Product (GDP) Deflator adalah sebuah indikator yang juga mengukur
tingkat inflasi dari semua aktivitas ekonomi. GDP Deflator didapat dari selisih antara nilai
GDP nominal dengan GDP Real atau dengan Formula : GDP Deflator = GDP Nominal -

2019 Pengantar Ekonomi


6 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
GDP Real. Bank Sentral lokal biasanya menaruh perhatian khusus bagi indikator ini karena
dapat memberi gambaran umum tentang tingkat inflasi nasioanal.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu :

1. Inflasi ringan, Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
10% setahun

2. inflasi sedang, inflasi sedang antara 10%—30% setahun

3. inflasi berat, berat antara 30%—100% setahun.

4. Inflasi hiperinflasi, hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.

Penyebab Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara
dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.

Penggolongan Inflasi

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri
misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi
mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat
naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi
itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open

2019 Pengantar Ekonomi


7 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi),
keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi
tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,


mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Cara mengatasi Inflasi

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

a) Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah
uang yang beredar dapat dikurangi.

b) Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar
modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga
bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah
uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.

2019 Pengantar Ekonomi


8 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c) Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga
jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi
berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:

a) Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah


pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.

b) Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah


konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

3. Kebijakan Non Moneter

Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

a) Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.

b) Menekan tingkat upah.

c) Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga


maksimal.

d) Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.

e) Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara
melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan
oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah
memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.

f) Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju
inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan
penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya
jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

g) Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling
price.

4. Kebijakan Sektor Riil

Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:

2019 Pengantar Ekonomi


9 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a) Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini
sebagai Microyear.

b) Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.

c) Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.

PENGANGGURAN

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.
Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang
yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak
sedang mencari pekerjaan. Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah
tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum
memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi
pengangguran yaitu:

1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia


kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan,
serta sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh


karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu
secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari
pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

2019 Pengantar Ekonomi


10 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran


konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis
yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara.

Cara-cara Mengatasi Pengangguran

Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:

a) Meningkatkan mutu pendidikan,

b) Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai


tuntutanindustri modern,.

c) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,

d) Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,

e) Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,

f) Membuka kesempatan kerja ke luar negeri

Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat

Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan


kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat
penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat
meliputi hal-hal berikut ini:

1. Pendapatan Per Kapita

2019 Pengantar Ekonomi


11 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan
membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan
pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka
pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran
rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka
yang masih bekerja tetap.

2. Pendapatan Negara

Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut
sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu.
Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak
banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak
penghasilan cenderung berkurang.

3. Beban Psikologis

Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang


ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka
waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.

4. Munculnya Biaya Sosial

Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya


sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan
sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan
kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :

a) Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa


kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis
dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar.
Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal

2019 Pengantar Ekonomi


12 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil
dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan
informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS
dan pihak lainnya.

b) Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-


kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan
membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja
bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.

c) Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.


Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun
lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.

d) Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu


banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing
maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan
disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif
untuk menciptakan lapangan kerja.

e) Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-


daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi
keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor
untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat.

f) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka
kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan
bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.

2019 Pengantar Ekonomi


13 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g) Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah
pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan
kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk
padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian,
perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

h) Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu
seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah.

i) Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).


Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah para
lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

j) Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia


mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan
pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi
kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya
dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.

2019 Pengantar Ekonomi


14 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Referensi

1. Sadono Sukirno, 2012. Makroekonomi, Edisi Kelima, Raja Grafindo Persada,


Jakarta.
2. Rahardja,Pratama, 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Makroekonomi &
Mikroekonomi0, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
3. Alim, Sahid. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneter dan Fiskal. 2008.
Sinar Press: Bandung

2019 Pengantar Ekonomi


15 Paulus M Rambe,SE. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai