Noermanzah ProsidingMLI2018 Unib

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PROSIDING

S E M I N A R N A S I O N A L

MASYARAKAT LINGUISTIK INDONESIA (MLI)


CABANG UNIVERSITAS BENGKULU

"Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Hasil Penelitian dan


Pengabdian kepada Masyarakat"

Pemakalah Utama:
Dr. Maman Suryaman, M.Pd.
(Pakar Perbukuan dari UNY/Pusat Perbukuan Nasional RI)

Irjend. Pol (Purn) Dr. Bibit S. Rianto, M.M.


(Mantan Wakil Ketua KPK R.I.)

Penyelenggara:
Masyarakat Linguistik Indonesia Cabang Universitas Bengkulu
bekerjasama dengan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT
LINGUISTIK INDONESIA CABANG UNIV. BENGKULU

Aula FKIP Universitas Bengkulu, Sabtu 3 November 2018

Susunan Panitia Seminar Nasional Masyarakat Linguistik Indonesia


Cabang Universitas Bengkulu

Pengarah:
1. Dr. Ni Luh Maryaini, M.Hum. (Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia Pusat di
Jakarta)
2. Dr. Ridwan Nurazi (Rektor Universitas Bengkulu)

Pembina
1. Prof. Dr. Sudarwan Danim (Dekan FKIP Universitas Bengkulu)
2. Dr. Ria Ariesta, M.Pd. (Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Univ.
Bengkulu)

Penganggung Jawab
Dr. Susetyo, M.Pd. (Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia Cabang Universitas
Bengkulu)

1. Ketua : Dr. Suhartono, M.Pd.


2. Wakil Ketua : Dr. Gumono, M.Pd.

3. Sekretaris : Dr. Irma Diani, M.Hum.


Tri Dina Ariyanti, M.Pd.

4. Bendahara : Nafriyanti, M.Pd.


Nanda Lovena, S.Ikom.

5. Seksi Humas dan Sekretariat


Koordinator : Dr. Dian Eka Chandra W, M.Pd.
Anggota : Silvia Erlin Aditya S.S., S.Pd., M.Pd.
Hafiz, S.Pd., M.Pd.
Agustina, S.P.
Tiara Aprilyani, S.Pd.
Marina Siti Sugiati., M.Pd.
6. Seksi Acara
Koordinator : Dr. Arono, M.Pd.
Anggota : Drs. Agus Djoko Purwadi, M.Pd.
Dr. Dedi Sofyan, M.Hum.
Drs. Bambang Djunaidi, M.Hum.
Drs. Supadi, M.Hum.
Lucy Arfianty, M.Pd.

7. Seksi Konsumsi
Koordinator : Dra. Ngudining Rahayu, M.Hum.
Anggota : Dra. Emi Agustina, M.Hum.
Mei Hardiah, S.S., M.A.
Nila Kencana, M.Pd.
Elva Utami, M.Pd.
Fina Hiasa, M.A.

8. Seksi Sarana, Prasarana, dan Transportasi


Koordinator : Dr. Rokhmat Basuki, M.Hum.
Anggota : Rio Kurniawan, M.Pd.
Dr. Suryadi, M.Hum.
Fitra Youpika, M.Pd.
Helman, S.H..
Beni

9. Editor Prosiding : Dr. Gumono, M.Pd.


10. Layout & Cover : Ardi Maulana

11. Scientific Committee dan Reviewer:


1. Dr. Maman Suryaman, M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta
2. Dr. Sarwit Sarwono, M.Hum. Universitas Bengkulu
3. Dr. Didi Yulistio, M.Pd. Universitas Bengkulu
4. Dr. Arono, M.Pd. Universitas Bengkulu
5. Dr. Irma Diani, M.Hum. Universitas Bengkulu
6. Dr. Wisma Yunita, M.Pd. Universitas Bengkulu
7. Dr. Hasymi Suyuthi, M.Pd. Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Penerbit:
Unit Penerbitan dan Publikasi FKIP Univ. Bengkulu
Gedung Laboratorium Pembelajaran FKIP
Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun, Kota Bengkulu 38371A
Telp. (0736) 21186, 0811737956 Fax. (0736) 21186
Laman: fkip.unib.ac.id/unit-penerbitan/ email: [email protected]
PRAKATA

K
einginan Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) Cabang Bengkulu
untuk menyelenggarakan seminar nasional tahun 2018 dengan
mengundang narasumber tingkat nasional akhirnya terkabulkan juga.
Hal ini berkat hidayah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang serta dukungan dari berbagai pihak.
Tema yang diangkat dalam seminar nasional ini adalah Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Dua
narasumber sebagai pemakalah kunci, yaitu (1) Dr. Maman Suryaman, M.Pd.
menyajikan materi pengembangan bahan ajar di sekolah dan perguruan tinggi
dan Dr. Drs. Bibit Samad Riyanto, M.M. (Mantan Wakil KPK Republik
Indonesia) membahas tentang Pengembangan Bahan Antikorupsi bagi Peserta
Didik. Subtema yang dibahas dalam seminar ini mencakup pengembangan
bahan ajar dalam berbagai bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya, baik di
sekolah maupun di perguruan tinggi.
Makalah yang ditulis tersebut merupakan hasil pemikiran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat dalam seminar Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ini diterbitkan
berbentuk Prosiding yang ber-ISBN. Semoga hasil pemikiran dari para pakar
dan pemakalah dapat menjadi inspirasi untuk bahan diskusi dan referensi bagi
para mahasiswa, guru, dosen, dan peminat dalam bidang pengembangan
bahan ajar.
Terima kasih atas kerja sama yang baik dari semua pihak sehingga
pelaksaan seminar nasional dapat berjalan dengan lancar dan prosiding dapat
cepat diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Bengkulu, November 2018

Ketua MLI Cabang Bengkulu


DAFTAR ISI

1. PEMANFAATAN BUKU FIKSI DAN NONFIKSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI


GERAKAN LITERASI DALAM MENULIS LAPORAN BACAAN SECARA BERKELOMPOK DI
KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 1 SELUMA (Aceng Joyo) ....................................................................................... 1

2. OPTIMALISASI KUMPULAN CERPEN MENUNGGU SURTI KARYA RUSMANA DEWI


(Agung Nugroho) .............................................................................................................. 9

3. PENGEMBANGAN ASESEMEN BERPIKIR KRITIS SEBAGAI MODEL BAHAN AJAR


MEMBACA KRITIS (Agus Trianto, Rina Heryani) ............................................................... 18

4. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LAPORAN OBSERVASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL


LUBUKLINGGAU SIWA KELAS X SMA NEGERI 5 LUBUKLINGGAU (Artati)......................... 26

5. KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO


VISUAL (Debby Lorensa Febuana) .................................................................................... 36

6. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS ULASAN FILM MENGGUNAKAN MEDIA FILM


PENDEK (Desi Nova Sari) ................................................................................................... 41

7. KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2


KOTA BENGKULU YANG MENERAPKAN GERAKAN LITERASI 15 MENIT MEMBACA
SEBELUM BELAJAR DAN KELAS YANG TIDAK MENERAPKAN TAHUN AJARAN
2018/2019 (Desi Puspasari) .............................................................................................. 47

8. EKSISTENSI BAHASA INDONESIA DALAM VIDEO GAME MOBILE LEGEND (Dhanu Ario
Putra, Eli Diana)................................................................................................................. 57

9. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X


MA MAZRO’ILLAH LUBUKLINGGAU (Dian Ramadan Lazuardi) ........................................ 65

10. PEMANFAATAN FITUR “SUMBER BELAJAR” DALAM PORTAL “RUMAHBELAJAR”


UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENYUSUN TEKS BERITA (Dwi Yuliantoro
Seno Utoro) ....................................................................................................................... 71

11. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA FILM


DOKUMENTER (Emelia Julifa) ........................................................................................... 76

12. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGINDENTIFIKASI STRUKTUR TEKS NARASI


BERBASIS CERITA BUJANG KURAP LUBUKLINGGAU SISWA KELAS VII SMPIT
DARUSSALAM BOARDING SCHOOL MUARA BELITI (Eti Irwanti) ...................................... 82
13. PENERAPAN TEORI KETERAMPILAN BERBAHASA DALAM MENYUSUN MATERI
PANTUN PADA REFERENSI BAHAN AJAR (Farida Lisanti) ................................................. 91

14. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEDIA FLASH CARD DALAM MENULIS DAN
MEMAHAMI TEKS PROSEDUR (Fera Delva) ...................................................................... 100

15. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS ANEKDOT DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) (Gaga Ruki) .......... 107

16. PERAN LITERASI DALAM MENDUKUNG BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS DI
SEKOLAH (Hermanudin).................................................................................................... 112

17. PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN KOMUNIKATIF (Herwan Jayadi)......................... 122

18. BAHAN AJAR CERITA RAKYAT SEBAGAI ALTERNATIF MENANAMKAN PENDIDIKAN


KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (Inda Puspitasari dan Juwati) .................................. 129

19. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK BERBASIS
CERITA RAKYAT LUBUKLINGGAU MIANG PUKAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 6
LUBUKLINGGAU (Luci Fitri) ............................................................................................... 139

20. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LKS BAGI GURU BAHASA INDONESIA (Lucy Arfianty) ... 147

21. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PIDATO BERBASIS DAKWAH SISWA KELAS XI
MA MAZROILLAH LUBUKLINGGAU (Muhtadin)................................................................ 157

22. PENGEMBAGAAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA


KULIAH KETERAMPILAN MENULIS (Nafri Yanti, Amrizal, dan Marina Siti Sugiarti) ......... 165

23. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA SEBAGAI INOVASI DALAM


MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR MEMBACA (Noermanzah) ......................................... 174

24. PENGEMBANGAN MATERI AJAR TEKS ILMIAH “PESAN DUA SISI” BERBASIS BELA
NEGARA SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BERWAWASAN KEBANGSAAN DALAM
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Nurbaya, Sri Utami, dan
Nandang Heryana) ............................................................................................................ 189

25. AKSARA ULU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR MUATAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR
KOTA LUBUKLINGGAU (Nur Nisai Muslihah) .................................................................... 201

26. MENYAJIKAN BAHAN AJAR TEKS EKSPLANASI DENGAN MEDIA BUKU POP UP DALAM
MEMAHAMI KAIDAH KEBAHASAAN DAN STRUKTUR TEKS (Oktarina Widarsih) ............. 210
27. SI SPEDA (EDUKASI TENTANG SPEECH DELAY) OLEH TIM PENGGERAK PKK
KELURAHAN BENTIRING PERMAI KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA
BENGKULU (Rani Permata Sari) ........................................................................................ 214

28. REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


BENGKULU (Reni Kusmiarti).............................................................................................. 222

29. PEMBELAJARAN MODEL COMPLETE SENTENCE PADA KETERAMPILAN MENULIS TEKS


BAHASA INDONESIA .......................................................................................................... 237

30. PENGARUH STRATEGI MODELING THE WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN


PERAN DI STKIP PGRI LUBUKLINGGAU (Rusmana Dewi) ................................................. 244

31. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SASTRA MELALUI CERITA RAKYAT


DENGAN KACAMATA SEMIOTIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR (Satinem)..................... 246

32. PEMEROLEHAN BAHASA INGGRIS PENYANDANG TUNA GRAHITA DI SMPLB DHARMA


WANITA PROVINSI BENGKULU (Silvia Erlin Aditya dan Yenni Rosana) ............................ 254

33. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS TEKS TANGGAPAN UNTUK


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (Sobri) ......................................................... 266

34. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI


PEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN STKIP PGRI LUBUKLINGGAU (Sri Murti)............. 273

35. IMPLEMENTASI MATERI TEKS BERBASIS INTOLERAN DALAM PEMBENTUKAN SIKAP


MAHASISWA DALAM MATAKULIAH BAHASA INDONESIA DI UPT- MPK UNSRI (Sri
Utami) ............................................................................................................................... 282

36. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS ULASAN BERBASIS CERITA RAKYAT
DAYANG TOREK LUBUKLINGGAU SISWA KELAS VIII MTS MAZROILLAH LUBUKLINGGAU
(Sugi Murniasih) ................................................................................................................ 291

37. RETORIKA BENTUK DAN NILAI BUDAYA SASTRA LISAN SERAWAI (Suryadi) .................... 297

38. KUMPULAN CERPEN “JERAMBA-JERAMBA MALAM’ KARYA MIMI LA ROSE DKK. .......... 303

39. Weni Febrina, PROSEDUR PENERAPAN TEKNIK NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)
DALAM PEMBELAJARAN READING BAGI SISWA SMA KELAS X (Tri Astuti)....................... 314

40. PENERAPAN BAHAN AJAR MENULIS IMAJINATIF YANG KRITIS, KREATIF, DAN
INOVATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGANDAIAN 180º BERBEDA (Widya
Reftiana) ............................................................................................................................ 318
41. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA Indonesia BERBASIS KEWIRAUSAHAAN PADA
GENERASI MUDA (Wulan Febrina) ................................................................................... 325

42. PENGEMBANGAN MATERI AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSES (ESP) GEOGRAFI DI
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU (Yosi Marita dan Mirna Yunita) ....... 333

43. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI BERBASIS EKOLOGI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 33 BENGKULU UTARA (Yuni Haryani) .......................................................... 337

44. LITERASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Gumono) .................................... 345

45. PROBLEMATIK PENGGUNAAN PERTUTURAN INTEROGATIF MASYARAKAT KELURAHAN


SUMUR MELELEH DI KOTA BENGKULU (Tri Dina Ariyanti dan Titje Puji Lestari) ............. 351
176 |

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA


SEBAGAI INOVASI DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR MEMBACA

Noermanzah
[email protected]
Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Abstract
Kemampuan membaca peserta didik sangat berpengaruh terhadap kemampuan
berbahasa yang lain, terutama kemampuan berbicara dan menulis. Untuk itu, para
pengajar dan peneliti selalu melakukan inovasi dalam meningkatkan kemampuan
membaca peserta didik dengan cara memberikan model pembelajaran membaca
yang menarik dan efektif. Walaupun pada kenyataannya pada setiap model
pembelajaran membaca yang diterapkan memilikI kelebihan dan kekurangan. Hal
ini, ditunjukkan dengan penggunaan model pembelajaran yang belum selaras
dengan bahan ajar membaca yang dikembangkan. Belum lagi bahan ajar yang
selalu berganti setiap waktu karena dipengaruhi beraneka ragam faktor. Faktor
terjadinya perubahan penggunaan model bahan ajar membaca yang menjadi
perhatian utama para pelaku pendidikan yaitu dikarenakan perubahan kurikulum
dan perubahan pengembangan bahan ajar membaca yang digunakan. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk menjelaskan beberapa model pembelajaran membaca
yang digunakan oleh pengajar bahasa Indonesia yang dapat digunakan juga dalam
mengembangkan bahan ajar membaca. Metode penulisan dalam makalah ini
menggunakan metode studi pustaka atau studi literatur. Teknik pengumpulan data
mengggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penulisan makalah
ini dengan langkah-langkah, yaitu reduksi, analogi, sintesis, interpretasi, dan
kesimpulan. Hasil penulisan makalah ini yaitu beberapa model pembelajaran
membaca yang dapat digunakan dalam menerapkan bahan ajar membaca yang
dikembangkan, yaitu: model Anticipation Guide, model Model DRTA, Model SQ3R,
model ECOLA, model Jigsaw Learning, model Index Card Match, model Card Sort,
model OH-RATS, Model Directed Inquiry Activity, model KWLA, model pembelajaran
ARIAS, model PORPE, model membaca berdasarkan pola berpikir, model
pembelajaran berbasis genre, dan Model CLIL.
Kata kunci: model pembelajaran membaca, inovasi, pengembangan, bahan ajar membaca.

Pendahuluan memperoleh dan menguasai


pengetahuan dan keterampilan yang
Membaca memiliki peran utama,
bermanfaat bagi pertumbuhan dan
tidak hanya untuk pembelajaran bahasa
perkembangan daya nalar, sosial, dan
Indonesia sendiri, tetapi juga untuk
kreasinya serta dapat bermanfaat untuk
keperluan pembelajaran bidang-bidang
mencapai tujuan belajar yang
studi lainnya, karena hampir seluruh
diinginkannya.
pengetahuan pada masing-masing
bidang studi disajikan dalam bentuk Membaca juga akan mendekatkan
tertulis (Ngalimun & Alfulaila, 2014: 34). siswa dengan ilmu pengetahuan,
Dengan membaca, siswa akan teknologi, kebudayaan, seni, dan yang

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 177

berhubungan dengan perkembangan belajar membaca khususnya di kelas


informasi. Harvey& Goudvis (2013:432- rendah. Peran guru sebagai fasilitator
439) menjelaskan bahwa dalam sangat berpengaruh besar terhadap
mencapai dan memenuhi persaingan dan perkembangan peningkatan belajar
tantangan global yang semakin anak. Keberhasilan belajar anak tidak
kompleks, diperlukan strategi lepas dari cara guru membimbing dan
pemahaman bacaan sehingga siswa mendidik siswanya. Selain itu, guru harus
mampu mengubah informasi menjadi mempertimbangkan pemenuhi
pengetahuan dan secara aktif dapat kebutuhan indera belajar siswa. Artinya,
digunakan. pembelajaran yang dilaksanakan guru
bersama siswa harus bisa memenuhi
Kemampuan membaca siswa di
kebutuhan siswa yang dominan baik di
Indonesia masih tergolong rendah
visual, auditorial, maupun kinestetik.
dibandingkan dengan negara-negara lain.
Selain itu, guru bahasa Indonesia harus
Hal ini dibuktikan dengan hasil dari
berperan menciptakan pembelajaran
penelitian Progress in International
yang kreatif dan berpikir kritis
Reading Literacy Study (PIRLS) pada
(Noermanzah, 2015:274).
tahun 2011 yang menunjukkan bahwa
kemampuan membaca siswa sekolah Salah satu cara dalam
dasar di Indonesia berada pada posisi ke- meningkatkan kemampuan membaca
42 dari 45 negara (Mullis, Nartin, Foy, & siswa yaitu memberikan langkah-langkah
Drucker, 2012). Hal ini memberikan pembelajaran dalam kegiatan membaca
informasi bahwa kemampuan membaca dengan menggunakan model
siswa di Indonesia masih tergolong pembelajaran yang tepat sesuai dengan
dalam kategori rendah. bahan ajar yang digunakan oleh
pengajar. Model pembelajaran membaca
Kemudian, menurut hasil
yang akan dijelaskan dalam makalah ini
penelitian yang dilakukan oleh
yaitu modelAnticipation Guide, model
Universitas Negeri Conneticut Pusat
DRTA (Directed Reading-Thinking
Amerika Serikat (CCSU) (dalam
Activity), Model SQ3R (Survey, Question,
Mohamad, 2016), menyusun
Read, Recite, Review), model ECOLA
pemeringkatan kemampuan baca
(Extending Concept throught Language
dengan jumlah yang lebih dari 60 negara.
Activities), model Jigsaw Learning
Yang mengejutkan bahwa hasilnya,
(Belajar Model Jigsaw), model Index Card
negara Indonesia berada di urutan ke-60,
Match (Mencari Pasangan), model Card
setingkat di atas Bostwana, dan masih di
Sort (Kartu Sortir), model OH RATS
bawah Thailand pada urutan 59 atau
(Overview, Headings, Read, Answer,
Maroko pada urutan 58. Beberapa
Test-Study), model Model Directed
informasi ini menunjukkan bahwa siswa
Inquiry Activity, model KWLA (What I
di Indonesia masih mengalami kesulitan
Already Know, What I Want to Know,
dalammemahami bacaan dalam teks.
What I Learned, and The Affect of the
Para pengajar, baik guru maupun Story), model Pembelajaran ARIAS
dosen dalam pelaksanaan pembelajaran (Assurance, Relevance, Interest,
membaca seringkali dihadapkan pada Assesment, Satisfaction), Model
peserta didik yang mengalami kesulitan PORPE(Predict. Organize, Rehearse,

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


178 |

Practice, and Evaluate), Model membaca Indonesia. Beberapa model


berdasarkan pola berpikir, model pembelajaran tersebut dikolaborasikan
pembelajaran berbasis genre, dan Model ke dalam bahan ajar membaca sehingga
Content and Language Integrated mampu benar-benar meningkatkan
Learning (CLIL). kemampuan membaca. Beberapa model
pembelajaran membaca yang dapat
Diharapkan dengan menjelaskan
meningkatkan kemampuan membaca
beberapa model pembelajaran membaca
siswa, sebagai berikut.
di atas, mampu menjadi referensi
pengajar bahasa Indonesia dalam 1. Model Anticipation Guide
menggunakan model pembelajaran
Model Anticipation Guide juga
membaca dan harapannya mampu masuk dalam strategi dalam
meningkatkan kemampuan membaca meningkatkan kemampuan membaca
siswa. Selain itu, dalam menggunakan pemahaman yang dikembangkan oleh
model pembelajaran membaca juga pakar pengajaran bahasa yiatu Erickson,
bukan hanya bisa diterapkan dalam Bean, Hubler, Smith, dan McKenzie pada
pembelajaran bahasa Indonesia juga
tahun 1987. Model Anticipation Guide
dapat diterapkan pada beberapa mata dijelaskan oleh Tierney, dkk. (1990:38)
pelajaran lain yang memiliki karakter sebagai salah satu model pembelajaran
yang sama. yang bermanfaat untuk membantu siswa
dalam berpikir kritis. Model
pembelajaran ini dilaksanakan dengan
METODE PENELITIAN
cara meminta siswa untuk bereaksi
Dalam makalah ini menggunakan terhadap beberapa pernyataan yang
metode studi pustaka atau studi berkaitan dengan isi materi teks. Reaksi
literatur, yang dibantu dengan analisis yang muncul dapat berupa prediksi atau
isi. Data dalam makalah ini yaitu perkiraan mengenai isi materi yang akan
informasi yang berkaitan dengan model- dibaca. Model Anticipation Guide
model pembelajaran membaca. Teknik bertujuan agar siswa mampu
pengumpulan data mengggunakan menstimulasi suatu informasi dan
teknik dokumentasi yang diperoleh dari mengantisipasinya sehingga siswa
buku, jurnal, dan prosiding. Teknik mampu memberikan respons kritis
analisis data dalam penulisan makalah ini terhadap beberapa pernyataan yang
dengan langkah-langkah, yaitu reduksi, terdapat dalam bacaan tersebut. Model
analogi, sintesis, interpretasi, dan pembelajaran ini juga mampu
kesimpulan.Uji keabsahan data dalam membiasakan siswa untuk terampil
makalah ini menggunakan teknik berbicara melalui kegiatan diskusi ketika
triangulasi dari beberapa sumber memprediksi suatu isi bacaan.
referensi.
Kemudian, menurut Wiesendanger
(2001:78), model Anticipation Guide
HASIL DAN PEMBAHASAN berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dengan cara
Model pembelajaran membaca mempersiapkan siswa untuk membaca,
sudah banyak diterapkan oleh para kemudian meminta mereka untuk
pengajar khususnya pengajar bahasa

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 179

bereaksi terhadap beberapa pernyataan sampai 10 pernyataan luas.


yang berkaitan dengan isi materi bacaan. Pernyataan yang paling efektif adalah
Ketika bereaksi terhadap beberapa pernyataan yang berisi informasi
pernyataan, siswa mengantisipasi atau dengan latar belakang pengetahuan
memperkirakan apa isi materi yang akan siswa yang cukup.
dibaca. Model Anticipation Guide terdiri d. Menyajikan pernyataan kepada siswa
atas sejumlah pernyataan deklaratif dalam urutan kronologis yang sama
(informasi) yang dapat digunakan pada seperti yang akan ditemukan siswa
awal bagian teks. Guru memberi siswa dalam bahan bacaan.
sejumlah pernyataan dan meminta e. Menempatkan panduan pada papan
mereka, apakah mereka setuju atau tulis, OHP/LCD, atau handout
tidak setuju dengan setiap pernyataan sehingga mudah dibaca oleh seluruh
itu. Hal ini dilakukan agar siswa kelas. Membaca petunjuk itu dengan
menyadari bahwa mereka benar-benar suara keras kepada siswa.
memproses informasi yang akan f. Dalam kelas, membahas setiap
membantu mereka untuk memahami pernyataan secara singkat dan
materi bacaan dengan lebih baik. Teknik tanyakan kepada siswa apakah setuju
ini memungkinkan siswa untuk atau tidak setuju dengan setiap
menghubungkan apa yang mereka sudah pernyataan yang diberikan.
ketahui dengan informasi baru yang Kemudian, mendorong siswa untuk
terdapat dalam teks. mengevaluasi jawaban mereka dan
mendengarkan pendapat dari rekan-
Model Anticipation Guide dapat
rekan mereka.
meningkatkan pemahaman siswa dengan
g. Setelah membahas pernyataan,
meminta mereka bereaksi terhadap
mintalah siswa membaca teks.
pernyataan tentang topik sebelum
Setelah pembacaan selesai, mintalah
mereka membaca teks. Hal ini
siswa untuk merespon sekali lagi
mengaktifkan pengetahuan sebelumnya
terhadap pernyataan-pernyataan itu.
sebagai perangkat motivasi agar siswa
Kemudian, meminta respons siswa
terlibat dalam pemahaman materi teks
yang berbeda dengan yang
yang akan dibaca. Model ini juga dapat
sebelumnya karena sekarang
digunakan dengan baik dalam membaca
pemahaman mereka didasarkan pada
teks eksposisi dan narasi, dan dapat
teks yang telah dibaca. Jika siswa
diterapkan untuk setiap tingkat kelas.
tidak setuju dengan penulis, mintalah
Wiesendanger (2001) menjelaskan
siswa untuk mendukung kesimpulan
beberapa langkah dalam menerapkan
mereka berdasarkan informasi dalam
model Anticipation Guide, sebagai
teks. Fokuskan kegiatan akhir
berikut:
pembelajaran ini pada perbandingan
a. Membaca materi dan pernyataan dalam panduan
mengidentifikasi konsep utama. sebelumnya dan setelah membaca
b. Mengantisipasi pengetahuan materi.
sebelumnya pada peserta didik
terhadap topik yang disajikan.
c. Mempertimbangkan konsep-konsep 2. Model DRTA (Directed Reading-
penting, menuliskan sedikitnya 3 Thinking Activity)

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


180 |

Model DRTA (Directed Reading- halaman pertama. Ajukan


Thinking Activity) dikembangkan oleh pertanyaan seperti berikut: Apa
Stauffer tahun 1996. DRTA adalah teknik yang kamu pikirkan tentang cerita
yang memandu siswa melalui membaca, dengan judul ini?Apa yang kamu
membuat prediksi, membaca ulang, dan pikirkan tentang peristiwa dalam
mengkonfirmasikan atau menyesuaikan cerita ini?Manakah prediksimu yang
kembali prediksi. Model ini membantu sesuai?
siswa dalam pengembangan pemahaman b. Ketika pertama kali
bacaan (teks narasi) dan kemampuan memperkenalkan Directed Reading-
berpikir kritis (Wiesendanger, 2001). Thinking Activity, biasakan siswa
Model ini melibatkan para siswa dalam dengan strategi untuk menangani
memprediksi apa isi cerita yang dengan kata-kata yang belum
dipikirkan mereka. Model DRTA ini dikenal: baca akhir kalimat, gunakan
berupa kegiatan dalam siklus yang gambar jika tersedia, ucapkan kata-
meliputi: memprediksi, membaca, dan kata dengan suara nyaring, dan
membuktikan karena kegiatan membaca mintalah bantuan orang lain.
adalah kegiatan berpikir, yang c. Mengarahkan siswa untuk membaca
melibatkan pembaca menggunakan dalam hati bagian dari cerita untuk
pengalaman sendiri untuk memeriksa prediksi mereka.
merekonstruksi ide-ide penulis. Pastikan bahwa siswa membaca
untuk mencari makna. Amati kinerja
Kemudian, menurut Kubowitz
membaca mereka dan bantu siswa
(2012:202), model DRTA merupakan cara
yang membutuhkan bantuan dengan
yang memadukan peserta didik dengan
kata-kata yang mungkin sulit
langkah-langkah yaitu membaca,
dipahami.
membuat prediksi, membaca ulang, dan
d. Setelah siswa telah membaca bagian
membuktikan atau mengkonfirmasikan
pertama, minta mereka menutup
kembali prediksi yang telah disusun.
buku mereka. Apakah pertanyaan-
Model DRTA ini melibatkan para peserta
pertanyaan berikut memandu siswa
didik dalam memprediksi apa isi cerita
untuk mengevaluasi temuan dan
yang dipikirkan mereka sehingga mampu
prediksi baru mereka: apakah Anda
merekonstruksi ide-ide yang
benar, apa yang Anda pikirkan
disampaikan penulis dalam bacaan.
sekarang, dan menurut Anda apa
Model ini dapat digunakan pada setiap
yang akan terjadi? Kemudian,
tingkat pembaca, bisa dalam kelompok
doronglah siswa untuk menyaring
atau individu dan biasanya dalam bentuk
beberapa ide mereka dan untuk
wacana narasi dan eksposisi.
membuat prediksi tentang peristiwa
Beberapa langkah pembelajaran yang akan terjadi kemudian dalam
dengan menggunakan model DRTA, bacaan.
sebagai berikut. e. Mintalah siswa melanjutkan
a. Berikanlah setiap peserta didik kegiatan membaca bagian lain. Pada
salinan bacaan yang telah dipilih. setiap bagian bacaan, lanjutkan
Mintalah peserta didik untuk siklus memprediksi-membaca-
mempelajari judul dan gambar pada

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 181

membuktikan (Wiesendanger, bagian teks di sebelah subbab untuk


2001). mempelajari apa isi teks tersebut;
(d) memeriksa semua gambar yang
ada dan membaca keterangan yang
3. Model SQ3R (Survey, Question, Read, ada; serta (e) membaca kesimpulan
Recite, Review) yang biasanya ditemukan di paragraf
Model SQ3R (Survey, Question, terakhir atau kedua.
Read, Recite, and Review) adalah strategi b. Question, dengan cara meminta
yang dikembangkan oleh Adams, peserta didik untuk melakukan hal
Carnine, & Gersten tahun 1982; berikut: (a) mengubah judul menjadi
Mangrum & Strichart tahun 1996; Scott satu atau dua pertanyaan. Gunakan
tahun 1994; dan Stahl, King dan Eilers, kata kunci untuk melengkapi
tahun 1996. Model ini meliputi kegiatan pertanyaan: siapa, apa, di mana,
memprediksi dan mengelaborasi yang kapan, mengapa, dan bagaimana; (b)
digunakan untuk meningkatkan ubahlah subbab dalam satu atau dua
pemahaman literal dan membantu pertanyaan. Gunakan kata kunci
dalam pembentukan keterampilanh untuk melengkapi pertanyaan: siapa,
belajar (Wiesendanger, 2001). SQ3R apa, di mana, kapan, mengapa,
adalah strategi yang memperkenalkan bagaimana; dan (c) tulislah
pengorganisasian, prediksi, dan pertanyaan tersebut.
pemahaman. Siswa mensurvei, bertanya, c. Read, dengan cara meminta peserta
membaca, merenungkan, dan meninjau didik untuk melakukan hal berikut:
kembali materi teks yang dibaca. Strategi a) membaca untuk menjawab
ini dapat meningkatkan pemahaman pertanyaan; b) mengubah
siswa terhadap informasi tertulis dan pertanyaan yang diperlukan untuk
membantu mereka menyimpan menjawab pertanyaan penulis; dan
informasi untuk bahan diskusi, kuis, dan c) menulis jawaban dari pertanyaan
tes. untuk melengkapi catatan.
d. Recite, dengan cara meminta
Pembelajaran Survey, Question, peserta didik untuk melakukan hal
Read, Recite, and Review sangat berikut: (a) membaca pertanyaan
terstruktur dan membantu pengingatan dan menjawab dengan suara keras;
materi serta dapat digunakan untuk (b) membaca pertanyaan dengan
kelas 5-12, baik dengan teks narasi keras; lalu palingkan muka dan
maupun ekspositori. Langkah-langkah katakan jawabannya dengan suara
pembelajaran dengan menggunakan keras; (c) membaca pertanyaan
model SQ3R, sebagai berikut: dengan keras; lalu dengan mata
a. Survey, dengan cara tertutup katakan jawabannya
memintapeserta didik untuk dengan keras; dan (d) ulangilah.
melakukan hal berikut: (a) membaca e. Review, dengan melakukan hal yang
judul dan memikirkan maknanya; (b) sama seperti yang ada pada langkah
membaca bagian pendahuluan yang 4 (Wiesendanger, 2001).
biasanya ditemukan di paragraf
pertama atau kedua; (c) membaca

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


182 |

4. Model ECOLA (Extending Concept bagian dan materi tersebut tidak


throught Language Activities) mengharuskan urutan penyampaian.
Kelebihan model Jigsaw Learning adalah
Model pembelajaran Extending
dapat melibatkan seluruh siswa dalam
Concept throught Language Activities
belajar dan sekaligus mengajarkannya
(ECOLA) dikembangkan oleh Smith-Burke
kepada orang lain. Langkah-langkah
tahun 1982 dan bertujuan untuk
pembelajaran dalam model ini adalah
mengintegrasikan membaca, menulis,
sebagai berikut.
berbicara, dan mendengarkan untuk
pengembangan kemampuan a. Pilihlah materi pelajaran yang
keterampilan membaca. Model ini tepat dapat dibagi menjadi beberapa
digunakan untuk siswa tingkat bagian (segmen).
menengah (SMP dan SMA/SMK) (Tierny, b. Bagilah peserta didik menjadi
Readence, & Dishner, 1995). Tahapan beberapa kelompok sesuai dengan
pelaksanaan ECOLA adalah sebagai jumlah segmen yang ada. Jika
berikut. jumlah peserta didik adalah 50
sementara jumlah segmen ada 5,
a. Menentukan tujuan yang
maka masing-masing kelompok
komunikatif untuk membaca.
terdiri atas 10 orang. Jika jumlah ini
b. Membaca dalam hati.
dianggap terlalu besar, bagi lagi
c. Mewujudkan pemahaman peserta
menjadi dua sehingga setiap
didik melalui aktivitas menulis
kelompok terdiri dan 5 orang,
dengan cara menuliskan tanggapan
kemudian setelah proses telah
yang sesuai dengan tujuan yang
selesai gabungkan kedua kelompok
diharapkan.
pecahan tersebut.
d. Diskusi dan klarifikasi pemaknaan.
c. Setiap kelompok mendapat tugas
e. Menulis hasil pemahaman dan
membaca dan memahami materi
membandingkan (Tierny, Readence,
pelajaran yang berbeda-beda.
& Dishner, 1995).
d. Setiap kelompok mengirimkan
Selain dengan pendekatan dan anggota-anggotanya ke kelompok
strategi tersebut, pembelajaran lain untuk menyampaikan apa yang
membaca dapat dilakukan dengan telah mereka pelajari di kelompok.
berbagai teknik atau strategi, seperti e. Kembalikan suasana kelas seperti
strategi STUDY, PQRST, OK5R, EVOKER, semula kemudian tanyakan
dan sebagainya. Berbagai teknik tersebut sekiranya ada persoalan yang tidak
dapat dilakukan secara bervariasi terpecahkan dalam kelompok.
sehingga dapat mencegah kebosanan f. Sampaikan beberapa pertanyaan
siswa dalam belajar membaca. kepada peserta didik untuk
5. Jigsaw Learning (Belajar Model mengecek pemahaman mereka
Jigsaw) terhadap materi.

Model Jigsaw Learning


merupakan model yang menarik untuk 6. Index Card Match (Mencari
digunakan jika materi yang akan Pasangan)
dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 183

Model ini digunakan pada c. Guru meminta siswa mempelajari


keterampilan membaca dengan dengan teks bacaan yang berkaitan KD
memasangkan kartu-kartu. Peserta didik ensiklopedia.
sebelumnya ditugaskan untuk membaca d. Guru membagikan kartu kepada
atau mempelajari topik tertentu. siswa dan siswa mencari kelompok
Langkah-langkah pembelajaran dalam dengan kategori yang sama.
model ini adalah sebagai berikut. e. Siswa yang sudah berkumpul dengan
kelompoknya masing-masing
a. Guru membuka pembelajaran
diminta mendiskusikan dan
dengan menyampaikan
menempel kartu pada kertas.
tujuan/kompetensi pembelajaran.
f. Siswa memajang dan
b. Guru menentukan topik sesuai
mempresentasikan hasil
kompetensi dasar.
kelompoknya sedangkan kelompok
c. Siswa membaca teks bacaan yang
lain dapat memberikan komentar.
telah disiapkan.
g. Guru dan siswa menyimpulkan
d. Guru menyiapkan kartu sebanyak
pembelajaran.
jumlah siswa setengahnya
h. Siswa merangkum materi dalam
pertanyaan dan setengahnya
buku tugas.
jawaban.
e. Siswa mendapat kartu secara acak
dan setiap siswa mencari pasangan 8. Model OH-RATS (Overview,
kartunya.
Headings, Read, Answer, Test-Study)
f. Setelah menemukan pasangannya
siswa menjelaskan makna yang ada Model OH-RATS yang
dalam kartu. dikembangkan oleh Berrent tahun 1984
g. Guru dan siswa menyimpulkan ini mencakup kegiatan membaca,
pembelajaran. memilih informasi yang relevan, dan
h. Siswa merangkum materi dalam mereview. Model OH-RATS ini terdiri dari
buku tugas. overview, headings, read, answer, dan
test-study. Strategi ini bukan metode
untuk menulis catatan, tetapi strategi ini
7. Card Sort (Kartu Sortir) cocok untuk siswa yang belajar menulis
catatan berdasarkan pada apa yang
Model Card Sortmerupakan bagian
dibaca (Wiesendanger, 2001). Langkah
dari pembelajaran kooperatif yang mana
pembelajaran dalam model OH-RATS,
siswa bergerak secara aktif dan dinamis
sebagai berikut.
mencari pasangan kartu. Langkah-
langkah pembelajaran Card Sort, sebagai a. Tahap Overview. Dalam rangka
berikut. mengembangkan tahap overview
untuk membaca, peserta didik
a. Guru membuka pelajaran dengan
diharuskan menentukan tipe teks
menginformasikan
yang akan muncul kemudian.
tujuan/kompetensi pembelajaran.
Pertama, mintalah peserta didik untuk
b. Guru menyiapkan kartu sebanyak
melihat judul bab dan subbab untuk
siswa sesuai kategori.
mengembangkan apa yang mereka
diharapkan. Mintalah peserta didik

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


184 |

untuk menentukan jika ada pengantar sebelah kanan. Mintalah peserta didik
dan ringkasan pada bagian itu. Pada untuk menggunakan catatan hanya
tahap ini, mintalah peserta didik jika dibutuhkan (Wiesendanger,
membuat pertanyaan yang mungkin 2001).
dapat terjawab dalam teks yang akan
dibaca nanti.
b. Tahap Headings. Mintalah peserta 9. Model Directed Inquiry Activity
didik untuk mengunakan buku catatan Model Directed Inquiry Activity
hanya untuk satu tujuan. Pada bagian dikembangkan oleh Lehr tahun 1980 dan
awal setiap halaman tersendiri, Thomas tahun 1978. Model ini
mintalah peserta didik untuk menulis membantu meningkatkan pemahaman
jdul dan nomor halaman dan melipat pembaca di dalam pembelajaran
tiap-tiap kertas. Pada bagian kiri, membaca berbagai bidang studi. Model
peserta didik diminta menulis ini membantu siswa dalam memilih
beberapa pertanyaan untuk setiap informasi penting dan mengkategorikan
judul atau subjudul. informasi tersebut khususnya dalam
c. Tahap Read. Mintalah peserta didik informasi dari buku teks mata pelajaran
untuk membaca teks secara (Wiesendanger, 2001). Strategi ini
keseluruhan dengan teknik membaca membantu siswa dalam mengatur,
dalam hati. Jangan biarkan peserta mengolah, dan memahami materi teks
didik membaca terlalu panjang pada yang ditugaskan.
suatu bagian teks. Bagilah teks itu
menjadi beberapa bagian sehingga Penggunaan enam pertanyaan
memudahkanpeserta didik. Guru membantu siswa dalam memahami teks
dapat menentukan batasan judul atau baik teks narasi maupun teks ekspositori.
subjudul sebagai bahan yang dibaca Langkah-langkah yang digunakan dalam
peserta didik. modelDirected Inquiry Activity, sebagai
d. Tahap Answer. Mintalah peserta didik berikut.
untuk menentukan informasi yang a. Mintalah siswa melihat-lihat bagian
tepat dan tempatkan di kolom kanan teks yang ditugaskan.
dari halaman lipat. Ingatkan peserta b. Ajukan enam pertanyaan, yakni
didik bahwa hal ini haruslah berisi siapa, apa, kapan, di mana,
pokok-pokok penting dan mintalah mengapa, dan bagaimana.
peserta didik melengkapinya untuk c. Catat prediksi peserta didik di papan
setiap bagian teks. tulis dengan kategori yang sesuai.
e. Tahap Test Study. Mintalah peserta Gunakan pertanyaan pemeriksaan
didik untuk mengunakan catatan yang dan teknik elaborasi agar siswa
mereka buat untuk melengkapi dapat mengingat informasi penting
review akhir mereja. Dengan catatan yang berkaitan dengan teks.
mereka pada halaman yang dilipat d. Mintalah siswa membaca teks
setengahnya, mintalah peserta didik secara keseluruhan dan buatlah
membaca pertanyaan pada setia beberapa perubahan yang
bagian dan mencoba untuk menjawab diperlukan untuk prediksi mereka.
tanpa melihat teks yang ada di

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 185

e. Gunakanlah grafik pramembaca jawab tentang topik yang akan


untuk memodifikasi strategi yang dibaca. Tulis pertanyaan ini dalam
digunakan sebagai strategi pra kolom dua.
membaca dan pasca membaca d. Setelah membaca, mintalah peserta
(Wiesendanger, 2001). didik untuk menjawab pertanyaan
dan informasi lainnya dalam kolom
tiga.
10. Model KWLA (What I Already Know, e. Gunakan kolom empat untuk
What I Want to Know, What I menulis jawaban pertanyaan
Learned, and The Affect of the Story) pertama yang berpengaruh. Salah
Model KWLA (What I Already satu contoh pertanyaan: apa yang
Know, What I Want to Know, What I membuat saya tertarik. Siswa secara
Learned, and The Affect of the Story) reflek memiliki informasi penting
dikembangkan oleh Carr and Ogle tahun oleh jawaban dalam pertanyaan:
1987, serta Mandeville tahun 1994. mengapa informasi ini penting untuk
Model ini tidak hanya membantu siswa saya dan bagaimana membantu saya
untuk menghubungan apa yang mereka mengetahui informasi tersebut.
ketahui, tetapi juga memungkinkan siswa f. Jelaskan kepada peserta didik jika
untuk menilai sendiri kesesuaian, mereka juga dapat menggunakan
ketertarikan, dan nilai personal terhadap kolom ke empat untuk merespon
pengalaman belajar mereka. Model ini dengan sikap yang baru tentang
mefokuskan pada elaborasi dan pembelajaran mereka. Contohnya
pemantauan pemahaman siswa. Model peserta didik mungkin mencatat
ini bisa digunakan pada saat sebelum tentang jangkrik dan serangga
membaca, saat membaca, atau fase lainnya mendapatkan tempat yang
akhir membaca. baik dalam budaya Asia
g. Kemudian kegiatan diskusi. Jika guru
Model KWLA dapat digunakan meminta peserta didik untuk
dalam pembelajaran membaca teks mendengarkan respons teman
naratif atau ekspositorif. Strategi ini sebayanya, dan berbicara tentang
cocok untuk siswa dalam semua respon sendiri, dan kemudian
kemampuan dari SD sampai SMA respon tertulis mereka kualitasnya
(Wiesendanger, 2001). Langkah-langkah akan lebih baik (Wiesendanger,
model pembelajarn KWLA, sebagai 2001).
berikut.
a. Membuat tabel dengan empat
kolom. 11. Model Pembelajaran ARIAS
b. Bertanya kepada peserta didik apa (Assurance,
yang telah mereka ketahui untuk Relevance, Interest, Assesment,
tentang topik yang akan dibaca. Satisfaction) Dalam kaitan pembelajaran
Tulislah informasi itu pada kolom membaca, siswa saat melakukan
pertama. aktivitas membaca akan berusaha secara
c. Bertanya kepada peserta didik maksimal memahami isi teks bacaan.
pertanyaan apa yang akan mereka Dalam memahami bacaan tentunya

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


186 |

siswa membutuhkan proses yang b. Organize dengan mengorganisasikan


membuat dirinya termotivasi untuk konsep dalarn bentuk mind
membaca model ARIAS ini sangat mapping.
membantu siswa dalam memotivasi c. Rehearse dengan melatih kembali
siswa dalam melakukan kegiatan dengan cara mepresentasikan di
membaca. Beberapa langkah model depan.
pembelajaran ARIAS, sebagai berikut: d. Practice denga praktik yaitu
menuliskan kembali dengan
a. Assurance, siswa diberikan rasa
bahasanya sendiri.
kepercayaan diri oleh guru tentang
e. Evaluate dengan cara siswa
kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan esai yang
memahami bacaan.
dibuat oleh guru.
b. Relevance, guru menghubungkan isi
bacaan dengan pengalaman siswa.
c. Interest, guru mengarahkan minat 13. Model Membaca Berdasarkan Pola
dan perhatian siswa terhadap Berpikir
sesuatu yang dipelajarinya.
d. Assesment, guru memberikan Model membaca berdasarkan pola
penghargaan kepada siswa terhadap pikir menekankan pemahaman membaca
hasil evaluasi atau penilaian yang didasarkan pada pola berpikir yang
terhadap perkembangan belajar diterapkan dalam proses membaca.
siswa dalam menentukan isi bacaan. Beberapa model membaca berdasarkan
e. Satisfaction, guru mengajarkan rasa pola pikir yang disebut dengan metafora
bangga dan puas kepada siswa akan membaca, yaitu bottom-up views, top-
hasil yang dicapai sekalipun hasil itu down views, dan interactive or
masih kecil. integrative views (Hedgcock & Ferris,
2009:17). Berikut penjelasan ketiga jenis
model membaca berdasarkan pola
12. Model PORPE berpikir tersebut.
PORPE (Predict. Organize, a. Model Bottom-Up
Rehearse, Practice, and Evaluate) Model bottom-up merupakan
merupakan strategi belajar yang proses pemerolehan makna teks yang
dikembangkan oleh Simpson (1986) yang mengandalkan informasi tertulis dengan
dirancang untuk membantu siswa dalam cara memahami kata per kata atau
(1) merencanakan secara aktif, kalimat per kalimat.Dengan kata lain
memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah dalam pembelajarannya
pembelajaran mereka mengenai isi dimulai dengan membaca bagian dari
bacaan; (2) mempelajari proses-proses tataran kebahasaan yang paling rendah
yang berbelit-belit dalarn persiapan ujian yaitu dari huruf sampai pada tatararan
esai; dan (3) menggunakan proses yang paling tinggi yaitu kalimat. Model
menulis untuk mempelajari isi bacaan. ini cocok digunakan untuk pembelajaran
Tahapan model Porpe, sebagai berikut: membaca awal yang tidak membutuhkan
a. Predict dengan membuat prediksi pengetahuan awal atau sebelumnya dari
berupa pertanyaan-pertanyaan esai. pembaca.

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 187

Beberapa langkah model 4) Proses mencari makna lebih jauh,


pembelajaran bottom-up menurut Rahim pembaca melihat pada kata-kata.
(2011), sebagai berikut. 5) Jika masih belum pasti, pemabaca
1) Dimulai dengan melihat huruf- melihat lagi pada huruf-huruf.
huruf. 6) Kemudian, lakukanpencarian makna
2) Huruf-huruf kemudian pada pemikiran yang sudah
diidentifikasikan dan disuarakan. diperoleh dengan dihubungkan
dengan pengetahuan.
3) Kenali kata-kata.
4) Kata-kata dilakukan
pengelompokan ke dalam kelas c. Model Interactive
gramatikal dan struktur kalimat. Model interactivehadir karena
5) Makna diterima dari kalimat. ketidakpuasan atas pemahaman bacaan
yang ditawarkan oleh model bottom-up
6) Kemudian, makna dihubungkan
dan top-down. Sebenarnya model
dengan pemikiran.
interactive memadukan konsep kerja dari
b. Model Top-Down model bottom-up dan top-down.Model
Model membaca top-down interactivedapat diajarkan dengan
merupakan proses kegiatan membaca membuat hubungan antara teks dengan
dengan proses menafsirkan atau teks, dan teks dengan dunia sebelum,
memaknai teks berdasarkan selama, dan setelah membaca.
pengetahuan yang dimiliki pembaca Dalam menerapkan model
(Mulyati, dalam Wartika, 2015:5). Model membaca interactiveperlu
membaca top-down memiliki kelebihan, mempertimbangkan beberapa hal
yaitu sederhana, praktis, dan inovatif. berikut: 1) model interactivememberikan
Model ini digunakan untuk keleluasaan bagi pembaca untuk
meningkatkan kemampuan membaca medayagunakan kemampuan membaca,
dan motivasi dalam membaca. antara kemampuan bottom-up dan top-
Model pembelajaran membaca down secara baik; 2) model
top-down menurut Tarigan (2013), dapat interactivetepat diterapkan dengan
dilakukan dengan langkah-langkah asumsi bahwa peserta didik telah
sebagai berikut. memiliki sejumlah pengetahuan dan
pengalaman; dan 3) latar belakang
1) Mata langsung melihat pada teks. pengetahuan sangat membantu siswa
2) Berpikir dan menduga tentang dalam memahami makna teks. Hal ini
makna yang ada sesuai dengan sesuai denngan pendapat Moreillon
pengatahuan dan pengalaman yang (2007:25) bahwa dalam menilai dan
ada. membangun latar pengetahuan
memberikan dukungan penting untuk
3) Melihat kalimat sebagai contoh
memahami bacaan.
keseluruhan untuk menemukan
makna. 14. Model Pembelajaran Berbasis Genre

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


188 |

Langkah umum model semua pembaca, apakah yang


pembelajaran berbasis genre atau teks, dikatakan dalam teks relevan
terdiri atas empat tahap kegiatan, yaitu: dengan pengalaman siswa atau
pembangunankonteks, pemodelan teks, relevan dengan teks yang pernah
penyusunan teks bersama, dan dibaca sebelumnya oleh siswa terkait
penyusunan teks mandiri (Rose & topik yang sama.
Martin,2012). Lebih lanjut model c. Latihan Terbimbing (Joint
pembelajaran genre menurut Construction)
Rose&Martin (2012), dapat diterapkan
dalam pembelajaran membaca dengan Pada tahapan ini, siswa
langkah-langkah berikut. berlatih menggunakan semua hal
yang telah dipahaminya pada tahap
a. Membangun Konteks sebelumnya. Siswa melewati tahap
Tahap ini merupakan langkah- brainstorming, drafting, revising, editing,
langkah awal yang dilakukan guru proofreading, dan publishing.
bersama siswa untuk mengarahkan d. Unjuk Kerja Mandiri (Independent
pemikiran ke dalam pokok persoalan Construction)
yang akan dibahas pada materi bacaan
dengan menghadirkan beberapa jenis Pada tahapan ini, siswa diberi
teks. Teks yang diberikan bisa dalam kesempatan untuk menulis secara
bentuk teks otentik, teks adaptasi,teks mandiri, dengan bimbingan guru yang
modifikasi, teks buatan guru sendiri, atau minimal, hanya kalau diperlukan. Setelah
teks yang diberikan oleh para ahli menulis teks secara mandiri, siswa juga
pendekatan genre-based yang relevan. dapat melakukan refleksi terkait apa
yang telah ditulis atau yang
b. Menelaah Model/Dekonstruksi Teks dilakukan, atau apa yang telah
Tahap ini berisi tentang dipelajari selama pembelajaran, dan
pembahasan teks yang diberikan saat membandingkan teks yang
sebagai model pembelajaran. mereka tulis dengan teks yang ditulis
Pembahasan diarahkan pada semua oleh temannya. Siswa juga dapat
aspek kebahasaan yang membentuk menceritakan kembali apa yang telah
teks itu secara keseluruhan. Pada ditulisnya di depan kelas.
tahap ini dikembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui kegiatan
membahas serta menjawab pertanyaan- 15. Model Content and Language
pertanyaan yang jawabannya tidak Integrated Learning (CLIL)
tertera dalam teks, seperti siapa Model CLILmenurut Juan-Garau &
penulisnya, kepada siapa pesan dalam Salazar-Noguera (2015:255) merupakan
teks ditujukan, di mana teks tersebut model pembelajaran yang
dapat ditemukan, dalam konteks apa mengintegrasikan antara bahasa dan
teks itu dipakai, apakah setiap teks konten yang tujuannya memperpanjang
atau setiap pernyataan yang ada pengalaman belajar bahasa dan motivasi
dalam teks relevan dengan kehidupan dasar dalam berkomunikasi.
siswa, apakah setiap pernyataan yang Pembelajaran membaca dalam hal ini
ada dalam teks akan diterima oleh mencoba mengintegrasikan antara

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...


| 189

kegiatan berbahasa dengan DAFTAR PUSTAKA


pembelajaran membaca. Membaca Harvey, S., & Goudvis, A. (2013).
misalnya dapat diintegrasikan dengan Comprehension at the Core. The
aspek kebahasaan, sastra, tema atau Reading Teacher, 66(6), 432–439.
gagasan, dan keterampilan berbahasa doi:10.1002/trtr.1145
dalam proses pembelajaran.
Hedgcock, S. & Feeris, D. R. (2009).
Model CLIL difokuskan pada Teaching Readers of English:
pemahaman siswa terhadap bacaan Students, Texts, and Contexts.
setelah melalui proses membaca.Setelah New York: Routledge.
itu, siswa mengaktualisasikan
kemampuan membacanya melakukan Juan-Garau, M., & Salazar-Noguera, J.
unjuk kerja, baik secara lisan, maupun (Eds.) (2015). Content-Based
tulisan. Perlu diperhatikan dalam Language Learning in
mengitegrasikan bahasa dan konten Multilingual Educational
perlu memadukan pembelajaran bahasa Environments. Netherlands:
dengan sub-sub disiplinnya atau bisa Springer.
secara antardisiplin dengan cara Kubowitz, H. (2012). The Default Reader
mengintegrasikan pada tataran konsep, and a Model of Queer Reading
topik, dan proses. and Writing Strategies or:
Obituary for the Implied Reader.
Literature, Bio-psychological
SIMPULAN Reality, and Focalization, 46(2).
Model pembelajaran dalam 202.
meningkatkan kemampuan membaca Mohamad, A. (2016). Kemampuan
siswa yang sudah dan dapat diterapkan Membaca Bangsa Indonesia
oleh para pengajar bahasa Indonesia Urutan 60 Dunia. Online, diakses
yaitu model Anticipation Guide, model 1 September 2018.
Model DRTA, Model SQ3R, model ECOLA, https://www.merdeka.com/dunia
model Jigsaw Learning, model Index Card /kemampuan-membaca-bangsa-
Match, model Card Sort, model OH- indonesia-urutan-60-dunia.html
RATS, Model Directed Inquiry Activity,
model KWLA, model pembelajaran Moreillon, J. (2007). Collaborative
ARIAS, model PORPE, model membaca Strategy for Teaching Reading
berdasarkan pola berpikir, model Comprehension: Maximizing Your
pembelajaran berbasis genre, dan Model Imfact. Chicago: American Library
CLIL. Beberapa model pembelajaran Association.
membaca tersebut bisa menjadi pilihan Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Foy, P., &
dalam menggunakan bahan ajar Drucker, K.T. (2012). PIRLS 2011
membaca yang dikembangkan dengan International Result ini Reading.
menyesuaikan dengan desain bahan ajar Chelstnut Hill, MA: Boston
yang dikembangkan. College.
Ngalimun & Alfulaila, N. (2014).
Pembelajaran Keterampilan

` `

Seminar Nasional MLI Cabang Universitas Bengkulu, Sabtu, 3 November 2018


190 |

Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Tierney, R. J., Readence, J.E., & Dishner,


Aswaja Pressindo. E.K. (1995). Reading Strategies
and Practices: a Compendium.
Noermanzah, N. (2015). Peran Dosen
The United States of Amarica
Bahasa dan Sastra Indonesia
(USA): Allyn & Bacon.
dalam Mempertahankan Bahasa
Indonesia sebagai Alat Pemersatu Tierney, Robert J., John E. Readence, &
Negara Kesatuan Republik Ernest K. Disher. (1990). Reading
Indonesia pada Era Globalisasi. In Strategies and Practice A
Prosiding Seminar Nasional Bulan Compendium. Boston: Allyn and
Bahasa 2015. Unit Penerbitan Bacon.
FKIP Universitas Bengkulu, p. 274. Wartika, E. (2015). Penerapan Teknik
http://repository.unib.ac.id/1113 Membaca Top Down untuk
3/ Meningkatkan Kemampuan
Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca Membaca Siswa Kelas IX di SMPN
di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi 2 Jatinangor. Jurnal Pendidikan
Aksara. Bahasa dan Sastra, 15(1), 5.
Rose, D., & Martin, J.R. (2012). Learning Wiesandenger, K. D. (2001). Strategies
to Write, Reading to Learn. for Literacy Education. Columbus,
London: Equinox. Ohio: Merril Prentice Hall..
Tarigan, H. G. (2013). Membaca sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

NOTULEN SEMINAR
1. Tanya Jawab Peserta
a. Ahlul dari FKIP Bahasa Indonesia UNIB mengajukan pertanyaan tentang
model yang paling tepat digunakan disetiap jenjang pendidikan dan
tanggapan pemakalah adalah dengan menggunakan model CLIL yang
berbasis genre dengan menggunakna berbagai jenis teks yang dikaitkan
dengan berbagai tekam yang kontekstual.
2. Saran Pembahas (Dr. Arono, M.Pd.)
a. Perlu perincian tentang sistematika fokus perkembangan dasar.

Noermanzah-Model-Model Pembelajaran Membaca...

Anda mungkin juga menyukai