Laporan Praktek 1 - Marsani Shadra Ibnu Hibban - 191331050
Laporan Praktek 1 - Marsani Shadra Ibnu Hibban - 191331050
Laporan Praktek 1 - Marsani Shadra Ibnu Hibban - 191331050
Kelas :
2B
TANGGAL PERCOBAAN :
31 Maret 2021
NAMA INSTRUKTUR
Mohammad Farid Susanto, ST., M.Eng
Ir. Elisma, M.Sc
Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari konstanta-konstanta primer dan sekunder saluran koaksial
2. Memahami bahwa saluran memiliki resistansi, induktansi, kapasitansi, dan
konduktansi persatuan Panjang
3. Mengukur resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktansi saluran koaksial
dengan menggunakan jembatan Wheatstone dan MaxWell sebagai alat bantu dan
menentukan impendansi karakteristik saluran
4. Mengamati pengaruh frekuensi terhadap resistansi, induktansi, kapasitansi, dan
konduktansi saluran
5. Menentukan model rangkaian dari saluran transmisi
Saluran transmisi adalah suatu perangkat yang dirancang untuk memandu energi listrik
dari suatu titik ke titik yang lain. Sebagai contoh untuk mentransfer outputsinyal RF dari
sebuah pemancar ke antena. Energi ini tidak disalurkan menggunakan kabel listrik biasa yang
tentu saja akan menimbulkan rugi yang besar. Walaupun antena dapat dihubungkan langsung ke
pemancar, antena umumnyaberada pada lokasi dengan jarak tertentu dari pemancar. Pada suatu
kapal, pemancar ditempatkan pada ruang radio dan antenanya dipasang pada tiang. Saluran
transmisi digunakan untuk menghubungkan pemancar dan antena tersebut.
Bagi pemancar maupun antena, saluran transmisi berperan mentrasnfer energi dari
output pemancar ke antena dengan rugi yang serendah mungkin. Transfer energi yang
optimal bergantung kepada karakteristik fisik dan listrik (impedansi dan resistansi) dari
saluran transmisi.
Setiap saluran transmisi mempunyai dua ujung (lihat Gambar 1-1). Ujung pertama
saluran terhubung kepada suatu sumber yang biasa dinamakan sebagai ujung input (input
end) atau ujung generator (generator end). Nama lainnya yang biasa digunakan adalah
ujung pemancar (transmitter end), ujung kirim (sending end) dan sumber (source).
Ujung lainnya dari saluran ini dinamakan output atau ujung penerima (receiver end).
Istilah lain dari ujung output adalah ujung beban (load end) dan sink.
.l
R
A
R = Resistansi / tahanan (Ω)
ρ = Tahanan jenis (Ω/m)
l = Panjang saluran (m)
A = Luas penampang saluran (m2)
Rt R0 1 X .t Ohm
Pada saat suatu kawat dialiri arus yang berubah-ubah maka akan timbul medan
magnet dalam bentuk fluks magnet yang mengelilingi kawat tersebut. Jika kawat adalah
berupa lilitan maka induktansi seri (L) dapat ditentukan dengan:
..n
L Henry
l
Ф = Fluks magnet (Wb)
µ = Permeabilitas (H/m)
n = Jumlah lilitan
l = Besarnya arus (A)
L .L Ohm
Jika di antara kawat penghantar suatu saluran transmisi terdapat beda potensial
akibat adanya muatan elektron pada kawat yang satu terhadap kawat yang lain, maka
medan listrik yang timbul di antara kedua konduktor akan menyebabkan adanya garis-
garis fluks dari arah positif menuju negatif.
Q
C Farad
V
Q = Muatan listrik salah satu kawat (Coulomb)
V = Perbedaan potensial antara dua kawat penghantar (V)
.A
C Farad
d
ɛ = Permitivitas listrik (F/m)
A = Luas pelat (m2)
d = Jarak kedua plat (m)
X C 1 Ohm 2.. f
.C
4. Sifat Konduktansi Paralel (G)
Konduktasi paralel dapat didefinisikan sebagai kejadian saat munculnya arus yang
mengalir melalui isolator atau permukaan kawat (arus bocor) akibat adanya kehilangan
daya listrik yang disebabkan oleh dielektrik yang digunakan. Arus bocor ini adalah
dalam bentuk pancaran di sekeliling kawat.
1
G Mho
R
Konstanta sekunder saluran adalah konstanta yang timbul akibat adanya konstantaprimer
saluran.
j
dimana:
cos
sin
R2 L2 G 2 C 2
2 2
1 L C
tan1 tan1
2 R G
R jL
= impedansi seri saluran
G jC = impedansi paralel saluran
Perbandingan tegangan dan arus yang terdapat pada tiap titik sepanjang saluran
adalah selalu sama yaitu sebesar impedansi karakteristik saluran tersebut.
Z 0
atau
Z
Z0
Y
III. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Universal Bridge
2. Modul coaxial .
3. Jumper
4. Osiloskop dua kanal.
5. Multimeter
6. Kabel BNC to banana
7. Kabel BNC to capit buaya
8. Resistor 100 Ohm
9. Potensiometer
10. Capasitor 10nF
Rx total = (R3.R2)/R4
= 100.702/100
Rx total = 702 ohm
Rx dalam = 8.6 ohm
Rx luar = Rx total – Rx DALAM
= 702 ohm – 8,6 ohm
= 693,4 ohm
Perhitungan Resistansi per satuan panjang
𝑅𝑥
R = 𝑙
702
=
100
= 7,02 ohm /m
= 675.100.10^-8
= 675 𝜇H
𝑅2.𝑅3
Rx =
𝑅4
675.100
=
100
=675 ohm
𝑤.𝐿𝑥
Q =
𝑅𝑥
2𝜋𝑓 .𝐿𝑥
= 𝑅𝑥
2.3,14.1000.675.10−6𝐻
=
675 𝑜ℎ𝑚
𝐿𝑥
L’ = 𝑙
675.10^−6
=
100
= 6.75× 10−6 H / m
= 94,2 nF
Rx = R2.R3/R4
= 418 . 100/942
= 44,37 ohm
Gx = 1/Rx
= 1/44,37
= 22,5 x 10^-3
𝐶𝑥
C = 𝑙
94,2×10^−9
=
100
= 0,942× 10−9 F/m
22,5×10^−3
G = 100
= 22,5×10^-5 mho/m
Impedansi Karakteristik
Konstanta Propagasi
=0,0397< 0.9225
Pada percobaan mata kuliah Teknik Transmisi kali ini, praktikan melakukan
tiga kali percobaan yaitu pengukuran resistansi dengan jembatan Wheatstone,
pengukuran induktansi dengan jembatan Maxwell dan pengukuran kapasitansi,
konduktansi dengan jembatan Wien Robinson. Pengertian dari saluran transmisi itu
sendiri adalah alat atau media yang digunakan untuk mengirimkan informasi dari satu
titik ke titik lainnya.
Terdapat dua macam konstanta pada saluran, yaitu “konstanta primer” dan
“konstanta sekunder”. Konstanta primer mencakup resistansi per satuan panjang,
induktansi panjang gabungan, kapasitansi panjang gabungan dan konduktansi panjang
gabungan. Percobaan pertama yang dilakukan adalah pengukuran resistansi dengan
bantuan jembatan Wheatstone. Jembatan Wheatstone adalah perangkat sirkuit untuk
mengukur jumlah hambatan yang tidak diketahui. Agar dapat menghitung resistansi
tersebut maka terlebih dahulu susunlah rangkaian seperti yang telah tertera pada
langkah percobaan. Untuk mendapat kondisi jembatan yang seimbang harus didapatkan
kondisi Tegangan UY1 minimum yaitu dengan cara mengatur potensiometer pada R2
sehingga diperoleh tegangan di titik Uy1 seminimum mungkin. Dikarenakan untuk
mencari harga UY1=0 sangat sulit dilakukan, sehingga yang memungkinkan adalah
harga UY1 mendekati 0. Mengukur induktansi dan kapastansi pun mengunakan cara
yang sama seperti mengukur resistansi, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu dalam
pengukurannya ditambahkan nilai capasitor 10nF. Mengukur konduktansi mengunakan
cara 1/Rx dengan Rx=R2.R3/R4.
dilambangkan dengan 𝛽.
Untuk membuat jembatan seimbang maka nilai dari UY1 harus
mendekati 0 dengan cara mengatur potensiometer
DAFTAR PUSTAKA
Puspita, Dekna Wati. Saluran Transmisi. Academia.edu. Diakses pada 3 April 2021 melalui
https://www.academia.edu/11133583/SALURAN_TRANSMISI