Tulisan ini membahas pengaruh pengelolaan sampah di TPST Bantargebang terhadap lingkungan sekitar. TPST Bantargebang menerima 7,702 ton sampah per hari dari Jakarta dan akan penuh pada 2021. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengolah sampah menjadi energi seperti pembangkit listrik dan bahan bakar. Tulisan ini bertujuan menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan lanjutan TPST dan dampaknya
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan3 halaman
Tulisan ini membahas pengaruh pengelolaan sampah di TPST Bantargebang terhadap lingkungan sekitar. TPST Bantargebang menerima 7,702 ton sampah per hari dari Jakarta dan akan penuh pada 2021. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengolah sampah menjadi energi seperti pembangkit listrik dan bahan bakar. Tulisan ini bertujuan menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan lanjutan TPST dan dampaknya
Tulisan ini membahas pengaruh pengelolaan sampah di TPST Bantargebang terhadap lingkungan sekitar. TPST Bantargebang menerima 7,702 ton sampah per hari dari Jakarta dan akan penuh pada 2021. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengolah sampah menjadi energi seperti pembangkit listrik dan bahan bakar. Tulisan ini bertujuan menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan lanjutan TPST dan dampaknya
Tulisan ini membahas pengaruh pengelolaan sampah di TPST Bantargebang terhadap lingkungan sekitar. TPST Bantargebang menerima 7,702 ton sampah per hari dari Jakarta dan akan penuh pada 2021. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengolah sampah menjadi energi seperti pembangkit listrik dan bahan bakar. Tulisan ini bertujuan menganalisis upaya pemerintah dalam pengelolaan lanjutan TPST dan dampaknya
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST
BANTARGEBANG TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Adinda Melianda Nainggolo : 2010631270001
Aldi Yanto : 2010631270002
Fikri Nur Rahman Syah : 2010
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2020 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
TPST Bantargebang adalah TPST terbesar yang ada di Indonesia yang berada di sebuah kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Sebelumnya TPST Bantargebang bernama TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantargebang hingga kemudian di ganti menjadi TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang. TPST Bantargebang yang sudah beroperasi sejak tahun 1986 menarik sorotan dari banyak pihak, pasalnya, penumpukan sampah yang sangat sulit untuk diurai di daerah Bantargebang sudah memasuki tahap yang sangat kritis dan sudah sangat tidak baik bagi kehidupan dan kesehatan lingkungan sekitar. Dari hasil penelitian sejumlah ahli, dikabarkan bahwa TPST Bantargebang sudah tidak akan sanggup beroperasi lagi di tahun 2021, itu terjadi karena setidaknya TPST Bantargebang menampung sebanyak 7.702,06 ton perhari dari Kota Jakarta sehingga sampai hari ini TPST Bantargebang sudah masuk sudah memasuki keadaan maksimal dari keadaan yang sanggup ditampung. Oleh karena kedaruratan dari keadaan TPST Bantargebang tersebut maka, Pemerintah Daerah Kota Jakarta berusaha untuk melakukan pengelolaan lanjutan dengan bekerjasama dengan banyak pihak, seperti kerjasama dari PT Godang Tua Jaya, Pertamina, dan Solena untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) dan akan terus dibangun hingga rencananya akan memiliki kapasitas hingga 138 megawatt dan akan menjadi PLTSA terbesar di dunia. Selanjutnya, ada kerjasama antara PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang merupakan unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta dan PT Unilever Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah domestik di TPST Bantargebang. Yaitu, ribuan ton dari sebagian sampah yang ada akan diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa Refuse Derived Fuel (RDF). RDF sendiri merupakan sampah-sampah yang mudah terbakar yang kemudian akan diolah hingga menjadi bahan bakar. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan mengenai dampak adanya TPST bagi kesehatan lingkungan sekitar, dapat ditarik beberapa pokok permasalahan, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan warga sekitar tentang adanya pengolahan lanjutan untuk mengantisipasi penuhnya TPST Bantargebang? 2. Bagaimana dampak lingkungan sekitar TPST Bantargebang dengan adanya pengolahan sampah lanjutan di TPST Bantargebang? 3. Sejauh mana upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengolahan sampah lanjutan di TPST Bantargebang? 4. Masalah kesehatan apa saja yang telah timbul dan dirasakan oleh masyarakat daerah sekitar TPST bantargebang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya tulisan/artikel ini adalah untuk memenuhi penugasan
dari mata kuliah bahasa inggris dan sebagai laporan hasil analisa kelompok kami dari pengaruh pengelolaan sampah di TPST Bantargebang terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Adapun tujuan lain dari penulisan artikel ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan dan kondisi terkini TPST Bantargebang
serta volume sampah yang dihasilkan 2. Untuk menganalisis upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengolahan lanjutan TPST Bantargebang 3. Untuk mengetahui perkembangan PLTSA, bahan bakar alternatif Refuse Derived Fuel (RDF) di TPST Bantargebang terkini 4. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dari pengelolaan TPST Bantargebang