Proposal KTI YUNIZES RPL RAMIN Ok
Proposal KTI YUNIZES RPL RAMIN Ok
Proposal KTI YUNIZES RPL RAMIN Ok
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
YUNIZES EFNITA CANDRA
NIM 2019196
AKADEMI FARMASI
YAYASAN RANAH MINANG
PADANG
2020
PROPOSAL PENELITIAN INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA U
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH AKADEMI FARMASI YAYASAN RANAH MINA
PADANG
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
YUNIZES EFNITA CANDRA
NIM 2019196
Disetujui Oleh :
Pembimbing
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III KERANGKA KONSEP.......................................................................23
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Peraturan
puskesmas).
2
Indonesia nomor 4 Tahun 2019 tentang standar teknis pemenuhan mutu
dan pelaporan efek samping Obat, pemantauan terapi Obat dan evaluasi
puskesmas).
kefarmasian atau tenaga kesehatan lain yang ditugaskan oleh kepala dinas
3
pasien. Jenis dan jumlah minimum peralatan untuk ruang farmasi
dengan standar yang ditetapkan. Selain itu juga harus disediakan fasilitas
suplai listrik yang tidak boleh terputus. Demikian juga untuk gudang
kesehatan masyarakat).
masyarakat dan Bank Dunia selama tahun 1982/1983 dan tahun 1986/1987
faktor dana tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat yang
4
Terjaminnya ketersediaan obat di pelayanan kesehatan akan menjaga
ketersediaan dana yang cukup untuk pengadaan obat esensial, namun lebih
penting lagi dalam mengelola dana penyediaan obat secara efektif dan
Puskesmas pada dua kecamatan yang berbeda di Kota Kediri tidak memenuhi
bahwa dari 20 Puskesmas di wilayah Surabaya timur 60% gudang obat dan
65% kamar Obat tidak memenuhi standar penyimpanan obat menurut Depkes
tahun 2008.
pada tahun 2019 khususnya pada Triwulan ke empat pada Bulan Desember
Parasetamol, CTM, dan permintaan obat yang tidak terealisasi sesuai yang
obat tahun 2019 maka Puskesmas Surantih menggunakan sistem Bon yang
5
Selatan. Selain itu jika di tinjau dari standar jumlah dan jenis peralatan
Tahun 2020 “
2020
6
1.3.2.2 Diketahuinya penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian Obat dan
efisiens
Surantih.
7
pengelolaan kefarmasian di Puskesmas surantih dengan Peraturan Menteri
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedian Farmasi adalah Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetika. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
Sedangkan Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
Kefarmasian di Puskesmas).
Menurut Ansel (1989), obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang
dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati dan mencegah
penyakit pada manusia atau hewan. Menurut Tjay dan Rahardja (2003), obat
merupakan semua zat kimiawi, hewani maupun nabati dalam dosis yang layak
9
Pengelolaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan dapat
dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis
yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metoda dan tata
laksana) dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan diberbagai tingkat unit
antara lain dalam sistem manajemen informasi obat, dimana salah satu unsur
10
penyediaan obat-obatan yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tempat.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) merupakan salah satu
diselaraskan dengan yang lain. Selain itu, berbagaim kendala yang menimbulkan
kegagalan atau keterlambatan salah satu kegiatan dengan cepat dapat diketahui,
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin
11
2.1.1 Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses
seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti
dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan
di Puskesmas).
12
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah
waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih (PMK
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan
Puskesmas).
13
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai
diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga
Puskesmas ditambah satu bulan (PMK nomor 74 tahun 2016, Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas).
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan (PMK nomor 74 tahun 2016,
14
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
menyebabkan kontaminasi.
Puskesmas)
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat
(Anonima, 2006).
(Anonim, 2004):
1) Persyaratan gudang
d) Cahaya cukup
15
e) Lantai dari tegel atau semen
kepada pemakai di unit pelayanan kesehatan sehingga setiap saat tersedia dalam
jumlah, jenis, mutu yang di butuhkan secara ekonomis dan efektif (Anonim, 1995)
16
Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat (PMK
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling
4. Posyandu
5. Polindes.
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock),
pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi,
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
17
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
bila:
pengetahuan; dan/atau
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri
dari:
1. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
18
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
1. Pengendalian persediaan;
Kesehatan/Kepala GFK.
19
mengendalikan persediaan obat, mendistribusikan obat untuk unit
pelaporan.
Petugas obat pada sub unit pelayan bertanggung jawab dalam menerima,
menyimpan dan memelihara obat dari gudang obat Puskesmas, menerima resep
obat untuk petugas gudang obat serta mengamati mutu obat secara umum.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengelolaan obat dan bahan
20
2. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan
ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan
menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan
sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
21
Menurut PMK no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas Jenis dan Jumlah peralatan untuk
22
BAB III
KERANGKA KONSEP
atau pengertian adalah unsur pokok di dalam suatu penelitian, kalau masalah dan
kerangka teorinya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai hal
yang menjadi pokok perhatian dan suatu konsep yang sebenarnya adalah definisi
beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga kerangka konsep
akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk
23
Berdasarkan Tinjuan Pustaka, maka kerangka konsep yang digunakan pada
Bagan 3.1
Kerangka konsep
PROSES
INPUT
OUTPUT
1. perencanaan kebutuhan,
Pengelolaan
2. Permintaan Sediaan
1. SDM
24
3.2 Variabel Penelitian
umur, kelamin serta lokasi tempat tinggal manusia tersebut. Sedangkan Sugiarto
mengatakan variabel ialah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang
merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari
variabel tersebut ialah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek yang
dan pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai, SDM, Sarana Prasaran dan
Kebijakan (SOP).
25
3.3 Defenisi Operasional
N Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
o
1 SDM Jumlah Apoteker dan Observasi Pedoman 1. Informasi mengenai Numerik
tenaga kefarmasian Telaah jumlah tenaga yang
yang memiliki Dokumen melayani
kemampuan dan ketenagaan kefarmasian
pengetahuan tentang Puskesmas 2. Informasi mengenai
pelayanan farmasi latar belakang
petugas pelayanan
kefarmasian farmasi
3. Informasi
mengenai
kebijakan
sebagai petugas
kefarmasian
26
yang aman untuk
petugas, dan pasien
3 Kebijakan Kebijakan atau aturan Wawancara Pedoman ⚫ Sangat Baik jika 81 % - Ordinal
/SOP yang digunakan dan telaah wawancara, 100 %
untuk menjalankan dokumen dan ⚫ Baik jika 61 % - 80 %
kegiatan pelayanan pedoman ⚫ Kurang baik jika <
kefarmasian telaah 61 %
dokumen
4 Pengelolaan kegiatan pelayanan Observasi dan Lembar ceklist ⚫ Sangat Baik jika 81 % - Ordinal
Sediaan kefarmasian, yang Telaah dan pedoman 100 %
Farmasi dan dimulai dari Dokumen telaah ⚫ Baik jika 61 % - 80 %
Bahan Medis perencanaan, dokumen ⚫ Kurang baik jika <
Habis Pakai permintaan, 61 %
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian,
pengendalian,
pencatatan dan
pelaporan serta
pemantauan dan
evaluasi
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
yang lain.
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode
Tulis Ilmiah mengenai suatu situasi secara objektif. Desain penelitian ini dipakai
situasi saat ini. Penelitian deskriptif juga memiliki arti penelitian dengan maksud
28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Data yang digunakan ada 2 jenis yaitu : data primer yang didapatkan peneliti
melalui Wawancara dan observasi dilapangan dan data sekunder yang merupakan
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
29
berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap
(1974). tiga aspek yang terkait dalam etika penelitian ini, meliputi:
pemerintahan daerah.
dokumentasi (Fhoto).
penelitiannya.
yaitu ceklis observasi dan pedoman Wawancara dan telaah dokumen. Peneliti
30
juga menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data seperti kamera dan
1. Editing
karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu tidak
kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada
kesempatan ini, kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau
diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang atau pun dengan interpolasi
(penyisipan). Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk adalah sebagai berikut.
c. Kelengkapan pengisian
d. Keserasian(consistency)
31
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Contoh kode pendidikan,
3. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberikan
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi ini
Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan SPSS dan dilakukan analisa
32
Rumus yang digunakan adalalah
n
X = 100%
N
n = Skor Kenyataan
(Budiarto, 2002)
33
Daftar Pustaka
34