Nutrisi
Nutrisi
Nutrisi
b. Ketenaga kerjaan
Usaha Peternakan ini hanya memiliki satu orang karyawan saja dengan latar
belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Karyawan ini bertugas untuk menangani
segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek pemeliharaan ternak babi
TATALAKSANA PETERNAKAN
Populasi Ternak
Populasi ternak babi pembibitan terdiri dari babi pre starter, starter, induk,
induk bunting, induk menyusui, dan pejantan. Adapun populasi ternak babi
pembibitan tertera pada Tabel 1
Ekor
No
Prestater stater grower Induk Jantan
1 31 18 50 14 2
Tota 115
l
Data ini merupakan data yang diambil pada saat penulis melaksanakan
magang, namun sebenarnya data ini dapat berubah karena akan ada
penambahan anak babi dari induk bunting bahkan anak babi yang mati pada
saat melahirkan
Litter size per induk adalah 10 ekor anak babi . Kawin alami yang
dilakukan selama kegiatan magang adalah dilakukan dua kali, Hasil dari
perkawinan tersebut anak yang lahir lebih dominan pada bangsa atau jenis
induknya.
Tatalaksana Rutin
vinsensiusventi
Senin, 15 September 2014
laporan praktik kerja lapang tentang prosesing semen beku sapi bali
dan semen cair ternak babi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapang (PKL) yang wajib diikuti mahasiswa/i semester VI
Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri
Kupang (PPNK) merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam
kegiatan kurikuler. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan
kemampuan dan wawasan mahasiswa/i yang mencakup budidaya atau
produksi, manajemen dan pemasaran dalam usaha di bidang Peternakan.
Berdasarkan hal tersebut, setiap mahasiswa/i peserta PKL diberi
kesempatan untuk melakukan praktik kedua lokasi yang dianggap layak
oleh PPNK. Khusus untuk mahasiswa/i Jurusan Peternakan, Program Studi
Produksi Ternak, komoditi yang dipilih dalam kegiatan PKL adalah bukti
minat mahasiswa dan kelayakan lokasi.
Dalam kegiatan PKL ini mahasiswa/i Program Studi Produksi
Ternak berkesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang komoditi
ternak yang diminati sehingga diharapkan nantinya setelah menyelesaikan
pendidikan di PPNK, mahasiswa/i bersangkutan dapat mengaplikasikan
pengalamannya tersebut. Laporan ini berisi paparan hasil kegiatan PKL
yang telah dilakukan sesuai dengan komoditi yang dipilih yaitu Manajemen
Pemeliharaan Ternak Babi.
Ternak babi merupakan salah satu komoditi Peternakan yang cukup
potensial untuk dikembangkan. Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat
mengkonsumsi makanan dengan efisien, sangat prolifik yakni beranak dua
kali setahun dan sekali beranak antara 10 – 14 ekor. Untuk memperoleh
hasil yang optimal dalam menjalankan usaha ternak babi terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dan tatalaksana pemeliharaan yang
meliputi perkandangan, kebersihan kandang, pemeliharaan induk,
anak babi, ternak babi jantan dan babi usia tumbuh serta penanganan hasil
produksi.
Hal lain yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dalam suatu usaha
Peternakan babi adalah tenaga yang terampil dalam mengelola usaha
tersebut. Keterampilan yang handal dapat diperoleh secara formal melalui
pendidikan dan pengalaman praktis. PPNK merupakan sebuah lembaga
pendidikan yang berorientasi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
keterampilan dan wawasan yang luas mengenai sektor pertanian maupun
sub sektor Peternakan melalui pelaksanaan PKL.
1.4 Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan PKL ini adalah pengamatan
langsung di lapangan, diskusi dan wawancara dengan petugas kandang,
terlibat langsung dalam kegiatan tatalaksana pemeliharaan ternak babi, dan
studi pustaka/literatur.
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
2.2 Lokasi
Lokasi usaha Peternakan pembibitan babi di Desa Banjar Kuda Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli Propinsi Bali memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Padpadan
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Malet
3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Perian
4. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bayunggede
2.3 Organisasi
2.3.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada usaha pembibitan ternak babi sangat sederhana
yakni hanya terdiri dari satu orang karyawan. Namun demikian Peternakan
ini memiliki bentuk kerja sama yang jelas dengan PT. KPS. Adapun struktur
organisasi dan bentuk kerja sama antara PT. KPS dengan
peternak tertera pada gambar 1.
Keterangan: Garis Komando
Gambar 1. Struktur organisasi dan bentuk kerja sama antara PT. KPS
dengan Peternak dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. PT. KPS: Sebagai pengawas dan penyedia induk, jantan, semen,
pakan, obat-obatan, vaksin, spoit, dan transportasi untuk distribusi anak babi
sapihan.
2. Bapak Tantra: Sebagai pemilik kandang dan menyediakan peralatan
kandang yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan ternak
3. Karyawan: Melaksanakan tanggung jawab dalam pemeliharaan ternak
babi
2.3.2 Ketenagakerjaan
Usaha Peternakan ini hanya memiliki satu orang karyawan saja dengan latar
belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Karyawan ini bertugas
untuk menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek pemeliharaan
ternak babi khususnya pembibitan.
2.3.3 Jaminan Sosial
Jaminan sosial bagi pekerja di Peternakan ini adalah dengan
pemberian upah/gaji kepada karyawan sebesar Rp
1.000.000/bulan. Peternak memberikan bonus kepada karyawan sebesar Rp
7.000/ekor setiap anak babi sapihan. Selain itu juga karyawan
bisa mendapatkan pinjaman uang tanpa bunga kepada pemilik peternakan.
2.3.4 Fungsi sosial
Usaha ini memiliki fungsi sosial sebagai berikut:
1. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat
2. Feses atau limbah ternak babi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk dijadikan pupuk
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan
kegiatan PKL, magang atau penelitian.
2.4 Lingkungan Peternakan
2.4.1 Kondisi Fisik
Usaha pembibitan babi yang terletak di Desa Banjar Kuda Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali berada di ketinggian 1003 meter
diatas permukaan laut (DPL) dengan topografi yang rata.
BAB III
TATALAKSANA PETERNAKAN
3.1 Populasi Ternak
Populasi ternak babi pembibitan terdiri dari babi pre starter, starter, induk,
induk bunting, induk menyusui, dan pejantan. Adapun populasi ternak babi
pembibitan tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi Ternak Babi Pembibitan Tahun 2014
Fas
e Ju
Pe ml
YS LDR DR PTN LY
No mel ah
(ekor) (ekor) (ekor) (eko) (ekor)
iha (ek
raa or)
n
Pre
1 sta 21 50 65 20 40 35
ter
Sta
2 15 40 50 15 20 25
rter
Ind
uk
3 83 15 35 - 23 10
kos
ong
Ind
uk
4 me 14 4 5 - 3 3
nyu
sui
Ind
uk
5 10 2 4 - 4 -
bun
ting
Pej
6 ant 4 1 - 3 - -
an
Tota
471
l
Sumber: Peternakan Bapak Tantra Tahun, 2014
Keterangan: YS: Yorkshire, LDR: Landrace, DR: Duroc, PTN: Pitrain, LY:
Landrance-Yorkshire
Data ini merupakan data yang diambil pada saat penulis melaksanakan PKL,
namun sebenarnya data ini dapat berubah karena akan ada penambahan anak
babi dari induk bunting bahkan anak babi yang mati pada saat melahirkan.
Induk menyusui yang sudah beranak lima kali diafkir. Dari 14 ekor induk
menyusui yang sudah beranak tiga kali sebanyak 10 ekor dan yang beranak
dua kali sebanyak 4 ekor. Mortalitas anak babi dari fase pre-starter sampai
pada fase starter adalah 17%. Tabel 1 menunjukkan bahwa sex ratio dari
jumlah pejantan yang digunakan untuk mengawini induk adalah 1:27 artinya
1 ekor pejantan dapat mengawini 27 ekor induk.
Litter size per induk adalah 15 ekor anak babi hal ini karena perkawinan
ternak dilakukan 2-4 kali baik secara alami maupun IB. Kawin alami yang
dilakukan selama kegiatan PKL adalah dilakukan dua kali, sedangkan untuk
kawin IB dilakukan tiga kali. Hasil dari perkawinan tersebut anak yang lahir
lebih dominan pada bangsa atau jenis induknya.
Beberapa jenis ternak babi yang dipelihara di Peternakan ini antara lain:
1. Yorkshire (Large white)
Yorkshire (Large white) berasal dari Inggris dengan ciri-ciri kepala/muka
berbentuk seperti mangkuk, telinga tegak, badan besar, panjang dan dalam,
warna seluruh tubuh putih, bersifat sebagai induk yang baik dan air susunya
banyak (Prasetya, 2012).
Berdasarkan ciri di atas, ternak babi yorkshire yang ada
di Peternakan memiliki ciri yang sama yakni warna bulu putih, muka agak
cekung, telinga tegak, memiliki sifat keibuan yang baik, tubuh panjang dan
dalam, dan puting susu 6 −7 pasang.
2. Landrance
Babi landrace merupakan babi unggul yang berasal dari Denmark, dengan
ciri-ciri tubuh panjang dan dalam, kepala kecil agak panjang, telingga
terkulai rebah kedepan, warna putih halus dan bulu halus (Prasetya, 2012).
Ternak babi yang ada di peternakan ini memiliki ciri-ciri seperti yang
dikemukakan Prasetya yaitu, telingga terkulai, tubuh panjang dan dalam,
memiliki, dan warna bulu putih dan halus.
3. Duroc
Ternak babi ini berasal dari Amerika dengan ciri-ciri kepala panjang dan
lebar, profil muka cekung, telinga sedang dan cenderung terkulai kedepan,
mata besar berwarna coklat muda, hidung pendek serta moncongnya lebar
dan panjang, badan yang kompak dan memanjang, warna bulu coklat
kemerahan (Wheindrata, 2013).
Ternak babi yang ada memiliki ciri-ciri yang sama dikemukakan oleh
Wheindrata yakni badan yang kompak dan panjang, warna bulu coklat
kemerahan, hidung pendek serta moncongnya lebar dan panjang, dan telinga
terkulai ke depan.
4. Pitrain
Ternak babi ini berasal dari Belgia dengan ciri-ciri memiliki warna bulu
putih, tubuh besar, memiliki perototan pada bagian pantat, kaki kuat,
memiliki 7 pasang puting susu dan telinga tegak.
5. Landrance-Yorkhsire (LY)
Babi Ly merupakan persilangan antara Landrance dan Yorkshire yang
dilakukan oleh PT. KPS. Babi Ly ini membawa ciri-ciri kedua babi
persilangan tersebut yakni warna bulu putih , telinga terkulai ke
depan, memiliki sifat keibuan, puting susu 6 − 7 pasang serta tubuh panjang
dan besar.
3.2 Tatalaksana Rutin
Kegiatan rutin yang dilakukan meliputi pemberian pakan dan air minum,
pembersihan kandang, mengenal tanda-tanda birahi, perkawinan,
penanganan kelahiran, dan pencegahan serta penanganan penyakit.
3.2.1 Pemberian Pakan dan Air Minum
Ternak babi menyusui dan induk bunting yang akan melahirkan diberikan
dua kali sehari yaitu pagi pukul 07.00 WITA dan sore pukul 03.00
WITA masing-masing sebanyak 2,5 kg/ekor setiap kali pemberian.
Ternak babi pejantan dan induk kosong diberikan satu kali dalam sehari
yaitu pagi hari pukul 07.00 WITA sebanyak 2 kg/ekor. Bagi ternak babi
dengan kondisi badan kurus diberikan satu kali sehari dengan jumlah 3
kg/ekor. Menurut Sihombing (1991), konsumsi ransum per hari (kg) untuk
induk bunting 2,0 - 2,5 kg, induk laktasi 3,0 - 4,5 kg, pejantan 2,0 - 2,5 kg,
sedangkan induk kering 2,5-3,5 kg.
Pemberian pakan yang dilakukan dalam bentuk kering. Prasetya (2012)
menyatakan bahwa pemberian pakan babi secara kering dapat memberikan
rangsangan agar bisa memperoleh berat hidup yang maksimal. Pakan
yang diberikan bagi ternak selama PKL yaitu pakan jadi dalam bentuk pelet
dengan merek NP 56. Komposisi bahan pakan NP 56 tertera pada Tabel 2.
Sedangkan pemberian air minum secara ad libitum (selalu
tersedia) dengan menggunakan nippel melalui saluran pipa sehingga ternak
babi dapat minum sendiri.
Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan dengan Merek NP56
No Komposisi %
1 Kadar air Max 13,00
2 Protein 15,50-17,50
3 Lemak Min 4,0
4 Serat Max 9,0
5 Abu Max 8,0
6 Calcium Min 0,90
7 Phosphor Min 0,70
Sumber: PT.Charoen Pokphand Indonesia Tahun 2014
3.7 Pemeliharaan Pejantan
Pejantan dipelihara dalam kandang individu dengan ukuran panjang 161 cm,
lebar 72 cm dan tinggi besi pembatasnya 51 cm. Perawatan
pejantan dilakukan dengan tujuan pejantan dapat megawini induk yang
birahi sebelum semen dari PT. KPS didatangkan. Pemberian pakan
dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pagi hari pukul 07.00 Wita sebanyak
2 kg/ekor.
3.8 Perkembangbiakan
Kunci utama dalam suatu usaha pembibitan babi dalam
rangka meningkatkan produtivitas adalah menajemen perkawinan dan
seleksi bibit.
3.8.1 Perkawinan Ternak
Perkawinan ternak babi dilakukan secara alami dan menggunakan
teknologi Inseminasi Buatan (IB). Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam perkawinan adalah mendeteksi birahi. Pendeteksian birahi di
Peternakan ini dilakukan dengan cara ternak jantan dikeluarkan dari dalam
kandang kemudian dipertemukan dengan induk. Apabila ternak jantan
menaiki induk itu maka dapat disimpulkan bahwa induk tersebut sedang
mengalami birahi sehingga selanjutnya karyawan dapat menentukan waktu
yang tepat untuk mengawinkannya agar tercapainya pembuahan yang tinggi.
Berkaitan dengan perkembangbiakan yang penting untuk diperhatikan
adalah menentukan masa birahi dan waktu mengawinkan babi.
1. Masa birahi
Masa birahi pada induk hanya berlangsung selama 2 – 5 hari yang
ditandai dengan sikap diam (siap mau dikawin), vulva membengkak dan
berwarna merah serta nafsu makan berkurang (Wheindrata, 2013).
Massa birahi pada babi di peternakan ini sesuai dengan
pendapat Wheindrata yakni 2 – 5 hari bervariasi antara induk yang
sudah pernah beranak dan yang belum pernah beranak. Tanda-tanda babi
birahi di Peternakan ini adalah vulva membengkak dan berwarna merah,
nafsu makan berkurang, mengeluarkan lendir putih dari vulva, dan jika
ditekan pada bagian punggung babi akan diam.
2. Waktu mengawinkan babi
Perkawinan ternak babi di Peternakan tersebut adalah pada saat babi dara
berumur 6 − 7 bulan dengan bobot badan 90 − 100 kg untuk ternak
babi yang baru pertama kali dikawinkan, sedangkan babi jantan dapat
dikawinkan pada umur 8 − 10 bulan dengan bobot badan 110 −120
kg. Lama birahi untuk induk dara yang pertama kali dikawin adalah 60
jam. Sedangkan untuk induk babi yang pernah beranak 40 jam (Ardana dan
Putra, 2008).
Dalam kegiatan PKL yang dilakukan apabila ternak babi birahi pada pagi
atau sore hari maka langsung dikawinkan baik secara alami maupun
dengan IB. Perkawinan dilakukan 2-4 kali untuk memungkinkan beranak
banyak dengan menggunakan pejantan yang sama atau dikawinkan secara
IB setelah dikawinkan secara alamiah. Sesuai hasil pengamatan, penentuan
waktu perkawinan secara alamiah menunjukkan hasil
yang sangat baik dimana dari 20 ekor induk yang birahi dan di kawinkan, 15
ekornya tidak menunjukan gejala-gejala birahi lagi atau
bunting. Sedangkan penentuan waktu perkawinan secara IB menunjukkan
hasil yang kurang baik dimana dari 10 ekor induk yang
birahi dan di kawinkan, hanya 3 ekor yang bunting.
3.8.2 Seleksi Bibit
Seleksi atau memilih bibit pejantan dan induk sangat penting untuk
menentukan hasil pembibitan yang diperoleh karena pejantan dan induk
yang berkualitas akan menghasilkan bibit yang unggul (Wheindrata, 2013).
Pelaksanaan seleksi ternak babi yang akan dijadikan bibit yang dilakukan
oleh petugas dari PT. KPS di kandang penggemukan dengan melihat
beberapa kriteria: 1) Induk, dilihat dari kesehatannya (sehat), memiliki sifat
keibuan yang diturunkan dari induknya, kaki lurus dan kuat, paha lebar dan
tebal, tubuh memanjang, jumlah puting susu minimal 14 pasang,
pertumbuhan cepat menjadi besar; 2) Ternak babi jantan, kaki kuat,
(terutama kaki belakang) dengan tumit yang kuat, kuku rapat, testes
simetris, memiliki sifat agresif, tubuh panjang, punggung agak melengkung
dan kuat. Selanjutnya hasil seleksi diserahkan kepada Peternakan yang
bermitra dengan PT. KPS yang memerlukan pejantan dan induk baru.
3.9 Perkandangan
Untuk mencapai kesuksesan dalam suatu usaha Peternakan babi, kandang
yang baik merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Wheindrata (2013) menyatakan bahwa kandang merupakan
syarat utama untuk dapat beternak babi karena kandang mempunyai peranan
sangat penting untuk perkembangan dan keberhasilan Peternakan babi.
Perkandangan di Peternakan Bapak Tantra adalah kandang terbuka yang
berbentuk ganda. Tipe kandang ini adalah tipe kandang ganda yang letaknya
saling berhadapan satu dengan yang lain. Prasetya (2012) menyatakan
bahwa, kandang ganda yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris
yang letaknya bisa saling berhadapan ataupun bertolak belakang. Atap
kandang tersebut terbuat dari seng, lantai kandang dari semen dan
tiangnya terbuat dari semen dan beton.
Dinding kandang induk dan pejantan terbuat dari besi beton dan alas
kandang terbuat dari semen yang sengaja dibuat lubang agar air kencing dan
fesesnya tidak tertimbun di atas lantai. Pada kandang induk menyusui,
lantai dilapisi dengan karet yang berlubang sehingga air kencing dan
fesesnya tidak tertimbun serta dindingnya terbuat dari besi beton.
Jenis dan ukuran kandang yang ada di peternak Bapak Tantra dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis dan ukuran kandang di Peternakan Bapak Tantra
Ukuran kandang
L T
P
e i
a
K b n
n
N an a g
ja
o da r g
n
ng i
g
( (
(c
c c
m
m m
)
) )
1 B 1 7 5
ok 6 2 1
s 1
pe
m
an
as
In
du
k
2 1
m 7
2 1 7
en 4
9 9
yu
su
i
In 2 1
6
3 du 1 0
2
k 7 2
Pe
2 1
ja 6
4 1 5
nt 5
7 0
an
Sumber: Peternakan Bapak Tantra (2014)
Bangunan kandang yang ada di peternakan selama PKL adalah menghadap
arah Timur – Barat. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetya
(2012) bahwa kandang sebaiknya dibangun menghadap ke timur untuk
memperoleh sinar matahari pagi yang cukup, sebab sinar matahari pagi tidak
begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar matahari
berfungsi untuk membantu proses pembentukan vitamin D, desinfektan, dan
mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.
BAB IV
PENANGANAN HASIL
4.1 Produksi Perusahaan
Tujuan dari suatu usaha Peternakan adalah mendapatkan hasil yang
memuaskan atau mendapatkan keuntungan.
Hasil usaha yang diperoleh Peternakan Bapak Tantra yakni adalah bukan
dari hasil penjualan ternak babi fase finiser atau induk yang diafkir maupun
jantan tetapi hasil dari anak babi sapihan. Berdasarkan hasil
pengamatan selama kegiatan PKL, dari 90 ekor induk menghasilkan anak
babi sapihan sebanyak 150 ekor/bulan.
Selama kegiatan PKL berlangsung induk yang melahirkan sebanyak 14 ekor
dari 98 ekor induk yang dipelihara. Dari semua Anak babi yang dilahirkan
tersebut ada yang mati sebelum proses penyapihan, 150 ekor berhasil di
sapih dan ada pula yang belum disapih karena kondisi tubuh anak babi yang
tidak layak disapih (kurus, tidak lincah, lemah). Anak babi yang belum
disapih selanjutnya dipindahkan ke induk menyusui yang lain.
4.2 Pemasaran
Penghasilan yang didapatkan di Peternakan tersebut bersumber dari hasil
penyapihan anak babi. Anak babi yang berumur 21 - 28 hari diserahkan ke
PT. KPS. Sesuai kesepakatan kerjasama dengan KPS, dengan jumlah
produksi 150 ekor maka Peternak menerima kompensasi sebesar Rp
85.000/ekor. Jika produksi jumlah anak babi sapihan kurang dari 125 ekor
maka kompensasi yang diterima hanya sebesar Rp 72.000/ekor, sedangkan
jika jumlah produksi anak babi sapihan di bawah 100 ekor maka kompensasi
yang akan diterima sebesar Rp 65.000/ekor. Selama kegiatan PKL jumlah
produksi anak babi sapihan sebanyak 150 ekor.
4.3 Analisis Usaha
Analisis usaha perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan dan kelayakan ekonomi perusahaan tersebut. Beberapa analisis
usaha yang dilakukan adalah input output (IO), Revenue cost ratio (R/C),
Benefit cost ratio (B/C), dan Break event point (BEP).
A. Analisis Input-output
Dalam analisis ini diperlukan informasi perhitungan biaya, baik biaya
variabel maupun biaya tetap dan penerimaan yang diperoleh suatu usaha.
Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan secara proposional sesuai
dengan volume kegiatan, sedangkan biaya tetap yaitu biaya yang tidak
berubah karena perubahan kegiatan dalam rentang yang relevan, (Rohani,
2011).
Perhitungan biaya yang dikeluarkan dan penerimaan di Peternakan Bapak
Tantra selama kegiatan PKL berlangsung tertera pada Tabel 4 dan 5.
Tabel 4. Biaya di Peternakan Bapak Tantra periode 11 Maret – 26 April
2014
1. Biaya Tetap
Peny
usut
an
Uraia HS TH
NO Vol UE 1,5
n (Rp) (Rp)
Tahu ulan
n (45
hari)
Kand
ang 200.0 200.0 2.50
20.00
1 dan 1 00.00 00.00 10 0.00
0.000
Fasilit 0 0 0
asnya
2.50
Jumlah 0.00
0
Keterangan: Vol: Volume, HS: Harga Satuan, TH: Total Harga, UE: Usia
Ekonomi
2. Biaya Variabel
No U P H T
r e a o
ai r r t
a b g al
n u a (
l S R
a a p
n t )
u
a
n
(
R
p
)
2 3
L 5 7
is 1, 0. 5.
1
tr 5 0 0
ik 0 0
0 0
1 1
0 5
A 1, 0. 0.
2
ir 5 0 0
0 0
0 0
1.
K 5
ar 0
y 0.
a 0 2.
w 0 5
a 0 5
1,
3 n + 0.
5
+ 1. 0
b 0 0
o 5 0
n 0.
u 0
s 0
0
3.
0
7
Jumlah 5.
0
0
0
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Peternakan
milik Bapak Tantra telah melakukan tatalaksana pemeliharaan ternak
babi dengan cukup baik. Hal ini terlihat pada penanganan perkawinan,
perkandangan, kebuntingan, kelahiran, kesehatan dan pemberian pakan.
Penghasilan yang diperoleh Bapak Tantra perbulan dari usaha kerja sama
dengan PT. KPS dalam bidang usaha pembibitan babi adalah Rp 7.175.000.
3.2 Saran
Disarankan agar dalam pemeliharaan ternak babi khususnya tatalaksana
pemeliharaan, pencegahan terhadap penyakit dan sanitasi kandang tetap
diperhatikan dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rohani. (2011). Pengelolaan
Usaha Peternakan. http://www.google.co.id. (27 Juli 2014).
Diposting oleh Dhedy003 di 19.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2014 (3)
o ▼ September (2)
► 2013 (3)
Mengenai Saya
Dhedy003
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.